Filsafat Berfikir

DASAR PANDANGAN ORANG YANG BERTAKWA (2)

DASAR PANDANGAN ORANG YANG BERTAKWA (2)

Oleh: Ading Nashrulloh

PENGARUH IBADAH BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

1.51. IBADAH ADALAH SATU PAKET DENGAN KEHIDUPAN
Ibarat badan dengan jiwanya, maka kehidupan menjadi ada. badan tanpa jiwa, atau jiwa tanpa badan adalah kematian bagi manusia.sesungguhnya kehidupan manusia dengan kewajibanya untuk ibadah kepada Tuhan adalah satu paket yang utuh. manusia jelas pada umumnya lebih memperhatikan segi hidupnya ketimbang ibadahnya. Tetapi ini tidak berlaku bagi orang yang beriman. ia lebih memperhatikan ibadah sebab ibadah itulah jiwa bagi kehidupannya.
1.52. Kehidupan manusia tanpa ibadah
Setiap peradaban manusia rupanya menyadari akan pentingnya ibadah. Selalu ditemukan dalam setiap peradaban manusia, hal yang berupa ibadah, agama, atau keyakinan kepadanya adanya Tuhan. Kesimpulan yang dapat diambil. Kehidupan manusia tanpa ibadah tidak akan banyak menghasilkan peradaban, atau karya nyata. Ini merupakan suatu potensi yang mendukung bagi upaya mengembalikan manusia kepada agamanya yang sebenarnya yaitu Islam. Tatkala dakwah Islam telah sampai pada mereka tetapi dalam non islamnya, maka mereka pantas mendapat kehampaan hidup dan siksa.
1.53. MASALAH HIDUP YANG SEMAKIN RUMIT
Ada dua hal yang perlu kita renugkan tentang fenomena ibadah dan hidup manusia dari waktu ke waktu semakin maju dari sisi teknologi hasil ilmu dan sains, di samping juga semakin kompleks permasalahan yang datang kepadanya.Sementara agama atau ibadah hanya tetap berkedudukan sebagai pemberi solusi dan inspirasi bagi hasil teknologi dan teratasinya masalah-masalah yang rumit itu. Artinya bahwa manusia memerlukan 2 hal: 1.agama yang kompitibel dengan perkembagan zaman. 2.Keseriusan mereka untuk menerapkan agama.
1.54. MANUSIA HANYA BUTUH ISLAM SEBAGAI JALAN KEHIDUPAN
Manusia selalu menginginkan dua hal vital dalam hidupnya. Pertama, terhindar dari musibah atau teratasinya suatu musibah. Kedua, meraih ketenangan hidup. Bagaimana mereka dapat meraih kedua hal tersebut? Tentu membutuhkan suatu metode. Di atas semua itu terlebih dahulu ia harus merumuskan apa yang dimaksud dengan musibah itu. Musibah terjadi apabila manusia kehilangan tiga hal yang utama pemberian dari ALLOH. Pertama, kehidupan. Kedua, kebebasan, Ketiga, hidayah. Ketika manusia kehilangan ketiganya atau salah satu darinya, maka itulah musibah. Ketenangan hidup terjadi ketika kehidupan berjalan sebagaimana biasanya, kebebasan pun tak mengalami hambatan dan hidayah dari sisi-Nya datang membimbing kehidupan ini. Kebalikan dari situasi tenang adalah kacau, dan kacau itu timbul dari suatu musibah yang menimpa salah satu dari ketiganya atau ketiga-tiganya. Agar ketenangan dicapai dan musibah dapat dihindari maka perlu suatu metode. Metode apakah yang dapat menyelamatkan manusia akan kehidupan, kebebasan dan hidayahnya? Jawabnya adalah Islam. Sebab itu Islam menentukan wujud kehidupan manusia dengan wujud yang paling mentereng. Boleh dikatakan dan dapat dibuktikan manusia tanpa Islam hakikatnya ia mati, terpenjara dan sesat.
1.55. IBADAH YANG BATIL MEMBAWA KERUSAKAN PADA KEHIDUPAN
Pada bagian yang lalu telah diungkap bahwa ibadah adalah belahan jiwa bagi kehidupan manusia. Artinya kehidupan manusia akan berjalan dengan penuh dinamika dengan adanya aktiitas ibadah yang mereka lakukan. Namun haruslah kita sadari bahwa tidak semua ibadah berdampak pada kebaikan, kemuliaan, kebahagiaan, yang hakiki dunia dan akhirat. Banyak fakta-fakta agama-agama justru membawa pada kehancuran pada hati, akal, badan, keluarga, masyarakat, negara dan memupus harapan di negeri akhirat. Hal ini bisa terjadi karena agama yang dianut manusia itu bukan agama yang turun dari Pencipta diri mereka. Hal ini terjadi secara nyata dikarenakan konsep ibadah yang mereka jalankan bukan diambil dari Islam. Agama dan ibadah apapun selain dari Islam, tidaklah mendatangkan keuntungan apapun bagi manusia. Kalau demikian manusia itu memang sangat rugi atas keseluruhan waktu-waktunya ketika mereka tidak mau menerima Islam dan tidak mau beramal untuk ibadah kepada-Nya.

1.56. BILA KEHIDUPAN INGIN DAMAI, MAKMUR DAN TENTRAM
Alloh ciptakan manusia dengan tugasnya sebagai hamba. Alloh turunkan Islam pula untuk manusia sebagai jalan ibadah kepada-Nya. Islam bertujuan memelihara kepentingan dan kemuliaan manusia di dunia dan di akhirat. Mereka akan mulia lahir batin, dunia akhirat, jika Islam menjadi jalan kehidupan mereka. Perjalanan waktu menunjukkan masalah-masalah yang dihadapi manusia semakin banyak, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk bumi dan perubahan suasana psikologis manusia dengan beragam kebutuhannya yang semakin banyak serta kompleks. Suasana makmur, damai dan tentram seakan sulit lagi untuk diraih. Berbagai upaya dilakukan untuk menaklukan permasalahan demi permasalahan. Ternyata yang timbul adalah, hilang satu masalah timbul lebih banyak masalah baru. Adakah rumus universal bagi manusia untuk keluar dari berbagai krisis itu ? Jawabnya ada, Itulah Islam. Sesungguhnya Islam merupakan metode dari sisi ALLOH yang dapat dilaksanakan secara manusiawi untuk mengatasi berbagai masalah-masalah itu. Manusia sudah ada, Islam juga sudah turun. Selama ini, di akhir-akhir perjalanan kehidupan manusia, manusia semakin jauh dari Islam, dan Islam semakin hanya tinggal tulisan, nama dan simbol-simbolnya saja. Apabila manusia dengan Islam telah menyatu, maka kehidupan akan damai, tentram dan makmur.

1.57. MANUSIA TIDAK BUTUH AGAMA SELAIN ISLAM
Alloh yang tidak menurunkan agama selain Islam. Dan di muka bumi tidak ada manusia yang bukan ciptaan Alloh. Pencipta manusia dan alam semesta ini hanya Alloh semata. Dia tidak punya sekutu. Karena itu manusia di sepanjang hidupnya sama sekali tidak membutuhkan sesembahahan lain selain penciptanya sendiri. Karena itu manusia tidak membutuhkan agama selain dari agama Islam. Agama selain Islam tidak dibutuhkan manusia untuk sampai pada kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Agama-agama selain Islam apabila tetap dianut oleh manusia, maka manusia yang menganutnya itu tidak akan meraih apapun kecuali kerugian yang besar. Oleh karena itu sudah sewajarnya dan sudah waktunya manusia kembali kepada Islam. Agamanya yang sejati sejak ia masih ada di alam rahim dan alam di bawah usia akil baligh. Bila manusia kembali pada Islam, berarti menyatukan dua kekuatan muka bumi, yaitu manusia dan Islam, untuk menggerakkan roda kehidupan yang penuh kedamaian. JIwa manusia dan jiwa Islam semestinya menyatu.Hanya jiwa manusia yang bisa memahami Islam, dan hanya Islam yang bisa memahami jiwa manusia.

BAB 8 IBADAH SEBAGAI KEWAJIBAN MANUSIA

1.58. ARTI KEWAJIBAN

Kewajiban senantiasa berkaitan dengan hati nurani, kebutuhan, aturan dan tujuan serta bersifat transendental. Kewajiban terbesar manusia dalam hidupnya adalah ibadah kepada Tuhan. Dengan ibadahlah hidup akan menjadi bermakna, berarti dan bertujuan hingga sampai pada suatu kebahagiaan di akhirat kelak.

1.59. KEWAJIBAN IBADAH

Ibadah itu wajib, maka akan tersiksalah lahir batin manusia yang meniggalkan ibadah, mengabaikan Islam, dan tidak mengindahkan tauhid. Di dunia hidup akan selalu dirundung malang. Kecuali ia bertaubat dan kembali kepada Islam. Dan manusia jika tidak beribadah sampai ajal datang maka rugilah dia di akhirat. Kewajiban itu bisa dipandang suatu beban, tetapi jika rasa cinta telah tertanam di hati pada Tuhan, maka kewajiban itu bukan lagi beban, bukan lagi kebutuhan, tetapi suatu yang menyenangkan dan dirindukan, suatu yang didamba, dinanti, diimpikan, dicari, dan bila ibadah demi ibadah telah di tunaikan dan dilakukan di sepanjang masa, maka buahnya akan menghiasi hidup kita sendiri, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.

1.60. IBADAH NYAWANYA KEHIDUPAN

Pernah menyaksikan jenazah? Tubuh kasar nya masih utuh berupa manusia. Tetapi ia mati, tidak berfungsi tubuhnya, matanya, telinganya, kakinya. Dahulu ketika masih hidup, jenazah itu masih masih bisa ke pasar, ke masjid, berteriak menulis, kini ia terbujur kaku, dan siap di benamkan ke liang lahat. Tak seorangpun ingin melihatnya berada di muka bumi terus menerus, meski sanak saudaranya. Bila kita arahkan pandangan kita terhadap orang-orang yang meninggalkan ibadah, keadaannya dan sifatnya persis seperti jenazah. Sebab itu ibadah memberi hidup dan nyawa atau jiwa atas kehidupan.

1.61. MENYIKAPI KEWAJIBAN IBADAH

Betapa pentingnya ibadah masihkah sempat-sempatnya manusia menjadikan agama sebagai buah ejekan, permainan dan senda gurau? Itu sama dengan bermain-main dengan perkara yang membahayakan nyawa, ibarat seperti itu. Seyogyanya manusia lebih memfokuskan perhatian kepada agama, hal ini sama sekali tidak akan merugikan perniagaan duniawi, tidak akan berkurang kemakmuran yang telah ada, tidak akan kacau etika dan hukum manusia bahkan agama ini semakin mengkokohkan apa-apa yang baik dan berguna bagi hidup manusia. Sikap mengabaikan hukum, bimbingan, ajaran agama sama dengan menjerumuskan diri pada aturan yang kacau balau.

1.62. MELEMBAGAKAN DAN MENGORGANISASIKAN IBADAH

Haruskah dalam beribadah kita mengorganisasikan hal-hal yang berkaitan dengannya? Jawabnya adalah harus. Islam menganjurkan adanya jamaah. Jamaah dalam pandangan Islam merupakan suatu kekuatan untuk mendukung lancarnya ibadah dan dakwah. Pada intinya segenap orang-orang yang beriman harus berupaya membuat hal yang mendukung bagi lancarnya ibadah dan dakwah. Organisasi itu merupakan wadah yang nantinya akan menampung potensi umat.

1.63. MELURUSKAN IBADAH-IBADAH KITA
Pernahakn kita merasakan atau memperhatikan orang yang sakit? Kenapa orang bisa jatuh sakit? Bila ibadah dan kehidupan telah menyatu, tidak menutup kemungkinan kehidupan itu sakit pula. Lantaran suatu praktek ibadah yang masih keliru. Kapankah kehidupan sakit? Ketika manusia tidak serius, tidak ikhlas, dan tidak istiqomah dalammenjalankan ibadahnya. Akan tampak nyata sakit itu pada umat Islam yang ditimpa penyakit whn. Mereka tidak beribadah tetapi tidak kaafah. Mereka masih sholat, zakat, shaum, haji, meninggalkan maksiat dan syirik. Akan tetapi undang-undang Islam yang lainnya mereka abaikan, mereka lebih memilih aaturan jahiliah, andad dan thoghut, akal, syubhat dan nafsu.

1.64. BALASAN IBADAH YANG SESUAI SUNNAH DAN IKHLAS
Ada tiga balasan yang akan diterima manusia apabila mereka menjalankan ibadah dengan baik dan benar. Ibadah yang baik adalah ibadah yang ikhlas. Ibadah yang benar adalah yang sesuai sunnah. Balasan itu adalah kebaikan di dunia dn kebaikan di akhirat serta dijauhkan dari siksa api neraka. Intisari ibadah adalah iman, amal, menjauhi syirik dan menjauhi maksiat. Keempat perkara ini telah jelas penerangannya di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Nanti kalau ada manusia gemar melakukan maksiat, tetap berbuat syirik maka keimanan dan amal sholehnya gugur, sekalipun dia secara formal mengaku muslim.

1.65. TIADA BEKAL MENEMUI TUHAN TANPA IBADAH
Manusia suatu hari nanti akan menemui Tuhan yang telah menciptakannya, di akhirat kelak. Tidak akan ada yang bisa dibawa dari dunia ini ketika menemui-Nya melainkan amal. Dan amal yang akan menyelamatkan adalah amal sholeh . Karena itu betapa bodohnya manusia yang memilih amal jahiliah selama hidupnya di dunia. Hendak kemana mereka dengan amal jahiliahnya? Bukankah mereka tidak kuasa sedikitpun menahan siksa api neraka. Tanpa ibadah, harta, wanita, tahta, ilmu tak akan dibawa ke akhirat kelak.

(66,67,68 tidak ada)

BAB 9 KETIKA MANUSIA TIDAK MENGENAL TUHANNYA

1.69. ANUGRAH AKAL, INDRA, HATI DAN ALAM SEMESTA
Pernahkan kita tafakuri tentang akal, indra, hati, dan alam semesta yang menyediakan bagi kita segala kebutuhan bagi berjalannya kehidupan? Siapakah yang telah mengadakan semuanya itu? Mengapa langkah kita untuk mencari tahu tentang Tuhan harus terhenti? Sesungguhnya bila manusia tidak tahu pencipta dan Rabbnya maka ia termasuk makhluk yang paling bodoh. Dan diantara mereka yang demikian ialah orang-orang kafir, non-muslim, enggan beribadah dan berkiblat kepada kejahiliahan dan terus menerus berbuat kesyirikan dan kemaksiatan, ketika dakwah Islam telah datang kepada mereka.

1.70. CARI, TAMBAH KUKUHKAN DAN BELA
Sesungguhnya informasi terpercaya yang dapat kita akses untuk mengetahui siapa Tuhan kita terbuka lebar. Mengapa akal, indra, hati kita tidak difokuskan untuk mengenal Tuhan lebih jauh? Carilah terus informasi tentang Tuhan, tambahkan perbendaharaan pengetahuan tentang-Nya. Kukuhkan keimanan pada-Nya pada jiwa dan hati. Serta belalah Islam yang merupakan syariat-Nya. Nanti Tuhan akan membela kita. Ini merupakan dasar kehidupan demi meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

1.71. KECERDASAN, KEPAKARAN, KEKAYAAN, KEKUATAN DAN JABATAN UNTUK APA?
Umumnya manusia bersungguh-sungguh dalam hal kecerdasan, kepahaman, kekayaan, kekuatan, dan kekuasaan. Juga dalam hal kesenangan, kemakmuran, keindahan, kewibawaan, dan keberanian. Semua ini pada dasarnya adalah penting dan menunjukkan suatu dinamika kehidupan. Tetapi adakah manfaatnya jika semua itu tidak disertai dengan suatu kedekatan dengan Tuhan? Akan ke mana muara seluruh apa yang kita cari itu? Letakanlah semua hal itu sebagai cabang kehidupan yang berakar dan bermuara pada keimanan pada Tuhan. Niscaya kesejatian dalam semua ranah itu akan menentramkan hati dan batin.

1.72. DI DUNIA GELAP DI AKHIRAT BUTA NERAKA MENUNGGU
Untuk mengenal Tuhan, harus mengetahui wahyu. Harus memahami wahyu. Untuk memahami wahyu butuh kacamata iman. Wahyu ibarat cahaya. Cahaya bermanfaat bagi yang melihat. Iman adalah penglihatan untuk melihat cahaya wahyu. Maka orang yang tidak mengenal Tuhan, tidak membenarkan Islam, tidak bertauhid, tidak beriman, tidak akan mendapatkan penjelasan apapun dari Al-Quran. Jadi hidupnya orang-orang yang tidak mengenal Tuhan itu di dunia dia berada dalam kegelapan, di akhirat buta dan neraka menunggunya. Di neraka mereka akan tinggal. Banyak jalan untuk mengenal Tuhan, dan konsekuensi dari mengenal Tuhan berupa ibadah merupakan jalan tersendiri dan terbaik. Ibadah itu pun makin mengenalkan Tuhan.

1.73. MENGENALKAN TUHAN, HARUSKAH ?
Mari kita amati, bukankah manusia itu lebih banyak yang tidak beribadah atau melalaikan ibadahnya pada Tuhan? Itu tandanya bahwa kebanyakan manusia kurang menyadari akan eksistensi dirinya dan Tuhannya. Lalu perlukan kita mengenalkan Tuhan pada mereka yang suka mengabaikan Islam? Maka dakwah sebagai upaya mengajak manusia mengenal dan mengabdi pada Tuhan itulah adalah kewajiban. Manusia harus mengenal Tuhan dan yang telah mengenal-Nya harus memperkenalkan agar ada peluang mereka mau tunduk kepada-Nya. Sehingga jalan keselamatan dan kedamaian terbentang untuk mereka.

1.74. AL-QURAN, MANUSIA DAN ALAM SEMESTA TIGA TANDA-TANDA-NYA
Tak usah ragu membaca al-Quran. Tak usah risau mentafakuri diri dan alam semesta. Kita akan mendapatkan informasi yang banyak untuk mengenal siapa Tuhan kita itu. Mengenal Tuhan, memperbaiki ibadah kepada-Nya berarti memperbaiki nyawa dan kehidupan kita. Adapun bila kita tidak tertarik kepada al-Quran, enggan bertafakur dan ibadah ditinggal. Maka akibatnya hidup pasti akan kacau dan berantakan. Tiada manfaat hidup yang jauh dari Tuhan. Anggapan bahwa Tuhan tak peduli diri kita adalah keliru. Bukankah sampai detik ini pun kita masih bernafas, berjalan, makan, bergembira. Siapakah yang menjaga semua itu pada diri kita? Tuhanlah yang selalu menjaga dan menyanagi kita. Tidak ada zat yang lebih sayang pada diri kita selain Tuhan. Hanya saja hati-hatilah Tuhan Yang Maha Pemurah itu adalah Tuhan yang Maha keras pula Azab-Nya. Jadi kehati-hatian kita harus berdampak semakin taat pada-Nya.

1.75. SIAPA YANG KITA KENALI SELAMA INI?
Apa yang selalu kita focus memperhatikannya? Uang? Bisnis? Teman? Adakah waktu yang kita sisihkan untk lebih mengenal dan dekat dengan Tuhan , untuk memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan? Lihatlah orang-orang kufur yang menolak Islam, tauhid, dan ibadah, hari-hari mereka lebih memfokuskan fikiran dan jiwa serta perbuatan mereka untuk mengejar kebahagiaan duniawi. Akankah kita pun seperti itu? Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, jika demikian. Jalankeluarnya tiada lain iman, amal, nashihat, kesabaran dan kebenaran. Semua hal ini berawal dan bermuara pada pengenalan kita terhdaap Tuhan kita.

1.76. LANGKAH MENUJU KEHANCURAN DAN KERUGIAN
Peradaban manapun, siapapun orangnya, apabila tidak mengenal Tuhan yanghak, maka mereka sedang menuju kehancuran dan kerugian. Lihatlah bagaimana nasib bangsa-bangsa terdahulu yang dihancurkan Alloh. Bangsa-bangsa sekarang pun bila mereka tidak mengubah haluan hidupnya untuk tunduk pada Tuhan atas undang-undang-Nya, pasti kehancuran yang akan mereka alami. Manusia yang paling bodoh adalah manusia yang sudah tahu petunjuk agama, tetapi ia mengabaikannya. Ia mengetahu kebenaran dan wahyu, namun tidakmau melaksanakan kandungannya. Sikap semacam ini adalah cara tercepat menuju kehinaan, siksaan dan laknat.

BAB 10 KEHIDUPAN YANG GERSANG DARI IBADAH

1.77. Lima Perintah dalan Islam
Lima perintah itu adalah syahadat, shalat, zakat, shaum dan haji. Ini adalah lima pondasi bangunan Islam yang sempurna. Adakah kita meningkatkan kualitas ilmu dan amal atasnya dari tahun ke tahun? Marilah kita lihat fakta atas manusia yang berbuat syirik, bidah, melalaikan perintah agama, tidak mau melaksanakan shalat, zakat, shaum dan ibadah haji. Maka yang akan kita temukan atas mereka sebagai akibatnya adalah suatu kehidupan yang kering dari spiritualitas dan nilai-nilai religi. Kehidupan mereka ketika ditinjau dari sisi keimanan, tampak penuh dengan keganjilan, kepiluan, dan kegersangan. Hidup menjadi tidak jelas arah dan tujuannya. Segala hal menjadi memperbudak dan ditakuti. Segalanya menjadikan manusia tampak lemah, bodoh dan putus asa. Beruntunglah orang yang mampu mengamalkan lima perintah itu.

1.78. LACUR KEJAHATAN, KORUPSI, TERTIPU, HAMPA PAHALA.
Mari kita buktikan bahwa tanpa Islam, Ibadah dan Tauhid, hidup manusia menjadi kacau. Diantara kacaunya kehidupan manusia adalah merajelanya lacur, kejahatan, korupsi, tertipu dan kegersangan spiritualitas. Siapa pelakunya? Tentu orang-orang yang jauh dari ALLOH, jauh dari ibadah, jauh dari ihsan. Orang yang meninggalkan ketauhidan disibukkan oleh amalan-amalan yang mereka anggap mendatangkan kebaikan dan menolak bencana. Padahal Alloh pemegang kekuasaan atas alam semesta ini, mana mungkin amalan yang jauh dari rido-Nya dapat mendatangkan kebaikan.
Orang yang meninggalkan sholat berarti memberi kesempatan pada akal untuk berlaku pongah, sombong. Yang bersisian secara langsung dengan putus asa serta keluh kesah. Yang meninggalkan shaum akan terus diperbudak nafsu syahwatnya. Yang meninggalkan zakat akan diperbudak harta. Yang meninggalkan haji akan diperbudak kehidupan dunia. Yang demikian ini merupakan wujud kehidupanyang sejajar dengan tindakah-tindakah lacur, jahat, korup, tertipu dan tentunya tidak mendatangkan apa-apa kecuali dosa dan siksa.

1.79. TIDAK ADA KETENTRAMAN, KEMULIAAN DAN KEGEMBIRAAN
Orang yang telah mengenal Tuhan tidak serta merta mau beribadah. Tetapi orang yang mau beribadah mesti terus menerus mengenal Tuhannya dan menambah pengetahuannya. Sebagai cara untuk memperbaiki ibadahnya. Adakalanya orang yang telah mengenal Tuhan dan Islam, tidak menjadi seorang yang taat dalam ibadah. Hal ini terjadi pada umat Yahudi dan Nasrani yang telah mengetahui ALLOH dan wahyu namun mereka tidak melakukan peribadatan yang benar kepada-Nya. Sebab ibadah yang benar adalah menegakkan agama. Menegakkan agama berarti menegakkan hukum-hukum syariat-Nya sebagaimana yang terdapat pada wahyu atau yang kita kenal sebagai kitab suci. Yahudi, Nasrani dan orang-orang yang meninggalkan ibadah padahal mereka mengerti akan kitab wahyu, tidaklah mereka akan menemukan keadaan hidup yang diliputi oleh ketenangan, kedamaian dan ketentraman.

1.80. KEPEDIHAN, KEHINAAN, PENDERITAAN, KEKALAHAN DAN KERUGIAN
Bila manusia meninggalkan ibadah, meninggalkan perintah Tuhan, jangan salahkan siapa-siapa bila hidupnya diliputi kepedihan, kehinaan, penderitaan, kekalahan dan kerugian. Disebabkan mereka tunduk kepada sesuatu yang lebih rendah dari martabatnya sendiri. Padahal mereka tahu kepada siapa seharusnya memberikan ketundukan, kecintaan, pengharapan dan rasa takut. Yang jelas kegelisahan akan terus menerus menghantui orang yang jauh dari ibadah. Mukanya akan menjadi hitam, tidak sedap dipandang mata.

1.81. SIRAMI HARI-HARIMU DENGAN IBADAH
Hari-hari yang tidak diisi oleh ibadah perlu dihentikan. Karena selalu orang itu merindukan kedamaian, dan kesucian sekaligus. Sebab itu orang yang beriman akan senantiasa pula kembali kepada ketaatan. Karena sadar kegersangan dan kepedihan pada hati nurani amat terasa. Adapun mereka yang terlanjur jauh dari agam dan dan enggan sadar untuk kembali kepada Islam, ibdah dan tauhid, barangkali kita hanya mampu mengingatkannya. Ibadah adalah penyejuk jiwa dan kehidupan kita. Jangan sampai ada hari tanpa ibadah pada Tuhan sebagaimana yang diperintahkan.

1.82. JADIKAN SEMUA AKTIITAS HIDUPMU SEBAGAI BERNILAI IBADAH
Hidup di dunia ini amatlan singkat. Maka harus benar-benar dimanfaatkan. Untuk apa? Untuk hal yang berisi upaya mengejar tujuan hidup dan keberadaan kita, yakni ibadah kepada Tuhan. Banyak amalan ibadah yang dapat kita lakukan dalam sehari semalam dan mengulangnya kembli di hari-hari esok. Kita pun bisa menjadikan aktiitas kita seluruhnya dalam kehidupan kita sehari-hari bernilai ibadah, seperti makan, tidur, bekerja, berpakaian asalkan syaratnya berniat ikhlas dan menunaikan tuntunan syariat.

1.83. DENGAN APA KITA ISI HIDUP KALAU BUKAN DENGAN IBADAH
Bila manusia tidak mengisi hidup dengan ibadah maka yang akan diisikannya adalah suatu amalan buruk dan kedurhakaan pada Tuhan. Boleh jadi orang tidak jahat dalam pandangan manusia, menjaga moralitas diri dan mengerjakan tanggungjawab kemanusiaan, padahal ia bukan ahli ibadah. Namun tetap saja ia telah keliru dan merugikan diri sendiri. Ia telah mengisi waktu demi waktu dengan pembangkangan terhadap Tuhan. Karena itu jika kita sadar bahwa hidup harus bermakna secara paripurna, maka tidak ada yang lain yang harus kita isikan pada hidup ini melainkan ibadah. Letak kebermaknaan hidup ini sepenuhnya tergantung seberapa besar perhatian kita atas ibadah kita kepada Tuhan.

BAB 11 BILA ISLAM DIABAIKAN

1.84. TANGGGUNGJAWAB MANUSIA PADA ISLAM
Setiap manusia adalah diciptakan Alloh, dipelihara dan diberi rizki Alloh, tidak tergantung apakah diantara mereka ada yang beribadah atau tidak kepada-Nya. Semuanya mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya dari sisi Alloh. Betapa Maha sabar Allh itu. Meski diantara manusia banyak yang membantah ayat-ayat-Nya. Dia tetap memberi mereka makan dan kehidupan. Begitulah Tuhan memperhatikan manusia karena sifat Ar- rahman. Sebaliknya bagaimanakah seharusnya manusia menyikapi Tuhannya dengan sebaik-baiknya sikap? Alloh meminta pada manusia untuk memperhatikan islam, alam, dan kehidupan, untuk kebaikkan manusia itu sendiri.
1.85. FENOMENA ISLAM DIABAIKAN
Marilah kita bicara tentang umat Islam terhadap islam. Secara global umat isalm terbagi tiga golongan, yaitu yang bersegera, yang pertengahan dan yang mengabaikan. Pertengahan dan yang mengabaikan merupakan ancaman serius bagi umat Islam kerelaan yang datang dari dalam, terkadang mereka menyerang ulama, Alquran bahkan menghujat rosul. Inilah golongan munafik dan fasik dari umat islam. Merupakan tantangan yang berat bagi golongan pertama yang dai, dan mujahid.
1.86. ISLAM TIDAK AKAN RUSAK OLEH PERILAKU SIAPAPUN
Sering kita dengar pendapat orang, bahwa ada beberapa perilaku umat Islam yang merusak citra Islam di mata dunia internasionl. Contohnya teroris. Saya sendiri secara tegas pendapat itu tidak benar. Islam sendiri tidak akan pernah rusak citra ataupun asas-asasnya. Yang rusak itu umatnya, terrgantung pilihan mereka sendiri apakah mau berjuang untuk Islam ataukah mundur. Adapun soal pandangan dunia internasional pada Islam itu tergantung tanggung jawab muslim terhadap dunia Islam dan obyektivitas dunia internasional terhadap Islam dan umatnya.
1.87. DUNIA ISLAM TANGGUNG JAWAB MUSLIM
Dunia Islam adalah syari’at dan umat. Siapakah yang bertanggung jawab penuh atas nasib umat Islam.? Umat Islam, ulama dan para pemimpinnya. Bila terjadi suatu usaha pengrusakan oleh non muslim atau yang munafiq dn pembangkan, maka, ulama dan pemimpin harus bangkit melawan. Wajib hukumnya. Dosa apabila hanya berdiam diri. Karena berdiam berarti lemah iman dan memihak kemungkaran.
1.88. KEHANCURAN BESAR TELAH TERJADI
Kehancuran, kerusakan, musibah adalah akibat dari suatu langkah hidup yang salah. Memang diakui dibail peristiwa apapun apakah itu berupa kebajikan atau keburukan yang meruntuhkan, selalu mengandung hikmah, ilmu,pelajaran, dan pendidikan bagi jiwa dan peradabanmanusia, selama mereka masih mau terus berfikir. Tetapi tentunya kita pun harus memikirkan sebab-sebab terjadinya kehancuran untuk untuk mengambil solusi dan antisipasi yang tepat. Sebab kehancuran pada dimensi apapun adalah akibat dari diabaikannya Islam, Ihasan, dan Iman. Marilah kita perhatikan sungguh-sungguh, bahwa manusia saat ini, sedang digiring pada kehancuran yang amat parah. Berbagai penyimpangan pada perilaku dan pemikiran yang menentang kodrat hidup, manusiawi dan risalah Ilahiah semakin menyalak hampir di semua segmen kehidupan manusia. Bahkan demikian juga yang terjadi pada sebagian umat Islam sendiri.
1.89. MERENGKUH QURANI, KAUNI DAN NURANI
Solusi pertama menghadapi, membendung, mencegah kehancuran itu adalah dengan kembali merungkuh Al-Quran untuk diikuti ,merengkuh nurani untuk didengarkan dan merengkuh alam untuk diberdayakan. Hal demikian itu sejalan dengan pokok ajaran Islam sebagai nyawa kehidupan manusia. mulailah membaca Al-quran, hati nurani dan alam. Nanti kita akan menemukan banyak inspirasi untuk membela dan memperbaiki manusia, kehidupan dan Islam.

1.90. ALLOH AMANAHKAN UMUR, AKAL, WAHYU DAN ALAM
ALLOH menjadikan umur, akl, wahyu dan alam bagi manusia sebagai modal untuk menikmati hidup, dan mengumpulkan bekal untuk akhirat. Karena itu ketika kita menyaksikan Islam diabaikan, maka pergunakanlah itu semua untuk menjadi sarana dan kekuatan untuk membela Islam, yang berarti juga membela hidup dan kehidupan kita. Tugas manusia, yaitu kita, yang utama adalah berserah diri, membangun inspirasi dan berjuang membela kebenaran inilah makna iman, hijrah dan jihad. Ketiga perkara ini mustahil dapat dilakukan tanpa upaya mengupayakan modal umur, akal dan harta kita dibawah petunjuk wahyu untuk membelanya. sebab itu marilah kita berdayakan umur, akal, wahyu dan alam hingga Islam dijadikan tuntunan hidup bagi segenap manusia di muka bumi.

BAB 12 POTENSI MANUSIA UNTUK MELAKUKAN IBADAH KEPADANYA

1.91. EMPAT MODAL UTAMA MANUSIA
Pertama adalah umur manusia dapat merencanakan kapan ia akan mati, dalam arti dalam keadaan apa ia akan mati. Karena itu umur kita harus di rancang sedemikian rupa agar detik demi detik yang akan di lewatinya penuh dengan kebajikan tanpa kejelekan.
Kedua adalah akal. Manusia dapat merancang apa saja hal yang boleh merasuki akalnya, dan hal yang tak boleh merasukinya. Yang harus memasukinya agar mendukung prigram umur kita tentu saja bener sip[at tawalu, optimis, yakin berani dan lai sebagainya.
Ketiga adalah wahyu manusia dapat merancang keimanan dan hati nurani mau sebatas apa, setinggi apa dengan cara mengikuti wahyu yang Alloh berikan lewat perantara para Rosul-Nya, wahyu merupakan penuntun akal dalam menentukan program akal, apa mau di sikapi pada umur dan perjalanan hidup kita. Wahyu adalah penentu hidup yang menuju Al-Haq.
Keempat alam semesta. Manusia merancang program akalnya, umur dan ilmunya atas alam ini.
Alam adalah sumber harta yang juga merupakan sumber kekuatan bagi peningkatan kualitas hidup, kualitas akal dan iman kita.
Empat modal ini merupakan modal kehidupan manusiawi yang dapat dipergunakan untuk mengenal Tuhan dan melakukan ibadah kepada-Nya.
1.91. TUBUH DAPAT TENANG DENGAN IBADAH
Setiap oang berharap memiliki tubuh yang sehat, nafas yang teratur, awet muda, nampak segar, berakal cerdas, dan berhati tentram. Apakah kunci untuk semua itu? Jawabnya adalah dzikrullah. Artinya mengingat ALLOH, dengan mensucikan-Nya, membesarkan nama-Nya dan memuji-Nya. Serta menyatakan bahwa tiada ilah selain Alloh. Dalam konteks yang lebih luasdan warna penerapannya dalam hidup adalah taat pada aturan Islam. Taat pada Islam artinya taat beribadah. Inilah kunci untuk beroleh ketenangan tubuh kita, jasmaninya dan rohaninya. Kita cukup punya bukti bahwa orang yang jauh dari ALLOH, mereka sering sakit baik jiwanya ataupun badannya.
1.92. KERINDUAN UNTUK BERJUMPA TUHAN
Jiwa manusia senantiasa merindukan suatu kedamaian yang sebenar-benarnya. Untuk itu bertanya tentang darimana ia berasal merupakan hal yang mendasar dalam hidup demi kedamaian jiwa. Jika telah tahu semua itu, maka timbul kerinduan berikutnya yaitu ingin kembali ke tempat asalnya itu. Lahir dalam keadaan suci, mati pun harus dalam keadaan serupa itu pula. Ibadah merupakan terowongan untuk menyampaikan manusia ketika mati ia dalam keadaan suci. Tanpa ibadah nanti pas seseorang keluar dari dunia ini, keadaannya menjadi pekat penuh dengan kotoran dosa. Siapakah yang menginginkan hal demikian itu? Adapun orang-orang yang berakal itu mereka pastilah merindukan Tuhan seraya memenuhi detik demi detiknya dengan ibadah. Tanda merindukan Tuhan adalah mempererat ibadah kepada-Nya.
1.93. KEHAMPAAN HIDUP YANG MATREALISTIK DAN TAKHAYUL
Pola hidup yang matrealistik dan spiritualistik tahayul tidaklah mendatangkan sesuatu melainkan suatu kehampaan hidup, kegersangan hidup, kedahagaan jiwa dan fikiran serta hati. Maka jika kesadaran akan pentingnya hidup yang bermakna, orang akan kembali ke jalan Tuhannya, yang diawali oleh koreksi dirinya atas pemahamannya selama ini, dilanjutkan dengan pencarian kebenaran yang dapat diterima akal, nurani, kehidupan dan fakta-fakta. Hal ini akan menggiring manusia untuk mempelajari apa saja termasuk agama. Dan jika Alloh memberikan hidayah untuknya, maka ia akan sampai pada Tuhannya yang sebenarnya dan menempuh jalan-jalannya.
1.94. MANUSIA CINTA DAN KEBENARAN
Ada dua potensi pada manusia yang saling berlawanan yaitu takwa dan fujuro. Fujuro adalah tarikan yang mengajak manusia pada kebatilan dan kehinaan hidup. Sedangkan takwa adalah tarikan yang mengajak manusia pada kebenaran dan kesucian. Lewat potensi takwa itulah manusia selalu menginginkan mengenal Tuhan yang sebenarnya sebagai suatu kebenaran yang tertinggi dan beribadah kepada-Nya sebagai kesucian paling luhur dalam hidup manusia.
1.95. TERUSLAH KENALI DIRI DAN TUHANMU.
Belajar, membaca, beribadah merupakan kunci-kunci untuk menambah ilmu, hikmah, dan kepahaman. Itu adalah kewajiban sepanjang hidup manusia. Maka bila mengenal Tuhan merupakan hal yang fundamental dalam hidup kita, seyogyanyalah waktu-waktu kita senantiasa diisi dengan menggali informasi tentang Tuhan. Caranya yaitu membaca Al-Quran, mendalami asmaul husna, mentafakuri alam dan seterusnya.
Kita juga perlu terus mengenali diri kita yang penuh kelemahan ini, sehingga sifat tawadlu semakin tertanam di hati dan sifat optimis pada janji Tuhan kian menguat. Menggali potensi diri untuk melakukan berbagai perbaharuan diri harus disertai sikap tawadlu. Tawadlu adalah tunduk pada kebenaran. Konsisten itulah sebenarnya tawadlu. Jadi orang yang tidak konsisten pada kebenaran, pantas cepat putus asa ketika lemah dan ia selalu sombong ketika kuat.

Cisarua, 22 november 2009


Ditulis dalam Uncategorized

DASAR PANDANGAN ORANG YANG BERTAKWA TERHADAP TUHANNYA

November 8, 2009
1 Komentar

DASAR PANDANGAN ORANG YANG BERTAKWA TERHADAP TUHANNYA

Oleh: Ading Nashrulloh
Orang yang beriman memiliki suatu pandangan yang pasti tentang hakikat keberadaan. Pandangan yang ada pada orang-orang yang bertakwa sepenuhnya didasarkan pada keimanan. Inti pandangan dunia orang-orang bertakwa ialah bahwa alam semesta dan manusia seluruhnya adalah diciptakan Allah. Allah itu adalah Tuhan yang berhak disembah oleh seluruh manusia. Inilah inti dari pandangan umat Islam tentang Tuhan dan segenap yang ada di hadapan matanya.
1. Pandangan terhadap Tuhan
Dalam pandangan orang-orang yang bertakwa, konsep Tuhan dengan Ibadah tidak dapat dipisahkan. Karena itu mengenal Tuhan mesti dibarengi dengan mengenal konsep ibadah kepada-Nya.
Cara Mengenal Tuhan
1.1. Membaca Al-Quran
1.2. Mendalami Asmaul-Husna
1.3. Mentafakuri Alam Semesta
1.4. Meningkatkan ibadah
1.5. Memperhatikan kejadian manusia
1.6. Mempelajari Keindahan Islam
1.7. Mempelajari Peradaban Manusia
1.8. Mentafakuri Pengalaman Diri
1.9. Membangkitkan intuisi.

Tuhan dan Ibadah
1.10. Antara Tuhan dan Ibadah kepada-Nya
Jika suatu kaum mengenal konsep Tuhan, maka kaum itu memiliki suatu sistem peribadatan. Dan sebaliknya apabila ada sekelompok orang melakukan serangkaian pola ibadah, pastilah mereka menuhankan sesuatu. Disimpulkan demikian karena antara Tuhan dengan ibadah tidak dapat dipisahkan.
Dalam suatu kondisi tertentu boleh jadi manusia mengenal Tuhan dan mengakui keberadaannya, tetapi mereka tidak beribadah kepada-Nya. Atau ada yang melakukan ibadah, tanpa mengenal atau memiliki pengetahuan yang benar tentang-Nya.
Contoh umat yang mengenal Tuhan, tetapi tidak melakukan ibadah kepada-Nya adalah Yahudi. Sedangkan Umat yang sering melakukan ibadah tetapi tidak mengenal-Nya dalah Nasrani. Ada lagi umat yang tidak mengenal ibadah dan tidak pula mengenal pada-Nya , itulah orang-orang kafir di luar golongan Yahudi dan Nasrani.
1.11. Hak Tuhan atas Manusia
Hak Tuhan atas manusia adalah ibadah. Dalam ibadah itu tercakup empat perkara yaitu syukur, mengabdi, taat dan meniru sifat-Nya. Bersyukur pada-Nya karena Allah adalah Rabb. Mengabdi pada-Nya karena Dia adalah Ilah. Taat pada-Nya karena Dia adalah Malik (Raja). Dan Meniru sifat-Nya karena Dia pemilik Asmaul-Husna.
1.12. Manusia dan Tuhan dihubungkan dengan Ibadah
Jika manusia ingin merajut hubungan dengan Tuhan, maka ia harus melakukan suatu aktivitas yang disebut ibadah. Ibadah merupakan sarana bagi manusia untuk dekat dan berhubungan dengan Tuhan. Siapa yang meninggalkan ibadah berarti terputus hubungannya dengan Tuhan. Akibatnya ia akan menemukan suatu kehidupan yang sempit di dunia ataupun di akhirat.
1.13. Ibadah kepada-Nya
Pertanyaan sekarang ialah bagaimanakah praktek ibadah-ibadah itu sendiri? Bagaimanakah seharusnya manusia menunaikan ibadah kepada Tuhan? Jawabnya adalah dengan mengikuti suatu aturan yang diturunkan Tuhan sendiri. Dan aturan itu adalah Agama. Allah telah menurunkan Islam sebagai aturan untuk mengatur mekanisme syukur, mengabdi, taat dan meneladani sifat-sifat-Nya. Terkait dengan mekanisme ini, maka keberadaan wahyu dan Rasul tidak mungkin diabaikan.
1.14. Ibadah kepada Tuhan tugas sejati manusia.
Tuhan Menciptakan, menghidupkan, menumbuhkembangkan manusia adalah dengan tujuan agar manusia itu beribadah kepada-Nya. Hidup manusia, lahir dan batinnya, dirancang Alloh sesuai dengan Islam, sebagai cara beribadah, agar manusia itu sadar secara hakiki bahwa ia dirancang untuk mengenal dan tunduk kepada Tuhan yang telah menjadikan dirinya. Tatkala manusia memutuskan untuk tidak menyembah Allah, tidak tunduk kepada Islam, ia hakikatnya sedang merusak, menentang, menghancurkan, diri dan kehidupannya. Alloh dan Islam tidak akan rusak hanya karena manusia enggan tunduk. Manusia butuh Islam, karena dengannya hidup menjadi lengkap dan sempurna.
1.15. Pentingnya Memahami Agama
Dua perkara yang amat penting dalam hidup manusia: 1. Mengenal kewajiban yang utama, 2. Mengenal Tuhan yang wajib diibadahi. Kedua perkara ini hanya dapat diperoleh informasinya, jawabannya, penyelesaiannya dari agama. Karena itulah kita harus paham agama.
Memahami agama adalah dalam kerangka kita memperbaiki, memperteguh dan memperkokoh ma’rifat kita kepada Tuhan sekaligus memperkaya lapangan amal yang berbaris dan berbingkai ibadah. Selain kita perdalam pemahaman kita atas agama, maka hidup kita sebagai manusia akan semakin penuh makna.
1.16. Kemuliaan dan Kebahagiaan Manusia tergantung Ibadah.
Manusia apabila mendedikasikan seluruh eksistensi dirinya untuk beribadah kepada-Nya, maka kemuliaan dan kebahagiaan akan diraihnya. Setiap orang pasti ingin kehidupan yang mulia, bukan hina; dan bahagia, bukan susah. Mustahil ada manusia bercita-cita ingin hidup hina dan susah. Maka dari itu seyogyanya manusia sadar bahwa jalan menuju kemuliaan dan kebahagiaan itu tidak lain adalah mengabdi kepada Tuhan, bukan mengabdi kepada manusia atau harta kekayaan.
1.17. Penyimpangan dalam Mengenal Tuhan
Sesungguhnya konsep atas Tuhan telah jelas, tetapi ada saja manusia yang menyimpang dalam mengenal Tuhannya yang hak. Di antara manusia ada yang keliru dalam memandang Tuhan. Sebagiannya ada yang meyakini Tuhan itu adalah bulan atau matahari, api, gunung dan lain sebagainya. Penyimpangan semacam ini menyebabkan mansia keliru pula melakukan suatu peribadatan. Salah satu umat yang diberi kitab, namun kemudian mereka menyimpang dalam mengenal dan mengkonsepsikan Tuhan adalah kaum Nasrani. Menurut mereka Tuhan itu ada tiga, ini merupakan suatu penyimpangan yang besar.
1.18. Penyimpangan dalam Beribadah
Konsep Ibadah pun sesungguhnya sudah jelas. Ibadah adalah keimanan dan ketundukan kepada Tuhan. Ibadah bisa rusak oleh dua hal. Pertama, tiadanya keimanan dan ketundukan. Kedua, yang dituju bukan Tuhan. Tetapi dalam kehidupan manusia, kita menjumpai suatu kerusakan tersebut. Salah satu umat manusia yang menerima Kitab tetapi melakukan penyimpangan dalam beribadah disamping Umat Nasrani adalah umat Yahudi. Mereka melakukan peribadatan yang tidak merujuk kepada kitab itu. Penyimpangan ini telah terjadi semenjak di tengah mereka terdapat para Nabi yang diutus untuk meluruskan mereka.
1.19. Kedatangan Islam sebagai Jalan Ibadah yang benar
Umat Yahudi dan Nasrani adalah dua umat yang menerima kitab. Kedua kitab itu adalah kitab Injil dan kita Taurat yang dialamatkan kepada Bani Israel. Kedua kitab itu telah mengalami perubahan kandungannya. Dan kedua umat itu telah menyimpang akan konsepsinya tentang Tuhan dan ibadah. Sehingga seluruh keyakinan dan keberadaan mereka telah menyimpang dari ibadah kepada Alloh. Sebab itulah maka Islam turun untuk meluruskan konsep Tuhan dan Ibadah yang benar.
Alloh, Tuhan yang Berhak Disembah
1.20. Alloh, Tuhan yang Hak
Ada dua syarat yang harus dipenuhi sesuatu, jika sesuatu itu ingin dikatakan sebagai Tuhan yang sebenarnya. Pertama, ia tidak membutuhkan apapun atau siapapun. Kedua, ia dibutuhkan oleh segala yang ada. Hanya Alloh-lah yang memiliki dua syarat ini. Sebab itu Dialah Tuhan yang berhak disembah oleh manusia.
Alloh adalah satu-satunya Rabb manusia dan alam semesta.
Alloh adalah Pencipta, Pengatur, Penjaga, Pemelihara, dan Pembentuk manusia dan alam semesta. Itulah sebabnya Allah dikenal sebagai Rabb. Dia adalah Pencipta manusia dan Pembentuk bumi dan langit. Berkaitan dengan Allah sebagai Pencipta, maka kewajiban manusia yang paling mendasar kepada-Nya adalah berterimakasih, atau bersyukur kepada-Nya. Bagaimana cara bersyukur itu? Jawabnya adalah dengan melakukan ibadah kepada-Nya.
Allah sebagai Rabb manusia, telah memberikan nikmat yang sangat banyak pada manusia. Diantara nikmat yang dianugrahkan pada manusia tiga diantaranya adalah nikmat kehidupan, nikmat akal, dan nikmat hidayah. Termasuk nikmat kehidupan adalah alam semesta. Termasuk nikmat akal adalah kebebasan dan ilmu. Sedangkan yang termasuk nikmat hidayah adalah nikmat iman dan ibadah.
Alloh adalah satu-satunya Ilah yang hak bagi Manusia.
Manusia memiliki suatu kecenderungan untuk mengabdikan diri dan meminta pertolongan untuk kemudahan hidupnya. Mengabdi dan meminta adalah suatu dimensi kehidupan manusiawi. Memberikan suatu kesetiaan dan meminta imbalan yang dibutuhkan merupakan suatu kenyataan yang menyatu dengan jati diri manusia. Gabungan antara dua kenyataan ini apabila dialamatkan kepada Tuhan, maka ia adalah ibadah.
Ibadah adalah suatu perbuatan yang amat istimewa dan amat menentukan derajat manusia. Apabila ia dilakukan maka ia akan memposisikan manusia pada level atau martabat yang tinggi. Tetapi apabila ditinggalkan maka manusia diposisikan pada level terendah. Inilah keistimewaan perbuatan yang bernama ibadah.
Sehingga jika manusia ingin mulia, mau tidak mau syaratnya ia harus melakukan ibadah, yakni menyerahkan pengabdian dan permohonan kepada Tuhan. Dan jika manusia tidak demikian, maka ia merupakan manusia yang sombong dan mudah sekali berputus asa, ini merupakan level manusia paling rendah.
Ibadah merupakan ikatan atas pengabdian dan permohonan manusia pada penciptanya. Maka seyogyanya ibadah hanya dilakukan manusia kepada Rabbnya semata, bukan kepada selain Rabbnya. Bagaimana mungkin dibenarkan manusia melakukan ibadah kepada yang bukan Rabbnya?
Allah adalah Rabb manusia. Maka Dialah yang patut dijadikan Ilah bagi manusia, yaitu sesuatu yang disembah manusia. Allah adalah satu-satunya Ilah yang berhak disembah oleh manusia. Manusia yang melakukan ibadah kepada selain Allah maka, ibadahnya tertolak.
Alloh adalah satu-satunya Malik
Rabb adalah tempat kita menyanjungkan segala pujian. Ilah adalah tempat kita memberikan segala pengabdian dan permohonan. Maka Malik adalah tempat kita meminta nashihat dan petunjuk hidup agar hidup tidak sesat dan tidak dimurkai-Nya. Alloh dikenal karena ia adalah pencipta. Alloh dikenal karena ia nama yang selalu disebut tatakala manusia mengabdi dan memohon perlindungaan-Nya. Allah dikenal karena Dialah yang menurukan Islam sebagai nasihat dan petunjuk hidup bagi manusia. Allah yang demikian itu tiada duanya. Dialah yang Esa itu.
Alloh pemilik Asmaul-Husna
Manusia memiliki kecenderungan untuk menerima dan memberi. Salah satu peranan yang paling mulia dalam hal memberi, adalah memberi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Dan wujud pemberian yang paling utama adalah akhlak. Jadi akhlak hakikatnya adalah pemberian terbaik manusia kepada sesamanya. Bagaimana manusia sampai pada akhlak yang terbaik? Maka jawabnya adalah ia harus melewati tahapan-tahapan pengakuan terhadap Allah sebagai Rabb yang mengantarkannya pada sikap syukur. Lalu tahapan pengakuan bahwa Allah adalah Ilah, sehingga ia benar-benar jadi ahli ibadah dan senantiasa bertaqorub pada-Nya. Tahapan berikutnya adalah pengakuan bahwa Allah adalah pembuat undang-undang hingga ia mengikuti dan taat pada undang-undang-Nya. Baru setelah tahapan semua ini dilakukannya, ia bisa berbuat akhlak yang baik pada sesama manusia. Dalam rangkaian akhlak itu pun, manusia masih bisa tetap menghubungkannya dengan Tuhan, yakni lewat meniru asmaul-husna-Nya, yaitu nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang baik bagi-Nya.
Rangkaian syukur, mengabdi, taat dan meneladani sifat-sifat-Nya adalah ibadah.
1.21. Tiada Ilah selain Alloh
Dalam urusan beribadah, pengabdian dan meminta pertolongan manusia hendaklah hanya menunjukannya kepada Alloh semata. Tidak boleh manusia beribadah kepada selain-Nya. Bahkan manusia dalam hal bersyukur dan taat kepada selain-Nya. Adapun misalnya kita berterimakasih kepda orang tua dan taat kepada Rasul atau pemimpin itu adalah dalam kerangka kita bersyukur dan taat kepada Alloh. Alloh adalah Ilah yang wajib atas manusia untuk menyembah-Nya. Tiada Ilah selain Allah yang memiliki hak semacam ini. Sehingga siapapun yang melakukan penyembahan kepada selain Allah, ibadahnya itu tidak akan memiliki balasan pahala.
1.22 Alloh adalah Pembuat Undang-Undang untuk Manusia
Alloh yang menciptkan dan berhak disembah, tentu berhak pula membuat undang-undang untuk manusia agar manusia itu selamat dan bahagia di dunia dan akhirat. Islam merupakan suatu wujud undang-undang yang Allah turunkan dan Alloh wajibkan atas manusia untuk menegakkannya. Ketika manusia hendak beribadah kepada Tuhaannya pada saat yang sama ia mesti mentaati dan menegakkan undang-undang-Nya.
1.23. Allah, Tuhan yang Maha Esa
Alloh adalah Rabb, Ilah, Malik dan pemilik Asmaul-Husna, Dia Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya dalam segala hal. Semua yang ada bergantung pada-Nya. Manusia adalah salah satu dari sekian banyak makhluk-Nya bergantung pula pada-Nya. Atas manusia dibebankan kewajiban beribadah kepada-Nya dengan tidak membuat suatu sekutu dalam ibadahnya itu.
1.24. Selain Allah adalah Makhluk
Apapun selain Alloh adalah makhluk yang tidak patut disembah. Jika ada suatu umat yang menyembah selain Alloh, maka umat itu sedang menempuh suatu jalan yang sesat.
1.25. Islam merupakan bentuk ibadah yang benar
Konsep Ibadah merupakan hal yang tak terpisahkan dari konsep Tuhan. Dalam praktek kehidupan manusia, seseorang dikatakan memiliki keyakinan kepada Tuhan, jika dia melakukan ibadah kepada-Nya. Ibadah-ibadah yang dilakukan manusia banyak sekali ragamnya. Namun bentuk ibadah yang diakui oleh Allah hanyalah Islam. Sebabnya Islam adalah agama yang diturunkan dari sisi-Nya.
Dasar atau pondasi dari Islam adalah tauhid, yakni konsep bahwa Tuhan itu adalah Esa, tidak memiliki sekutu bagi-Nya. Di atas pondasi itulah ibadah-ibadah kepada-Nya didirikan.
1.26. Tidak ada agama yang Hak di sisi Alloh selain Islam
Alloh tidak menurunkan agama lain selain Islam kepada umat manusia. Hanya Islam yang merupakan jalan lurus dalam mengenal dan mengabdi kepada-Nya. Agama-agama lain selain Islam, tetap diberi nama sebagai agama. Agama-agama itu adalah agama yang tertolak dan tidak diterima amalan para penganutnya. Umat Islam sebagai pengikut Islam, dilarang secara tegas mengikuti agama selain Islam atau menyembah apa yang disembah oleh umat selain Islam.
1.27. Selain Islam bukan peribadatan yang lurus
Alloh hanya menurunkan Islam sebagai jalan yang lurus bagi manusia untuk menata hidup dan ibadah-ibadahnya. Kenyataan dalam hidup manusia, agama bukan cuma Islam. Terdapat berbagai agama. Agama-agama apapun namanya selain Islam, bukanlah merupakan suatu cara ibadah yang dibenarkan oleh Allah. Dan apa saja yang disembah oleh mereka yang beragama selain Islam, bukanlah Tuhan yang hak, melainkan suatu makhluk yang disebut-sebut sebagai tuhan oleh mereka.
1.28. Islam adalah peribadatan yang wajib diikuti manusia
Islam membawa suatu sistem syariat yang lengkap dan diakui oleh Alloh SWT, sebagai jalan yang lurus, yang wajib ditempuh oleh segenap manusia. Disertakannya dalam Islam itu kitab al-Quran dan teladan dari Nabi Muhammad SAW. Tetapi yang dapat mengikutinya terbatas, yaitu orang-orang yang telah beroleh hidayah dari sisi Alloh berupa Iman.

1.29. Aturan Islam dibawakan oleh Rasul
Jika seseorang hendak beribadah kepada Alloh, maka ia harus mengikuti Rasul. Dan tidaklah yang diajarkan oleh Rasul itu, melainkan agama, yakni Islam. Ibadah dalam pandangan Islam adalah apa-apa yang diperintahkan Alloh dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Selain itu bukanlah ibadah. Mengikuti Rasul itu merupakaan suatu jalan yang wajib ditempuh untuk sampai pada ibadah yang benar.
1.30. Pondasi Agama Islam
Pondasi ajaran Islam ada dua yang tersimpul dalam kalimat syahadat: Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Kalimat pertama adalah kalimat tauhid, yang juga merupakan pondasi dari aqidah atau konsep keimanan dalam Islam. Sedangkan kalimat kedua merupakan kalimat nabawiyah, yaitu pengakuan bahwa ajaran Islam dalam prakteknya hanya mengikuti petunjuk dan teladan Nabi Muhammad. Ini merupakan pondasi dari syariat. Seluruh ajaran Islam bertumpu pada dua pondasi ini. Maka siapa yang ingin benar dalam ibadahnya kepada Tuhan, harus menajamkan pemahaman dan amalan atas dua dasar ini.
1.31. Apakah Allah disembah oleh para pengikut selain agama Islam?
Allah hanya menurunkan Islam sebagai suatu cara untuk menyembah Allah. Agama selain Islam menyembah apa-apa yang umat Islam tidak boleh menyembahnya. Ini di jelaskan dalam surat Al-kafirun. Jadi pengikut agama selain Islam tidak menyembah Allah, Tuhan yang di sembah umat Islam. Jika demikian, maka orang-orang non muslim itu hanya menyembah mahluk saja atau hawa nafsunya saja.
1.32. Jaminan Lurusnya Islam sebagai Agama yang haq
Untuk memahami agama Islam secara lengkap dan menyeluruh, manusia hendaknya merujuk kepada sumber hukumnya. Sumber hukum Islam adalah Al-quran. Maka Al-quran dan juga Hadits, tempat untuk mengetahui hakikat Islam. Untuk memahami kandungan Al-quran dan Hadits diperlukan suatu metode yang di sebut dengan tafsir. Ilmu tafsir itu adanya di tangan para ulama. Ulama itu adalah orang-orang Islam yang yang terpercaya dalam pemahamannya terhadap kandungan Al-Quran dan Hadits. Al-Quran, Hadits dan para ulama itulah jaminan lurusnya Islam sejauh yang dapat ditelusuri oleh akal manusia. Kebenaran al-Quran dan Hadits dapat ditelusuri dalam atas-batas kemampuan akal manusia. Namun demikian sikap penerimaan seseorang kepada Islam tergantung kepada keimanannya.
1.33. Beribadah itu berpedoman kepada al-Quran dan Hadits serta bimbingan para Ulama.
Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan yang diwariskan para Nabi tiada lain adalah agama. Maka umat mengetahui agama itu dari para ulamanya. Karena itu janganlah kita meremehkan peranan dan jasa para ulama terhadap Islam dan umatnya, sekalipun mereka hakikatnya adalah manusia biasa yang tidak memiliki otoritas apapun atas ajaran agama. Ulama diamanahi tugas untuk terus menerus mempelajari dan mengajarkan agama, sehingga agama dan umat ini terpelihara dari fitnah dan kepunahan. Bagaimananpun umat Islam memerlukan suatu penjelasan, pengarahan, motivasi, pendampingan dan kebersamaan dalam melaksanakan agama. Jika menjalankan agama tanpa bimbingan para ulama, tanpa petunjuk dari al-Quran dan Hadits, maka kesesatan yang akan mereka temui.
Manusia yang Paling Mulia
1.34. Kemuliaan, Hal Yang Paling dicari Manusia
Manusia selalu mencari kebenaran, ketentraman, kenikmatan, kedamaian dan kemuliaan. Semua hal ini merupakan keadaan-keadaan yang mendatangkan kenikmatan dan kebahagiaan. Pada masing-masing ada keindahan, kesenangan yang amat disukai oleh manusia. Bagaimanakah manusia dapat meraih apa yang selalu dicarinya itu dan siapakah yang dapat benar-benar meraihnya? Tentu saja orang dapat meraihnya adalah nanti merupakan orang-orang yang mulia, besar, makmur dan damai.
1.35. Jalan menuju kemuliaan
Ada dua jalan menuju kemuliaan, pertama: mengetahui jalannya yang benar secara benar. Kedua, mengikuti jalan-jalan itu dengan benar. Sesungguhnya jalan yang benar ialah Islam dan untuk mengetahui Islam yang sebenarnya ialah dengan merujuk pada sumber hukumnya, yaitu al-Quran Sunnah dan para ulama. Manusia tidak akan pernah menemukan kemuliaan sekecil apapun tanpa iman. Sekalipun harta, kekuasaan, perempuan berada di tangannya. Dan mengikuti Islam dengan benar caranya iklas dan sabar. Orang yang berada di jalan benar ia bersikap benar. Sia-sia amalan ibadah jika tidak di sertai sabar dan ikhlas.
1.36. Manusia yang Paling Taat
Boleh jadi dimata manusia, orang yang memegang kekuasaan harta dan keindahan, martabatnya tinggi dan terhormat. Namun hendaklah kita belajar dari sejarah tentang raja-raja dan pemimpin dunia atau negara-negara besar zaman dahulu yang akhirnya dihancurkan, dihinakan dan dimusnahkan. Padahal mereka amat kuat, kaya, cerdas dan tampan dikelilingi gadis-gadis cantik. Kemuliaan dan ketinggian derajat sesungguhnya milik mereka yang tidak tunduk pada nafsu dan dunia. Mereka adalah orang-orang yang tunduk kepada undang-undang Alloh. Dan itulah manusia yang mulia sesungguhnya. Mereka yang taat boleh jadi pada saat yang bersamaan adalah juga kaya, cerdas, kuasa dan tampan.
1.37. Mendedikasikan Diri untuk Kemuliaan Islam
Konsep memberi dan menerima merupakan konsep yang bernilai amat penting dalam hidup manusia. Orang-orng yang taat menerpakan konsep ini secara tepat terhadap Islam. Mula-mula ia menerima banyak hal dari Islam sehingga tertatalah fikiran, hati, jiwa, badan, keluarga, masyarakat dan negaranya. Sehinga dengan penataan Islam, seluruh denyut kehidupan menjadi luas, tentram, makmur, damai, dan mulia. Nanti pada gilirannya ia sadar akan memberikan suatu pengorbanan bagi Islam. Ia akan berkorban harta, tenaga, fikiran keluarga bahkan nyawanya untuk Islam. Karena ia telah berjanji untuk menyerahkan hidupnya, matinya dan baktinya untuk Alloh. Pengorbanan itu hakikatnya adalah didasarkan atas rasa cinta pada Islam, rasa ikhlas dan sabar. Serta untuk suatu kebaikan yang lebih besar yakni demi meraih keridoan Allah dan surga-Nya kelak di akhirat.
1.38. Mulia sampai ajal Datang
Hidup mulia adalah dambaan setiap orang yang beriman. Namun janganlah keliru kalau mencari kemuliaan itu adalah tidak hanya sekedar sementara waktu. Mencari kemuliaan dan hidup dalam tangga-tangga kemuliaan harus terus berlanjut tiada henti sampai Allah mencabut nyawa kita. Karena itu selama nafas masih ada, jangan dulu bergembira hati, sebab syetan masih menggoda. Ini artinya kita harus selalu waspada selamanya.
1.39. Pentingnya Mati dalam keadaan sebagai Muslim
Bila seseorang tetap istiqomah menjalankan agama hingga kematiannya tiba, maka ia merupakan orang yang beruntung. Allah pun mengharap dan memerintahkan umat-Nya untuk tidak meninggal kecuali dalam keadaan sebagai muslim, yakni yang sedang menjalankan Islam, yang sedang menegakkan tauhid. Maka siapapun yang meyakini akan pertemuan dengan Allah, harus merancang jalan kehidupannya. Karena jalan kehidupan yang sedang ditempuh adalah juga jalan kematian. Betapa pentingnya kematian dalam keadaan sebagai seorang muslim, kita mesti menjadi muslim di sepanjang waktu yang sedang dijalani.
1.40. Alloh Pemilik Kemuliaan Tentukan Kriterianya.
Menjadi muslim adalah jalan menuju kemuliaan. Allah adalah sumber kemuliaan. Maka Dia berhak menentukan kriteria apa saja yang harus dipenuhi manusia, jika manusia menghendaki kemuliaan itu. Kriteria global yang dibebankan atas manusia yang ingin meraih kemuliaan adalah kemauannya untuk ibadah. Ibadahlah syarat dan ketentuan yang dapat diusahakan dengan segenap ikhtiar. Maka penuhilah apa yang Alloh serukan pada kita, jika benar-benar ingin meraih kemuliaan.
1.41. Kemuliaan Dunia Akhirat
Manusia harus mengejar kemuliaan lewat ibadah, bukan dengan selainnya. Kemuliaan yang dikejar lewat ibadah akan berdampak positif tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Ibadah itu orientasi utamanya adalah akhirat, namun dalam Islam, ibadah yang dilaksanakan membawa kebaikan semenjak di dunia ini.

Karakter Orang yang Mengenal Tuhan
1.42. Pengetahuan sebagai Dasar Perbuatan
Perbuatan seseorang amat tergantung pada pengetahuan dan pengalamannya. Memang banyak faktor yang membentuk suatu perbuatan. Namun rupanya pengetahuanlah yang besar peranannya. Ketika manusia telah mengenal Tuhan dengan mendalam, benar dan sebaik-baiknya, maka akan tampak pengaruhnya pada amal perbuatan, sikap dan cara berbicaranya. Mengenal Tuhan dengan baik adalah lewat agama. Dan bersikap yang baik kepada Tuhan adalah dengan Iman. Mengenal Tuhan lewat agama itu adalah melalui tadabur terhadap al-Quran dan melakukan ibadah-ibadah.
1.43. Karakter Dasar: takut, taat, bersih hati dan cinta
Orang yang mengenal Alloh bahwa Dia adalah Rabb, maka akan tumbuh rasa takut dan cinta; bahwa Dia adalah Ilah, maka akan tumbuh rasa Tawadlu dan bersih hati; bahwa Dia adalah Malik akan tumbuh rasa taat, dan bahwa Dia adalah pemilik asmaul husna maka akan tumbuh rasa cinta. Timbulnya rasa cinta karena disadari Dialah yang memberi segala nikmat dan fasilitas hidup. Bersih hati ialah bersih dari sifat-sifat syirik, riya, hasud, maksiat dan cinta dunia. Taat ialah taat pada undang-undang-Nya. Takut kepada-Nya karena Dia Maha Cermat dalam meneliti seluruh amal perbuatan manusia dan Dia Maha Adil serta Amat keras Azab-Nya. Dari masing-masing sifat ini akhirnya akan membentuk sifat-sifat dan perbuatan-pebuatan yang baik pada manusia.
1.44. Taubat, Harap, Rido, Tawwakal
Betapapun tekad untuk taat, cinta, takut dan bersih hati dicanangkan dan diusahakan dengan tekad yang kuat setinggi langit, sifat manusia sejatinya tetap saja sewaktu-waktu bisa terjatuh pada suatu hal yang menyebabkan dirinya berdosa. Perbedaan antara orang yang mengenal Tuhan dengan yang tidak adalah pada sifat-sifat Taubat, Harap, Rido, Tawwakal. Orang yang mengenal Tuhan ketika ia terjatuh pada perbuatan dosa ia akan segera bertaubat, penuh harap atas rahmat-Nya, rido atas takdir-Nya dan bertawwakal pada-Nya dalam setiap upayanya.

1.45. Tanda Manusia yang Lalai pada Tuhannya
Manusia yang lupa, lalai, mengabaikan Tuhannya akan ditandai oleh sifat putus asa dan sombong. Ia putus asa tatkala lemah dan sombong tatkala kuat. Ia juga cepat berkeluhkesah dan mencari-cari kesalahan orang lain atas bencana yang menimpa dirinya. Hal ini disebabkan karena ia jauh dari ibadah dan tuntunan agama. Sebab itu untuk menghindari sifat-sifat buruk itu dan untuk meraih sifat-sifat mulia, seseorang harus serius mendekati Tuhannya dengan memperbaiki ibadah-ibadahnya dan memperdalam agamanya.
1.46. Sifat-sifat Turunan di bidang Sosial
Syukur akan menurunkan sifat pandai berterimakasih. Sifat cinta menurunkan sifat kasih sayang. Sifat takut menurunkan sifat hati-hati dan berani. Sifat bersih hati menurunkan sifat tulus dan rela dalam menolong serta dalam menyikapi ketidakadilan sesamanya. Semua sifat-sifat ini amat diperlukan dalam kehidupan sosial. Sifat-sifat ini hanya ada pada orang-orang yang dekat dengan Tuhan, ahli ibadah dan memahami agama dengan baik dan mendalam
1.47. Virtualisme mudah diciptakan orang yang Beragama.
Kemuliaan, kedamaian, kemakmuran, dan ketenangan mudah diciptakan oleh orang-orang yang beragama. Orang yang mengenal Tuhan dengan baik dan aktif serta serius dalam melaksanakan ibadah akan mudah baginya mencapai virtualisme semacam itu pada semua segmen dan level kehidupan. Semua ini disebabkan oleh adanya sifat-sifat baik yang menyatu dengan diri orang-orang yang taat dan juga oleh adanya sistem agama yang sempurna dalam menata sifat dan kinerja manusia. Timbulnya kekacauan dalam kehidupan manusia hakikatnya disebabkan oleh ketidaktahuan manusia itu sendiri terhadap tujuan penciptaan dirinya. Sesungguhnya agama itulah jalan yang paling sesuai dengan tujuan penciptaan manusia.
1.48. Ketika Manusia Lari dari Tuhannya
Banyak sekali pelajaran yang terdapat dalam sejarah dan peristiwa kontemporer. Bahwa orang yang tetap dekat dengan agama seraya terus mengabdi kepada-Nya, dapat meraih kunci-kunci kemuliaan dan ketentraman. Sebaliknya orang-orang yang menjauh dari Tuhannya, dan mengabaikan kewajibannya untuk ibadah, selalu ditimpa musibah dan kepedihan di akhir hidupnya. Begitulah pelajaran dan peristiwa, tinggal pelajaran dan peristiwa yang banyak manusia memandangnya dengan sebelah mata. Kita perlu tetap menegaskan bahwa ketika manusia meninggalkan Tuhan, mengabaikan agama, melalaikan ibadah dan sibuk dengan urusan dunia; mereka tidak akan meraih kebahagiaan dan ketentraman dalam hidupnya, kecuali sedikit saja. Mereka akan dijauhkan dari kemuliaan dan kemakmuran.
1.49. Membangun Citra Diri sebagai Orang Sholeh.
Bila mata kita diarahkan kepada fakta sosial global saat sekarang, maka akan tampak dimana-mana banyak manusia yang telah meninggalkan Tuhan dan ibadah karena sibuk dan ditipu dengan urusan dunia. Tampil dengan citra diri sebagai orang sholeh merupakan sesuatu yang asing, aneh dan ganjil. OLeh karena itu upaya menjadi orang sholeh merupakan suatu hal yang berat, memerlukan suatu tekad dan perjuangan yang tidak ringan. Tetapi inilah yang harus kita lakukan. Caranya tiada lain dengan suatu metode terbiyah dan jamaah.
1.50. Menambah Pengetahuan tentang Tuhan dan Ibadah
Pengetahuan kita tentang Tuhan dan ibadah mesti terus ditambah dari waktu ke waktu. Sumber pengetahuan kita tentang Tuhan ada pada Kitab Al-Quran. Dan sumber pengetahuan kita tentang ibadah ada pada kitab-kitab Hadits. Upaya memperdalam pengetahuan atas kedua kitab itu merupakan titian untuk membangun citra diri sebagai orang sholeh dan untuk memperbaiki kualitas pengabdian kita kepada Allah. Pada saatnya nanti, semua akan bermuara pada dicapainya kebahagiaan lahir dan batin. Tentramnya kehidupan, kemakmuran dan kemuliaan. Alloh telah berjanji akan membahagiakan orang yang berilmu dengan diangkatnya mereka beberapa derajat.

Pengaruh Ibadah bagi Kehidupan manusia di Muka Bumi
1.51. Ibadah adalah satu paket dengan kehidupan
Ibarat badan dengan jiwanya, maka kehidupan menjadi ada. badan tanpa jiwa, atau jiwa tanpa badan adalah kematian bagi manusia.sesungguhnya kehidupan manusia dengan kewajibanya untuk ibadah kepada Tuhan adalah satu paket yang utuh. manusia jelas pada umumnya lebih memperhatikan segi hidupnya ketimbang ibadahnya. Tetapi ini tidak berlaku bagi orang yang beriman. ia lebih memperhatikan ibadah sebab ibadah itulah jiwa bagi kehidupannya.
1.52. Kehidupan manusia tanpa ibadah
Setiap peradaban manusia rupanya menyadari akan pentingnya ibadah. Selalu ditemukan dalam setiap peradaban manusia, hal yang berupa ibadah, agama, atau keyakinan kepadanya adanya Tuhan. Kesimpulan yang dapat diambil. Kehidupan manusia tanpa ibadah tidak akan banyak menghasilkan peradaban, atau karya nyata. Ini merupakan suatu potensi yang mendukung bagi upaya mengembalikan manusia kepada agamanya yang sebenarnya yaitu Islam. Tatkala dakwah islam telah sampai pada mereka tetapi dalam non islamnya, maka mereka pantas mendapat kehampaan hidup dan siksa.
1.53. Masalah hidup yang semakin rumit
Ada dua hal yang perlu kita renugkan tentang fenomena ibadah dan hidup manusia dari waktu ke waktu semakin maju dari sisi teknologi hasil ilmu dan sains, di samping juga semakin kompleks permasalahan yang datang kepadanya.Sementara agama atau ibadah hanya tetap berkedudukan sebagai pemberi solusi dan inspirasi bagi hasil teknologi dan teratasinya masalah-masalah yang rumit itu. Artinya bahwa manusia memerlukan 2 hal: 1.agama yang kompitibel dengan perkembagan zaman. 2.Keseriusan mereka untuk menerapkan agama.

Cisarua, 8 November 2009


Ditulis dalam Uncategorized