Filsafat Berfikir

KONSILI NICEA

 

 

 

nicaea-sistine
KONSILI NICEA

Disusun dan Diedit oleh: Ading Nashrulloh

 

Sumber: Berbagai tulisan di Internet

 

 

KONSILI NICEA adalah salah satu sejarah kristen yang dirahasiakan oleh gereja.

Peristiwa ini sangat penting diketahui, dikarenakan dalam konsili inilah seorang manusia diangkat menjadi serupa dengan Allah. Yesus dilantik kaisar Romawi menjadi Tuhan.

Arius VS Alexander

Perdebatan dan perselisihan antara Arius dan Alexander meresahkan Kaisar Konstantinus. Ia merasa bahwa perpecahan dalam gereja dapat mengganggu keamanan dan stabilitas negara.

Saat itu kekaisaran Romawi sedang dalam perpecahan dan banyak pemberontakan dari wilayah yang berupaya membebaskan diri. Perpecahan dalam gereja hanya akan membuat kerajaan semakin tidak stabil.

Konstantinus berupaya menemukan jalan menyelesaikan pertikaian ini. Pada tahun 325, Konstantin memanggil uskup-uskup dari berbagai penjuru kekaisaran Romawi untuk berkumpul dalam konsili di Kota Nicea (sekarang Iznik di Turki). Konsili ini dibuka dengan pembahasan mengenai permasalahan ajaran Yesus yang dibawa Arius.

Eusebius dari Nicomedia memimpin beberapa uskup yang mendukung Arius. Namun ketika Arius membacakan keyakinannya mengenai ke-Esa-an Allah dan pandangan-pandangan lainnya, banyak uskup yang menentang Arius.

Para peserta konsili tidak menerima ajaran Yesus yang dibawa Arius dan memutuskan untuk menolaknya. Mereka berupaya merumuskan suatu pengakuan yang dapat melawan ajaran Injil yesus yang dibawakan Arius.

Kemudian Uskup Eusebius dari Kaisarea mengusulkan menggunakan pengakuan yang digunakan di Kaisarea. Pengakuan ini tidak menggunakan kata homoousios (satu hakikat) karena dianggap tidak alkitabiah. Namun, Konstantinus dan para uskup lain memilih untuk menggunakannya dalam rumusan pengakuan tersebut untuk menentang Arius, karena Arius terang-terangan menolak konsep homoousios.

Hanya dua orang uskup yang mendukung pandangan Arius dan menolak konsep homoousios. Akhirnya diputuskan bahwa Sang Anak tidak diciptakan, namun sehakikat (homoousios) dengan Sang Bapa yang dirumuskan dalam Pengakuan Iman Nicea. Ajaran Yesus yang dibawa Arius kemudian ditolak dan Arius bersama beberapa orang yang mendukungnya dihukum dengan cara dikucilkan dari gereja.

Arius bersama beberapa uskup yang mendukungnya kemudian dikucilkan dari gereja dan dibuang serta jabatannya dicopot. Bukunya, Thallia, dibakar dan pengikutnya dianggap sebagai musuh gereja.

Di dalam pembuangan, Arius sangat menderita sehingga adik perempuan Konstantinus, Konstantia, meminta Konstantinus untuk memulihkan kembali jabatan Arius. Konstantinus menyetujuinya, namun Athanasius, uskup Alexandria yang baru, menolaknya.

Pada tahun 336, upacara pemulihan jabatan Arius kemudian direncanakan untuk dilaksanakan di katedral Konstantinopel. Akan tetapi, upacara tersebut tidak pernah dilaksanakan karena pada sore hari sebelum upacara dilaksanakan, tiba-tiba Arius meninggal karena diracun.

Itulah sejarah agama katolik tentang konsili Nicea 325 masehi, voting pemilihan tuhan oleh manusia.(dm). (kristolog.com)

Yesus baru diangkat jadi “Tuhan” melalui konsili Nicea di kota Nicea pada tahun 325 Masehi. Pada waktu itu belum ada istilah Trinitas karena “Roh Kudus” belum dikenal. Baru pada Tahun 421 roh kudus diangkat menjadi “Tuhan” pada konsili Efesus.

Arius : Yesus Bukanlah Tuhan

Arius (250-336 M) adalah salah seorang murid utama Lucian berbangsa Libya yang juga bersama-sama dengan gurunya menegakkan ajaran Tauhid kepada Allah, Arius merupakan seorang presbyter (ketua majelis agama) di gereja Baucalis Alexandria, salah satu gereja tertua dan terpenting di kota itu pada tahun 318 M.

Sejak tewasnya Lucian pada tahun 312 M ditangan orang-orang gereja Paulus, perlawanan Arius terhadap doktrin Trinitas semakin memuncak, dan dalam perjuangannya ini, Arius mendapatkan dukungan dua orang saudara Kaisar Constantin yang bernama Constantina dan Licunes.
Arius adalah seorang penentang Trinitas. Dia memiliki teori:

“Jika Jesus itu benar-benar anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri, maka Bapa harus ada lebih dahulu. Oleh karena itu harus ada “masa” sebelum adanya anak. Artinya anak adalah makhluk. Maka anak itu pun tidak selamanya ada atau tidak abadi. Sedangkan Tuhan yang sebenarnya haruslah abadi, berarti Jesus tidaklah sama dengan Tuhan.”

Atas pandangan Arius tersebut, sebanyak 100 orang pendeta Mesir dan Libya berkumpul untuk mendengar pandangan Arius. Pada waktu inilah juga Arius mengemukakan kembali pendangannya :

“Ada masa sebelum adanya Jesus, sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya. Jesus ada kemudian, dan Jesus hanyalah makhluk biasa yang bisa binasa seperti makhluk-makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak mungkin binasa.”

Arius memperkuat pendapatnya dengan sejumlah ayat-ayat Injil seperti Yohanes 14:8, “Bapa lebih besar daripada Jesus”; Seandainya kita mengakui bahwa Jesus adalah sama dengan Tuhan, maka kita harus menolak kebenaran ayat Yohanes tersebut.

Pendapat Arius ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : “Jika Jesus memang “anak Tuhan”, maka akan segera disertai pengertian bahwa “Bapak Tuhan” haruslah ada terlebih dahulu sebelum adanya sang “Anak”.

Oleh sebab itu tentulah akan terdapat jurang waktu ketika “Anak” belum ada. Oleh karena, “Anak” adalah makhluk yang tersusun dari sebuah “esensi” atau makhluk yang tidak selalu ada. Dan Tuhan merupakan suatu zat yang bersifat mutlak, kekal, tidak terlihat dan berkuasa, maka Jesus tidak mungkin bisa menjadi sifat yang sama sebagaimana sifat Tuhan.

Argumen Arius ini tidak dapat dibantah lagi, maka mulai tahun 321 M Arius dikenal sebagai seorang presbyter pembangkang. Ia mendapat banyak dukungan dari Uskup-uskup daerah Timur. Hal ini membuat Alexander (yang pernah menghukum mati Origen tahun 250 M) menjadi semakin marah.

Arius pula orangnya yang sangat menentang keras keputusan Nicea pada tahun 325 M, sehingga senantiasa mendapatkan tantangan dari orang-orang gereja Paulus. Pada tahun 336 Arius dibunuh di Constantinopel dalam satu muslihat yang licik.

Setelah terbunuhnya Arius, Naskah Injil diseragamkan. Naskah yang tidak sama dengan pihak Gereja pengikut Paulus dimusnahkan. Naskah-naskah injil banyak yang dibakar dan dinyatakan sebagai apokripa. Semua pengikut ajaran Yesus penganut paham monotheisme diburu dan dibunuh dengan cara yang keji. Semua yang menolak trinitas-diperangi habis-habisan. Inilah sejarah agama Kristen / katolik.(dm). (kristolog.com)

Kaisar KONSTANTINE menyelenggarakan KONSILI

Kaisar KONSTANTINE menyelenggarakan KONSILI di Nicea tahun 325 Masehi. 1800 orang yang diundang untuk hadir dalam konsili ini terdiri atas, 1000 orang yang berasal dari Gereja Timur dan 800 dari Gereja Barat. 22 orang rombongan Arius yang dipimpin oleh Eusebius of Nicomedia, semuanya diusir dari forum.

Sehingga secara keseluruhan Konstantine telah mengusir keluar sekitar 1482 uskup dan hanya 318 yang diijinkan mengikuti hingga akhir. ( Dr. Henery Stbble, An Account of the Rise and Progress of Mohametanism, 1954, hal.44-45, Holy Blood Holy Grail hal.692, Arana-“Holocaust Theology” ).

Dari 318 suara tersebut hanya 2 suara yang mendukung Arius. Konsili pertama yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei sampai 25 Juni diakhiri dengan ketokan palu yang mengesahkan Kredo Misterius, yang juga dikenal sebagai Kredo Nicea. Kredo Nicea yang sekarang bukanlah rumusan yang disepakati pada konsili Nicea dulu, tetapi sudah diperluas dan dimodifikasi. ( Prof. Percy Gardner, English Modernism,-Apendiks I, hal.223 ).

Yang paling penting dari semuanya, keputusan Konsili Nicea diambil dengan cara pengambilan suara, bahwa Yesus seorang Tuhan bukan sekedar nabi yang bisa wafat. (Holy Blood Holy Grail, hal.472)

Konsili Nicea menjatuhkan hukuman pengucilan ARIUS dan uskup lainnya yang ikut dalam konsili tetapi menolak doktrin Trinitas. Tulisan-tulisan Arius dibakar dan akan memasukkan ke penjara bagi siapa saja yang kedapatan memiliki tulisannya. (Edward Gibbon, Decline and Fall of Roman Empire, vol.2, hal.693).

Pada konsili tersebut YESUS dinyatakan sebagai, “Tuhan dari segala Tuhan, Cahaya dari segala Cahaya, Maha Tuhan dari segala Maha Tuhan”. (Hasting’s Encyclopedia of Etnics & Religion, vol.4, hal.239).

Lingkaran terpelajar masih berada di pihak Arius dan mereka telah dikekang dengan tangan besi. Dimasa itu popularitas Arius mencapai puncaknya, yang dibuktikan oleh Santo Jerome sebagai berikut : “Seluruh dunia merasa dan terheran-heran menemukan dirinya sebagai penganut Arius”. (Wilfred W.Briggs, Introduction to the History of the Christian Church, hal.49)
Will Durant menulis : “Perdebatan seru tentang doktrin Trinitas yang diperkenalkan oleh Athanasius tidak pernah berakhir dengan adanya konsili Nicea. Beberapa uskup masih berpihak pada Arius. Kelompok gereja yang masih loyal kepada Kredo Nicea disingkirkan dari Gereja; kadang kala disingkirkan oleh kekerasan massa; setengah abad Gereja mengikuti ajaran Arius dan meninggalkan ketuhanan Yesus. Setiap uskup memiliki faksi yang mendukungnya. Pertikaian antar faksi pecah menjadi kerusuhan berdarah, dan banyak yang terbunuh.” (Will Durant, Age of Faith)

Pemandangan kekerasan yang mengerikan dan pertempuran yang menelan ribuan jiwa, merupakan hal yang biasa selama periode ini. Aleksandria, daerah tempat tinggal Arius, menjadi ladang pertikaian yang paling ganas. Gibbon mencatat, satu insiden kekerasan menelan korban “tiga ratus lima puluh jiwa”. Mengenai kekejaman Gereja dalam masalah ini bahas lengkap dalam buku Edward Gibbon (pasal 21).

Dimasa pemerintahan Konstantin, merupakan periode emas bagi Kristen karena mendapatkan kitab suci Bibel yang standar. Itu pun tidak bisa dikerjakan tanpa kontroversi yang dahsyat melalui konsili-konsili Gereja. Sebagaimana dicatat oleh Marjorie Bowen : “Kitab-kitab injil harus direvisi beberapa kali sebelum diterima, orang-orang yang dianggap sesat harus dihadapi, serta menyelenggarakan konsili di Nicea tahun 325 Masehi dan di Konstantinopel tahun 381 Masehi untuk merumuskan dogma dan keimanan agama Kristen.” (Marjorie Bowen, The Church and Social Progress, hal.4-5)

Konsili-konsili Konsili Konstantinopel, Tahun 381.

Theodosius I menyelenggarakan Konsili Konstantinopel untuk membahas lebih jauh tentang ketuhanan Yesus. Konsili ini berakhir dengan memberi penegasan pada Kredo Nicea.

Konsili Efesus, Tahun 431. Konsili ini diselenggarakan untuk membahas pertanyaan apakah Maria (Ibu Yesus) manusia asli atau termasuk Tuhan. Pembahasan ini dilatarbelakangi karena sekte Maronite menyembah Maria sebagai “Ibu Tuhan” dan memasukkannya sebagai salah satu oknum trinitas pengganti “roh suci”. Konsili ini mengutuk penyembahan terhadap Maria.

Konsili Chalsedon, Tahun 451. Konsili ini membahas tentang teori Dua Kodrat Yesus.

Konsili Konstantinopel, Tahun 553. Konsili diselenggrakan untuk memecahkan teka-teki kodrat Yesus tersebut. Konsili ini didominasi oleh uskup-uskup Gereja Timur, Gereja Barat menolak semua keputusan dari konsili ini.

Pada abad ini diputuskannya Natal pada 25 Desember oleh Dionysius Exiguus, MENGADOPSI hari kelahiran anak dewa Matahari yang lahir pada hari Minggu, 25 Desember.

Pada akhir abad ke-6 LAHIRLAH ISLAM

Kristen telah menyimpang demikian jauh dari ajaran aslinya (ajaran Yesus), bahkan Gereja Barat lebih banyak mengadopsi agama Pagan. Kristen mengalami pembusukan hingga akarnya. Ketegangan antara Gereja Timur dan Gereja Barat berangsur-angsur melemah.

Gereja Timur hanya memiliki sedikit pengikut, sebagai akibat ribuan pemeluk Kristen beralih ke agama Islam. Dan hampir semua wilayah Mediterania berada dibawah pengaruh Islam.

“Mungkin karena pengaruh secara tidak langsung dari agama baru Islam yang anti-musyrik, pada abad ke-8, tentara kaisar Isauria… menemukan sesuatu yang tidak disukainya pada peribadatan yang sudah lama berlaku dalam dunia Kristen yang berbau politheisme.” (J.M Robertson, A Short History of Freethought, vol.1, hal.277).

Selanjutnya untuk pertama kali dalam sejarah Kristen pada tahun 723 tradisi Pagan dalam tata cara kebaktian agama Kristen DILARANG oleh Kaisar LEO melalui pengumuman, dan ia lebih condong pada ajaran monotheistik Islam. Bagaimanapun, larangan ini dicabut pada tahun 787 oleh Konsili ke-II di Nicea.(The Invacation of Saints and Adoration of Images, oleh Rev. W.P. Hares, hal 10-11).

Tradisi Kitab Injil, 300 Injil

Pemilihan Kitab Injil disebarkan dari mulut ke mulut sehingga tradisi oral ini menghasilkan laporan yang berlainan satu dengan lain terhadap perkataan dan perbuatan Yesus. Ketika mereka berusaha mendokumentasikannya maka bertambahlah perbedaan-perbedaan akibat variasi verbal.

Sarjana-sarjana Kristen mengakui fakta sejarah bahwa pada terdapat juga sejumlah Injil-injil yang lain, dan masing-masing gereja mempunyai versinya sendiri. Sebagian sarjana mempercayai bahwa jumlah Injil-Injil tersebut mencapai 300 Injil > (Holy Blood Holy Grail, hal.692).

Injil yang Empat

Tapi bagaimana Injil yang terpilih hanya 4 saja ?

Ke-empat Injil tersebut (Matius, Markus, Lukas & Yohanes) dipilih pada saat Konsili Nicea 325 Masehi. Konsili yang memperkenalkan konsep Trinitas untuk pertama kali. Sehingga pemilihan ke-4 Injil tersebut adalah penyesuaian terhadap Kredo yang dipaksakan. Maka semua Injil yang menceritakan tentang sisi “kemanusiaan Yesus” harus dihancurkan.

Teknis pemilihan Injil-Injil tersebut adalah, semua naskah Injil yang berbeda-beda “diletakkan dibawah sebuah meja” di ruang Konsili. Setiap orang diminta meninggalkan ruangan tersebut dan pintunya dikunci. Semua uskup diminta untuk berdoa sepanjang malam supaya versi Kitab yang benar akan berada di atas meja tersebut. Pada keesokan paginya, ke-4 Injil, Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dengan “ajaib”nya telah berada diatas meja dengan rapi, sisanya berserakan dibawah meja. Sehingga diputuskan semua yang terletak dibawah meja haruslah dibakar. (irenahandono.or.id).

Bukti bahwa Injil diubah oleh manusia

Kebenaran Tentang Injil – Prof. Bart D. Ehrman (Peneliti Bible)

Dr. Bart Ehrman adalah sarjana Perjanjian Baru dari The University of North Carolina at Chapel Hill, AS. Dia menunjukkan bukti-bukti bahwa sebagian pesan dalam Injil telah diubah oleh manusia, sekalipun sebagiannya tidak disengaja dan tidak berarti. Hal itu kemudian dikomentari Dr. Jerald Dirks dari Harvard Divinity School, mualaf mantan pendeta Gereja Methodist.

Arius Dan Kaisar Konstantin

Kehidupan Arius sangat erat kaitannya dengan Kaisar Konstantin I, kaisar Imperium Romawi. Sehingga kita tidak bisa memahami sejarah kehidupan salah satunya, tanpa memahami orang satunya lagi. Kisah Konstantin menaruh perhatiannya kepada Gereja berawal dari kekhawatirannya terhadap kedudukannya di Roma.

Kaisar yang bernama lengkap Flarius Valerius Aurellius Constantinus ini merasa cemburu terhadap putra mahkota bernama Crispus (Flavius Julius Crispus). Putra ini sangat termahsyur, karena posturnya yang menawan dan sikapnya yang ramah, disertai keberaniannya di medan pertempuran. Agar namanya tetap bertahan sebagai figur kaisar Romawi, dan tidak tenggelam oleh ketenaran nama putra mahkotanya, maka Konstantin membunuh Crispus.

Kematiannya menimbulkan duka rakyat Romawi. Di balik pembunuhan itu, ada berita bahwa ibu tiri putra mahkota itu menginginkan putra kandungnya sendiri yang akan menjadi kaisar, sehingga dia berniat untuk menghabisi Crispus. Akhirnya Konstantin menjatuhi hukuman mati kepada ibu tiri itu dengan membenamkannya ke dalam air mendidih.

Para pendukung permaisuri yang mati itu bergabung dengan para pecinta putra mahkota menuntut atas kematian kedua orang itu. Konstantin dalam posisi tersudut dan meminta bantuan pendeta Kuil Yupiter di Roma. Tetapi para pendeta itu mengatakan, bahwa tidak ada kebaktian atau korban yang bisa menghapus dosa pembunuhan yang telah dilakukannya. Suasana yang tegang di Roma membuat dia tidak merasa tentram, sehingga Konstantin pun pergi ke Bizantium.

Setelah tiba di sana, dia mengubah nama kota di pinggir selat Bosporus itu sesuai dengan namanya, Konstantinopel, yang selanjutnya menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur. Di tempat baru itulah dia melihat perkembangan Gereja Paulus yang sangat menakjubkan. Konstantin mendapat pelajaran, bahwa bila dia mau bertobat dan mengakui dosanya di gereja, maka dosa itu akan diampuni.

Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk membersihkan nama dan tangannya yang telah dikotori lumuran darah dua pembunuhan dan keputusan-keputusan jahat selama dia berkuasa. Setelah merasa terbebas dari beban dosa, dia pun mencurahkan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh imperiumnya.

Dia melihat adanya kemungkinan memperalat Gereja untuk meraih tujuannya dan menunjukkan loyalitasnya, dengan cara memberi kebebasan kepada Gereja untuk berkembang, yang sebelumnya telah ditindas dan dibinasakan oleh Kaisar Diolektianus (284-305 M). Berkat dukungan Konstantin inilah perkembangan gereja semakin kuat dan pesat.

Sebaliknya dia mendapatkan keuntungan yang besar, karena wilayah sekitar Laut Tengah dipenuhi oleh gereja, yang pemeluknya dapat dipergunakan untuk mendukungnya di medan perang. Bantuan pendeta merupakan faktor yang sangat penting untuk menyatukan Eropa dan Timur Tengah di bawah kekuasaan Konstantin.

Karena rasa terima kasih kepada Gereja di satu sisi, dan ingin menyudutkan para pendeta Kuil Yupiter di Roma yang tidak mau membantunya, pada sisi lainnya, dia mengajak Uskup Roma (yang selajutnya dinamakan paus oleh Paus Gregorius XVI untuk membedakan dengan petinggi gereja atau patriarkh di Timur) untuk membangun gereja yang besar dan megah di kota Roma.

Dari posisi terjepit di kota itu, Kristen kemudian diberi fasilitas-fasilitas yang luar biasa oleh Konstantin. Di samping itu dia membiayai pembangunan gereja yang besar dan megah di bukit Zion, Yerusalem.

Walaupun dia telah memberikan bantuan besar dan masuk agama Kristen, tetapi dia belum pernah dibaptis, sebab pengaruh paganisme yang menyembah Dewa Yupiter dan dewa-dewi lainnya masih sangat dominan. Oleh karena itu Konstantin bersikap menjaga keseimbangan, yang kadangkala dia menampakkan diri seakan-akan sebagai pemuja dewa itu.

Sikap seperti itu berlangsung cukup lama sampai meledaknya pertentangan di tubuh Kristen, antara denominasi Gereja Paulus (Pauline Church) yang memegang konsep Trinitas dengan denominasi Gereja Rasuli (Apostolic Church) yang menganut paham Unitarian (Adopsionisme).

Tokoh paling terkemuka denominasi Unitarian (pandangan Adopsionis) waktu itu adalah Arius dari Aleksandria, salah seorang Dewan Gereja yang sangat terkenal dalam sejarah dunia Kristen. Dia lahir tahun 250 di Libya dan belajar di perguruan Antiokia yang dibimbing oleh Lucius. Ia merupakan kekuatan baru bagi Gereja Rasuli yang menghidupkan dan mempertahankan ajaran Yesus yang murni, dengan semboyan: “Ikutilah Yesus menurut yang diajarkan oleh-Nya”, serta menentang ajaran-ajaran Kristen yang diciptakan oleh Gereja Paulus.

Keagungan nama Arius pada masa itu dapat dilihat dari namanya yang sampai sekarang disinonimkan dengan denominasi Unitarianisme, yakni aliran yang meyakini bahwa satu-satunya tuhan hanyalah Tuhan ALLAH (Bapa), dan Yesus adalah pelayan dan utusan yang dikirim Allah.

Gereja Paulus menerima pukulan telak dari pihak Arius. Mereka mengakui, Arius bukan hanya seorang ahli perencana saja, melainkan juga sebagai orang yang jujur dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela. Pada saat tradisi lisan (oral tradition)—yang mempertahankan ajaran Yesus—mulai lumpuh, dibarengi dengan pemahaman Tradisi Tulisan semakin menyimpang jauh, maka Arius tampil dengan segala keberanian dan kegigihannya mempertahankan ajaran Yesus yang telah disampaikan oleh para muridnya secara murni, serta menentang persekutuan pihak gereja dengan Kaisar Konstantin.

Arius adalah murid Lucian dari Antiokia (yang kemudian Santo Lucian) yang paling keras mengecam Gereja Paulus. Oleh karena dia selalu diincar pembunuhan oleh aliran Trinitas. Arius menyadari akan bahaya yang mengancam jiwanya. Walaupun riwayat hidup masa mudanya tidak begitu jelas, tetapi dia tercatat menjadi tokoh besar Gereja Becaulis Aleksandria.

Sampai pada masa Konsili Nicaea tahun 325 M, perbedaan keyakinan di kalangan Kristen sangat beragam. Karena kepercayaan di kalangan Kristen sangat beragam. Karena kepercayaan berdasarkan kemauan dan pilihan masing-masing individu.

Sebelum gereja mendapatkan kebebasan dari Imperium Romawi, perbedaan keyakinan itu menimbulkan pertentangan sengit, yang pada akhirnya mengakibatkan pertikaian antarkelompok Kristen. Bahkan sering terjadi penangkapan, penyiksaan, dan bahkan pembunuhan gelap.

Ketika Konstantin menjalin aliansi dengan Gereja, terjadilah perubahan dramatis. Meskipun waktu itu Konstantin masih menjabat kepala negara yang penduduknya mayoritas menganut paganisme, tetapi secara terbuka memberi bantuan kepada gereja, yang pada masa itu mungkin perbedaan antara Gereja Paulus (Pauline Church) dengan Gereja Rasuli (Apostolic Church) belum begitu tajam.

Dengan demikian, Kekristenan memperoleh kedudukan baru di bawah naungan Kaisar Romawi. Bagi kebanyakan orang, perkembangan Kristen seperti ini menimbulkan masalah politik. Sebagian orang yang dulunya menentang agama itu, berbalik mendukungnya karena mendapat tekanan dari pemerintah.

Oleh karena itu mereka memeluk agama Kristen bukan karena panggilan hati nuraninya, melainkan karena tujuan-tujuan tertentu. Perubahan situasi itu sangat menguntungkan pihak Kristen. Gereja Paulus dan Gereja Rasuli masing-masing berkembang pesat ke seluruh wilayah Imperium Romawi, mengakibatkan pertentangan kedua aliran itu semakin tajam di setiap daerah.

Konstantin yang pada waktu itu masih belum memahami ajaran Kristen, hanya ingin mendapatkan keuntungan politis bila tercipta kesatuan gereja yang tunduk padanya, dan berpusat di Roma, bukan Yerusalem. Ketika para jemaat Gereja Rasuli (Apostolic Church) menolak untuk memenuhi keinginan kaisar itu, Konstantin berusaha melakukan tekanan-tekanan terhadap mereka. Tetapi setiap tekanan itu tidak mendatangkan hasil yang diharapkan. Para jemaat Gereja Rasuli yang menganut paham Unitarian itu tetap menolak untuk tunduk kepada Uskup Roma1 (Paus).

Pertentangan semakin tajam mengenai pokok-pokok keyakinan di dalam agama Kristen. Sementara itu doktrin Trinitas telah diterima sepenuhnya oleh pihak-pihak tertentu dalam dunia Kristen. Sedangkan pihak Donatus, Melitus, terutama Arius menentang doktrin tersebut. Setelah lebih dari dua abad, doktrin itu menjadi bahan perdebatan, tidak ada pihak yang bisa memberikan penjelasan dan penafsiran yang memuaskan.

Karena banyak pihak yang menentangnya, semakin banyak membutuhkan penjelasan dan definisi dogma itu. Pihak gereja harus memberikan definisi tentang sifat kemanusiaan dan sifat ketuhanan Yesus. Serta memberikan penjelasan mengenai hubungan oknum yang satu dengan oknum lainnya dalam Trinitas.

Gereja harus menunjukkan definisi yang akurat mengenai hubungan ketuhanan Yesus dengan Perawan Maria, ibunya. Karena setiap orang Kristen selalu dihadapkan pada sekian banyak masalah dogma Trinitas, maka surat pertanyaan yang dikirim kepada pihak Kepausan di Roma semakin menggunung.

Surat jawaban dari Paus ternyata tidak bisa memberikan kepuasan bagi semua pihak. Arius tampil mengajukan tantangannya kepada pihak Paus untuk memberikan definisi yang logis dan rasional mengenai doktrin Trinitas. Arius sendiri memberikan penjelasan sebagai berikut:

“Jika Yesus itu sebagai anak Tuhan, berarti Bapa [Allah] harus ada terlebih dahulu dari pada Yesus. Justru sebelum ada Anak [Yesus], harus ada jarak waktu. Dalam jarak waktu itu sang Anak belum ada. Dengan demikian sudah pasti, bahwa Anak [Yesus] itu diciptakan oleh Allah dari esensi yang sebelumnya tidak ada. Oleh karena itu Yesus tidak sama dengan Bapa [Allah].”

Kalangan gereja Trinitas merasa terjungkal. Patriarkh Alexander mengundang Dewan Gereja untuk mempersoalkan pendapat Arius itu. Sekitar seratus uskup dari Mesir dan Libya menghadiri undangan itu untuk meminta pertanggungjawaban dari Arius. Untuk mempertahankan keyakinannya, Arius mengajukan argumentasi yang tidak bisa dibantah sebagai berikut:

“Ada suatu tempo, yang di dalam tempo waktu itu Yesus belum ada, sedang Allah bersifat Maha Dulu dan Maha Abadi. Karena Yesus adalah makhluk Allah, maka dia bersifat fana (tidak kekal), dan sudah tentu tidak memiliki sifat abadi. Karena Yesus itu makhluk, maka dia termasuk obyek bagi perubahan seperti makhluk berakal lainnya. Karena hanya Allah saja yang tidak berubah, maka Yesus bukanlah oknum Tuhan.”

Di samping menggunakan akal budi (logika), dia pun mengukuhkan argumentasinya dengan mengutip ayat-ayat Alkitab untuk membantah doktrin Trinitas seperti:

“Jika Yesus sendiri telah mengatakan: “Bapa lebih besar dari pada Aku.” (Matius 14:28), bagaimana kita bisa percaya bahwa Allah dan Yesus itu sama?. Kepercayaan seperti itu sangat bertentangan dengan firman Yesus sendiri di dalam Kitab Suci.”

Pendapat Arius ini tidak bisa dibantah oleh semua uskup yang hadir pada sidang itu. Tetapi Patriarkh Alexander, dengan menggunakan kekuasaan jabatannya, menjatuhkan vonis “Hukuman Pengucilan Gereja” terhadap Arius.

Dalam tradisi gereja, siapa yang mendapat hukum pengucilan (ekskomunikasi) itu, tumpahan darahnya menjadi “halal”. Pembunuhnya akan mendapatkan jaminan keselamatan (surga), karena telah berjasa membasmi pembawa ajaran sesat (bidaat)! Tetapi Arius mempunyai banyak pengikut yang pengaruhnya sangat luas, dan tidak dapat dianggap enteng oleh pihak Gereja Trinitas (Gereja Barat), apalagi para uskup wilayah Timur tidak membenarkan vonis Patriarkh Alexander itu.

Pertentangan masalah keyakinan ini semakin memuncak. Alexander berada pada posisi yang terjepit, bahkan sangat kecewa karena para uskup wilayah Timur mendukung Arius. Terutama Eusebius dari Nicomedia (wafat 342 M), sahabat Arius yang sangat berpengaruh di istana Konstantinopel, dan Eusebius Caesarea (260-340 M) memberikan dukungan yang sangat besar kepada Arius. Dua orang ini dan Arius adalah murid Lucian. Pembunuhan gelap terhadap guru mereka, membuat hubungan ketiga murid itu semakin erat.

Sampai sekarang kita bisa melihat surat Arius yang dikirim kepada Eusebius Konstantinopel, setelah dia dijatuhi vonis “hukuman pengucilan” (ekskomunikasi) dari Alexander. Di antara surat itu berbunyi: “Kami dihukum karena menyatakan, Yesus itu mempunyai permulaan, sedangkan Allah tidak mempunyai permulaan.”

Catatan mengenai pertentangan tajam waktu itu, sangat sedikit sekali yang bisa kita jumpai. Surat-surat yang masih selamat, menunjukkan, Arius tabah mempertahankan ajaran Yesus yang murni dan yang bebas dari perubahan, dan sama sekali tidak menghendaki perpecahan dalam Kristen. Sedangkan kumpulan surat-surat Alexander memperlihatkan, penggunaan bahasa yang tidak sopan terhadap Arius dan para pendukungnya. Di antara surat-surat itu Alexander pernah menulis sebagai berikut:

“Mereka sudah dikuasai Iblis yang merasuk dalam diri mereka. Mereka adalah tukang sulap dan penipu yang cerdik merayu. Mereka kelompok penyamun yang hidup dalam persembunyian, yang siang malam mengutuki Kristus mereka mendapatkan banyak pengikut dengan memperalat wanita tunasusila.”

Surat yang bernada kasar itu membangkitkan kemarahan Eusebius. Beliau mengundang uskup-uskup wilayah Timur untuk menjelaskan duduk persoalannya. Pertemuan para uskup itu menghasilkan keputusan untuk mengirim surat pada seluruh uskup wilayah timur dan barat, agar mendesak Patriakh Alexander untuk mencabut hukuman yang dijatuhkan kepada Arius.

Alexander mau mencabut vonisnya, asalkan Arius mau tunduk kepadanya. Syarat itu ditolak oleh Arius, dan ia pergi ke wilayah Palestina untuk membina jemaat Kristen di tempat itu. Alexander mengirimkan surat kecaman terhadap Arius dan Eusebius kepada seluruh pelayan-pelayan gereja Katolik. Alexander menuduh, Eusebius mendukung Arius bukan karena keyakinan yang dianut oleh Arius, melainkan disebabkan oleh kepentingan ambisius.

Kaisar Konstantin melihat situasi di tubuh Kekristenan semakin memburuk. Dia terpaksa turun tangan dengan mengirimkan surat kepada kedua pihak. Kaisar itu sangat mengharapkan kesatuan pendapat dalam agama. Karena hal itu akan menjamin stabilitas daerah yang dikuasainya. Dia meminta keduanya melupakan masalah yang dipertentangkan.

Sementara itu terjadi persengketaan antara Konstantin dengan saudara iparnya, Lucianus, yang menguasai wilayah Tracia. Dalam pertempuran tahun 324 M, Lucianus tewas terbunuh. Karena dia termasuk pendukung Arius, kematiannya mengakibatkan posisi Arius mengalami banyak kemunduran.

Sekalipun Konstantin memenangkan peperangan, tetapi dia tidak mampu membendung kerusuhan yang melanda beberapa wilayah Romawi. Kaisar tidak mempunyai jalan lain, kecuali dengan cara mengundang seluruh uskup untuk menyelesaikan persoalan rumit itu di bawah tekanan persenjataan. Posisi dirinya yang masih menganut paham paganisme, bisa menguntungkan dia, karena tidak termasuk pengikut salah satu aliran Kristen, dan bisa menjadi pemimpin sidang dan penengah yang tidak memihak.

Konstantin diberi restu oleh para uskup untuk menjadi pemimpin sidang, karena tidak ada pihak yang menyetujui aliran lain memimpin sidang itu. Sidang para uskup tahun 325 Masehi yang dipimpin oleh Konstantin itu terkenal dengan sebutan Konsili Nicaea.

Anggota sidang Gereja Semesta yang pertama kali kebanyakan terdiri dari para uskup yang masih lugu, jujur, dan berpegang teguh pada keyakinan yang dianutnya. Di saat itulah secara mendadak mereka harus berhadapan dengan tokoh-tokoh yang menguasai filsafat Yunani.

Sehingga mereka tidak bisa memahami ungkapan-ungkapan filosofis yang didengarnya. Sebaliknya, mereka kehilangan kemampuan untuk mengungkapkan pendapatnya, apalagi harus menghadapi argumentasi pihak lain yang berdasarkan logika. Oleh karena itu, mereka harus memilih salah satu dari dua pilihan, bertahan pada keyakinannya secara diam-diam, atau menyetujui apa saja yang diputuskan oleh pemimpin sidang.

Wakil-wakil dari pihak Gereja Paulus (Trinitas), seperti Gereja Roma, yang mempertahankan Tiga Oknum, ternyata mereka hanya mampu menunjukkan Dua Oknum (Binitarian), yakni Allah Bapa dan Anak (Yesus). Mereka tidak berdaya untuk mencari dalil dari Alkitab bahwa Roh Kudus itu adalah salah satu dari oknum Tuhan.

Para uskup murid Lucian seperti Arius, dengan mudah menyudutkan pihak Gereja Paulus dari masalah satu ke persoalan yang lain dalam Trinitas. Pihak Unitarian mengakui, di dalam Alkitab, Yesus memanggil Allah dengan kata “Bapa” dan menyebut dirinya dengan kata “Anak”, tetapi mereka menunjukkan kepada lawannya mengenai firman Yesus yang berbunyi: “Dan janganlah kamu memanggil Bapa kepada seorang pun di dunia ini, karena satu saja Bapa kamu, yaitu yang ada di Sorga.” (Matius 23:9) Dengan demikian oknum “anak” itu bukan hanya satu—bukan Yesus saja, melainkan berjuta-juta manusia!

Pihak Trinitarian tidak mampu mematahkan argumentasi pihak Unitarian (Adopsionisme), sebab kepercayaan terhadap doktrin Trinitas yang diyakini oleh mereka tidak berdasarkan pada Alkitab, terutama Injil.

Dengan susah payah mereka berusaha ingin membuktikan (berapologi) bahwa Alkitab telah menyatakan “Yesus itu bayangan Allah yang Maha Benar”. Pihak Unitarian menjawab: “Kita sebagai manusia adalah bayangan dan kemegahan Tuhan. Jika dikatakan bahwa bayangan Allah adalah Tuhan, berarti seluruh manusia itu adalah Tuhan!”

Perdebatan dalam sidang semakin meruncing, dan semua pihak merasa pesimis terhadap hasil sidang itu. Pada akhirnya masing-masing pihak saling mengharapkan dukungan Kaisar yang memegang keputusan akhir. Constantia (Flavia Julia Constantia), adik tiri Kaisar Konstantin, adalah penganut paham Unitarian, memberitahu Eusebius dari Nicodemia bahwa sang Kaisar ingin mempersatukan gereja. Karena perpecahan akan membahayakan posisi kekaisaran.

Jika tidak tercapai persetujuan dan kesamaan keyakinan, mungkin kaisar akan kehilangan kesabaran dan menarik bantuannya kepada Gereja, yang akan mengakibatkan keadaan Kekristenan lebih memprihatinkan dari pada sebelumnya.

Eusebius berunding dengan Arius bersama sahabat lainnya, dan mengambil kebulatan tekad untuk mempertahankan keyakinannya, serta menolak doktrin Trinitas yang mungkin akan mendapatkan suara mayoritas dalam Konsili Nicaea itu.

Dukungan Konstantin terhadap Gereja Paulus akan menambah kekuasaan Gereja, dan akan mampu mengakhiri Gereja Rasuli (Unitarian) di Afrika Utara dengan segala bentuk kekerasan. Untuk mendapatkan dukungan itu, Gereja Paulus menyetujui perubahan-perubahan pada ajaran Kristen. Karena pemujaan kepada Dewa Matahari Sol Inviticus sudah menjadi tradisi bangsa Romawi pada waktu itu, dan kaisarnya dipandang sebagai perwujudan dari Dewa Matahari, maka Gereja Paulus menyusun rumusan sebagai berikut:

1. Hari Minggu (hari Dewa Matahari Sol Inviticus) bangsa Romawi dijadikan hari Sabat bagi agama Kristen.

2. Hari kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember dijadikan hari kelahiran Yesus.

3. Lambang Dewa Matahari, Salib Sinar, dijadikan lambang agama Kristen [sebelumnya lambang salib ditolak oleh ajaran Kristen mana pun].

4. Untuk menyatukan upacara ritual bagi Dewa Matahari dan Yesus, patung Dewa Matahari pada salib diganti dengan patung Yesus.

Kaisar merasa puas, karena jurang perbedaan antara Kekristenan dengan paganisme yang dianut oleh bangsa Romawi bisa diakhiri. Akhirnya Trinitas itupun diterima dengan suara terbanyak sebagai keyakinan (ajaran) resmi dalam agama Kristen. Pengertian Keesaan Tuhan dalam bahasa Yesus telah berubah maknanya setelah disalin dalam bahasa filsafat Neo-Platonisme yang dikenal dengan Mystic Trinity (Misteri Trinitas).

Setelah perubahan pengertian Keesaan Tuhan diterima oleh suara terbanyak, langkah perumusan ajaran Kekristenan lainnya semakin jauh menyimpang dari ajaran Yesus. Rumusan Syahadat Nicaea yang dikenal sampai saat ini adalah rumusan yang ditandatangani oleh peserta konsili itu, dengan mendapatkan dukungan kaisar Konstantin.

Karena pihak Arius tidak mau mengakui keputusan Konsili itu, maka diumumkan anatema (kutukan) terhadap ajaran Arius, sebagai berikut: “Bagi orang yang berkata: “Ada jarak waktu dimana Yesus belum ada. Sebelum dilahirkan, Yesus tidak ada. Yesus diciptakan dari yang tidak ada. Anak (Yesus) berbeda zatnya dengan Allah. Yesus adalah obyek perubahan, maka Gereja Katolik menjatuhkan kutukan.”

Setelah peserta konsili pulang ke daerahnya masing-masing, mereka terlibat kembali dalam perdebatan mengenai keputusan konsili itu. Pengikut Unitarian (Adopsionisme) yang selalu menentang keputusan konsili itu ditangkapi, dan sebagian dibunuh, dan yang tak mau tobat untuk menerima doktrin Trinitas dijebloskan dan disiksa di penjara bawah tanah.

Arius sendiri sejak tahun 325 M, telah dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah di pulau kecil sekitar selat Bosporus. Walaupun begitu, perdebatan semakin meruncing di wilayah kekuasaan Romawi. Hanya Athanasius yang masih mematuhi keputusan tersebut, sedangkan para pendukungnya sendiri diliputi kebingungan menghadapi berbagai tantangan.

Sabinas, uskup tertua di Thracia, mengatakan, orang-orang yang hadir dalam Konsili Nicaea itu adalah orang dungu yang bodoh. Keputusan Konsili itu hanya disahkan oleh orang-orang tolol yang tidak memiliki pengetahuan dalam masalah itu.

Setelah konsili selesai, Patriarkh Alexander wafat tahun 328 M. Terjadilah perebutan jabatan keuskupan Aleksandria. Athanasius dipilih dan ditasbihkan menjadi uskup di daerah itu. Pemilihan itu menimbulkan kecaman keras, karena dilakukan dengan intimidasi dan tindakan kekerasan lainnya. Pengikut Arius mengadakan perlawanan terhadap Athanasius.

Costantina Agusta, saudara kaisar Konstantin, menentang pembunuhan terhadap orang Kristen Unitarian, terutama menentang pembuangan Eusebius dari Nicomedia. Dia tetap mempertahankan bahwa Arius adalah pemimpin agama Kristen yang benar.

Akhirnya, Konstantina berhasil membebaskan Eusebius agar kembali ke istana. Kembalinya Eusebius ini merupakan pukulan telak bagi kelompok Athanasius. Konstantin semakin condong kepada Arius. Ketika mendapat laporan tentang kecaman masyarakat Kristen atas pemilihan Athanasius, dia memanggil uskup itu agar datang ke Konstantinopel.

Dengan berbagai alasan Athanasius tidak mau datang memenuhi panggilan itu. Pada tahun 335 M, ketika dilangsungkan konsili di kota Tyre untuk memperingati tiga puluh tahun pemerintahan kaisar Konstantin, Athanasius diwajibkan untuk menghadirinya.

Dalam konsili itu, dia dituduh telah melakukan kelaliman di wilayah keuskupannya. Karena suasana sidang saat itu menyudutkan dirinya, maka dia segera keluar sebelum konsili menjatuhkan hukuman kutukan kepada dirinya. Para uskup kemudian melanjutkan sidang di Yerusalem dan mengukuhkan kutukan terhadap Athanasius, serta menerima Arius kembali ke pangkuan Gereja.

Konstantin mengundang Arius dan Eusebius ke Konstantinopel. Perdamaian antara Arius dan Kaisar terjalin baik, dan para uskup menjatuhkan kutukan kepada Athanasius.

Arius diangkat menjadi Patriarkh Konstantinopel, tetapi jabatan itu tidak berlangsung lama, dia wafat secara mendadak pada tahun 336 M, karena makanannya diberi racun. Pihak Gereja Barat menganggapnya suatu keajaiban, tetapi pihak istana mencurigai peristiwa itu. Kaisar membentuk komisi untuk menyelidikinya. Athanasius terbukti sebagai otak pembunuhan tersebut dan dijatuhi kutukan.

Konstantin yang perasaannya sangat terguncang atas kematian Arius itu, di bawah bimbingan Constantina, akhirnya dia memeluk agama Kristen Unitarian, dan dibaptis oleh Eusebius dari Nicomedia. Pada tahun 377 M, kaisar Romawi itu meninggal dunia dengan membawa keyakinan bahwa Tuhan ALLAH satu-satunya Tuhan Yang Disembah, dan Yesus adalah tidak lain hanya manusia biasa yang diutus oleh Allah, Bapa-Nya.

Arius memiliki peranan penting dalam sejarah Kekristenan. Bukan hanya karena jasanya yang berhasil menarik kaisar Konstantin memeluk agama Kristen, tetapi juga karena mewakili orang-orang yang tabah mempertahankan ajaran Yesus yang murni.

Di saat itu ajaran Yesus tercampur aduk dengan kepercayaan-kepercayaan paganisme dan politeisme, sehingga ajaran Kristen yang asli dan yang palsu semakin kabur. Maka Arius dengan segala keberaniannya dan ketabahan hatinya, tampil mempertahankan kemurnian ajaran Yesus—walau selalu dianggap sesat oleh Gereja Trinitarian dan yang sealiran.

(Sumber: Sejarah Kristen, Wikipedia, Abrahamic Faiths )

Unitarianisme

Ajaran Unitarianisme

Unitarianisme adalah suatu ajaran yang menekankan ketunggalan Allah. Unitarian merupakan teologi mengenai Kristen yang menyatakan bahwa Allah adalah Esa (Monotheis) berbeda dengan doktrin Trinity yang menyatakan Allah sebagai tiga pribadi yang satu (Sinkretisme dari ajaran Politheis) dan bahwa Allah bukanlah Yesus. Sementara Yesus hanyalah seorang Nabi dan Hamba Allah. dalam pandangan Trinity, Unitarian adalah kelompok Protestan yang liberal yang mempercayai satu Tuhan dan menolak Trinitas.

Selain masalah Trinitas, Unitarianisme juga menolak doktrin tentang dosa asal dan Predestinasi. Dalam hal pengajaran dan ibadah, ajaran ini tidak menaikkan doa kepada Kristus. Penolakan ajaran ini terhadap Trinitas, maka Roh Kudus pun ditolak atau tidak diakui sama sekali. Yang menjadi penekanan juga pada ajaran Unitarianisme ini adalah kebebasan manusia dan kebaikan Allah. Kristologi yang dipegang oleh ajaran Unitarianisme bisa dibilang sebagi Monoteisme yang kuat. Ajaran ini mengakui adanya Allah, namun bagi Kristus tidak diakui sebagi Tuhan. Bagi pengikut Unitarianism, Yesus hanyalah orang besar, seorang nabi Allah atau bisa juga disebut sebagai orang yang ajaib karena mampu melakukan mujizat.

Unitarian mematuhi monotheisme begitu ketat, dan mempertahankan bahwa Yesus adalah seorang Nabi dan Rasul Allah yang memiliki berbagai macam mu’jizat serta dimuliakan oleh Allah. Namun mereka sangat menolak pandangan yang menyatakan Yesus adalah Allah itu sendiri dan Yesus adalah Tuhan sebagaimana pandangan Trinitarian.

Tidak ada otoritas khusus mengenai keyakinan kepercayaan Unitarian selain dari penolakan Trinitarian. keyakinan secara umum mereka antara lain:

• Satu Allah, Keesaan Tuhan.

• Kehidupan dan ajaran Yesus Kristus merupakan model contoh untuk hidup sendiri

• Pemikiran, rasional, ilmu pengetahuan dan filsafat hidup berdampingan dengan iman dalam Tuhan

• Manusia memiliki kemampuan untuk melaksanakan kehendak bebas dan bertanggung jawab konstruktif dan etis dalam ajaran agama.

• Sifat manusia bisa baik dan jahat, tidak ada yang bisa mengklaim pada roh Kudus atau kebenaran Teologis. meskipun para penulis alkitab telah diilhami oleh Allah, mereka adalah manusia dan karena itu memiliki kesalahan manusia.

• Menolak Doktrin Dosa waris (Prestinasi), hukuman kekal dan Penebusan dosa.
Sejarah Unitarianisme

Pada awal perkembangan kekristenan, ia terpecah menjadi dua kelompok besar, yaitu Unitarian dan Trinitarian. Ajaran Unitarianisme muncul pertama kali di Transylvania di sekitar gereja Lutheran. Ajaran Unitarianisme ini menolak persoalan Trinitas yang mengatakan bahwa Allah adalah tiga pribadi yang menjadi satu. Ajaran Trinitas ini adalah ajaran tentang tabiat Kristus yang dianut oleh Luther maupun Calvin pada zaman reformasi.

Unitarianisme merupakan Teologi yang berkembang jauh sebelum reformasi Protestan, bahkan sebagian kalangan Unitarian merupakan ajaran murni Yesus yang sesungguhnya. Orang-orang Unitarian dalam menafsirkan Bible bersifat kesejarahan, tidak seperti pendekatan Ortodox yang dikenal sekarang ini. Unitarian tidak mencari makna kiasan yang tersembunyi (Alegoris) dalam teks Bible, tapi mereka menerima makna lahir dari sabda Yesus. Berbeda dengan Trinitarian yang demi memberikan pendukungan terhadap dogma mereka sering menyalahkan makna dan tafsiran sabda Yesus dengan berbagai opini dan asumsi. Unitarian juga bersifat kritis terhadap beberapa bagian dalam kitab sucinya yang dipandang lebih kuat dari yang lainnya. Mereka berpegang teguh pada keesaan Allah dan menolak dogma berbau Trinitas.

Unitarian sangat menghormati Yesus dan menjadikannya tokoh sejarah. Mereka menolak kata “Anak Allah” ketika menyebutnya dan hidup sebagaimana yang dicontohkan oleh Yesus dalam berbagai sabdanya. Sebagian tokoh terkemuka mereka adalah: Iranaeus (130-200 M), Tertulianus (160-220 M), Origenes (185-254 M), Diodarus, Lucianus (Wafat 312 M), Arius (250-336 M) dan lain-lain. Tokoh-tokoh Unitarian ini dianggap bidat-bidat sesat oleh umat Kristen hingga saat ini.

Konflik Unitarian Dan Trinitarian

Konflik antara Unitarian dan Trinitarian adalah konfrontasi doktriner besar pertama dalam Gereja setelah agama Kristen dilegalisasikan oleh Kaisar Konstantin. Kontroversi tentang Trinitarian berlangsung dari abad ke-4 dan melibatkan sebagian besar anggota gereja, orang-orang percaya yang sederhana dan para biarawan, serta para uskup dan kaisar. Sementara Trinitarian yang merupakan pengikut Arius memang selama beberapa dasawarsa mendominasi di kalangan keluarga Kaisar, kaum bangsawan Kekaisaran dan para rohaniwan yang lebih tinggi kedudukannya.

Dua kelompok besar ini, terutama dari kubu Trinitarian atau kekristenan Paulus, melahirkan puluhan bahkan ratusan aliran. Setiap aliran memiliki Injil versi golongan sendiri dan menyalahkan Injil versi golongan lainnya yang dimana jumlah Injil-Injil tersebut mencapai ratusan versi. Mereka saling menuduh bahwa aliran lain selain aliran mereka adalah bidat (sesat). Kaisar Konstantin yang masih mempertahankan Paganisme saat itu memberikan kebebasan bagi penganut Kristen yang saling berbeda pandangan dalam melaksanakan ajaran kekristenan versi mereka sendiri.

Tetapi, perbedaan-perbedaan ini menimbulkan kerawanan sosial politik dan bisa mengancam kekuasaan kekaisaran Romawi, sehingga Kaisar Konstantin mengambil keputusan mengundang kelompok Kristen yang bersilang pendapat tersebut untuk menyelenggarakan Konsili (Sinode) di Nicea tahun 325 M yang kemudian dikenal sebagai Konsili Nicea 325 M dan juga disebut dengan nama Konsili Oikumonis I (Oikumene berarti seluruh dunia yang didiami bangsa manusia). Yang paling berpengaruh dan paling sengit dalam perselisihan di Konsili tersebut adalah golongan Unitarian dan Trinitarian.
Perdebatan sengit masalah ketuhanan terjadi antara kelompok Unitarian dan Trinitarian. Arius, tokoh dari kelompok Unitarian mengajukan argumen yang menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan.

“Ada rentang masa (waktu) sebelum Yesus ada, sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya. Yesus ada kemudian dan Yesus hanyalah makhluk biasa yang binasa seperti makhluk lainnya, sedangkan Tuhan tidak akan binasa”

Argumen Arius ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika Yesus memang “anak Tuhan”, maka akan segera disertai pengertian bahwa “Bapak Tuhan” haruslah ada terlebih dahulu sebelum adanya sang “Anak”. Oleh sebab itu tentulah akan terdapat rentang waktu ketika “Anak” belum ada. Oleh karenanya, “Anak” adalah makhluk yang tersusun dari sebuah “esensi” atau makhluk yang tidak selalu ada. Karena Tuhan merupakan suatu zat yang bersifat mutlak (abadi, alpha dan omega), maka Yesus tidak mungkin bisa menjadi “esensi” yang sama sebagaimana “esensi” Tuhan.

Kesimpulan pendapat Arius, bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa keberadaan sebelumnya. Argumen ini tidak terbantahkan oleh lawannya. Arius juga memakai dalil dari ayat Bible, Yohanes 14:8 “Bapa lebih besar daripada aku.” Seandainya kita mengakui bahwa Yesus sama dengan Tuhan, maka kita harus menolak kebenaran ayat ini. Demikian argumen tegas Arius.

Konflik ini semakin menjadi memanas setelah Athanasius (293-373 M), salah seorang tokoh agama dan cendikiawan besar yang mendukung doktrin Trinitas turut dalam perselisihan tajam dengan Arius. Dalam Konsili tersebut, pengikut Arius menolak pandangan tentang penciptaan eternal (penciptaan yang bebas dari dimensi waktu), sementara Athanasius mempertahankannya. Pengikut Arius mengatakan bahwa anak diciptakan dari tidak ada, sementara Athanasius mengatakan bahwa anak diciptakan dari esensi Tuhan Bapak. Pengikut Arius berpendapat bahwa Tuhan anak tidak sama substansinya dengan Tuhan Bapa sementara Athanasius berpendapat sebaliknya.

Konsili tersebut tidak menghasilkan titik penyatuan pandangan dari kedua belah pihak yang berdebat. Karena jumlah peserta Konsili dari kelompok Trinitarian lebih banyak, dan pimpinan Konsili oleh Kaisar Romawi masih beragama ajaran pagan poltiheisme serta masyarakat Romawi masih banyak yang mempertahankan kepercayaan penyembahan terhadap berhala politheisme yang anti monotheis, maka Kaisa Konstantin memutuskan bahwa dogma yang dibawah Trinitarian adalah yang benar.

Kaisar Konstantin pada awalnya menyelenggarakan Konsili hanya untuk mempertahankan kekuasaan kekaisaran Romawi, dan dia melihat Trinitarian lah yang paling berpengaruh dan mendominasi wilayah serta mudah menyatu dalam keyakinan paganisme Romawi saat itu, Kaisar sendiri masih memiliki kepercayaan Paganisme. Sehingga Trinitarian dimenangkan secara politik, demikianlah yang berkuasa yang menang, bukan yang menang yang berkuasa.

Setelah Konsili Nicea pada tahun 325 yang merupakan titik tolak pertentangan antara Unitarian dan Trinitarian, yang kemudian dimenangkan oleh Trinitarian, maka aliran Unitarian ini dianggap aliran sesat. Termasuk salah satu tokoh Unitarian Arius kemudian dihukum, dianggap sesat dan dikucilkan oleh gereja hingga dia wafat. Tokoh-tokoh Unitarian yang masih mempertahakan keyakinan monotheisnya ditangkap, disiksa, dan dibunuh karena dianggap golongan sesat dan penghianat Kristen.

Penindasan Terhadap Golongan Unitarian

Penindasan ke tingkat pembunuhan terhadap golongan Unitarian ini telah berlangsung jauh sebelum diadakannya Konsili Nicea 325 M, pasca Konsili maka penindasan Gereja terhadap mereka makin menjadi-jadi dan bahkan dilegatimasi oleh otoritas khusus. Berikut beberapa tokoh penganut Unitarianisme anti-Trinitas yang hidupnya harus berakhir secara mengenaskan.

1. Iranaeus (130-200 M), dia lahir disaat ajaran Kristen Antiokia sudah menyebar ke Afrika Utara, Spanyol hingga ke Prancis Selatan. Tidak banyak catatan sejarah mengenai asal-usul dan kedewasaannya, sejarah mulai mencatat masa dimana Iranaeus membawa surat petisi dari Uskup Lyons Pothinus kepada Paus Elutherus di Roma.

Petisi itu berupa permohonan Pothinus kepada Paus untuk menghentikan pengejaran, penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang tidak menyetujui doktrin gereja Pauline. Ketika masih berada di Roma, Iranaeus mendapat berita bahwa semua orang Kristen yang tidak sepaham dengan Paulus yang ada di Lyons Antiochia termasuk uskup Pothinus sendiri telah tewas dibunuh. Dan pada waktu kembali ke Lyons, Iranaeus menggantikan Ponthinus untuk menjabat sebagai uskup dinegrinya.

Ditahun 190 M, Iranaeus sendiri menulis surat kepada Paus Victor agar menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Kristen yang dibunuh karena keyakinan mereka yang berbeda dengan keyakinan gereja Paulus. Cerita lama kembali terulang, Iranaeus sendiri terbunuh pada tahun 200 M karena tidak bersedia mengikuti keyakinan Paus, Iranaeus hanya beriman dan mengakui kepada satu Tuhan, yaitu Allah, dan dia mendukung pengajaran kemanusiaan Yesus yang diangkat oleh Allah menjadi utusan-Nya.

Iranaeus banyak melakukan kritikan terhadap Paulus karena dianggapnya sebagai orang yang paling bertanggung jawab didalam memasukkan doktrin-doktrin dari agama berhala dan filsafat Plato kedalam ajaran sejati Yesus.

2. Tertullian (160-220 M), dia adalah seorang penduduk asli Carthage (Kartago). Tertullian sebagaimana juga dengan Iranaeus, meyakini ke-Esaan Allah dan mengidentifikasikan Yesus sebagai juru selamat (Messiah) bangsa Yahudi. Dia menentang Paus Callistus karena mengajarkan “dosa asal” telah diampuni setelah melaksanakan penebusan dosa resmi dibawah gereja.

Tertullian menekankan tentang kesatuan jiwa dan eksistensi dan mengatakan bahwa orang-orang yang sehat akalnya pasti meyakini bahwa Yesus hanyalah manusia belaka. Paus Callistuslah yang memperkenalkan istilah “Trinitas” kedalam tulisan-tulisan “ecclesiastical” (gerejawi) Latin ketika ia membahas doktrin baru yang aneh tersebut. Istilah Trinitas sendiri sama sekali tidak pernah digunakan dalam kitab-kitab suci.

3. Origen (185-254 M), Ayahnya bernama Leonidas dan mendirikan pusat pendidikan teologi dengan mengangkat seorang guru Teologi terkemuka bernama Clement sebagai kepala lembaga tersebut. Origen sendiri mendapatkan pendidikan ditempat itu.

Leonidas adalah seorang pengikut Kristen Apostolik, yaitu ajaran monotheisme (ke-Esaan Tuhan) dan mengakui kehambaan dari Yesus. Sebagaimana kita tahu, gereja Paulus tidak mau menerima kepercayaan seperti yang dipegang oleh Leonidas ini, dan sebagai konsekwensinya pada tahun 208 M, Leonidas tewas dibunuh oleh orang-orang Paus.

Pada tahun 230 M, Origen dinobatkan sebagai seorang Pendeta di Palestina, namun karena Origen telah mengajarkan konsep Monotheisme didalam gereja, Uskup Demerius akhirnya memecat Origen dan mengusirnya dari gereja. Origen mengungsi ke Caesarea dan mendirikan pusat pendidikan Teologi ditempat itu pada tahun 231 M yang akhirnya membawa nama harum kepadanya.

Jerome, seorang penulis Injil pertama dalam bahasa Latin, pada mulanya merupakan orang yang sangat mendukung Origen, namun akhirnya Jerome berbalik kepada gereja Paulus dan menarik garis permusuhan terhadap Origen. Jerome berusaha agar Origen mendapatkan kecaman dan pengadilan dari gereja setempat, namun popularitas Origen terlampau besar dan tidak memungkinkan bagi Uskup John untuk melakukannya, sehingga atas rencananya ini mengakibatkan Jerome sendiri tersingkir dari kalangan gereja.

Namun pada tahun 250 M, Origen dikecam oleh Konsili Alexandria dan dijebloskan kedalam penjara serta mendapatkan penyiksaan yang terus menerus oleh pihak gereja Paulus sehingga mengakibatkan kematiannya pada tahun 254 M. Dimasa mudanya sampai menjelang akhir hayatnya, Origen tetap mempertahankan pengajaran ke-Esaan Tuhan (The Unity of God), meyakini bahwa hanya Allah saja yang berkuasa dan Yesus adalah manusia biasa dan hamba Allah, bukan Allah itu sendiri.

4. Lucianus (312 M), seorang yang dikenal keluasan ilmunya terhadap bahasa Ibrani dan Yunani. Lucian tidak menginduk terhadap salah satu gereja dari tahun 220 sampai 290 M. Pengajaran Lucian adalah Monotheisme, yaitu pengesaan Allah dalam segala bentuk-Nya.

Lucian percaya kepada penafsiran gramatikal dan literal (sesuai dengan bunyi lahir suatu kata) dari kitab-kitab suci (Bible). Dia menentang kecenderungan untuk mencari-cari makna symbolis dan kiasan dari teks-teks Injil, dan percaya kepada suatu pendekatan empiris dan kritis terhadap kitab-kitab tersebut. Dia mengatakan bahwa dengan mencari-cari makna symbolis tersebut, dapat berakibatkan dengan penambahan dan pengurangan pada Injil yang berarti hilangnya kemurnian ajaran Yesus.

Lucian menghilangkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kitab Injil yang diterjemahkan kedalam bahasa Yunani (Septuaginta), dia telah mengadakan revisi terhadap empat Injil yang menjadikannya berbeda dengan Injil-Injil yang dipergunakan oleh gereja Paulus. Lucian menolak paham trinitas dan sebaliknya begitu menekankan ajaran Tauhid, bahwa hanya Allah saja Tuhan alam semesta yang patut disembah, sedangkan Yesus hanyalah manusia biasa yang diangkat menjadi Utusan-Nya. Atas sikapnya ini, Lucian menjalani penyiksaan dari pihak gereja Paulus dan dihukum mati pada tahun 312 M.
Masih banyak para tokoh anti-Trinitas yang harus berakhir dengan mengenaskan ditangan Gereja. Pada tahun 395 M, Theodosius seorang konservatif Trinitarian mulai membentuk mahkamah penyelidik (Lembaga Inkuisi) yang bertugas menyelidiki golongan yang menolak Yesus sebagai Tuhan. Mahkamah ini kekuasaannya sangat besar dan luas. Siapa yang dianggap berbahaya bagi golongannya, ditindak dengan hukuman berat, divonis kafir, dihukum gantung, dibakar, dan dibunuh pelan-pelan dalam penyiksaan yang tidak dapat dibayangkan kejamnya.

Unitarianisme Dan Islam

Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mengenai pokok keyakinan Unitarianisme dimana sangat mendekati ajaran Yesus yang asli, maka tidak heran jika pokok ajaran Unitarian tersebut tidak jauh berbeda dengan keyakinan Islam mengingat Islam adalah penyempurna ajaran sebelumnya. Seperti memegang teguh Tauhid bahwa Allah Maha Esa dalam monotheisme yang kuat, menolak ketuhanan Yesus atau Nabi Isa, menolak dosa waris dan penebusan dosa, eratnya hubungan antara keimanan dan ilmu pemikiran serta logika, dan lain sebagainya.

Besarnya otoritas Gereja dalam menindas kaum Unitarian tidaklah menjadikan golongan Unitarian tersebut punah begitu saja, beberapa dari mereka memilih menjauh dan lari ke tempat aman untuk menghindar dari kekejaman Gereja. Golongan Unitarian terus berkembang dan dari mereka mulai muncul para cendikiawan yang terus mengenalkan keyakinan Unitarianisme mereka dengan perang pemikiran sehingga selama berabad-abad mereka tetap menjadi pendamping setia Kristen Trinitarian sebagai musuh abadi. Meskipun nasib para pemikir Unitarian dizaman pencerahan tersebut hampir sama dengan pendahulu mereka yang mati mengenaskan ditangan Gereja yang berkuasa.

Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu sebagai utusan Allah dan menyatakan diri sebagai Nabi yang meneruskan misi Nabi sebelumnya yaitu Nabi Musa dan Nabi Isa, banyak dari golongan Unitarian tersebut masuk Islam secara massal.

Muallaf Dr. Muhammad Yahya Waloni dalam bukunya “Kebenaran Islam Menurut Mantan Pendeta” mengatakan:

“Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan agama Islam, kelompok Unitarian ini mendengar dan simpati kepadanya, kemudian hampir semuanya memeluk agama Islam.

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik (Trinitarianisme, Paganisme, dan serupanya).

Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.

Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad).” (QS. Al-Maaidah’ 5:82-83)

Kalimat berikut “Kami ini adalah orang-orang Nasrani” menunjukkan arti hubungan persahabatan antara umat Islam dengan orang-orang Nasrani yang berpegang pada ajaran Nabi Isa, yaitu ajaran Unitarianisme atau ajaran memegang teguh kekuasaan Allah, bukan Trinitas/Tritunggal sebagaimana akidah umat Kristen dewasa ini, karena Islam adalah agama yang berserah pada kehendak Allah dan beriman kepada satu-satunya Pencipta, yakni Allah Subhana Wa Ta’ala” (Kebenaran Islam Menurut Mantan Pendeta, Hal. 82 & 83)

Demikian beberapa pemaparan singkat mengenai sejarah perkembangan ajaran Unitarianisme, bahwa ternyata adanya ajaran yang lolos dari keracunan dogma Paulus dan dari terkontaminasinya dengan ajaran paganisme, ajaran berabada-abad yang memegang teguh Tauhid yang kuat dan memberikan kedudukan kepada Yesus atau Nabi Isa hanya sebagai hamba dan utusan Allah sebagaimana Yesus sendiri inginkan, ajaran yang menolak dogma yang tidak sejalan dengan pengajaran Yesus dan Taurat seperti dosa waris dan penebusan dosa, ajaran tandingan Gereja Paulus yang akhirnya menimbulkan konflik keyakinan mereka yang benar dengan keyakinan yang berlawanan sehingga memperlihatkan lagi keburaman sejarah Gereja, ajaran yang pokok keyakinannya sejalan dengan keyakinan Islam dan pada akhirnya mayoritas mereka melebur diri masuk Islam. Itulah Unitarianisme.

Perbedaan Pendapat tentang Mengucapkan Selamat Natal

Diantara tema yang mengandung perdebatan setiap tahunnya adalah ucapan selamat Hari Natal. Para ulama kontemporer berbeda pendapat didalam penentuan hukum fiqihnya antara yang mendukung ucapan selamat dengan yang menentangnya. Kedua kelompok ini bersandar kepada sejumlah dalil.

Meskipun pengucapan selamat hari natal ini sebagiannya masuk didalam wilayah aqidah namun ia memiliki hukum fiqih yang bersandar kepada pemahaman yang mendalam, penelaahan yang rinci terhadap berbagai nash-nash syar’i.

Ada dua pendapat didalam permasalahan ini :

Ulama Terdahulu

1. Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim dan para pengikutnya seperti Syeikh Ibn Baaz, Syeikh Ibnu Utsaimin—semoga Allah merahmati mereka—serta yang lainnya seperti Syeikh Ibrahim bin Muhammad al Huqoil berpendapat bahwa mengucapkan selamat Hari Natal hukumnya adalah haram karena perayaan ini adalah bagian dari syiar-syiar agama mereka. Allah tidak meredhoi adanya kekufuran terhadap hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya didalam pengucapan selamat kepada mereka adalah tasyabbuh (menyerupai) dengan mereka dan ini diharamkan.

Diantara bentuk-bentuk tasyabbuh :
1. Ikut serta didalam hari raya tersebut.
2. Mentransfer perayaan-perayaan mereka ke neger-negeri islam.

Mereka juga berpendapat wajib menjauhi berbagai perayaan orang-orang kafir, menjauhi dari sikap menyerupai perbuatan-perbuatan mereka, menjauhi berbagai sarana yang digunakan untuk menghadiri perayaan tersebut, tidak menolong seorang muslim didalam menyerupai perayaan hari raya mereka, tidak mengucapkan selamat atas hari raya mereka serta menjauhi penggunaan berbagai nama dan istilah khusus didalam ibadah mereka.

Ulama Kontemporer

2. Jumhur ulama kontemporer membolehkan mengucapkan selamat Hari Natal.

Di antaranya Syeikh Yusuf al Qaradhawi yang berpendapat bahwa perubahan kondisi global lah yang menjadikanku berbeda dengan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah didalam mengharamkan pengucapan selamat hari-hari Agama orang-orang Nasrani atau yang lainnya. Aku (Yusuf al Qaradhawi) membolehkan pengucapan itu apabila mereka (orang-orang Nasrani atau non muslim lainnya) adalah orang-orang yang cinta damai terhadap kaum muslimin, terlebih lagi apabila ada hubungan khsusus antara dirinya (non muslim) dengan seorang muslim, seperti : kerabat, tetangga rumah, teman kuliah, teman kerja dan lainnya. Hal ini termasuk didalam berbuat kebajikan yang tidak dilarang Allah swt namun dicintai-Nya sebagaimana Dia swt mencintai berbuat adil. Firman Allah swt :Artinya :

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)

Terlebih lagi jika mereka mengucapkan selamat Hari Raya kepada kaum muslimin. Firman Allah swt :

Artinya : “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. An Nisaa : 86)

Lembaga Riset dan Fatwa Eropa juga membolehkan pengucapan selamat ini jika mereka bukan termasuk orang-orang yang memerangi kaum muslimin khususnya dalam keadaan dimana kaum muslimin minoritas seperti di Barat. Setelah memaparkan berbagai dalil, Lembaga ini memberikan kesimpulan sebagai berikut : Tidak dilarang bagi seorang muslim atau Markaz Islam memberikan selamat atas perayaan ini, baik dengan lisan maupun pengiriman kartu ucapan yang tidak menampilkan simbol mereka atau berbagai ungkapan keagamaan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam seperti salib. Sesungguhnya Islam menafikan fikroh salib, firman-Nya :

Artinya : “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS. An Nisaa : 157)

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam pemberian selamat ini pun harus yang tidak mengandung pengukuhan atas agama mereka atau ridho dengannya. Adapun kalimat yang digunakan adalah kalimat pertemanan yang sudah dikenal dimasyarakat.

Tidak dilarang untuk menerima berbagai hadiah dari mereka karena sesungguhnya Nabi saw telah menerima berbagai hadiah dari non muslim seperti al Muqouqis Pemimpin al Qibthi di Mesir dan juga yang lainnya dengan persyaratan bahwa hadiah itu bukanlah yang diharamkan oleh kaum muslimin seperti khomer, daging babi dan lainnya.

Diantara para ulama yang membolehkan adalah DR. Abdus Sattar Fathullah Sa’id, ustadz bidang tafsir dan ilmu-ilmu Al Qur’an di Universitas Al Azhar, DR. Muhammad Sayyid Dasuki, ustadz Syari’ah di Univrsitas Qatar, Ustadz Musthafa az Zarqo serta Syeikh Muhammad Rasyd Ridho. (islamonline.net)

Fatwa MUI

Adapun MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada tahun 1981 sebelum mengeluarkan fatwanya, terlebih dahulu mengemukakan dasar-dasar ajaran Islam dengan disertai berbagai dalil baik dari Al Qur’an maupun Hadits Nabi saw sebagai berikut :

A) Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan.

B) Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain.

C) Bahwa ummat Islam harus mengakui ke-Nabian dan ke-Rasulan Isa Almasih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain.

D) Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Almasih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik.

E) Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab: Tidak.

F) Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu.

G) Islam mengajarkan ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan.

Juga berdasarkan Kaidah Ushul Fikih

”Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan mushalihnya tidak dihasilkan)”.
Untuk kemudian MUI mengeluarkan fatwanya berisi :

Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa as, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu Wata’ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.

Mengucapkan Selamat Hari Natal Haram kecuali Darurat

Diantara dalil yang digunakan para ulama yang membolehkan mengucapkan Selamat Hari Natal adalah firman Allah swt :

Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah : 8)

Ayat ini merupakan rukhshoh (keringanan) dari Allah swt untuk membina hubungan dengan orang-orang yang tidak memusuhi kaum mukminin dan tidak memerangi mereka. Ibnu Zaid mengatakan bahwa hal itu adalah pada awal-awal islam yaitu untuk menghindar dan meninggalkan perintah berperang kemudian di-mansukh (dihapus).

Hak-hak dan kewajiban-kewajiban kafir dzimmi adalah sama persis dengan kaum muslimin di suatu negara islam. Mereka semua berada dibawah kontrol penuh dari pemerintahan islam sehingga setiap kali mereka melakukan tindakan kriminal, kejahatan atau melanggar perjanjian maka langsung mendapatkan sangsi dari pemerintah.

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Janganlah kamu memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian bertemu salah seorang diantara mereka di jalan maka sempitkanlah jalannya.” (HR. Muslim)

Yang dimaksud dengan sempitkan jalan mereka adalah jangan biarkan seorang dzimmi berada ditengah jalan akan tetapi jadikan dia agar berada ditempat yang paling sempit apabila kaum muslimin ikut berjalan bersamanya. Namun apabila jalan itu tidak ramai maka tidak ada halangan baginya. Mereka mengatakan : “Akan tetapi penyempitan di sini jangan sampai menyebabkan orang itu terdorong ke jurang, terbentur dinding atau yang sejenisnya.” (Shohih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XIV hal 211)

Hadits “menyempitkan jalan” itu menunjukkan bahwa seorang muslim harus bisa menjaga izzahnya dihadapan orang-orang non muslim tanpa pernah mau merendahkannya apalagi direndahkan. Namun demikian dalam menampilkan izzah tersebut janganlah sampai menzhalimi mereka sehingga mereka jatuh ke jurang atau terbentur dinding karena jika ini terjadi maka ia akan mendapatkan sangsi.

Disebutkan didalam sejarah bahwa Umar bin Khottob pernah mengadili Gubernur Mesir Amr bin Ash karena perlakuan anaknya yang memukul seorang Nasrani Qibti dalam suatu permainan. Hakim Syuraih pernah memenangkan seorang Yahudi terhadap Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib dalam kasus beju besinya.

Sedangkan pada zaman ini, orang-orang non muslim tidaklah berada dibawah suatu pemerintahan islam yang terus mengawasinya dan bisa memberikan sangsi tegas ketika mereka melakukan pelanggaran kemanusiaan, pelecehan maupun tindakan kriminal terhadap seseorang muslim ataupun umat islam.

Keadaan justru sebaliknya, orang-orang non muslim tampak mendominanasi di berbagai aspek kehidupan manusia baik pilitik, ekonomi, budaya maupun militer. Tidak jarang dikarenakan dominasi ini, mereka melakukan berbagai penghinaan atau pelecehan terhadap simbol-simbol islam sementara si pelakunya tidak pernah mendapatkan sangsi yang tegas dari pemerintahan setempat, terutama di daerah-daerah atau negara-negara yang minoritas kaum muslimin.

Bukan berarti dalam kondisi dimana orang-orang non muslim begitu dominan kemudian kaum muslimin harus kehilangan izzahnya dan larut bersama mereka, mengikuti atau mengakui ajaran-ajaran agama mereka. Seorang muslim harus tetap bisa mempertahankan ciri khas keislamannya dihadapan berbagai ciri khas yang bukan islam didalam kondisi bagaimanapun.

Tentunya diantara mereka—orang-orang non muslim—ada yang berbuat baik kepada kaum muslimin dan tidak menyakitinya maka terhadap mereka setiap muslim diharuskan membalasnya dengan perbuatan baik pula.

Al Qur’an maupun Sunah banyak menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa berbuat baik kepada semua orang baik terhadap sesama muslim maupun non muslim, diantaranya : surat al Mumtahanah ayat 8 diatas. Sabda Rasulullah saw,”Sayangilah orang yang ada di bumi maka yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR. Thabrani) Juga sabdanya saw,”Barangsiapa yang menyakiti seorang dzimmi maka aku akan menjadi lawannya di hari kiamat.” (HR. Muslim)

Perbuatan baik kepada mereka bukan berarti harus masuk kedalam prinsip-prinsip agama mereka (aqidah) karena batasan didalam hal ini sudah sangat jelas dan tegas digariskan oleh Allah swt :

Artinya : “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al Kafirun : 6)

Hari Natal bagian dari Prinsip Agama Nasrani

Hari Natal adalah bagian dari prinsip-prinsip agama Nasrani, mereka meyakini bahwa di hari inilah Yesus Kristus dilahirkan. Didalam bahasa Inggris disebut dengan Christmas, Christ berarti Kristus sedangkan Mass berarti masa atau kumpulan jadi bahwa pada hari itu banyak orang berkumpul mengingat / merayakan hari kelahiran Kristus. Dan Kristus menurut keyakinan mereka adalah Allah yang mejelma.

Berbuat kebaikan kepada mereka dalam hal ini adalah bukan dengan ikut memberikan selamat Hari Natal dikarenakan alasan diatas akan tetapi dengan tidak mengganggu mereka didalam merayakannya (aspek sosial).

Pemberian ucapan selamat Natal baik dengan lisan, telepon, sms, email ataupun pengiriman kartu berarti sudah memberikan pengakuan terhadap agama mereka dan rela dengan prinsip-prinsip agama mereka. Hal ini dilarang oleh Allah swt dalam firman-Nya,

Artinya : “Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (QS. Az Zumar : 7)

Jadi pemberian ucapan Selamat Hari Natal kepada orang-orang Nasrani baik ia adalah kerabat, teman dekat, tetangga, teman kantor, teman sekolah dan lainnya adalah haram hukumnya, sebagaimana pendapat kelompok pertama (Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim, Ibn Baaz dan lainnya) dan juga fatwa MUI.

Namun demikian setiap muslim yang berada diantara lingkungan mayoritas orang-orang Nasrani, seperti muslim yang tempat tinggalnya diantara rumah-rumah orang Nasrani, pegawai yang bekerja dengan orang Nasrani, seorang siswa di sekolah Nasrani, seorang pebisnis muslim yang sangat tergantung dengan pebisinis Nasrani atau kaum muslimin yang berada di daerah-daerah atau negeri-negeri non muslim maka boleh memberikan ucapan selamat Hari Natal kepada orang-orang Nasrani yang ada di sekitarnya tersebut disebabkan keterpaksaan. Ucapan selamat yang keluar darinya pun harus tidak dibarengi dengan keredhoan didalam hatinya serta diharuskan baginya untuk beristighfar dan bertaubat.

Diantara kondisi terpaksa misalnya; jika seorang pegawai muslim tidak mengucapkan Selamat Hari Natal kepada boss atau atasannya maka ia akan dipecat, karirnya dihambat, dikurangi hak-haknya. Atau seorang siswa muslim apabila tidak memberikan ucapan Selamat Natal kepada Gurunya maka kemungkinan ia akan ditekan nilainya, diperlakukan tidak adil, dikurangi hak-haknya. Atau seorang muslim yang tinggal di suatu daerah atau negara non muslim apabila tidak memberikan Selamat Hari Natal kepada para tetangga Nasrani di sekitarnya akan mendapatkan tekanan sosial dan lain sebagainya.

Artinya : “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (QS. An Nahl : 106)

Adapun apabila keadaan atau kondisi sekitarnya tidaklah memaksa atau mendesaknya dan tidak ada pengaruh sama sekali terhadap karir, jabatan, hak-hak atau perlakuan orang-orang Nasrani sekelilingnya terhadap diri dan keluarganya maka tidak diperbolehkan baginya mengucapkan Selamat Hari Natal kepada mereka.

Hukum Mengenakan Topi Sinterklas

Sebagai seorang muslim sudah seharusnya bangga terhadap agamanya yang diimplementasikan dengan berpenampilan yang mencirikan keislamannya. Allah swt telah menetapkan berbagai ciri khas seorang muslim yang membedakannya dari orang-orang non muslim.

Dari sisi bisnis dan muamalah, islam menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba yang merupakan warisan orang-orang jahiliyah. Dari sisi busana, islam memerintahkan umatnya untuk menggunakan busana yang menutup auratnya kecuali terhadap orang-orang yang diperbolehkan melihatnya dari kalangan anggota keluarganya. Dari sisi penampilan, islam meminta kepada seorang muslim untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis.

Islam meminta setiap umatnya untuk bisa membedakan penampilannya dari orang-orang non muslim, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Bedakanlah dirimu dari orang-orang musyrik, panjangkanlah jenggot dan cukurlah kumis.” (Muttafaq Alaih)

Islam melarang umatnya untuk meniru-niru berbagai prilaku yang menjadi bagian ritual keagamaan tertentu diluar islam atau mengenakan simbol-simbol yang menjadi ciri khas mereka seperti mengenakan salib atau pakaian khas mereka.

Terkadang seorang muslim juga mengenakan topi dan pakaian Sinterklas didalam suatu pesta perayaan Natal dengan teman-teman atau bossnya, untuk menyambut para tamu perusahaan yang datang atau yang lainnya.

Sinterklas sendiri berasal dari Holland yang dibawa ke negeri kita. Dan diantara keyakinan orang-orang Nasrani adalah bahwa ia sebenarnya adalah seorang uskup gereja katolik yang pada usia 18 tahun sudah diangkat sebagai pastor. Ia memiliki sikap belas kasihan, membela umat dan fakir miskin. Bahkah didalam legenda mereka disebutkan bahwa ia adalah wakil Tuhan dikarenakan bisa menghidupkan orang yang sudah mati.

Sinterklas yang ada sekarang dalam hal pakaian maupun postur tubuhnya, dengan mengenakan topi tidur, baju berwarna merah tanpa jubah dan bertubuh gendut serta selalu tertawa adalah berasal dari Amerika yang berbeda dengan aslinya yang berasal dari Turki yang selalu mengenakan jubah, tidak mesti berbaju merah, tidak gendut dan jarang tertawa. (disarikan dari sumber : http://h-k-b-p.blogspot.com)

Namun demikian topi tidur dengan pakaian merah yang biasa dikenakan sinterklas ini sudah menjadi ciri khas orang-orang Nasrani yang hanya ada pada saat perayaan Hari Natal sehingga dilarang bagi setiap muslim mengenakannya dikarenakan termasuk didalam meniru-niru suatu kaum diluar islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Siapa yang meniru suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka.” (Muttafaq Alaih).

Tidak jarang diawali dari sekedar meniru berubah menjadi penerinaan dan akhirnya menjadi pengakuan sehingga bukan tidak mungkin bagi kaum muslimin yang tidak memiliki dasar keimanan yang kuat kepada Allah ia akan terseret lebih jauh lagi dari sekedar pengakuan namun bisa menjadikannya berpindah agama (murtad)

Akan tetapi jika memang seseorang muslim berada dalam kondisi terdesak dan berbagai upaya untuk menghindar darinya tidak berhasil maka ia diperbolehkan mengenakannya dikarenakan darurat atau terpaksa dengan hati yang tidak redho, beristighfar dan bertaubat kepada Allah swt, seperti : seorang karyawan supermarket miliki seorang Nasrani, seorang resepsionis suatu perusahaan asing, para penjaga counter di perusahaan non muslim untuk yang diharuskan mengenakan topi sinterklas dalam menyambut para tamunya dengan ancaman apabila ia menolaknya maka akan dipecat. (Eramuslim.com)

Pendeta Mark Randall “Mack” Wolford Tewas

Pendeta Amerika (Pendeta Mark Randall “Mack” Wolford) tewas jadi korban kepalsuan ayat INJIL

Injil Markus 16:17-18 : “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya…..Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”(Alkitab Terjemahan Terbaru).

Menurut ayat Injil tersebut, Yesus menggaransi orang Kristen yang beriman dengan kepastian memiliki dua tanda bukti mukjizat : tidak akan celaka bila memegang ular berbisa yang mematikan dan tidak akan celaka bila meminum racun yang mematikan.

Dengan kata lain : pembuktian kebenaran iman orang Kristen menurut ayat tersebut bisa dilakukan dengan testing memegang ular berbisa dan meminum racun ! Bila tidak mengalami celaka sedikipun, maka keimanan orang Kristen sudah benar sesuai standar ajaran Yesus.

Jika orang Kristen tidak mampu bmembuktikan mukjizat iman seperti jaminan Injil tersebut, maka keimanan mereka patut diragukan !

Bermodal Injil Markus 16:17-18, Pendeta Mark Randall Wolford bermaksud membuktikan mukjizat iman di hadapan jemaatnya. Secara demonstrative, pendeta berusia 44 th ini berkotbah sambil memegang ular berbisa yang dipeliharanya selama bertahun-tahun.

Pendeta gereja House Of The Lord Jesus di Matoaka, Virginia Barat, Amerika Serikat ini sangat yakin bahwa orang Kristen diperintahkan oleh Yesus dalam Alkitab untuk memegang ular berbisa tanpa takut mati.

Bak pawang ular, dalam kebaktian sore di Panther Wildlife Management Area, pada Ahad (27/5/2012) lalu, Wolford membawa ular berbisa saat memimpin kebaktian. Naasnya, ular berbisa itu tiba-tiba menggigit pahanya.

Menurut The Washington Post, kegiatan itu segera dihentikan dan sang pendeta di larikan ke rumah sakit untuk dirawat akibat gigitan ular beracun itu. Namun sayang nyawanya tak tertolong dan meninggal sekitar pukul 10 malam di Bluefield Regional Medical Center.

Jika pendeta Kristen tidak bias melakukan mukjizat ular beracun sebagaimana janji Injil (Markus 16:17-18), maka yang patut diragukan adalah otensititas Injil atau keimanan sang pendeta. Padahal sebagai pendeta fanatik yang beraliran Kristen karismatik, iman kristiani sang pendeta jelas tak bisa diragukan. Toh ia tewas ketika membuktikan mukjizat yang dijanjikan Injil Markus 16:17-18.

Pendeta Wolford tidak seharusnya mati sia-sia jadi korban gigitan ular beracun demi membuktikan mukjizat iman, bila ia berpikir ilmiah dan realistis. Karena Injil Markus 16:9-20 sudah diakui kepalsuannya secara consensus oleh para ilmuan Kristen sendiri.

Dalam The Five Gospel yang disusun oleh Robert W Funk, Roy W Hoover dab The Jesus Seminar, Injil Markus 16:9-20 sama sekali tidak dicantumkan.

New York International Bible Society dalam The Holy Bible New International Version, di bawah pasal 16 ayat 8 (hlm 780), meletakan garis tegas yang memisahkan ayat 16:8 dengan ayat berikutnya (16:9-20). Di bawah garis tersebut terdapat peringatan yang berbunyi : “The two most reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20.” (Dua manuskrip yang paling tua (codex Sinaiticus dan codex Vaticanus) tidak memiliki Markus 16:9-20)).

The Holy Bible New King James Version terbitan tahun 1994, pada halaman 993 menjelaskan :”Verses 9-20 are bracketed in NU-Tex as not original. They are lacking in Codex Sinaiticus and Codex Vaticanus, although nearly all other manuscripts of Mark contain them.” (Ayat 9-20 di dalam tanda kurung pada teks NU adalah tidak asli. Ayat-ayat itu tidak terdapat dalam codex Sinaiticus dan codex Vaticanus, meskipun hamper semua Manuskrip Markus yang lain memuatnya).

Gara-gara ayat Injil yang sudah diakui kepalsuannya inilah Pendeta Wolford tewas digigit ular berbisa. Pendeta mana lagi yang berani membuktikan keaslian Injil dengan memegang ular berbisa dan meminum racun ?

Paulus dari Tarsus
Kehidupannya

Paulus dari Tarsus (awalnya bernama Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 Masehi–67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen sebagai seorang Yahudi dari suku Benyamin, yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga negara Romawi.

Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel.] Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus.

Paulus menyebut dirinya sebagai “rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi” (Roma 11:13). Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi.

Gagasan Paulus ini menimbulkan perselisihan pendapat antara murid-murid Yesus dari keturunan Yahudi asli dengan mereka yang berlatar belakang bukan Yahudi. Mereka yang dari keturunan Yahudi berpendapat bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu.

Murid-murid yang mula-mula, Petrus, sempat tidak berpendirian menghadapi hal ini (lihat Galatia 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah persidangan di Yerusalem yang dipimpin oleh Petrus dan Yakobus, saudara Yesus, yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili Gereja yang pertama (Konsili Yerusalem).

Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:

untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (misalnya perihal tentang sunat dan memakan makanan yang diharamkan).

Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.

Paulus dijadikan seorang Santo (orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasuk Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Anglikan, dan beberapa denominasi Lutheran. Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para orang-orang bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristenan bercorak Paulin/bercorak Paulus. Surat-suratnya menjadi bagian penting Perjanjian Baru. Banyak yang berpendapat bahwa Paulus memainkan peranan penting dalam menjadikan agama Kristen sebagai agama yang berdiri sendiri, dan bukan sebagai sekte dari Yudaisme.

Paulus Pencetus agama Kristen

Umat Yahudi terbagi atas tiga golongan.

Pertama, orang Yahudi yang meyakini kebenaran misi Yesus dan kemudian menjadi pengikut Yesus. Mereka ini disebut sebagai Nasrani dan di antara mereka ada murid-murid yang setia yang disebut dalam Alquran sebagai Hawariyyun (QS As-Shaff : 14). Dalam tulisan-tulisan ahli sejarah, golongan ini disebut sebagai Yudeo-Christianity/Yahudi-Kristen.

Kedua, orang Yahudi yang memusuhi Yesus dan pengikutnya. Mereka ini pengikut rabi-rabi Yahudi. Merekalah yang ketika Pilatus memberikan pilihan antara Yesus dan Barabas, maka mereka lebih memilih Barabas untuk dibebaskan ketimbang Yesus.
Matius 27:21-22

Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?” Kata mereka: “Barabas.” Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia harus disalibkan!”

Ketiga, orang yang bukan bangsa Israel dan mereka juga tidak menganut agama Yahudi. Mereka ini disebut dengan Goyyim/Gentile. Umumnya kaum ini berasal dari Romawi dan daerah lain. Mereka memuja berhala atau banyak tuhan sehingga disebut kaum pagan.
Jati Diri Paulus

paulus-dari-tarsus
Paulus dari Tarsus
Dalam perkembangannya muncul seorang bernama Paulus. Dialah yang mengubah keyakinan yang dibawa Yesus dengan wajah baru yang sama sekali berbeda dengan keyakinan aslinya. Ironis-nya keyakinan inilah yang diikuti hingga detik ini oleh umat Kristen sedunia.

Nama aslinya adalah Saul, lahir di Tarsus (Turki) kira-kira 2 tahun sebelum Masehi. Karena Yesus lahir kira-kira tahun 6 SM, maka Paulus kira-kira berusia 8 tahun lebih muda daripada Yesus. Ayah Paulus berasal dari Suku Benyamin salah satu suku dari 12 suku Bani Israel.

Saat itu di kota Tarsus terdapat sebuah perguruan Yunani, sejumlah kuil dewa-dewi, gedung komedi, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang sangat digemari oleh orang-orang Yunani. Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebudayaan Yunani terutama filsafatnya. Pada dirinya terkumpul dua pengaruh, hukum Taurat dan filsafat Yunani.

Sinkretisme

Secara formal Paulus juga berguru pada Gamalil, seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di Yerusalem. Persinggungan pengaruh filsafat Yunani terhadap agama Yahudi di masa itu adalah hal yang umum. Aliran filsafat Yunani yang amat berpengaruh ketika itu adalah aliran Stoa yang pantheistik menganggap Tuhan dan makhluk merupakan suatu kesatuan yang sama zatnya dan hanya berbeda dalam penglihatan bentuk. Pencampuran antara ajaran filsafat Stoa dengan ajaran agama Yahudi terdapat pada filosof Yahudi Philo. Ia menganggap Logos dari Stoa sebagai semacam malaikat yang tertinggi alias Roh Kudus. Philo hidup semasa dengan kehidupan Yesus dan Paulus.

Paulus bukanlah orang Betlehem (kota kelahiran Yesus) atau orang sekte Nazarene/Nazorite dan bukan pula orang Yerusalem. Ia tidak pernah berhubungan dengan lingkungan Yesus. Dia bukanlah murid Yesus, juga bukan pula pengikutnya.

Malah Bibel sendiri mencatat Paulus merupakan musuh pengikut-pengikut Yesus dan ia bertindak sangat kejam sekali kepada mereka. Paulus hingga matinya tidak pernah menikah karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan.

Menyusup

Paulus menyatakan diri sebagai Rasul Yesus. Dia menemui para murid Yesus, mengetahui kelebihan, kelemahan dan kekuatan pengaruhnya. Dia memulai rencananya dengan menyebarkan ajarannya kepada orang-orang non Yahudi. Karena merasa mendapat kemajuan, dia mencurahkan seluruh kemampuannya dan berhasil mendapatkan pengikut dalam jumlah besar. Ia memasukkan ide-ide filsafat Yunani ke dalam ajaran Yesus yang didapatkannya dari murid Yesus.

Ajaran Yesus (Isa as) adalah khusus hanya untuk bani Israel, hal ini disebutkan dalam Alquran,

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datang-nya) seorang Rasul yang akan datang sesu-dahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Qs. As-Shaff :6)

Dan juga dalam Bibel disebutkan dengan jelas sekali bahwa misi Yesus hanya untuk bani Israel.
Matius 10:5-6

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Penyesatan yang dilakukan oleh Paulus

Kebudayaan Yunani sangat berpengaruh luas di masyarakat tanah Yudea kala itu, yang sekarang Palestina. Masuknya kebudayaan dibawa penjajah Romawi. Selain menjajah, merampok harta rakyat dan kekayaan alam, mereka juga menyebarkan ideologi mereka ke masyarakat Yahudi yakni Pantheisme.

Kalau kita pernah menonton film serial Hercules, di sanalah gambaran tentang ajaran Pantheisme. Ajaran yang menyembah pada banyak tuhan. Ada yang disebut dengan Zeus, tuhan tertinggi, bapak semua tuhan. Ada Hera, istri Zeus, Ares tuhan perang, Aprodite tuhan kecantikan, dan masih banyak yang lain. Yang menarik di sini, Zeus mengawini perempuan bumi dan melahirkan seorang anak laki-laki yang super kuat yang diberi nama Hercules. Dan dia dianggap sebagai penyelamat umat manusia.

herkules
Hercules

Mengapa disebut menarik, sosok pribadi Hercules ini sangat mirip dengan Yesus yang juga dianggap sebagai penyelamat umat manusia. Memang kedatangan Yesus (Isa as) adalah untuk menyelamatkan umat manusia tapi bukan sebagai tuhan yang hidup di tengah manusia seperti halnya Hercules. Nabi Isa as hanyalah seorang manusia, utusan Allah, seorang nabi, seorang penunjuk jalan pada kebenaran yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Nah ajaran yang salah ini, bahwa Yesus adalah tuhan seperti halnya Hercules, justru disebarluaskan oleh Paulus. Ajaran Yesus adalah menyembah pada tuhan yang satu, tauhid. Sedangkan ajaran Paulus adalah bentuk turunan dari ajaran Pantheisme. Paulus mengajarkan trinitas, tiga tuhan yakni bahwa ada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan tuhan Roh kudus.

Berikut adalah bagaimana sesung-guhnya perbedaan ajaran Paulus dan Yesus.

10 pokok beda ajaran Yesus dan Paulus :

1. Ajaran Yesus: Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak pernah meminta disembah/dituhankan).

Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3), (Yohanes 11:42)

Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya….Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Ku-utus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)

Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)

Ajaran Paulus: Yesus adalah tuhan.

Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)

Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan. Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan ketimbang dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang Esa.

2. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum Taurat, justru meneruskan hukum Taurat.

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekali-pun yang paling kecil, dan mengajar-kannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19), (Matius 5:20)

Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya.
Ajaran Paulus: Kristen mengutuk hukum Taurat.

Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami-pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16), (Galatia 3:24-25), (Galatia 5:4), (Roma 3:27-28) dan (Efesus 2:15)

3. Ajaran Yesus: Laki-laki harus Khitan.

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)

Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:10-11)

Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12), (Kejadian 17:13), (Kejadian 17:14), (Kejadian 21:4)

Ajaran Paulus : Kristen tidak mewajibkan Khitan.

Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)

Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)

4. Ajaran Yesus: Tidak ada dosa waris.

Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)

Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)

Ajaran Paulus: Setiap orang mewarisi dosa Adam

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)

NB: Oleh karena dosa warisan dari Adam tersebut, menurut Paulus, disalibnya Yesus konon untuk menebus dosa-dosa manusia.

5. Ajaran Yesus: Berpuasa, berwudlu, mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud.

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17)

Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan–seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa. (Keluaran 40:31-32)

Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39), (Bilangan 20:6), (Kejadian 17:2-3)

Ajaran Paulus: bernyanyi di gereja.

Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)

NB: Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus, tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19).

6. Ajaran Yesus : melarang hidup mewah di dunia.

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20).

Ajaran Paulus : Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen

“Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” (Efesus 4:28)

7. Ajaran Yesus : meninggal dunia dibungkus kain kafan.

Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengafaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)

Mereka mengambil mayat Yesus, mengafaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)

Ajaran Paulus : meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.

Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.

8. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum rajam.

Musa dalam hukum Taurat memerin-tahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?” (Yohanes 8:5)

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yohanes 8:7).

Ajaran Paulus : Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen.

Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas).

9. Ajaran Yesus : Menerapkah hukum Qisash

Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (Matius 5:38)

mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki (Keluaran 21:24)

patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya. (Imamat 24:20)

Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki.” (Ulangan 19:21)

Ajaran Paulus : Membatalkan hukum Qisash, menjerumuskan dalam perbudakan.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5:39-42)

2341

10. Yesus tidak membuat agama baru.

Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).

Namun, Kristen adalah agama baru yang lahir setelah usaha penyaliban Yesus.

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26).

Nah, maka makin jelaslah. Umat Kristen saat ini adalah bukan penganut Yesus, tapi Paulus. Mereka bukan Nasrani tetapi lebih tepat disebut Kristen.

TOKOH-TOKOH KRISTEN PENENTANG TRINITAS

Sebelum Yesus lahir, wilayah Yerusalem dijajah oleh imperium Romawi yang agamanya beraliran politeisme. Karena sebagai penduduk yang terjajah, bangsa Yahudi Essenes yang masih taat berpegang pada hukum-hukum Taurat Musa, tidak mampu mengembangkan ajaran agamanya di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan Yahudi Farisi dan Saduki memakai agamanya dalam bentuk formalitas saja, dan sikap hidupnya selalu menyalahi hokum-hukum taurat.

Ketika Yesus mendapat tugas menyampaikan risalah Tuhan, dia selalu memperingatkan penyelewengan Yahudi Farisi dan Saduki. Oleh karena itu dua kelompok ini sangat membenci Yesus dan ingin membunuhnya. Untuk melaksanakan niat jahat itu, mereka menghasut penjajah Romawi, bahwa Yesus adalah tokoh pemberontak yang ingin menjadi raja Yahudi, dan ingin membebaskan bangsanya dari pendudukan imperium Romawi. Dengan bantuan kedua kelompok Yahudi itu, tentara Romawi berusaha menangkap Yesus dan membinasakan pengikutnya.

Setelah Yesus tiada, para muridnya menyebarkan ajarannya secara meluas ke tengah-tengah masyarakat yang sudah terpengaruh oleh kepercayaan politeisme. Yang kemudian melahirkan dua kelompok penganut Yesus. Pertama, yang betul-betul mengikuti ajaran Yesus secara murni, tanpa dicampuri oleh kepercayaan politeisme. Mereka berkeyakinan bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, dan Yesus adalah manusia biasa utusan Allah. Kelompok ini lebih dikenal dengan sebutan Unitarian. Kedua, mengikuti ajaran Yesus yang telah disebarkan oleh para muridnya, tetapi masih sulit meninggalkan kepercayaan politeisme yang sudah mendarah daging pada diri mereka. Akhirnya mereka mengkultuskan Yesus sebagai penyelamatnya, bahkan diangkat menjadi Tuhannya. Kelompok ini dipelopori oleh Paulus (Saulus) yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kristen Trinitas.

Proses kepercayaan kelompok kedua ini sudah menjadi fenomena biasa bagi yang mudah kita jumpai di mana-mana. Perjalanan kepercayaan Kristen Trinitas periode pertama, mendapatkan tantangan hebat dari kelompok Kristen Unitarian. Yaitu sekte Kristen yang berkeyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah, dan Yesus adalah manusia biasa yang diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaranNya, dengan dibekali beberapa Mukjizat. Berkat bantuan imperium super power Romawi yang juga beragama politeisme itu, agama Kristen Trinitas cepat menyebar luas ke beberapa negara. Sedangkan beberapa ribu penganut Unitarian disiksa dan dibunuh. Di antara tokoh-tokoh Unitarian tersebut adalah :

IRANAEUS (130 ? 200 M)

Ketika Iraneus lahir, agama Kristen yang berpusat di Antiokia telah menyebar ke Afrika Utara sampai ke Spanyol dan Perancis selatan. Uskup Lyon yang bernama Pothinus pernah menyuruh Iranaeus membawakan surat petisinya ke Paus Eleutherus (174 189 M) di Roma. Dalam petisi itu, Pothinus memohon agar Paus menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang menolak doktrin Trinitas. Disaat Iranaeus masih berada di Roma, dia mendengarkan berita pertikaian antar kelompok Kristen yang mengakibatkan Uskup Pothinus terbunuh. Setelah pulang ke Lyon, dia menjadi uskup menggantikan Pothinus.

Tahun 190 M, dia menulis surat kepada Paus Victor I (189 ? 198 M) untuk menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang berbeda keyakinan. Kerusuhan antar kelompok terulang lagi, dan pada tahun 200 M, dia dibunuh kelompok Trinitas yang dipelopori Paus Victor.

Iranaeus meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan manusia biasa yang diutus oleh Allah. Dia melontarkan kritik tajam terhadap Paulus, dan menudingnya sebagai orang yang bertanggung jawab atas penyusupan ajaran-ajaran politeisme dan filsafat Plato ke dalam agama Kristen. Dalam menyampaikan ajaran yang diyakininya, Iranaeus sering mengutip ayat-ayat yang termaktub dalam injil Barbanabas.

TERTULIAN (160 ? 220 M)

Tertulian berasal dari Kartago, kemudian dia menjadi tokoh Gereja Afrika. Dia adalah seorang Unitarian yang mengidentikkan Yesus dengan Meisah dalam agama Yahudi. Beliau menentang Paus Calixtus (217 ? 222 M) yang mengajarkan bahwa dosa besar itu bisa diampuni setelah melakukan taubat secara kanonik.

Diantara pernyataan Tertulian masih tercatat sampai sekarang adalah :?Mayoritas manusia berpendapat bahwa Yesus adalah manusia biasa?. Dialah yang mula-mula memperkenalkan istilah Trinitas dsari bahasa latin sewaktu membahas doktrin yang dipandangnya aneh itu. Sebab istilah seperti itu tidak pernah dijumpai dalam kitab suci.

ORIGEN (185 ? 254 M)

Origen lahir di Iskandariah Mesir. Bapaknya, Leonidas, mendirikan pusat pendidikan teologi, dan menunjuk Clement sebagai kepalanya. Gereja Paulus (Trinitas) sangat membenci Leonidas, karena menganut ajaran Unitarian yang disebarkan oleh murid-murid Yesus (Apostolic Christianity), dan menolak ajaran-ajaran Paulus. Oleh karena itu pihak gereja Paulus membunuhnya pada tahun 208 M. Peristiwa itu sangat menggores di hati Origen, dan ia ingin mempertaruhkan nyawanya untuk menuntut kematian ayahnya, namun dicegah oleh ibunya.

Gurunya, Clement, merasa terancam dan meninggalkan Iskandariah. Karena ayahnya terbunuh dan gurunya meninggalkan dia, Origen menggantikan Clement sebagai kepala sekolah teologi. Dalam kedudukannya yang baru itu, dia terkenal sebagai cendekiawan yang berani. Kesalehan dan semangatnya yang tinggi diilhami oleh sebuah ayat yang termaktub dalam kitab Matius 19;12 yang berbunyi :
?Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang ia lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena kerajaan Sorga. Siapa yang dapat ,mengerti hendaklah mengerti?.

Pada tahun 230 M Origen menjadi pengkhotbah di Palestina. Tetapi Uskup Demerius memecat dan membuangnya. Dia pergi ke Caesarea dan membangun pusat pendidikan yang sangat terkenal di kota itu. Konsili Iskandaria tahun 250 M menjatuhkan kutukan kepada Origen. Dia ditangkap dan menjalani siksaan sampai menemui ajalnya tahun 254 M, karena menolak doktrin Trinitas. Origen berkeyakinan, Allah adalah Maha Agung dan Yesus adalah hambaNya yang derajatnya tidak sebanding dengan Tuhannya.

Dia dikenal sebagai ahli sejarah gereja yang termashur. Sejak muda sampai akhir hayatnya terkenal keberaninnya. Memiliki sifat-sifat terpuji sebagai guru kebenaran dan sangat dicintai oleh murid-muridnya. Ilmu pengetahuannya sangat luas, yang tidak ada duanya di kalangan Kristen saat itu. Dia pernah menulis kurang lebih enam ratus risalah dan makalah.

DIODORUS

Diodorus adalah uskup di Tarsus, kota kelahiran Paulus. Dia termasuk salah satu tokoh Kristen Antiokia. Dia berpendapat, alam semesta ini selaludalam perubahan. Dia proses perubahan itu pasti ada periode awalnya yang berasal dari yang Maha Abadi dan Maha tidak Berubah. Yang Maha Abadi itulah sang Pencipta yang Maha Esa. Diodorus menegaskan, Yesus itu berkodrat manusiawi baik ruhani maupun jasmani, dan sama sekali tidak memiliki kodrat Ilahi (Tuhan)
LUCIUS (Wafat 312 M)

Disamping terkenal sebagai ahli teologi yang menguasai bahasa Ibrani dan Yunani, diapun sebagai tokoh yang sangat taat kepada Allah. Dia berada di luar lingkungan Gereja sejak tahun 220 M sampai tahun 290 M. Kesalehan dan luasnya ilmu pengetahuan yang dimilikinya, mengundang kekaguman banyak orang. Perguruan di Antiokia yang dipimpinnya, melahirkan aliran Arianisme yang dicetuskan oleh muridnya yang bernama Arius.

Dalam memahami kitab sucinya, dia berpegang pada penafsiran dariu segi tata bahasa beserta pengertiannya secara lahiriah dan kritis. Dia menentang penafsiran yang diambil dari pengertian simbolik dan allegoris.

Lucius berpendapat, adanya pertentangan paham yang sangat tajam di tubuh Gereja telah membuktikan, bahwa orang-orang Kristen berpedoman pada ajaran yang bersumber dari tradisi tulisan dan mengesampingkan tradisi lisan. Padahal Yesus atau para muridnya tidak pernah mencatat ajaran Yesus. Sedangkan tradisi tulisan berasal dari orang-orang yang tidak pernah menjadi murid Yesus. Tragedi ini menunjukkan, ajaran Yesus begitu cepat lenyap disebabkan kekacauan isi ajaran yang berkembang sampai penghujung abad ketiga Masehi.

Lucius merevisi Septuaginta, yakni naskah Alkitab berbahasa Yunani. Dia membunag sekian banyak perubahan-perubahan yang disisipkan ke dalam Alkitab, ketika disalin ke dalam bahasa Yunani. Dia berkeyakinan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, melainkan hamba Allah. Karena tetap mempertahankan keyakinan seperti itu, maka dia ditangkap dan disiksa sampai mati pada tahun 312 M.

Will Durant

William James Durant was an American writer, historian, and philosopher. He is best known for The Story of Civilization, 11 volumes written in collaboration with his wife Ariel Durant and published between 1935 and 1975.
Will Durant adalah seorang filosof dan sejarawan yang berasal dari Amerika Serikat. Berikut adalah tulisannya tentang Nabi Muhammad SAW.
“Kita harus katakan bahwa Muhammad adalah tokoh sejarah terbesar. Ketika memulai dakwahnya, negeri Arab adalah sebentang padang pasir kering dan kosong, yang di beberapa kawasannya dihuni oleh sejumlah kaum Arab penyembah berhala. Jumlah mereka kecil tapi perselisihan diantara mereka sangat banyak. Akan tetapi ketika beliau wafat, penduduk Arab ini pula telah muncul sebagai umat yang bersatu dan kompak. Beliau menghapus segala macam khurafat dan fanatisme dan menyuguhkan sebuah agama yang sederhana tapi kokoh dan terang benderang yang dibangun di atas dasar keberanian dan kemuliaan. Kitab beliau adalah Alquran dan tak ada kitab lain yang mampu menandinginya dari segi kekuatan pengaruh dan daya tariknya.”

Edward Gibbon

Edward Gibbon (1737 – 1794) adalah seorang sejarawan Inggris. Selain itu ia juga pernah menjadi anggota parlemen. Karyanya yang paling populer adalah ‘The History of the Decline and Fall of the Roman Empire’ yang dipublikasikan dalam 6 volume di pada tahun 1776 dan 1788.
Dalam pidatonya yang bertajuk “Profession of Islam”, ia mengatakan:
“Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama.”

 

 


Ditulis dalam Uncategorized

Perang Qoddisiyah

the-battle-of-qadisiyyah-the-fall-of-the-mighty-persian-empire

Disusun oleh: Ading Nashrulloh

Sumber : Berbagai karya dari Internet

 

 

  1. Sepenggal Peristiwa dari Perang Khandaq

“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan penggalian khandaq, ternyata ada sebongkah batu sangat besar menghalangi penggalian itu. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit mengambil kapak tanah dan meletakkan mantelnya di ujung parit, dan berkata: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Terpecahlah sepertiga batu tersebut. Salman Al-Farisi ketika itu sedang berdiri memandang, dia melihat kilat yang memancar seiring pukulan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau memukul lagi kedua kalinya, dan membaca: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Pecah pula sepertiga batu itu, dan Salman melihat lagi kilat yang memancar ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul batu tersebut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul sekali lagi dan membaca: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur`an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dan untuk ketiga kalinya, batu itupun pecah berantakan.
Kemudian beliau mengambil mantelnya dan duduk. Salman berkata: “Wahai Rasulullah, ketika anda memukul batu itu, saya melihat kilat memancar.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Wahai Salman, engkau melihatnya?” Kata Salman: “Demi Dzat Yang mengutus anda membawa kebenaran. Betul, wahai Rasulullah.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ketika saya memukul itu, ditampakkan kepada saya kota-kota Kisra Persia dan sekitarnya serta sejumlah kota besarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.” Para shahabat yang hadir ketika itu berkata: “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar membukakannya untuk kami dan memberi kami ghanimah rumahrumah mereka, dan agar kami hancurkan negeri mereka dengan tangan-tangan kami.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa. “Kemudian saya memukul lagi kedua kalinya, dan ditampakkan kepada saya kota-kota Kaisar Romawi dan sekitarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.” Para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar membukakannya untuk kami dan memberi kami ghanimah rumah-rumah mereka, dan agar kami hancurkan negeri mereka dengan tangan-tangan kami.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa. “
Kemudian pada pukulan ketiga, ditampakkan kepada saya negeri Ethiopia dan desa-desa sekitarnya hingga saya melihatnya dengan kedua mata saya.” Lalu beliau berkata ketika itu: “Biarkanlah Ethiopia (Habasyah) selama mereka membiarkan kalian, dan tinggalkanlah Turki selama mereka meninggalkan kalian.”
2. Surat kepada Raja Khosrau II @ Chosroes – Parsi (Persia)

Rasulullah SAW juga mengirim surat kepada Raja Khosrau II, Abrawaiz dari kerajaan Persia. Ia mengutus sahabatnya Abdullah bin Hudzaifah As-Sahmi yang isinya menyerunya kepada Islam. Namun setelah membaca surat tersebut, sang raja melah mereobek surat dan Rasulullah SAW dan berkata ”Hamba rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku.”

Kabar disobeknya surat tersebut sampai kepada Rasulullah. Beliau pun ”Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.”. Allah SWT pun mengabulkan doa tersebut. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian dia pun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih.

Dia dibunuh dan dirampas kekuasaannya. Seterusnya kerajaan itu kian terobek-robek dan hancur sampai akhirnya ditakluki oleh pasukan Islam pada zaman Khalifah Umar bin Al-Khaththab r.a hingga tidak dapat lagi berdiri.

Isi surat

“Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya. Kepada Kisra penguasa rakyat Persia. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Aku bersaksi behawa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku mengajak dengan seruan Allah.

Sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada seluruh umat manusia supaya dapat memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan supaya ketetapan azab kepada orang-orang kafir itu pasti. Masuklah Anda ke dalam Islam, niscaya akan selamat. Jika kamu menolak, sesungguhnya kamu memikul dosa kaum Majusi.”

Dibunuhnya Kisra oleh Anaknya

Selanjutnya, dengan geram kemudian ia menulis surat kepada gubernur Yaman agar segera menangkap Rasulullah. Maka berangkatlah dua utusan ke Madinah. Rasulullah sendiri yang menyambut utusan gubernur Yaman tersebut. Dengan tersenyum Rasulullah bersabda : “ Kembalilah dulu hari ini. Besok saja kalian menghadapku karena aku ingin mengabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang aku inginkan”.

Keesokan harinya,kedua utusan tersebut menghadap kembali. “ Sampaikan kepada gubernur kalian bahwa Rabbku telah membunuh tuannya, Kisra, pada malam ini, tepatnya enam jam yang lalu”, sambut Rasulullah tenang.

Ibnu Sa’ad berkata, “ Yaitu pada malam selasa, 10 Jumadil ‘Ula tahun kesembilan. Allah menggerakkan Syirawaih, anak Kisra, untuk membunuhnya”. Akhirnya, kedua orang itu kembali menemui Badzan, sang gubernur, guna menyampaikan berita ini. Selanjutnya Badzan bersama anak buahnyapun masuk Islam.
3. Pertempuran Al-Qadisiyyah

Pertempuran Al-Qadisiyyah adalah pertempuran yang menentukan antara pasukan muslim dengan pasukan Persia pada saat periode pertama ekspansi muslim yang berakhir dengan penaklukan Islam atas seluruh Persia dan berhasil mengubah keyakinan mereka menjadi Islam sampai dengan saat ini. Pertempuran ini terjadi kurang lebih pada tahun 636 M.

Surat Umar

Khalifah Umar ibn Khattab ra. telah menuliskan satu perintah kepada panglima perangnya Sa’ad bin Abi Waqqash pada saat hendak membuka negeri Persia yang isinya:

“Amma ba’d. Maka aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang besertamu untuk selalu takwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena, sesungguhnya takwa kepada Allah adalah sebaik-baik persiapan dalam menghadapi musuh dan paling hebatnya strategi dalam pertempuran.

Aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang bersamamu agar kalian menjadi orang yang lebih kuat dalam memelihara diri dari berbuat kemaksiatan dari musuh-musuh kalian. Karena, sesungguhnya dosa pasukan lebih ditakutkan atas mereka daripada musuh-musuh mereka dan sesungguhnya kaum muslimin meraih kemenangan tidak lain adalah karena kedurhakaan musuh-musuh mereka terhadap Allah.

Kalaulah bukan karena kedurhakaan musuh-musuh itu, tidaklah kaum Muslimin memiliki kekuatan karena jumlah kita tidaklah seperti jumlah mereka (jumlah mereka lebih besar) dan kekuatan pasukan kita tidaklah seperti kekuatan pasukan mereka.

Karenanya, jika kita seimbang dengan musuh dalam kedurhakaan dan maksiat kepada Allah, maka mereka memiliki kelebihan di atas kita dalam kekuatannya, dan bila kita tidak menang menghadapi mereka dengan “keutamaan” kita, maka tidak mungkin kita akan mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.

Ketahuilah bahwa kalian memiliki pengawas-pengawas (para malaikat) dari Allah. Mereka mengetahui setiap gerak-gerik kalian karenanya malulah kalian terhadap mereka.

Janganlah kalian mengatakan, “Sesungguhnya musuh kita lebih buruk dari kita sehingga tidak mungkin mereka menang atas kita meskipun kita berbuat keburukan.” Karena, berapa banyak kaum-kaum yang dikalahkan oleh orang-orang yang lebih buruk dari mereka.

Sebagaimana orang-orang kafir Majusi telah mengalahkan Bani Israil setelah mereka melakukan perbuatan maksiat. Mintalah pertolongan kepada Allah bagi diri kalian sebagaimana kalian meminta kemenangan dari musuh-musuh kalian. Dan aku pun meminta hal itu kepada Allah bagi kami dan bagi kalian.

Jalannya pertempuran

Khalifah Umar bin Khattab mengirimkan pasukan muslim dalam jumlah besar ke Iraq (pada saat itu masih bagian dari Persia) di bawah pimpinan sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash.
Mendengar pergerakan pasukan Islam ini , Kaisar Persia yang terakhir dan masih muda, Yazdgird III (632 M. – 651 M.) memerintahkan kepada panglima perangnya Rustam Farrokhzad untuk menghadangnya. Akhirnya kedua pasukan ini bertemu di sebelah barat sungai Eufrat di desa yang bernama Al-Qadisiyyah (barat daya Hillah dan Kufah).

Pasukan muslim mengirim delegasi ke kamp pasukan Persia dengan mengajak mereka memeluk Islam atau tetap dalam keyakinan mereka tetapi dengan membayar pajak atau jizyah. Setelah tidak dicapai kesepakatan di atas, pecahlah pertempuran. Sa’ad sendiri tidak bisa memimpin langsung pasukannya dikarenakan sakit bisul yang parah. Tetapi dia tetap memonitor jalannya pertempuran bersama deputinya Khalid bin Urtufah.

Hari pertama pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Persia dan hampir saja pasukan muslim akan menemui kekalahan dengan tidak imbangnya jumlah pasukannya dengan pasukan Persia yang lebih besar. Pasukan Persia menggunakan gajah untuk memporak-porandakan barisan muslim dan ini sempat membuat kacau kavaleri muslim dan kebingungan di antara mereka bagaimana cara untuk mengalahkan gajah-gajah tersebut. Keadaan seperti ini berlangsung sampai dengan berakhirnya hari kedua pertempuran.

Memasuki hari ketiga, datanglah bala bantuan muslim dari Syria (setelah memenangkan pertempuran Yarmuk). Mereka menggunakan taktik yang cerdik untuk menakut-nakuti gajah Persia yaitu dengan memberi kostum pada kuda-kuda perang. Taktik ini menuai sukses sehingga gajah-gajah Persia ketakutan, akhirnya mereka bisa membunuh pemimpin pasukan gajah ini dan sisanya melarikan diri kebelakang menabrak dan membunuh pasukan mereka sendiri. Pasukan muslim terus menyerang sampai dengan malam hari.

Pada saat fajar hari keempat, datanglah pertolongan Allah SWT. dengan terjadinya badai pasir yang mengarah dan menerpa pasukan Persia sehingga dengan cepat membuat lemah barisan mereka. Kesempatan emas ini dengan segera dimanfaatkan pihak muslim, menggempur bagian tengah barisan Persia dengan menghujamkan ratusan anak panah. Setelah jebolnya barisan tengah pasukan Persia, panglima perang mereka Rustam terlihat melarikan diri dengan menceburkan diri dan berenang menyeberangi sungai, tetapi hal ini diketahui oleh pasukan muslim yang dengan segera menawan dan memenggal kepalanya.

Pasukan muslim yang berhasil memenggal kepalanya adalah Hilal bin Ullafah. Setelah itu dia berteriak kepada pasukan Persia dengan mengangkat kepala Rustam : “Demi penjaga Ka’bah! Aku Hilal bin Ullafah telah membunuh Rustam!”.

Melihat kepala panglima perangnya ditangan pasukan muslim, pasukan Persia menjadi hancur semangatnya dan kalang kabut melarikan diri dari pertempuran. Sebagian besar pasukan Persia ini berhasil dibunuh dan hanya sebagian kecil saja yang mau memeluk agama Islam. Dari Pertempuran ini, pasukan muslim memperoleh ghanimah atau rampasan perang yang sangat banyak, termasuk perhiasan kekaisaran persia.

Setelah pertempuran ini, pasukan muslim terus mendesak masuk dengan cepat sampai dengan ibukota Persia, Ctesiphon atau Mada’in. setelah itu mereka melanjutkan ke arah timur dan mematahkan dua kali serangan balasan dari pasukan Persia yang pada akhirnya berhasil menghancurkan kekaisaran Persia dan menjadikannya daerah muslim sampai dengan saat ini.

4. Kemenangan Islam di Perang Qadisiyyah

Merupakan satu kepastian bahwa kehidupan yang baik membutuhkan perjuangan. Harapan menumbuhkan semangat dan kekuatan, sementara angan-angan hanyalah melalaikan dan menyulut kemalasan.

Allah telah memilih para ksatria yang berjibaku dalam jihad fi sabilillah. Sekumpulan manusia yang mendambakan syahid di jalan-Nya. Mereka meninggalkan kelezatan dan kemegahan dunia, bergegas menuju gelanggang pertempuran. Tak lain, berjuang demi tegaknya Islam di muka bumi. Upaya menapaki bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bukan aksi brutal mengatasnamakan agama.

Mereka tak menghiraukan jauhnya diri dari keluarga, sabetan pedang, luka yang menganga, maupun gugurnya teman seperjuangan. Sedari dulu, perjuangan membutuhkan pengorbanan. Teguh di saat menghadapi beratnya perjuangan, sabar di kala musibah mendera. Mereka benar-benar yakin bahwa apa yang ada di sisi Allah subhanahu wa ta’ala adalah lebih baik dan kekal.

Sekilas Tentang Perang Qadisiyyah

Qadisiyyah merupakan sebuah daerah di sebelah timur sungai Eufrat. Memiliki banyak kebun kurma dan aliran irigasi. Pintu gerbang kerajaan Persia Majusi (penyembah api) pada masa lampau. Adapun saat ini, Qadisiyyah terletak di barat daya Hillah dan Kufah, bagian tengah negara Irak.

Perang ini merupakan pertempuran terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya di Irak. Sejumlah kisah keberanian dan pengorbanan yang mendebarkan hati menghiasi insiden bersenjata ini. Peristiwa monumental tersebut berlangsung pada tahun 14 H, pada masa khalifah ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu.

Latar Belakang Peperangan

Setelah gugurnya panglima Abu ‘Ubaid pada pertempuran di jembatan sungai Eufrat, ditambah dengan pengkhianatan kaum kafir Irak pada masa itu, ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bertekad memimpin ekspansi militer menuju Irak. Di tengah perjalanan, digelar majelis musyawarah militer. Para sahabat senior menyetujui kepemimpinan ‘Umar, kecuali ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu. Beliau radhiyallahu ‘anhu berujar: “Aku khawatir apabila engkau kalah, maka kaum muslimin di seluruh penjuru bumi akan melemah. Aku mengusulkan agar engkau menunjuk seorang panglima, sementara engkau kembali ke Madinah.”

Kemudian ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya: “Menurut pendapatmu, siapa orang yang tepat sebagai panglima perang di Irak?”, ‘Abdurrahman radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Aku telah menemukannya.” ‘Umar radhiyallahu ‘anhu kembali bertanya: “Siapa dia?”, “Singa yang menerkam dengan kukunya, Sa’ad bin Malik Az-Zuhri!”, tegas ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu. ‘Umar pun membenarkan hal itu, lalu segera mengutus Sa’ad beserta bala tentaranya menuju Irak yang termasuk teritorial imperium Persia. Sa’ad bin Malik sendiri lebih dikenal dengan nama Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu.

Strategi Pasukan Islam

Dengan sigap, Sa’ad mengerahkan tentaranya, untuk bergabung dengan pasukan Al-Mutsanna bin Haritsah di sana. Namun, sebelum kedua pasukan bertemu telah terdengar berita meninggalnya Al-Mutsanna. Lengkaplah jumlah pasukan Islam menjadi 30.000 prajurit. Di dalamnya terdapat 70 veteran perang Badar 300 sahabat nabi yang mengikuti Fathu Mekkah, dan 700 putra sahabat nabi.

Garda depan dipimpin oleh Zahrah bin ‘Abdullah, sayap kanan di bawah komando Jarir bin ‘Abdullah Al-Bajali radhiyallahu ‘anhu, dan sayap kiri diatur oleh Qais bin Maksyuh radhiyallahu ‘anhu. Bertindak sebagai panglima tertinggi seluruh pasukan Islam adalah Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu. ‘Umar mengomentari: “Demi Allah, aku akan mempertemukan para raja non Arab dengan raja-raja Arab.”

Strategi Pasukan Kafir Persia

Sampailah pasukan Islam di Qadisiyyah dan menetap selama satu bulan. Maka rakyat Persia segera melaporkan tindakan kaum muslimin tersebut kepada Yazdigird, raja Persia kala itu. Kemudian, Yazdigird mengirim parade militer berskala besar ke Qadisiyyah. Bataliyon gabungan artileri-kavaleri ini di bawah komando panglima senior yang bernama Rustum.

Mereka berangkat membawa 12.000 personil. Garda depan dipimpin Jalinius, pertahanan belakang diatur oleh Al-Bairuzan, sayap kanan dipimpin Hurmuzan, adapun sayap kiri dipegang oleh Mihran. Persia semakin congkak tatkala diperkuat oleh 33 gajah. Setiap gajah menarik gerbong yang membawa 20 serdadu beserta peti persenjataan. Musuh menempatkan 18 gajah pada lini tengah pasukan, di antaranya seekor gajah putih milik raja yang paling besar di garis terdepan. Adapun 15 gajah lainnya pada posisi sayap kanan dan kiri pasukan. Sebuah taktik tempur yang membahayakan.

Satuan Intai Dan Tempur

Satuan intelijen dikirim guna menjalankan misi spionase atas musuh. Di antara mereka adalah Thulaihah Al-Asadi. Beliau memacu kudanya menempuh perjalanan sejauh enam mil menyusup ke dalam barisan musuh, dan mendapatkan data akurat. Thulaihah berhasil menewaskan dua komandan senior Persia, yang mana kekuatan masing-masingnya setara dengan 1.000 serdadu. Beliau juga menawan seorang komandan senior lainnya untuk dihadapkan kepada Sa’ad. Tawanan tersebut justru menceritakan sepak terjang Thulaihah yang menakjubkan, lalu menginformasikan bahwa musuh berkekuatan 120.000 personil dan di belakangnya terdapat jumlah pasukan yang sama. Setelah itu tawanan tersebut masuk Islam dan Sa’ad memberinya nama Muslim.

Perundingan Sebelum Meletusnya Pertempuran

Di saat kedua kubu saling berhadapan, Sa’ad mengutus Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu. Beliau segera datang dan langsung duduk di sisi Rustum. Hal ini membuat para pembesar Persia berang, namun dengan tenang beliau menjawab: “Sesungguhnya duduk di singgasana ini tidaklah meninggikan kedudukanku, dan tidak pula mengurangi kedudukan panglima kalian.”

Setelah itu Rib’i bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu diutus menemui Rustum. Bersamaan dengan itu, musuh telah menghiasi tenda dengan berbagai perhiasan yang menyilaukan mata. Mereka meletakkan sejumlah bantal berajut benang emas serta permadani yang terbuat dari sutera. Rustum sendiri memakai mahkota tengah duduk di atas singgasana yang terbuat dari emas.

Di sisi lain, Rib’i bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu datang menaiki seekor kuda pendek. Beliau masuk tenda dengan tetap mengenakan baju besi dan senjatanya. Namun, kedua perundingan ini berakhir tanpa membawa hasil.

Berkobarnya Api Pertempuran

Menjelang pecahnya pertempuran, Sa’ad radhiyallahu ‘anhu tertimpa penyakit bisul di sekujur tubuhnya. Keadaan ini menghalangi beliau untuk memacu kudanya.

Pintu benteng sendiri tidak ditutup menunjukkan keberanian Sa’ad. Dari atas benteng, beliau mengatur pasukan dalam keadaan bersandar di atas dadanya yang terletak di atas bantal. Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menghadirkan para pemuka kaum, jagoan perang, dan penyair sebagai upaya mengobarkan ruh jihad tentara Islam.

Beliau radhiyallahu ‘anhu juga memerintahkan agar dibacakan ayat-ayat jihad dari surat Al-Anfal. Hal ini membawa ketenangan bagi pejuang Islam. Mereka mengetahui kemenangan bukan dinilai dari kekuatan pasukan. Kemenangan adalah karunia dan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.

Di sisi lain, Persia mempersiapkan 30.000 tentara khusus yang diikat dengan rantai besi agar tidak melarikan diri. Rustum sendiri mengenakan dua lapis baju besi. Rustum sempat mengalami mimpi buruk tentang kekalahan pasukannya. Dia adalah seorang dukun yang mengetahui ilmu perbintangan. Dia pun bersedih, namun ia menyembunyikan hal itu.

Seusai shalat zhuhur, Sa’ad radhiyallahu ‘anhu mengumandangkan takbir pertama, seluruh prajurit bertakbir dan menyiapkan diri. Takbir kedua, mereka kembali bertakbir dan bersiap dengan senjatanya. Takbir ketiga dikumandangkan, merekapun serempak bertakbir sembari bersiap memacu kuda-kuda.

Dan setelah pekikan takbir keempat, seluruh prajurit menggempur barikade Persia hingga malam tiba, ibarat singa-singa garang yang memburu mangsanya. Bahkan singa saja tidak segarang mereka. Di hari itu, banyak korban berjatuhan dari pihak Islam. Gajah-gajah Persia membuat takut kuda-kuda Arab hingga lari darinya.

Pertempuran berkobar pada pagi hari kedua hingga larut malam. Al-Qa’qa’ bin ‘Amr memerintahkan agar memberikan kostum menyeramkan pada sejumlah unta Arab. Hal ini membuat kuda Persia ketakutan.

Sementara itu, bantuan pasukan Islam datang dari Syam sebanyak 6.000 personil. Tentara Islam benar-benar bertempur dengan gagah berani hingga larut malam. Di saat pergantian hari, kaum muslimin mengubur jenazah pejuang dan memindahkan prajurit yang terluka parah. Adapun mayat-mayat serdadu Persia dibiarkan bergelimpangan.

Pada pagi hari ketiga, mereka kembali berperang hingga sore hari. Tak terdengar pada hari itu melainkan suara pedang-pedang yang beradu. Sampailah pertempuran pada hari keempat. Milisi militan Islam berhasil melukai dan membunuh sejumlah gajah pasukan Persia.

Akhir Dari Pertempuran

Permukaan bumi Qadisiyyah bersimbah darah. Api perang terus berkobar. Para pejuang Islam terus maju menggempur barikade musuh. Matahari tergelincir siang itu, tiba-tiba berhembus angin kencang memporak-porandakan tenda-tenda Persia, termasuk tenda milik Rustum. Suasana menjadi samar tak jelas dipenuhi debu. Rustum hendak melarikan diri namun tewas terbunuh. Nasib serupa juga menimpa Jalinius.

Akhirnya, pasukan penyembah api itu mengalami kekalahan telak dan lari tercerai-berai. Para pejuang Islam dengan leluasa membunuh dan mengejar ke mana pun mereka menuju, baik ke arah sungai, gunung maupun lembah. Jumlah pasukan Persia yang terbunuh pada perang ini sebanyak 40.000 tentara. Adapun jumlah pasukan Islam yang gugur sebanyak 2.500 tentara.

Itulah para mujahidin sejati yang berupaya menaati Allah subhanahu wa ta’ala dan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan ujung tombak. Barisan ksatria yang selalu bergemuruh membaca Al-Qur’an ketika malam tiba. Adapun di siang hari, mereka adalah para penunggang kuda yang tangguh tak terkalahkan.

Berjuang sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ikhlas mengharap ridho Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga Allah subhanahu wa ta’ala turunkan pertolongan untuk mereka dan memberi mereka kemenangan. Walhamdulillah..

5. Air Mata Saad Bin Abi Waqqash dalam Perang Qadisiyyah

PENOLAKAN Kaisar Parsi untuk menerima Islam membuat air mata Saad bin Abi Waqqash bercucuran. Berat baginya melakukan peperangan yang harus mengorbankan banyak nyawa kaum Muslim dan bukan Muslim. Kepahlawanan Saad bin Abi Waqqas tertulis dengan tinta emas saat memimpin pasukan Islam melawan tentara Parsi di Qadissyah. Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam.

Bersama 3000 pasukannya, ia berangkat menuju Qadasiyyah. Di antara mereka terdapat sembilan veteran perang Badar, lebih dari 300 mereka yang ikut serta dalam ikrar Riffwan di Hudaibiyyah, dan 300 di antaranya mereka yang ikut serta dalam memerdekakan Makkah bersama Rasulullah.

Lalu ada 700 orang putra para sahabat, dan ribuan wanita yang ikut serta sebagai perawat dan tenaga bantuan. Pasukan ini berkemah di Qadisiyyah berhampiran Hira.

Pasukan musuh yang datang untuk menentang pasukan tentera Muslimin, mereka semua berjumlah 120,000 ribu orang dibawah panglima perang kebanggaan mereka, Rustum. Sebelum memulai peperangan, Umar bin Khattab yang menjadi khalifah saat itu, mengarahkan Saad menulis surat kepada Kaisar Parsi, Yazdagird dan Rustum. Isi surat itu mengajak mereka masuk Islam.

Delegasi Muslim yang pertama berangkat menemui Yazdagird adalah Nu’man bin Muqarrin yang kemudian mendapat penghinaan dan menjadi bahan ejekan Yazdagird. Untuk mengirim surat kepada Rustum, Saad mengirim delegasi yang dipimpin Rubiy bin Aamir.
Laporkan iklan?

Rustum menawarkan segala kemewahan duniawi kepada Rubiy bin Aamir sebagai pembalasan dan penghinaan. Namun ia tidak berpaling dari Islam dan menyatakan bahawa Allah SWT menjanjikan kemewahan lebih baik iaitu syurga.

Para delegasi Muslim kembali setelah kedua pemimpin itu menolak tawaran masuk Islam. Melihat hal tersebut, air mata Saad bercucuran kerana ia terpaksa harus berperang yang bererti mengorbankan nyawa orang Muslim dan bukan muslim.

Setelah itu, untuk beberapa hari dia terbaring sakit kerana tidak kuat menanggung kepedihan jika perang harus terjadi. Saad tahu bahwa peperangan ini akan menjadi peperangan yang sangat keras yang akan menumpahkan darah dan mengorbankan banyak nyawa.

Ketika tengah berpikir, Saad akhirnya mendapati bahawa dia tetap harus berjuang. Karena itu, meskipun terbaring sakit, Saad segera bangkit dan menghadapi pasukannya.

Di depan pasukan Muslim, Saad membaca QS Al-Anbiya: 105 tentang bumi yang akan dipusakai oleh orang-orang soleh seperti yang tertulis dalam kitab Zabur. Setelah itu, Saad menukar pakaian kemudian menunaikan Shalat Zhuhur bersama pasukannya. Setelah itu dengan membaca takbir, Saad bersama pasukan Muslim memulai peperangan.

Selama empat hari, peperangan berlangsung tanpa henti dan menimbulkan korban dua ribu Muslim dan sepuluh ribu orang Farsi. Peperangan Qadisiyyah merupakan salah satu peperangan terbesar dalam sejarah dunia. Pasukan Muslim memenangi peperangan itu.
Saad bin Abi Waqqash: Pahlawan Qadisiyah yang Ahli Panah

KALA cahaya nubuwat mulai memancar di Makkah, Saad adalah seorang pemuda yang gagah, lembut hati, dan sangat berbakti kepada orang tua, terutama kepada ibunya. Di usianya yang masih belia, Saad memiliki jalan pikiran laiknya orang dewasa.

Dia tak suka bermain-main seperti pemuda sebayanya. Kegemarannya adalah pada peralatan perang, seperti bermain panah atau membetulkan busur dan menggunakan perisai, seakan-akan sedang bersiap-siap menghadapi perang besar.

Dia juga benci menghadapi kebobrokan dan rusaknya kepercayaan yang melanda kaumnya. Dia menunggu datangnya sepasang tangan kokoh yang mampu membenahi umat yang hidup dalam kegelapan itu. Dengan kehendak Allah yang senantiasa menghargai kemanusiaan, sepasang tangan yang penuh kasih sayang terulur.

Tangan itu adalah tangan Muhammad bin Abdillah. Di dalam genggamannya, tercakup karunia Allah yang tak pernah rusak, yaitu Kitabullah. Saad cepat sekali menyambut panggilan hidayah dan kebenaran itu. Bahkan beliau merupakan orang ketiga yang memeluk Islam.

Beliau berkata, “Pada hari aku masuk Islam, tidak ada orang lain yang menyertaiku. Aku menanti seminggu lamanya, dan sesungguhnya aku ini sepertiga Islam (artinya, orang ketiga yang masuk Islam).” Kerabat Rasulullah Rasulullah sangat gembira dengan keislaman Saad bin Abi Waqqash.

Sebab, dalam diri pemuda ini terdapat kecerdasan dan tanda-tanda kepahlawanan, seakan memberi pertanda bahwa bulan sabit akan segera menjadi bulat sempurna dalam waktu dekat. Selain itu, Saad juga masih terhitung keluarga Rasulullah.

Saad berasal dari kabilah Zuhrah, sama dengan ibu Rasulullah. Beliau adalah anak dari paman Aminah (ibunda Rasulullah). Jadi, secara silsilah, Saad adalah paman Rasulullah, karena beliau adalah sepupu ibu Rasulullah. Rasulullah sendiri sering membanggakan pamannya yang belia ini. Suatu kali, beliau tengah duduk di tengah kerumunan para sahabat.

Melihat Saad datang, beliau berkata, “Ini pamanku. Setiap orang boleh menunjukkan pamannya masing-masing, bukan?” Tidak berlebihan kiranya jika Rasulullah membanggakan Saad. Beliau adalah orang yang berbudi luhur, akhlaknya mulia, lagi teguh imannya. Terbukti, beliau menyertai suka-duka perjuangan Rasulullah sepanjang masa awal dakwah Islam.

Beliau turut merasakan masa-masa sulit pemboikotan terhadap kaum muslimin di Syi’b Makkah. Beliau katakan, ”Ketika kaum muslimin diboikot dan dikucilkan di Syi’b Makkah, hampir tiga tahun lamanya yang kami makan bersama Rasulullah adalah daun-daunan.

Sehingga, kotoran kami menyerupai kotoran domba.” Beliau juga ikut serta dalam perang Badar. Perang di mana beliau harus kehilangan adiknya tercinta, Umair bin Abi Waqqash. Ujian juga datang dari keluarga beliau. Ketika mengetahui putranya memeluk Islam, ibu Saad marah besar dan mengancam akan mogok makan jika beliau tidak mau kembali kepada agama Quraisy.

Namun, hingga ancaman itu dibuktikan selama beberapa hari oleh ibunya, Saad tetap teguh dalam Islam. Sampai-sampai, ibunya pingsan dan dikhawatirkan meninggal pun, Saad tetap tak merubah sikap. Dengan tegas beliau nyatakan, “Wahai ibu. Demi Allah, jika ibu memiliki seratus nyawa sekalipun, dan nyawa itu hilang satu demi satu, aku tidak akan meninggalkan agamaku karena ibu.”

Sikap tegas yang diperlihatkan Saad atas agama yang diyakininya ini mampu meluluhkan hati ibunya hingga mau makan kembali. Tentang peristiwa ini, Allah menurunkan ayat, “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua ibu-bapaknya, dna jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan

Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (Al-Ankabut: 8) Ahli Panah Pada perang Uhud, ketika pasukan Islam berhasil diporak-porandakan musuh, Saad termasuk sepuluh orang yang tersisa dan tetap bertahan melindungi Rasulullah.

Dengan busur dan panahnya, beliau menghalau musuh yang berusahan menyerang Rasulullah. Di saat-saat genting seperti itu, Rasulullah berseru menyemangati Saad “Bidiklah, Saad! Bidik! Demi ayah bundaku sebagai tebusanmu.” Saad menjadikan kata-kata Rasulullah ini sebagai kebanggaan seumur hidup.

Sebab, Rasulullah sampai menyebut kedua orang tuanya sebagai pengorbanan. Di kalangan para sahabat, Saad dikenal sebagai orang yang jago memanah. Bidikannya jarang meleset. Ini berkat doa Rasulullah untuk beliau. Saad menuturkan, bahwa Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah, jadikanlah bidikan anak panahnya jitu dan kabulkan doanya.”

Kemudian, Allah mengabulkan doa Rasulullah tersebut. Setiap kali Saad melepas panahnya, pasti tepat mengenai sasaran. Dan juga, setiap kali Saad memanjatkan doa kepada Allah, doanya pasti dikabulkan. Dalam setiap peperangan, beliau mampu mengalahkan lawan.
Saat Perang Qoddisiyah

Dalam tarikh Islam, tercatat bahwa muslim pertama yang membidikkan anak panah dalam peperangan adalah Saad bin Abi Waqqash. Dan sekaligus, beliau pulalah orang pertama yang terkena panah lawan. Perang Qadisiyah ‘Debut’ terbesar Saad dalam karir militernya ialah kesuksesannya membawa pasukan Islam memenangi pertempuran melawan tentara Persia dalam perang Qadisiyah, di masa kekhilafahan Umar bin Khathab.

Perang tersebut menandai runtuhnya kedaulatan Persia sebagai super power dunia kala itu. Segala simbol paganisme habis diberantas sampai ke akar-akarnya. Untuk menghadapi Persia, Khalifah Umar bin Khathab menulis surat kepada para stafnya di seluruh negeri Islam agar mengirimkan bantuan moral maupun spiritual untuk memperkuat pasukan.

Siapa saja yang memiliki senjata, kuda, unta, atau pemikiran, syair-syair, kemampuan pidato, dan lain-lain boleh membantu. Semua aspek disinergikan demi menghadapi kekuatan Persia. Sejak pengumuman dibuat oleh khalifah, berbagai bantuan pun mulai mengalir ke Madinah. Setelah segala persiapan diniali cukup, khalifah bermusyawarah dengan beberapa sahabat pilihan, untuk menentukan panglima yang akan memimpin pasukan.

Semua anggota musyawarah sepakat untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Saad bin Abi Waqqash. Ketika itu, Saad memimpin segelaran pasukan besar yang berjumlah lebih dari 30.000 personel. Komposisi pasukan itu adalah orang-orang pilihan. Sebab, lawan mereka kali ini pun bukan sembarangan.

Di antara jumlah pasukan itu, 99 orang merupakan ahlu (peserta perang) Badar, 318 orang yang pernah hadir dalam prosesi baiat Ridhwan, 300 orang veteran Fathu Makkah dan 700 orang putra-putra sahabat. Untuk misi besar ini, Saad memilih Qadisiyah sebagai pangkalan militernya. Menjelang perang dimulai, sang panglima jatuh sakit.

Kian hari kian bertambah parah dan belum menampakkan tanda-tanda kesembuhan dalam waktu dekat. Keadaan ini tidak memungkinkan beliau menunggang kuda dan memimpin pasukan secara langsung. Akhirnya, beliau mendaulat Khalid bin Arfathah sebagai pengganti beliau di lapangan. Kepada para komandan lapangan, Saad berkirim surat.

Bunyinya, “Aku telah mengangkat Khalid bin Arfathah sebagai penggantiku. Aku berhalangan karena sakit di kakiku dan timbulnya bisul-bisul. Tetapi aku tetap mengarahkan wajah dan diriku untuk mengikuti jalannya pertempuran. Dengarkan dan taati kepemimpinannya, dia yang memerintah tetapi mengerjakan perintahku.”

Perang Qadisiyah berlangsung beberapa hari lamanya. Ketika kedua pasukan berhadapan dan siap saling menyerang, Saad memerintahkan agar pasukan tetap berada di tempat sampai shalat zhuhur usai ditunaikan. Seusai shalat, Saad meneriakkan takbir dengan diikuti oleh suara gemuruh pasukan yang bersiap siaga.

Takbir kedua beliau diikuti oleh pasukan yang segera mengenakan perlengkapan perang. Takbir yang ketiga diikuti pula dan disambut pasukan berkuda yang bersiap diri. Dan barulah pada kode takbir yang keempat, pasukan bergerak ke depan (advance) dan membenamkan diri ke barisan musuh dengan pedang dan tombak di tangan diiringi ucapan, “Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”

Dengan kepiawaian Saad dalam memimpin pasukan, taktik dan strateginya yang matang, serta berkat taufik Allah, akhirnya tentara Islam meraih kemenangan besar di Qadisiyah. Saad mengirim seluruh laporan peperangan termasuk nama-nama prajurit yang syahid kepada khalifah Umar di Madinah.

Setelah mengambil jeda dua bulan, pasukan Saad melaju ke negeri Persia dan berhasil menguasai ibu kotanya yang terletak di sebelah timur sungai Dajlah, pada bulan Jumadil Awal tahun 15 H. Istana raja Persia mereka masuki dan tempat pemujaan api dalam ruangan istana (yang menjadi pusat pemujaan kaum Majusi) dipadamkan apinya dan diganti dengan dibangunnya sebuah masjid.

Wafatnya Pahlawan Qadisiyah Saad bin Abi Waqqash hidup hingga usia lanjut. Beliau merupakan sahabat dari kalangan Muhajirin yang meninggal terakhir kali (maksudnya; dari kaum laki-lakinya). Ketika menjelang wafat, beliau mempersiapkan peti simpanannya. Peti itu berisi jubah tua yang dikenakannya dalam perang Badar dahulu.

Beliau meminta seseorang mengambilkan peti itu dan berpesan, “Bila aku mati, kafanilah aku dengan jubah wol ini. Dulu aku memakainya saat melawan kaum musyrikin pada perang Badar. Dan aku sengaja menyimpannya karena aku ingin menghadap Allah dengan mengenakannya.”

6. Rib’i bin ‘Amir Radhiyallahu ‘Anhu – Kisah Pertemuan dengan Raja Persia

Sebelum terjadi peperangan Qadisiyah antara tentara Muslimin pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu dengan tentara Persia pimpinan Rustam, Sa’ad terlebih dulu mengirim utusan kepada Rustam beberapa kali . Di antara utusan tersebut adalah Rib’i bin ‘Amir Ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu.

Ketika dua pasukan saling berhadapan, maka Rustam mengirim seorang pasukannya kepada Sa’ad dan meminta mengirim padanya seorang yang piawai untuk diajak berdialog. Maka Sa’ad segera mengutus Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu. Namun mereka menolak tawarannya. Maka diutuslah Rib’i bin’Amir. Setelah Rib’i, mereka kembali meminta satu utusan kaum muslimin untuk datang. Maka Sa’ad mengutus Huzaifah bin Mihshan.

Maka Rib’i pun segera masuk menemui Rustam sementara mereka telah menghiasi pertemuan itu dengan bantal-bantal yang dirajut dengan benang emas, serta permadani-permadani yang terbuat dari sutera. Mereka mempertontonkan kepadanya berbagai macam perhiasan berupa yaqut, permata-permata yang mahal, dan perhiasan lain yang menyilaukan mata, sementara Rustam memakai mahkota dan sedang duduk di atas ranjang yang terbut dari emas.

Berbeda keadaannya dengan Rib’i. Beliau masuk dengan hanya mengenakan baju yang sangat sederhana, dengan pedang, perisai, dan kuda yang pendek. Rib’i masih tetap di atas kudanya hingga menginjak ujung permadani. Kemudian beliau turun serta mengikatkan kuda tersebut di sebagian bantal-bantal yang terhampar. Setelah itu beliau langsung masuk dengan senjata, baju besi, dan penutup kepalanya.

Mereka berkata,”Letakkan senjatamu!” Beliau menjawab,”Aku tidak pernah berniat mendatangi kalian tetapi kalianlah yang mengundangku datang kemari. Jika kalian memerlukanku maka biarkan aku masuk dalam keadaan seperti ini. Jika tidak kalian izinkan, maka aku akan segera kembali.”

Rustam berkata,”Biarkan dia masuk.”

Maka Rib’i datang sambil bertongkat dengan tombaknya dalam keadaan posisi ujung tombak ke bawah sehingga bantal-bantal yang dilewatinya penuh dengan lubang-lubang bekas tombaknya.

Mereka bertanya,”Apa yang membuat kalian datang ke sini?”

Beliau menjawab -perhatikan baik-baik jawaban ini-

“Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada keluasannya, dari kezhaliman agama-agama kepada keadilan Al-Islam. Maka Dia mengutus kami dengan agama-Nya untuk kami seru mereka kepadanya. Maka barangsiapa yang menerima hal tersebut, kami akan menerimanya dan pulang meninggalkannya. Tetapi barangsiapa yang enggan, kami akan memeranginya selama-lamanya hingga kami berhasil memperoleh apa yang dijanjikan Allah”

Mereka bertanya,”Apa yang dijanjikan Allah (kepada kalian)?”

Beliau menjawab,”Surga bagi siapa saja yang mati dalam memerangi orang-orang yang enggan dan kemenangan bagi yang hidup.

Rustam pun berkata,” Sungguh aku telah mendengar perkataan-perkataan kalian. Tetapi maukah kalian memberi tangguh perkara ini sehingga kami mempetimbangkannya dan kalian pun mempertimbangkannya?”

Beliau menjawab,”Ya, berapa lama waktu yang kalian sukai? sehari atau dua hari?”

Rustam menjawab,”Tidak, tetapi hingga kami menulis surat kepada para petinggi kami dan para pemimpin kaum kami.”

Maka beliau pun menjawab,”Rasul kami tidak pernah mengajarkan kepada kami untuk menangguhkan peperangan semenjak bertemu musuh lebih dari tiga (hari). Maka pertimbangkanlah perkaramu dan mereka, dan pilihlah satu dari tiga pilihan apabila masa penangguhan telah berakhir.”

Rustam bertanya,”Apakah kamu pemimpin mereka?”

Beliau menjawab,”Tidak, tetapi kaum muslimin ibarat jasad yang satu. Yang paling rendah dari mereka dapat memberikan jaminan keamanan terhadap yang paling tinggi.”

Maka (akhirnya) Rustam mengumpulkan para petinggi kaumnya kemudian berkata,”Pernahkah kalian melihat (walau sekali) yang lebih mulia dan lebih benar dari perkataan lelaki ini?”

Mereka menjawab,”Kami minta perlindungan Allah dari (supaya engkau tidak) terpengaruh kepada sesuatu dari (ajakan) ini dan dari menyeru agamamu kepada (agama) anjing ini. Tidakkah engkau melihat kepada pakaiannya?”

Rustam menjawab,”Celaka kalian! Janganlah kalian melihat kepada pakaian. Akan tetapi lihatlah kepada pendapat, perkataan, dan jalan hidupnya! Sesungguhnya orang ‘Arab menganggap ringan masalah pakaian dan makanan. Tetapi mereka menjaga harga diri mereka.”

Islam membebaskan manusia dari penindasan manusia lainnya

Salahsatu dari hakikat agama Allah yang dibawa oleh para Rasul, bahwa agama itu membebaskan manusia dari penindasan yang dilakukan oleh sesama manusia lainnya. Serta mengalihkan ketundukkan manusia terhadap kekuasaan manusia, menjadi ketundukkan mereka kepada kekuasaan Allah swt.

Oleh karena itu, setelah Islam datang, reaksi pertama yang terjadi adalah pembangkangan yang dilakukan oleh para penguasa, pembesar, orang-orang kuat dan orang-orang yang mengaku dirinya sebagai tuhan. Dan di sisi lain, sambutan yang luar biasa hangat datang dari manusia yang lemah dan dihinakan.

Untuk memahami yang disampaikan di atas. Mari kita simak hakikat makna di dalam percakapan saat Perang Qadisiyyah antara Rustum, Panglima Pasukan Perang Persia dengan Rabi’ Ibn Amir, seorang serdadu biasa yang menjadi anak buah dari Sa’d Ibn Abi Waqqash.

Rustum : “Apa yang membuat kalian begitu terdorong untuk memerangi kami dan tertarik dengan daerah yang kami diami ?”.

Rabi’ : “Kami datang untuk membebaskan siapa pun dari penghambaan terhadap hamba menjadi penghambaan hanya kepada Allah swt.”.
Sambil Rabi’ melihat ke arah barisan orang yang sedang ruku’ kepada Rustum, di sebelah kanan dan kiri Panglima Perang Persia itu, Rabi’ berkata lagi :

“Kami telah meraih apa yang kami inginkan dari kalian. Tetapi ternyata aku tidak pernah melihat suatu kaum yang lebih bodoh dari kalian. Sungguh kami, kaum muslimin tidak pernah memperbudak satu sama lain. Sebelumnya kami mengira bahwa kalian hidup senang sebagaimana yang kalian rasakan. Hal itu tentu lebih baik daripada apa yang kalian katakan padaku bahwa sebagian dari kalian menjadi budak dari sebagian yang lain”.

Dan saat itu, orang-orang lemah yang menyaksikan percakapan itu, saling berbisik satu sama lain :

“Demi Tuhan, sungguh benar orang Arab ini”.

Sementara itu, para panglima dan pemimpin Persia, mendengar ucapan Rabi’ itu seperti mendengar halilintar yang menyambar tepat di telinga mereka, lalu mereka berkata satu sama lain :

“Kalimat yang diucapkan orang ini, akan membuat budak-budak kita lari kepadanya”.

Di awal Islam, banyak kalangan pembesar menolak beriman disebabkan takut kehilangan kekuasaan dan kekuatan yang mereka miliki. Di lain pihak, kalangan fakir miskin tidak ada halangan untuk menyambut seruan Rasulullah saw. Apalagi dengan memeluk Islam, mereka merasa dihargai sebagai manusia.

Islam tidak mengajarkan umatnya untuk tunduk pada suatu kekuasaan dan kekuatu, kecuali hanya kepada Allah swt. Perasaan yang merupakan buah dari iman kepada Allah swt itu semakin menguat, membalurkan kebahagiaan yang mendalam bagi siapa pun yang merasaannya.

“Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman : “Tahukah kalian bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya”. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kalian percayai itu.”

7. Al -Khansa ra : Merelakan Kematian Empat Putranya dalam Perang Qadisiyyah
Sebuah kisah shahabiyah yang merupakan seorang wanita agung yang ditempa Islam dengan sangat luar biasa dan tentunya dengan iman. Karena imanlah yang merubah kegelapan menjadi cahaya terang benderang.

Oleh sebab itu, masyarakat yang tanpa iman adalah masyarakat yang menderita walaupun dengan bergelimang kesenangan dan kesejahteraan. Tapi dengan iman maka akan dilahirkan tokoh-tokoh terkemuka. Dimana beliau berhasil mengantarkan keempat puteranya menjadi seorang mujahid sejati.

Dialah al-Khansa’, wanita Arab pertama yang jago bersyair. Yang memiliki nama sebenarnya adalah Tumadhar binti ‘Amr bin Syuraid bin ‘Ushayyah As-Sulamiyah. Dia seorang wanita yang cerdas dan bijaksana.

Al-Khansa’ baru bisa membuat dua tau tiga bait puisi ketika saudara kandungnya, Mu’awiyah bin Amru as -Sulami terbunuh. Lalu ketika saudara kandungnya dari pihak ayah, Shakr mati karena terbunuh, saat itulah Al-Khansa melantunkan puisi-puisi dukanya yang terkenal dan berkualitas. Karena Al-Khansa’ amat mencintai saudaranya yang satu ini, ia amat penyabar, dermawan, dan penuh perhatian terhadap keluarga.

Keislaman al-Khansa’ dan Kaumnya

Tatkala mendengar dakwah Islam, al-Khansa’ datang bersama kaumnya —Bani Sulaim— menghadap Rasulullah dan menyatakan keislaman mereka. Ahli-ahli sejarah menceritakan bahwa pernah suatu ketika Rasulullah menyuruhnya melantunkan syair, kemudian karena kagum keindahan syairnya, beliau mengatakan, “Ayo teruskan, tambah lagi syairnya, wahai Khansa’!” sambil mengisyaratkan dengan telunjuk beliau.

Wasiat al-Khansa’ Bagi Keempat Anaknya

Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa al-Khansa’ dan keempat putranya ikut serta dalam perang al-Qadisiyyah. Menjelang malam pertama mereka di al-Qadisiyyah, al-Khansa berwasiat kepada putera-puteranya,

“Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah yang tiada ilah yang haqq selain Dia. Kalian adalah putera dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putera dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan khal (paman dari jalur ibu /saudara lelaki ibu) kalian, tak pernah mempermalukan nenek moyang kalian, dan tak pernah menyamarkan nasab kalian.

Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik dari negeri dunia yang fana.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Qs. Ali Imran: 200)

Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuhmu dari Ilahi.

Apabila pertempuran mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, habisilah pemimpin mereka saat perang tengah berkecamuk, mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan.”

Kepahlawanan Keempat Anaknya

Terdorong oleh nasihat ibunya, keempat puteranya tampil dengan gagah berani. Mereka bangkit demi mewujudkan impian sang ibunda. Dan tatkala fajar menyingsing, majulah keempat puteranya menuju kamp-kamp musuh.

Sesaat kemudian, dengan pedang terhunus anak pertama memulai serangannya sambil bersyair,

Saudaraku, ingatlah pesan ibumu
tatkala ia menasehatimu di waktu malam..
Nasehatnya sungguh jelas dan tegas,
“Majulah dengan geram dan wajah muram!”

Yang kalian hadapi nanti hanyalah
anjing-anjing Sasan2 yang mengaum geram..

Mereka telah yakin akan kehancurannya,
maka pilihlah antara kehidupan yang tenteram
atau kematian yang penuh keberuntungan
Ibarat anak panah, anak pertama melesat ke tengah-tengah musuh dan berperang mati-matian hingga akhirnya gugur. Semoga Allah merahmatinya.

Berikutnya, giliran yang kedua maju menyerang sembari melantunkan,

bunda adalah wanita yang hebat dan tabah,
pendapatnya sungguh tepat dan bijaksana

Ia perintahkan kita dengan penuh bijaksana,
sebagai nasihat yang tulus bagi puteranya

Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka
dan raihlah kemenangan yang nyata

Atau kematian yang sungguh mulia
di jannatul Firdaus yang kekal selamanya
Kemudian ia bertempur hingga titik darah yang penghabisan menyusul saudaranya ke alam baka. Semoga Allah merahmatinya.

Lalu yang ketiga ambil bagian. Ia maju mengikuti jejak saudaranya, seraya bersyair,

Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibu
perintah yang sarat dengan rasa kasih sayang

Sebagai kebaktian nan tulus dan kejujuran
maka majulah dengan gagah ke medan perang..

hingga pasukan Kisra terpukul mundur atau biarkan mereka tahu,
bagaimana cara berjuang

Janganlah mundur karena itu tanda kelemahan
raihlah kemenangan meski maut menghadang
Kemudian ia terus bertempur hingga mati terbunuh. Semoga Allah merahmatinya.

Lalu tibalah giliran anak terakhir yang menyerang. Ia maju seraya melantunkan,

Aku tidak pantas menjadi anak Al-Khansa’ dan Akram
Aku tidak pantas menjadi orang terhormat yang membanggakan

Jika tidak berda di garis depan pasukan melawan pasukan ‘Ajam
Menyerbu tanpa rasa gentar danmelibas setiap rintangan
Lalu ia pun bertempur habis-habisan hingga gugur. Semoga Allah meridhainya beserta ketiga saudaranya.

Tatkala berita gugurnya keempat anaknya tadi sampai telinga al-Khansa’, ia hanya tabah sembari mengatakan,

“Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.”

Sahabatku.tahukah kita apa yang merubah kepribadian Al-Khansa hingga ia begitu sabar dengan kematian mereka. Jawabnya adalah iman. Rasulullah telah menanamkan iman di hati orang-orang mukmin sehingga mengajarkan mereka dari alam jahiliyah menuju alam dengan nilai-nilai luhur, akhlak mulia dan kerinduan kepada keridhaan Allah swt.

Semoga dari kisah dari salah satu shahabiyah Rasulullah ini menambah semangat bagi kita para wanita, para ibu yang akan melahirkan generasi cerdas, bertakwa, generasi rabbani, generasi qur’ani, ya mereka semua adalah tokokh-tokoh besar yang akan menyemarakkan dunia dengan kebijaksanaan dan keadilan.

Wanita merupakan senjata yang akan menjadikan sebuah fondasi yang kuat untuk membangun sebuah masyarakat islami yang kokoh, berakhlak mulia dan memiliki pilar yang kuat sehingga menyebarkan keharuman dna meraih kebahagiaan. Kemulian Islam terbangun karena peran-peran kaum ibu.

Jika kita selama ini lupa dan lalai menghormati ibu yang merupakan kewajiban yang harus kita lakukan sepanjang hari, maka dihari ini, mari kita sama-sama mengingat kewajiban itu dengan mengucapkan dan memberi penghormatan kepada ibu kita. Mudah-mudahan akan menjadi amal yang terus berlanjut dihari berikutnya sepanjang hidup kita.

8. Al-Mutsana bin Harits Asy-Syaibani (Tak Terpuruk Karena Kekalahan)

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Islam terus melakukan perluasan ke beberapa wilayah. Di antaranya adalah Persia, suatu wilayah dengan peradaban yang tinggi yang sempat membuat kaum Muslimin gentar untuk menghadapinya. Namun, di tengah-tengah ketakutan kaum Muslimin melawan Persia, ada seorang yang amat berpengaruh dalam membakar semangat jihad. Dialah Al-Mutsana bin Haritsah.

Al-Mutsana bin Haritsah dikenal sebagai Syaihul Harb, atau ahli strategi perang di masyarakatnya. Ia berasal dari suku Syaiban, sebuah suku yang berada di Iraq, wilayah yang berbatasan langsung dengan Persia dan Arab. Suku ini sempat didatangi oleh Rasulullah untuk dijadikan sebagai pusat kota umat Islam saat Mekkah tidak lagi kondusif.

Meski masyarakatnya mau menerima Islam, namun mereka belum siap menerima Rasulullah dan umat Muslim di wilayahnya, karena keterikatan mereka dengan penguasa Persia yang kejam. Ketika itu Al-Mutsana bin Haritsah diminta untuk menyampaikan kalimat-Nya, maka ia mengatakan, “Kami ini adalah masyarakat yang tinggal di antara dua wilayah. Wilayah sungai-sungai yang dikuasai Persia, dan mata-mata air yang dikuasai oleh masyarakat Arab. Kalau sungai-sungai ini adalah sungai-sungai yang siapa pun berbuat kesalahan di sini termasuk kami, itu tidak akan bisa dimaafkan. Tetapi kemudian jika kesalahan itu terjadi di mata air Arab, maka mereka masih memiliki toleransi. Kami siap untuk membela engkau tetapi di wilayah Arab, bukan di wilayah Persia.”

Bagaimanakah proses keislaman Al-Mutsana? Keislamannya itu terjadi pada tahun 9 H, setahun setelah peristiwa penaklukkan kota Mekkah. Secara terbuka Al-Mutsana bersama masyarakat Bani Syaiban menyatakan keislaman mereka. Namun peran Al-Mutsana dalam membela Islam baru tercatat di awal kekhalifahan Abu Bakar. Saat Abu Bakar baru saja memimpin, gerakan-gerakan murtad dan munculnya nabi palsu tumbuh menjamur di wilayah Arab. Maka sang khalifah segera membentuk pasukan untuk diutus ke daerah-daerah yang mengalami pembelokkan akidah. Peran Al-Mutsana tercatat di dalam jihad melawan murtadin di wilayah Bahrain.

Menjelang akhir masa kekhalifahan Abu Bakar, Al-Mutsana menemui sang khalifah untuk meminta izin agar menjadi pemimpin di kaumnya dalam upaya memerangi Persia. Dia pun berkata kepada khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, “Persia adalah negeri yang sangat kaya raya, namun kaumnya berbuat kerusakan dan zalim. Menurutku, ini adalah waktu yang tepat untuk mengirim pasukan Muslimin ke wilayah Iraq dan menyebarkan dakwah di sana. Wahai Khalifah Rasulullah, izinkan aku menjadi pemimpin bagi kaumku. Aku akan memerangi orang-orang Persia, maka itu akan cukup bagiku.”

Khalifah Abu Bakar pun menjawab, “Aku izinkan kamu, wahai Al-Mutsana.” Setelah mendapat izin dari sang khalifah, maka ia menjadi orang pertama yang menyemangati masyarakatnya agar berani melawan Persia.

Dua tahun masa kekhalifahan Abu Bakar, Al-Mutsana di bawah komando Khalid bin Al-Walid berhasil mengalahkan Persia di beberapa peperangan. Di masa kekhalifahan Umar bin Al-Khattab, khalifah Umar membentuk dua pasukan yang bertugas menaklukkan Romawi di Syam dan Persia. Banyak umat Muslim yang enggan berangkat mengingat reputasi kekuatan musuh pada saat itu yang menakutkan.

Sebaliknya, Al-Mutsana justru kembali membakar semangat kaumnya untuk melawan penjajahan Persia di wilayahnya. Kemudian dia juga melakukan sebuah langkah yang sangat menarik dan itu pelajaran mahal untuk kita semua, di mana Al-Mutsana merupakan pemimpin panglima yang dikenal sangat dekat dengan seluruh prajuritnya. Hari ini kita sering menyebutnya sebagai satu sosok yang sangat sederhana, sosok yang begitu merakyat. Ini bukan hanya sebuah kalimat basa-basi, tetapi ini adalah sikap yang dicontoh oleh Al-Mutsana bin Haritsah kepada kita. Sampai masyarakatnya mengatakan, “Untuk anda, anda telah membuktikan tak hanya kalimat tapi juga dalam perbuatan.”

Al-Mutsana biasa duduk bersama prajuritnya, berbincang, berdialog, menghibur siapa pun, walaupun dirinya sedang senang maupun sedang susah tetap ia datangi. Inilah salah satu kunci besar ketika di perang berikutnya di tahun yang sama, tahun 13 H, saat itu tepat bulan Ramadhan, yang dikenal dengan perang Huaib.

Sementara di Madinah, Khalifah Umar yang melihat ketakutan umatnya tak henti-hentinya memberikan motivasi agar berani berjihad melawan Persia. Seruan jihad Umar disambut oleh Abu Ubaid bin Mas’ud yang kemudian ditunjuk menjadi panglima perang. Penunjukkan Abu Ubaid sekaligus menggantikan posisi Al-Mutsana sebagai panglima perang.

Maka berangkatlah pasukan Muslim di bawah komando Abu Ubaid menuju pertempuran Jisr di Iraq. Namun di peperangan yang terjadi di tahun ke 13 ini, pasukan Muslim gagal menaklukkan Persia. Dikenal Jisr yang berarti jembatan karena perang ini terjadi di dekat jembatan di atas sungai Efrat.

Di saat itu, Al-Mutsana mengambil alih posisi Abu Ubaid setelah Abu Ubaid, sang panglima dan dengan 7 panglima selanjutnya menjadi korban semua dalam perang itu. Al-Mutsana kemudian melakukan banyak hal. Ada beberapa hal yang menarik dan ini menunjukkan dia seorang pemimpin yang sangat luar biasa. Yang dia lakukan yang pertama adalah disaat dia memancing pasukan Pesia untuk mengejar mereka. Hingga ketika sampai di suatu wilayah yang cukup jauh dari camp Persia, maka di saat itulah Al-Mutsana melakukan serangan sangat mendadak sehingga mengejutkan pasukan Persia. Hingga Al-Mutsana berhasil menangkap dua panglima Persia lalu membunuhnya. Dan inilah kemudian yang mengangkat semangat Muslimin bahwa ternyata kaum Muslimin masih bisa menaklukkan Persia.

Bulan Ramadhan tahun 13 H, kaum Muslimun kembali melanjutkan peperangan melawan Persia di perang Huaib. Di peperangan ini, Al-Mutsana kembali terjun langsung menjadi panglima perang pasukan. Di medan Huaib ini, Al-Mutsana mendapatkan bantuan pasukan dari Iraq yang dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid. Namun, ketika Khalid tiba, justru komando tertinggi diserahkan kepada sang pemilik pedang Allah yang terhunus ini, Khalid bin Al-Walid. Meski tak lagi memegang komando pasukan, Al-Mutsana tetap sepenuh hati memperjuangkan agama Allah.

Di tengah peperangan, khalifah Umar memanggil Khalid untuk bertugas di wilayah Syam untuk menundukkan Romawi. Hingga pucuk kepemimpinan pasukan kemballi diserahkan kepada Al-Mutsana. Untuk melengkapi kekosongan yang ditinggalkan Khalid, Amirul Mukminin Umar mengirimkan bantuan pasukan yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abu Waqqash. Di saaat itu pula, kondisi Al-Mutsana semakin melemah karena luka yang ia dapat di Perang Jisr.

Mengetahui ajalnya semakin mendekat, Al-Mutsana segera meninggalkan pesan strategi perang untuk panglima penggantinya. Namun takdir berkata lain. Al-Mutsana menghembuskan nafas terakhirnya sebelum pasukan Sa’ad bin Abu Waqqash tiba di Huaib.

Al-Mutsana adalah orang yang sangat senior, karena dia tahu persis keadaan Persia karena memang ia tinggal di wilayah yang dikuasai oleh Persia. Tetapi ini semua tidak membuat ia orang yang mudah tersinggung ketika keahliannya itu harus tergeser oleh orang lain yang bahkan baru sekali datang ke negeri Persia. Kelapangan hati yang luar biasa, seorang Al-Mutsana ini tidak pernah menunjukkan dirinya dengan mengatakan, “Aku adalah penduduk asli di sini, aku lebih tahu wiilayah ini.” Inilah bentuk kematangan jiwanya dalam berjamaah dengan Muslimin lain. Ia menerima keputusan Khalifah, pemimpin yang bisa dipercaya itu.

Dan muncullah pelajaran dari sini, bahwa kita ini berjuang di jalan Allah di mana pun kita berada, di mana pun posisi kita. Hari ini mungkin kita panglimanya, tetapi suatu saat nanti kita mungkin akan menjadi bawahannya. Namun, jika hendak berjuang di jalan Allah tidak mengenal posisi kita, karena berjuang di jalan Allah ini yang dicatat adalah kita berjuang di jalan Allah dan memang hanya untuk Allah, bukan karena posisi.

Meski tak sempat menyelesaikan tugasnya di Perang Huaib, strategi perang yang dirancang oleh Al-Mutsana berhasil membuahkan kemenangan. Atas keberaniannya, ketakutan kaum Muslimin pada kekejaman Persia berhasil dipatahkan dan dipadamkan oleh perjuangan Al-Mutsana. Hingga akhirnya kejayaan Persia dimiliki oleh umat Muslim atas pertolongan dari Allah sang pencipta semesta alam.

Walaupun dirinya tidak menikmati kemenangan ini, dirinya sudah memperoleh kenikmatan yang luar biasa, yaitu surga. Semoga Allah meridhaimu, wahai Al-Mutsana bin Harits

9. Salma binti Khasafah; Sumbangsih Tersembunyi dalam Perang Qadisiyah

Telah tercatat nama Salma binti Khasafah yang mengikuti rangkaian pertempuran ekspansi Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab ra. Salma mengikuti suaminya, Mutsana bin Haritsah, memimpin perang di Qadisiyah (wilayah Irak) untuk menaklukkan Persia.

Dalam sebuah pertempuran, Mutsana terluka yang semakin parah hingga ia pun syahid. Sebelum wafat, Mutsana mengamanahi saudara laki-lakinya untuk menyampaikan pesan pada Sa’ad bin Abi Waqqash yang sedang membawa ribuan pasukan ke Qadisiyah. Pesannya berisi petunjuk tentang medan perang dan pesan untuk menjaga Salma.

Sa’ad yang masih berada di daerah Syaraf, dekat Qadisiyah, terharu menerima pesan itu. Menjalankan amanah, Sa’ad menikahi Salma seusai masa iddahnya untuk menjaga kehormatan dan keselamatan Salma di tengah suasana perang.

Menjelang Perang Qadisiyah berkecamuk, penyakit Sa’ad kambuh. Meski tak memimpin perang secara langsung, dari tempat tinggi Sa’ad mengawasi jalannya perang dan memberi komando. Salma mendampinginya.

Tak jauh dari situ, seorang prajurit tangguh, Abu Mihjan, dibelenggu untuk menjalani hukumannya karena kegemarannya pada khamar. Mengetahui perang tengah berlangsung, membuatnya pilu. Jauh-jauh ia datang ke Qadisiyah untuk berjuang, tapi malah tersandung kasus.

Ia kemudian melihat Salma dan memohon kepadanya untuk membebaskan dirinya. Ia ingin ikut berperang. Tentu saja Salma menolak.

Betapa sedih Abu Mihjan hingga ia mengucapkan bait-bait kalimat yang menyayat hati tentang nasibnya. Salma merasakan kesungguhan Abu Mihjan. Akhirnya ia membebaskan lelaki itu dengan perjanjian bila selamat, Abu Mihjan harus kembali ke tahanannya. Salma juga meminjamkannya sebilah pedang Sa’ad dan kuda Sa’ad.

Abu Mihjan melesat pergi ke kancah perang dengan penutup wajah agar tak dikenali. Di sana ia mengamuk dan mengobrak-abrik pertahanan pasukan Persia. Inilah titik kekalahan Persia di Qadisiyah. Semua orang, termasuk Sa’ad, mengagumi kepiawaian prajurit itu. Sa’ad seperti mengenalinya, juga pedang dan kudanya. Namun, Sa’ad tak yakin benar.

Selepas mematahkan lawan, Abu Mihjan bergegas kembali ke tahanannya memenuhi janjinya pada Salma. Mengembalikan pedang dan kuda Sa’ad, lalu membelenggu dirinya kembali.

Salma menceritakan kepada suaminya apa yang telah dilakukannya terhadap Abu Mihjan. Sa’ad lantas membebaskan Abu Mihjan karena jasanya untuk kemenangan kaum Muslimin. Dia pun bersumpah tak akan minum khamar lagi.

Adalah Salma perantara semua kebaikan itu. Keputusannya yang tepat membawa kemenangan kaum Muslimin. Untuk seterusnya ia mendampingi Sa’ad dan melahirkan anak-anaknya. Salma wafat pada 60 H, lima tahun setelah kematian suaminya.

10. Manipulasi Sejarah Pembantaian Muslim Terhadap Non-Muslim
Dua hari lalu saya terima email yang menyatakan seperti ini :

Buku Anda The Khilafa menyatakan Islam tidak pernah ditegakkan dengan pedang. Apakah Anda tidak mendalami sejarah? Anda ini paling pintar membual. Coba lihat di bawah ini dan tolong data-data ini juga dimasukkan dalam buku Anda supaya seimbang. Jangan terlalu ngawur membela ideologi Anda. Terima kasih.

Bagaimana Islam disebarluaskan (perang) jauh jauh sebelum perang salib, muslim merompak daerah di luar mekah dan madinah,

Tahun 635, Tentara Islam mengepung dan menaklukkan Damaskus, salah satu kota besar di Syria, dari bangsa pribumi Asyrian. Puluhan ribu bangsa Asyrian tewas.

Tahun 637, Tentara Arab Islam menaklukkan bangsa pribumi Chaldean dan Phoenician Kristen di Irak pada Perang al-Qadisiyyah. Ratusan ribu nyawa bangsa Chaldean melayang, Chaldean kehilangan identitas, menjadi bagian dari propinsi Arab.

Tahun 638, Tentara Arab Islam menaklukkan dan mencaplok Yerusalem, mengambil alih dari bangsa Israel dan Kerajaan Bizantium. Korban jiwa rakyat Yahudi mencapai puluhan jutaan orang, sebagian kecil melarikan diri ke Eropa.

Tahun, 638-650 Tentara Islam menaklukkan Kerajaan Zoroaster Persia (Iran) dan menjadikannya negara Islam, kecuali di sepanjang Laut Kaspia. Jutaan jiwa tewas. Pembakaran Perpustakaan Besar Ilmu Pengetahuan Persia. Kemunduran peradaban di negeri Persia.

641 Tentara Arab Islam menaklukkan bangsa pribumi Asyria Kristen di Suriah dan Lebanon. Jutaan bangsa Asyrian tewas. Bangsa Asyrian kehilangan identitas sebagai bangsa Asyrian. Bahasa Arab menggantikan bahasa resmi Asyrian yaitu bahasa Aram. Sebagian bangsa Asyrian yang selamat membuat perjanjian damai dengan Muslim Arab, mereka secara rutin membayar jiyzah (upeti) kepada Muslim Arab. Sampai sekarang Kristen Koptik Asyrian yang ramah masih tetap ada di Suriah. Tingkat ekonomi mereka di era modern ini jauh lebih baik dari counterpart mereka yang beragama Muslim.

643-707 Tentara Arab Islam menaklukkan Kristen Afrika Utara dan Yordania. Sama seperti Kristen di Suriah, pada era modern ini, ekonomi dan tingkat pendidikan bangsa Yordania yang tetap memeluk Kristen jauh lebih baik dari saudaranya kaum Muslim.

710-713 Tentara Islam menaklukkan Lembah rendah Indus “Hindu Kush” dari bangsa Hindi. Jutaan jiwa bangsa Hindi yang memeluk Hindu tewas. Sebagian di Islam kan, daerah yang menganut Islam, sekarang namanya Pakistan.

Dan masih banyak lagi kisah pembantaian umat Islam terhadap non-islam lainnya.Terima kasih atas tanggapannya bang Zay.

=========================================================================

Sebenarnya saya ingin kroscek data-data ini di om gugel tapi kalau ada yang seperti ini saya mahfum belaka bahwa sepertinya ini hasil risetnya universitas JIL, FFI dan teman-teman seperjuangannya. Saya agak khawatir informasi spt ini seringkali beredar luas di internet dan mereka yang doyan kopas dengan bangganya memperlihatkan seolah-olah mereka profesor sejarah yang paling tahu soal sejarah Islam.

Namun yang lebih menyedihkan lagi bila yang membaca kopasan tersebut tidak melakukan apa-apa. Karena itu dengan kemampuan abal-abal saya dalam sejarah Islam, saya mencoba setidaknya menjelaskan apa yang saya pelajari dan saya pahami tentang penaklukan-penaklukan Islam di zaman Khulafaur Rasyidin.

Mengenai pernyataan di buku saya, The Khilafa bahwa umat Islam tidak pernah melakukan penaklukan dengan pedang juga dipahami sepotong-sepotong. Untuk diketahui bahwa perang di mana pun dan dalam kondisi apa pun strateginya selalu sama, infiltrasi militer. Penaklukan tanpa pedang yang saya maksud adalah tidak pernah ada paksaan dalam Islam kepada pemeluk agama lain untuk memeluk agama tersebut.

Coba lihat sejarah, di negeri di mana Islam berkuasa umat non muslim diperlakukan secara adil, dilindungi dan diberi pilihan untuk memilih Islam atau membayar jizyah. Nah, sekarang coba bandingkan dengan reconquista Spanyol ketika umat Islam diusir dari sana dan dipaksa memeluk agama Kristen. Tidak ada pilihan utk membayar upeti atau pajak, melainkan pindah ke agama Kristen atau mati.

Berikut beberapa jawaban dari kopasan2 tersebut,

Tahun 635

Tentara Islam mengepung dan menaklukkan Damaskus, salah satu kota besar di Syria, dari bangsa pribumi Asyrian. Puluhan ribu bangsa Asyrian tewas dibantai muslim.

Penaklukan Damaskus itu merupakan salah satu bagian penting dalam sejarah kekuasaan Khulafaur Rasyidin, dan menjadi tahap penting dalam beberapa perang menaklukkan Syria dan Persia. Mari kita cermati pesan Khalifah Abubakar terhadap pasukannya sebelum penaklukan Damaskus,

“…jangan membunuh perempuan atau anak-anak atau lanjut usia dan jangan menyembelih binatang kecuali untuk makan. Dan janganlah kamu melanggar pakta yang kalian buat. Kalian akan bertemu orang-orang yang hidup seperti pertapa di biara-biara, jangan membunuh mereka dan menghancurkan biara-biara mereka. Dan kalian akan bertemu orang lain penyembah Setan dan penyembah Salib, yang mencukur kepala mereka sehingga Anda dapat melihat kulit kepala mereka. Seranglah mereka dengan pedang kalian sampai mereka tunduk pada Islam atau membayar Jizyah. Saya Percaya Allah akan menjaga kalian. “

Bila terjadi pembunuhan maka itu adalah resiko perang, tetapi yang perlu kita pahami bahwa dalam setiap penaklukan yang dilakukan umat Islam, khususnya di bawah kalifah Abubakar dan Umar, pasukan muslim sangat menjaga orang2 yang lemah, orang sakit dan tertindas, orang lanjut usia, perempuan dan anak-anak. Mereka yang diperangi adalah mereka yang memang bersenjata dan memerangi Islam. Jadi bila binatang saja tidak boleh disembelih kecuali untuk makan maka cerita pasukan Islam membantai itu dari mana?

Tahun 637

Tentara Arab Islam menaklukkan bangsa pribumi Chaldean dan Phoenician Kristen di Irak pada Perang al-Qadisiyyah. Ratusan ribu nyawa bangsa Chaldean melayang, Chaldean kehilangan identitas, menjadi bagian dari propinsi Arab.

Perang al-Qadisiyyah sepemahaman saya adalah perang antara umat Islam melawan kerajaan Sassanid Persia di wilayah Qadisiyyah (dulu di sekitar Mesopotamia atau di Irak sekarang) yang dimenangkan pihak muslim yang dipimpin Saad bin Waqqas. Pasukan Islam pada perang ini berjumlah sekitar 30,000 orang sementara pasukan Persia yang bersekutu dengan Roma di bawah Heraclius berjumlah sekitar 200,000 orang. Bisa dibayangkan apakah yang 30,000 orang disebut membantai jika berhadapan dengan pasukan yang tujuh kali lebih besar jumlah pengikutnya?

Tiga bulan kemudian terjadilah Perang Yarmuk yang membumihanguskan seluruh pasukan Roma. Jadi Perang Qadisiyyah bukan perang Arab Islam melawan Kristen Chaldean namun melawan Sassanid Persia yang didukung Roma. Materi perangnya sudah salah meskipun Islam memang juga menaklukkan Chaldean, namun Chaldean tidak kehilangan identitas. Orang-orang Kristen Chaldean mengalami pembantaian yang sangat buruk di jaman pemerintahan Zoroastrian Sphur II yang memimpin kerajaan Sassanid Persia. Jadi bukan di saat Islam masuk ke sana.

Tahun 638

Tentara Arab Islam menaklukkan dan mencaplok Yerusalem, mengambil alih dari bangsa Israel dan Kerajaan Bizantium. Korban jiwa rakyat Yahudi mencapai puluhan jutaan orang, sebagian kecil melarikan diri ke Eropa.

Catatan sejarah ini dari mana? Kata ‘mencaplok’ itu dari mana? Situs umat Islam berada di sana. Kalau bangsa Spanyol dan Inggris datang menyerang tanah indian dan menjadikannya negara Amerika bagi orang2 barat, itu namanya ‘mencaplok’ karena di sana ada kaum Indian yang tinggal dan mendiami tanah itu sebelumnya. Jika sebuah negara menyerang negara lain dengan alasan memiliki senjata pemusnah massal yang tidak pernah terbukti, itu namanya juga ‘mencaplok’.

Korban jiwa rakyat yahudi puluhan juta itu datanya dari mana? Ketika Abu Ubaidiyah dan pasukannya menaklukkan Yerussalem, pimpinan Kristen Sophronius menyerah secara damai, dan sejarah merekam peristiwa itu sebagai penaklukan tanpa darah. Lalu mereka katakan puluhan juta yahudi jadi korban.

Apakah mereka tahu setelah Islam menaklukkan Yerussalem, Kalifah Umar membuat perjanjian dengan penguasa Kristen untuk mengembalikan hak hidup (tempat tinggal) kepada kaum Yahudi di tanah Yerussalem? Sejarah dunia mencatat justru Islam membebaskan orang2 Yahudi dari intimidasi penguasa Kristen (Roma) selama 500 tahun di tanah itu.

Tahun, 638-650

Tentara Islam menaklukkan Kerajaan Zoroaster Persia (Iran) dan menjadikannya negara Islam, kecuali di sepanjang Laut Kaspia. Jutaan jiwa tewas. Pembakaran Perpustakaan Besar Ilmu Pengetahuan Persia. Kemunduran peradaban di negri Persia.

Islam di Persia berkembang pesat justru karena agama lain dilindungi di sana. Mereka tidak dibunuh atau diperkosa atau digusur tempat tinggalnya dan hanya diwajibkan membayar jizyah (pajak). Pada masa itu justru kebudayaan Persia berkembang termasuk seni dan syair2 Arab yang kemudian diadaptasi oleh penyair2 Persia.

Jadi bgm mungkin terjadi kemunduran peradaban? Hal ini juga dijelaskan oleh Bernard Lewis, sejarawan Amerika-Inggris yang meneliti penaklukan2 umat Islam di era Khulafaur Rasyidin. Kalau saya mengambil data dari orang Islam mungkin nanti akan disebut subyektif, jadi saya kutip referensi sejarawan Kristen saja.

Nah yang lucu justru pernyataan ini :

Sampai sekarang Kristen Koptik Asyrian yang ramah masih tetap ada di Suriah. Tingkat ekonomi mereka di era modern ini jauh lebih baik dari counterpart mereka yang beragama Muslim.

dan yang ini :

Sama seperti Kristen di Suriah, pada era modern ini, ekonomi dan tingkat pendidikan bangsa Yordania yang tetap memeluk Kristen jauh lebih baik dari saudaranya kaum Muslim.

Nah… justru pernyataan itu sendiri sudah jadi jawaban bagi mereka. Bila ras minoritas di sebuah negara hidup dalam kondisi ekonomi, politik dan tingkat kesejahteraan yang tinggi di bawah penguasaan para pemimpin Islam berarti Itulah Sebaik-Baik Sistem yang melindungi, memperlakukan mereka secara adil dan membesarkan mereka. Islam tidak mengadopsi rasisme, tidak memaksakan kehendak dan tidak menyakiti mereka yang lemah.

Tahun 710-713

Tentara Islam menaklukkan Lembah rendah Indus “Hindu Kush” dari bangsa Hindi. Jutaan jiwa bangsa Hindi yang memeluk Hindu tewas. Sebagian di Islam kan, daerah yang menganut Islam, sekarang namanya Pakistan.

Hindu Kush yang berarti ‘Pembantaian Hindu’ sebenarnya bukan pembantaian. Jutaan jiwa itu datanya terlalu dibesar-besarkan. Cerita Hindu Kush ini berasal dari kematian ribuan orang Hindu yang dijadikan budak oleh pasukan Islam yang menyeberang dari perbatasan Gandhaar dan Vaadic Pradesh kemudian di tengah jalan mati karena tidak mampu melawan kerasnya alam.

Jadi orang-orang Hindu ini meninggal disebabkan oleh cuaca dingin, angin kencang serta kurangnya suplai makanan. Kira-kira sama dengan kejatuhan Hitler ketika tentaranya kalah di Rusia karena tidak mengantisipasi cuaca dingin di sana. Jadi penggunaan kata ‘Pembantaian’ lagi-lagi salah alamat meskipun referensi British Encyclopedia mengatakan kata Hindu Kush pertama kali disebarkan oleh Ibn
Battutah pada 1333 AD.

Kalau pun Islam diyakini membantai umat Hindu lalu mengapa peristiwa Hindu Kush tidak lagi diajarkan oleh pemerintah India dalam sejarah bangsa India? Pemerintah dan para sejarawan sepakat bahwa cerita Hindu Kush versi Inggris cenderung dilebih-lebihkan seolah-olah pasukan Islam melakukan pembantaian besar-besaraan di sana.

Pada tahun 1982, National Council of Educational Research and Training di India mengeluarkan pernyataan agar pemerintah India mengoreksi dan menulis ulang sejarah yang berkenaan dengan peristiwa Hindu Kush. Mereka juga mengeluarkan statemen sbb: “Characterization of the medieval period as a time of conflict between Hindus and Moslems is forbidden”

Otak abal-abal saya berpikir sederhana, bila sejarah ditulis ulang, berarti penulis sebelumnya yang mengeluarkan cerita tentang Hindu Kush telah menyebarkan kebohongan sejarah. Siapa para penulis cerita itu? Mereka yang menjajah India, para zionis Inggris.

Jadi kesimpulan pernyataan saya bahwa Islam memang melakukan penaklukan dan terlibat dalam peperangan, akan tetapi dalam setiap penaklukan pasukan Islam hanya memerangi dan membunuh musuh yang bersenjata dan yang memerangi Islam. Pemimpin Islam, para amir dan sahabat yang kemudian memimpin wilayah-wilayah kekuasaan Islam telah terbukti melindungi orang-orang non-muslim yang hidup di daerahnya dengan damai dan mengembalikan hak-hak hidup mereka, termasuk melindungi kaum Yahudi yang notabene terus menerus memerangi umat Islam.

Inilah jawaban saya terhadap pengirim email gelap itu, semoga menyenangkan hatinya. Informasi ini juga semoga berguna bagi teman-teman manakala para tukang kopas gentayangan menebar teror manipulasi sejarah tentang pembantaian umat Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.

Kita tidak perlu bicara tentang sejarah hitam di Afrika, pembantaian di Sudan, Rwanda, Ethiopia, perang sipil di Somalia, pengeroyokan Irak pada dua Perang Teluk, pembantaian di Afganistan, dan pembunuhan sipil di Palestina, Checnya, Kashmir, Moro serta Aljazair. Sebagai generasi yang hidup saat ini, kita tidak memerlukan catatan sejarah karena kita telah melihat semua bukti pembantaian terhadap umat Islam itu dilakukan karena ketakutan barat terhadap munculnya kekuatan baru yang akan mengambil kendali pemerintahan dunia.

11. Kekaisaran Sassania (226–651)

Sejajar dengan Romawi

Kekaisaran Persia Sassania disebut juga Kekaisaran Sassania, Kekaisaran Sasania, atau Kekaisaran Sassaniyah ‎adalah kekaisaran bangsa Iran yang ketiga dan kekaisaran Persia ‎yang kedua. Kekaisaran Sassania merupakan Kekaisaran Persia pra-Islam terakhir dan dipimpin oleh Dinasti Sassania pada tahun 224 hingga 651 M. ‎Kekaisaran Sassania, yang menggantikan Kekaisaran Parthia atau Kekaisaran Arkasid, diakui sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Barat,Selatan, dan Tengah, bersama denganKekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium, dalam periode selama lebih dari 400 tahun.‎

Persia memiliki pengaruh yang cukup besar pada kebudayaan Romawi selama masa Sassania. dan bangsa Romawi menganggap bangsa Persia Sassania sebagai satu-satunya bangsa yang berstatus sama dengan mereka. Hal ini diperlihatkan misalnya dalam surat-surat yang ditulis oleh Kaisar Romawi kepada Syahansyah Persia, yang pada alamatnya bertuliskan kata “kepada saudaraku”.

Pengaruh kebudayaan Sassania terbentang jauh melebihi batas-batas wilayah kekaisaran mereka, dan bahkan menjangkau sampai Europa Barat, ‎Afrika,‎Cina, dan India. ‎serta berperan penting dalam pembentukan seni-seni Abad Pertengahan di Eropa dan Asia.‎

Pengaruh tersebut terus terbawa ke masa awal perkembangan dunia Islam. Kebudayaan yang unik dan aristokratik dari dinasti ini telah mengubah penaklukan Islam atas Iran menjadi sebuah Renaisans Persia. Banyak hal yang kemudian dikenal sebagai kebudayaan, arsitektur, dan penulisan Islam serta berbagai keahlian lainnya, diperoleh dari Sassania Persia dan kemudian disebarkan pada dunia Islam yang lebih luas. Sebagai contohnya ialah bahasa resmi Afghanistan, yaitu Bahasa Dari yang merupakan dialek dari Bahasa Persia, merupakan perkembangan dari bahasa kerajaan bangsa Sassania.

Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq. Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan, dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia.

Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh, dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.

Sepenggal Kisah Di Dalam Perang Qadisiyah

Ketika peperangan di Qadisiyah, peperangan besar Kaum Muslimin di bawah pimpinan Panglima Besar Sa’ad bin Abi Waqash, salah seorang dari sepuluh orang sahabat Rasulullah SAW, di zaman Khalifah Umar bin Khattab, berhadapan dengan Kerajaan Persia di bawah pimpinan Panglima Rustum. Sebelum berperang terlebih dulu Panglima Rustum meminta untuk berunding. Sa’ad bin Abi Waqash mengangkat Mughirah bin Syu’bah jadi Kepala Delegasi memenuhi anjuran berunding itu. Sebelum Utusan Muslimin datang, Rustum menyuruh disediakan jemputan dan sambutan untuk Utusan Islam itu dengan meriah sekali. Tenda-tenda berlapis sutera, hamparan permaidani beraneka warna, senjata lengkap, pedang-pedang yang bersarungkan emas dan perak, bertahtakan ratna mutu manikam. Wazir (mentri) dan orang-orang besar dan Panglima-Panglima Perang memakai mahkota-mahkota bertatahkan intan berlian, Rustum sendiri bersemayam di atas sebuah singgasana keemasan berturang-turang dengan mutiara dan merjan.

Semuanya siap menunggu perutusan Islam. Timbulnya penyambutan seperti itu adalah karena salah sangka. Mereka menyangka bahwa orang-orang Arab itu jika telah melihat harta benda kekayaan yang begini besarnya, menyilaukan mata, akan kendor hatinya untuk melanjutkan perang. Lalu suruh saja mereka pulang saja ke negerinya dengan membawa “oleh-oleh”.Melihat kekayaan itu, pasti orang-orang Arab itu akan mundur dan semangatnya patah. Begitulah yang dipikir oleh Rustum.

Tetapi setelah melihat penyambutan yang seperti itu, dari jauh Ketua Utusan telah mahfum apa yang dimaksud musuh dengan penyambutan begitu. Lalu dia berbisik kepada anggota-anggota perutusan,”Kalian lakukan apa yang nanti aku lakukan!”

Ketua Delegasi langsung masuk ke dalam ruang penyambutan yang beralaskan permaidani tebal dan berturangkan sutera itu tanpa turun dari kudanya. Setelah sampai di tengah ruangan, baru ia turun dari kudanya dan anggota-anggota delegasipun serentak turun, sehingga hamparan-hamparan mahal itu diinjak-injak oleh kuda. Kemudian mereka memautkan kuda-kuda tunggangan mereka pada tonggak-tonggak tenda yang dipasang, sehingga berbisik-bisiklah para pengawal bahwa Utusan-utusan Arab ini tidak tahu sopan santun dan etiket pergaulan raja-raja.

Setelah berhadapan dengan Utusan Kaum Muslimin tersebut, dengan sombong dan angkuhnya, Rustum menegur, seakan-akan kata memerintah :

“Apa yang menarik hati kalian keluar dari negeri kalian lalu menyerang ke dalam negeri kami yang kaya raya ini? Apakah karena kalian kurang makan? Jika demikian, pulanglah kembali. Akan kami perlengkapkan persediaan makanana buat kalian.

Apakah karena kalian bertelanjang, tidak berkain dan berbaju? Jika demikian, pulanglah! Akan kami sediakan kain baju sampai memuaskan kalian.

Apakah karena kalian melarat miskin? Jika demikian, pulanglah, kami akan memberi anugerah emas perak buat kalian, supaya kalian mengecap kekayaan pula”.

Mughirah bin Syu’bah (salah seorang sahabat yang langsung mendapat didikan juga dari Nabi SAW, yang nyaris menempeleng utusan Quraisy, pada perundingan di Hudaibiyah di tahun keenam Hijriyah, karena ketika bercakap, utusan Quraisy itu mengangkat-angkat tangannya dihadapan Nabi SAW, sehingga nyaris tersinggung jenggot Nabi SAW). Mughirah lalu menjawab pertanyaan Rustum :

“Engkau salah sangka! Bukan untuk apa yang engkau sangka itu kami datang menyerbu ke negeri ini dan siap berjuang berkuah darah bersabung nyawa. Bukan karena lapar, bukan karena bertelanjang kurang kain, kurang baju, bukan karena kekurangan perhiasan dan kekayaan dan kemegahan. Sudah engkau lihat sendiri, sepeserpun tidak ada harganya bagi kami permaidani-permaidani tebal ini, emas perak yang engkau hidangkan ini, mahlota-mahkota yang berhiaskan ratna mutu manikam yang memberatkan kepala kalian ini, bantal-bantal penyenang duduk berhiaskan mutiara dan merjan. Omong kosong semua. Bahkan kami datang kepada kamu kemari karena kami mempunyai tugas yang diterima langsung dari Allah, untuk menyampaikan Kalaimatul Haq, Kata-Kata Kebenaran kepada kalian. Kalian hidupdalm jalan fikiran yang gelap selama ini! Kami datang hendak membimbing kalian kepada tempat yang terang. Kalian selama ini hanya budak-budak dari benda-benda itu.Kalau kalian mau menerima ajakan dan anjuran kami, negeri ini tetap di tangan kalian dan kami akan pergi ke tempat lain pula menyerukan seruan ini, dan sejak kini kita hidup bersama dalam satu keyakinan dan Iman, tidak ada kelebihan kami dari kalian dan tidak ada kekurangan kalian dari kami”.

Tetapi Rustum mendengarkan jawaban itu dengan sombong dan angkuhnya, sehingga perundingan gagal, dan peperangan hebat Qadisiyah yang terkenal itupun terjadi. Kedaulatan Persia yang megah, Kerajaan Bani Sasan yang telah berusia beratus tahun sebelum itupun jadi runtuh. Maka tidaklah menolong kuda, kendaraan berpelana berterawang emas, pedang jinawi bersalut emas, mahkota bertatah ratna mutu manikam. Tidaklah ada faedahnya sama sekali, berhadapan dengan suatu tentara yang baru bangkit, penih keimanan, tidak takut mati, yang pedangnya memutuskan leher musuh bukan karena sarungnya emas, tetapi karena tangan yang mengayunkannya kuat dan mata pedangnya tajam.

Sumber: https://falatehanfatahillah.wordpress.com/2010/07/07/kisah-di-dalam-perang-qadisiyah/

 


Ditulis dalam Uncategorized

Kolonialisme dan Imperialisme

Desember 21, 2015
1 Komentar

Kolonialisme dan Imperialisme
Disusun oleh : Ading Nashrulloh
Sumber : Karya Para Penulis di Internet

A. Awal Mula Munculnya Imperialisme dan Kolonialisme oleh Bangsa Barat

Imperialisme

Istilah imperialisme diperkenalkan di Perancis pada tahun 1830-an, imperium Napoleon Bonaparte. Pada tahun 1830-an, istilah ini diperkenalkan oleh penulis Inggris untuk menerangkan dasar-dasar perluasan kekuasaan yang dilakukan oleh Kerajaan Inggris. Orang Inggris menganggap merekalah yang paling berkuasa (Greater Britain) karena mereka telah banyak menguasai dan menjajah di wilayah Asia dan Afrika. Mereka menganggap bahwa penjajahan bertujuan untuk membangun masyarakat yang dijajah yang dinilai masih terbelakang dan untuk kebaikan dunia. Imperialisme merujuk pada sistem pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik negara-negara kaya dan berkuasa, mengawal dan menguasai negara-negara lain yang dianggap terbelakang dan miskin dengan tujuan mengeksploitasi sumber-sumber yang ada di negara tersebut untuk menambah kekayaan dan kekuasaan negara penjajahnya.

Imperialisme menonjolkan sifat-sifat keunggulan (hegemoni) oleh satu bangsa atas bangsa lain. Tujuan utama imperialisme adalah menambah hasil ekonomi. Negara-negara imperialis ingin memperoleh keuntungan dari negeri yang mereka kuasai karena sumber ekonomi negara mereka tidak mencukupi. Selain faktor ekonomi, terdapat satu kepercayaan bahwa sebuah bangsa lebih mulia atau lebih baik dari bangsa lain yang dikenal sebagai ethnosentrism, contoh bangsa Jerman (Arya) dan Italia. Faktor lain yang menyumbang pada dasar imperialisme adalah adanya perasaan ingin mencapai taraf sebagai bangsa yang besar dan memerintah dunia, misalnya dasar imperialisme Jepang.

Dasar imperialisme awalnya bertujuan untuk menyebarkan ide-ide dan kebudadayaan Barat ke seluruh dunia. Oleh karena itulah, imperialisme bukan hanya dilihat sebagai penindasan terhadap tanah jajahan tetapi sebaliknya dapat menjadi faktor pendorong pembaharuan-pembaharuan yang dapat menyumbang kearah pembinaan sebuah bangsa seperti pendidikan, kesehatan, perundang-undangan dan sistem pemerintahan.

Sarjana Barat membagi imperialisme dalam dua kategori yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno adalah negara-negara yang berhasil menaklukan atau menguasai negara-negara lain, atau yang mempunyai suatu imperium seperti imperium Romawi, Turki Usmani, dan Ciina, termasuk Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris dan Perancis yang memperoleh jajahan di Asia, Amerika dan Afrika sebelum 1870, tujuan imperialisme kuno adalah selain faktor ekonomi (gold) juga termasuk didalamnya tercakup faktor agama (God) dan kajayaan (glory). Sedangkan Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri di Inggris tahun 1870-an.

Hal yang menjadi faktor pendorongnya adalah adanya kelebihan modal dan Barang di negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an , negaranegara Eropa berlomba-lomba mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan Afrika. Mereka mencari wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai daerah pemasaran hasil industri mereka. Dasar Imperialisme ini dilaksanakan demi agama, mereka menganggap bahwa menjadi tugas suci agama untuk menyelamatkan manusia dari segala macam penindasan dan ketidakadilan terutama di negara-negara yang dianggap terbelakang seperti para misionaris Kristen yang menganggap misi penyelamat ini sebagai The White Man Burden Diantara faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya imperialisme adalah faktor dan ekonomi

Kolonialisme

Koloni merupakan negeri, tanah jajahan yang dikuasai oleh sebuah kekuasaan asing. Koloni adalah satu kawasan diluar wilayah negara asal atau induk. Tujuan utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi.Kebanyakan koloni yang yang dijajah adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah, keperluan untuk mendapatkan bahan mentah adalah dampak dari terjadinya Revolusi Industri di Inggris.

Istilah kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan sebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai. Usaha untuk mendapatkan wilayah biasanya melalui penaklukan. Penaklukan atas sebuah wilayah bisa dilakukan secara damai atau paksaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada mulanya mereka membeli barang dagangan dari penguasa lokal, untuk memastikan pasokan barang dapat berjalan lancar mereka kemudian mulai campur tangan dalam urusan pemerintahan penguasa setempat dan biasanya mereka akan berusaha menjadikan wilayah tersebut sebagai tanah jajahan mereka. Negara yang menjajah menggariskan panduan tertentu atas wilayah jajahannya, meliputi aspek kehidupan sosial, pemerintahan, undang-undang dan sebagainya.

Sejarah perkembangan kolonialisme bermula ketika Vasco da Gama dari Portugis berlayar ke india pada tahun 1498. Di awali dengan pencarian jalan ke Timur untuk mencari sumber rempah-rempah perlombaan mencari tanah jajahan dimulai. Kuasa Barat Portugis dan Spanyol kemudian diikuti Inggris dan Belanda berlomba-lomba mencari daerah penghasil rempah-rempah dan berusaha mengusainya. Penguasaan wilayah yang awalnya untuk kepentingan ekonomi akhirnya beralih menjadi penguasaan atau penjajahan politik yaitu campur tangan untuk menyelesaikan pertikaian, perang saudara, dan sebagainya. Ini karena kuasa kolonial tersebut ingin menjaga kepentingan perdagangan mereka daripada pergolakan politik lokal yang bisa mengganggu kelancaran perdagangan mereka.

Kolonialisme berkembang pesat setelah perang dunia I. Sejarah kolonialisme Eropa dibagi dalam tiga peringkat. Pertama dari abad 15 hingga Revolusi industri (1763) yang memperlihatkan kemunculan kuasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis. Kedua, setelah Revolusi Industri hingga tahun 1870-an. Ketiga, dari tahun 1870-an hingga tahun 1914 ketika meletusnya Perang Dunia I yang merupakan puncak pertikaian kuasa-kuasa imperialis

Awal Kolonialisme Bangsa Barat bermula dari jatuhnya Byzantium ke tangan Turki Usmani telah menyebabkan komoditi dari Asia Timur dan Asia Tenggara di Eropa langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Namun di pihak lain peristiwa itu berdampak positif karena telah mendorong meningkatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat. Hal ini karena banyak ahli budaya-teknologi dari Byzantium yang lari ke Barat berhasil menularkan pengetahuannya di sana. Di Portugal misalnya, pengetahuan geografis dan astronominya meningkat semakin baik, sehingga orangorang Portugis berhasil menjadi mualim-mualim kapal yang mahir dan tangguh.

Kepandaian ini kemudian dipadukan dengan berkembangnya teknologi perkapalannya mulai dari penemuan sistem layar segitiga dengan temali-temali persegi, serta kontruksi kapal yang semakin baik sehingga kapal-kapal mereka lebih mudah digerakkan dan lebih layak dipakai untuk pelayaran samudra. Demikian pula teknologi persenjataan mereka berkembang sehingga mampu menciptakan meriammeriam yang dapat ditempatkan di atas kapal-kapal mereka.

Kapal-kapal perangnya lebih menyerupai panggung meriam di lautan daripada istana terapung bagi para pemanah atau geladak balista (alat pelontar) seperti pada kapal-kapal Romawi pada masa Julius Caesar dan Oktavianus Agustus. Penemuan-penemuan teknologi itulah yang kemudian mendorong mereka untuk mencari jalur baru ke India (dalam mitos masyarakat Eropa waktu itu, rempah-rempah berasal dari India, sehingga mereka berlayar ke timur termasuk ke benua Amerika, adalah untuk mencari India).

Namun perlu dikemukakan di sini, bahwa Portugis berlayar ke timur bukan semata-mata untuk mencari rempah-rempah, tetapi juga untuk mencari emas dan sekutu untuk melawan Turki dalam arti melanjutkan “perang salib”. Pencarian emas dan perak kemudian menjadi penting karena kedua logam mulia itu dijadikan semacam indikator kesuksesan satu negara, seperti dikemukakan oleh Antonio Serra bahwa kekayaan itu tiada lain adalah emas dan perak.

Politik ekonomi ini dikenal di Eropa sebagai ekonomi Merkantilis. Paham ini mulai berkembang sekitar tahun 1500-an dan semakin berkembang setelah terbit tulisan-tulisan dari para pendukung paham ini, seperti Jean Colbert dari Perancis dan Thomas Mun dari Inggris. Atas dorongan Pangeran Henry ‘Si Mualim’, Portugis memulai usaha pencarian emas dan jalan untuk mengepung lawan yang beragama Islam dengan menelusuri pantai barat Afrika. Mereka berusaha mencari jalan menuju Asia (India) guna memotong jalur pelayaran pedagang Islam, sekaligus untuk memonopoli perdagangan komoditi tersebut.

Pada tahun 1478, Bartolomeu Diaz sampai ke Tanjung Harapan di ujung selatan Benua Afrika. Kemudian pada tahun 1497 armada pimpinan Vasco da Gama sampai ke India. Pengalaman di India ini telah menyadarkan orang-orang Portugis bahwa barang-barang perdagangan mereka tidak dapat bersaing di pasaran India yang canggih dengan hasil-hasil yang mengalir melalui jaringan perdagangan Asia. Oleh karena itulah semboyan “God –Gold – Glory” bagi mereka menjadi relevan, karena tidak ada cara lain untuk menguasai perdagangan Asia selain melalui peperangan dan menjadikan daerah-daerah penghasil komoditi itu sebagai koloni.

Sebab-sebab Kolonialisme dan Imperialisme

Mula-mula yang mempelopori adannya kolonialisme dan imperialisme adalah bangsa barat dimana pada saat itu kekuatan Eropa dipandang sebagai kekuatan yang paling kuat dan berpengaruh bagi dunia. Pendorong terjadinya kolonialisme yang khususnya diperankan oleh bangsa Eropa diantaranya adalah:

Desakan ekonomi dari negara yang melakukan koloni berupa tidak dapat memenuhi kehidupannya.
Keinginan untuk mengetahui daerah baru.
Mencari daerah pasar.
Mencari daerah sumber daya alam diluar daerahnya.

Keinginan menjadi jaya atau menjadi paling kuasa.
Hasrat untuk menyebarkan idiologi dan agama.
Perasaan bangsanya unggul dari bangsa lain sehingga ingin memimpin negara-negara lainnya.
Keadaan Umat Islam pada awal Terjadinya Imperialisme

Umat Islam mengalami puncak kejayaan kedua pada masa tiga kerajaan Besar berkuasa, yakni kerajaan Usmani, Safawi dan Mughal.

Namun, seperti pada masa kekuasaan Islam terdahulu, lambat laun kekuatan Islam menurun. Bersamaan dengan kemunduran tiga kerajaan tersebut, bangsa Barat mulai menunjukkan usaha kebangkitannya. Periode tiga kerajaan tersebut (1503-1789) bahkan disebutkan sebagai periode-periode kejayaan peradaban Islam, setelah sebelumnya mengalami kemunduran pasca jatuhnya dinasti Abbasiyah.

Namun, kemajuan pada masa itu lebih kepada aspek material, dan lemah pada bidang pemikiran, sains, seni dan filsafat. Hal ini dapat dilihat dari perekonomian, kekuatan militer dan wilayah teritorial negara yang kuat pada masa itu, namun kemajuan tersebut tidak mendorong terjadinya kemajuan pada bidang pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Ketidakseimbangan inilah yang akhirnya menyebabkan ketidak mampunya menandingi kekuatan Eropa modern yang didukung oleh sains dan teknologi.

Kebangkitan bangsa Barat bermuara pada semangat keilmuan yang begitu tinggi, yang telah membawa bangsa Barat menuju penemuan-penemuan baru dan penjelajahan samudra, serta revolusi industri hingga berujung pada imperialisme terhadap wilayah-wilayah Islam pada khususnya.

Dengan organisasi dan persenjataan modern, pasukan perang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam. Kekuatan-kekuatan Eropa menjajah satu demi satu negara Islam. Perancis menduduki Aljazair pada tahun 1830, dan merebut Aden dari Inggris sembilan tahun kemudian. Tunisia ditaklukkan pada tahun 1881, Mesir pada tahun 1882, Sudan pada 1889. Sementara itu, wilayah Islam di Asia Tengah juga tak luput dari penjajahan Barat. Umat Islam di Asia Tengah menjadi sasaran pendudukan Uni Soviet.

Kemunduran Tiga Kerajaan Besar Islam (1700-1800 M)

Awal kemunduran dunia Islam terjadi saat jatuhnya kota Baghdad (pusat kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan) pada tahun 1258M oleh Bangsa Mongol, yang mengakhiri kekhalifahan Bani Abbasiyah. Wilayah kekuasaan Abbasiyah terpecah menjadi Negara-negara kecil yang independent. Akibatnya kekuatan umat Islam mengalami kemerosotan.

Setelah tuntuhnya Bani Abbasiyah, wilayah Islam terbagi menjadi tiga kerajaan besar, yaitu: pertama, Kerajaan Turki Usmani (Afrika Utara, Jazirah Ara, Asia Barat, dan Eropa Timur); kedua, Kerajaan Safawi (Persia); dan ketiga, Kerajaan Mughal (India).

Namun ketika tiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran di abad ke-18M, Eropa Barat mengalami kemajuan pesat. Kerajaan Safawi hancur di abad ke-18M, Kerajaan Mughal hancur pada awal paro kedua abad ke-19M di tangan Inggris yang kemudian mengambil alih kekuasaan di ank benua India.

Kemunduran kerajaan Usmani juga pada masa selanjutnya, di periode modern menyebabkan kekuatan-keuatn Eropa tanpa segan-segan menjajah dan menduduki daerah-daerah muslim yang dulunya berada di bawah kekuasaan Kerajaan usmani, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara. (Badri Yatim, 2004: 174)

Faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi, diantaranya ialah: a) Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani; b) Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi; c) Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi, dikarenakan pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani; serta d) Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. (Badri Yatim, 2004: 158)

Faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal, diantaranya ialah: a) Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer sehingga opersai militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritime Mughal, begitu juga kekuatan pasukan darat; b) Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara;

c) Pendekatan Auranzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya; serta d) Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan. (Badri Yatim, 2004: 163)

Faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan Usmani, diantaranya ialah: a) Wilayah kekuasaan yang sangat luas; b) Heterogenitas Penduduk; c) Kelemahan para penguasa; d) Budaya pungli; e) Pemberontakan tentara Jenissari; f) Merosotnya ekonomi; serta g) Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi. (Badri Yatim, 2004: 167)

Mengenai penyebab kemunduran dunia Islam diantaranya dikarenakan dua faktor, yaitu:

a) Faktor eksternal, yakni: pertama, terjadinya Perang Salib. Kedua, adanya serangan dari bangsa Mongol telah mengahancurkan beberapa negara Islam. Dan ketiga, terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil.

b) Faktor internal, yakni: pertama, perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik. Kedua, rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Dan ketiga, membudayanya pola hidup mewah dan berfoya-foya di kalangan penguasa. (Ajid Thohir, 2004: 153)
B. Renaissance Di Eropa (Barat)

Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang rasional. Di anatar saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah Perang Salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian menerjemahkan karya-karya umat Islam. Hal ini dimulai sejak abd ke-12M. Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini melahirkan renaissance, reformasi dan rasionalisme di Eropa. (Badri Yatim, 2004: 169)

Renaissance merupakan gerakan pemikiran dan kebangkitan kembali kebudayaan klasik di Eropa melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke bahasa Latin; dan dari terjemahan-terjemahan inilah orang-orang Eropa menegtahui kebudayaan Yunani. (Fatah Syukur, 2009: 161)

Gerakan-gerakan renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17M merupakan abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke-17 itu pula dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya renaissance, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan.

Banyak penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Christoper Columbus menemukan Benua Amerika (1492M), Vasco da Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan (1498M). Dengan temuan ini, Eropa memperoleh kemajuan dalam dunai perdagangan, karena tidak tergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam.

Melalui jalur laut Eropa mengembangkan dan meluaskan pengaruhnya di dunia. Eropa menginginkan kekuasaan terhadap daerah yang disinggahinya dalam rangka mendapatkan devisa bagi negara mereka yang saat itu membutuhkan banyak dana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka mulai saat itu pula mereka melakukan ekspansi dan berusaha menjajah daerah lain, terutama daerah/ negara muslim.

Perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka baginya. Tak lama setelah itu, mulailah kemajuan Barat melampaui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. (Badri Yatim, 2004: 175)

Dengan organisasi dan persenjataan modern pasukan peang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti kerajaan Usmani dan Mughal. Daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya juga mulai berjatuhan ke tangan Eropa; seperti Asia Tenggara dan di Anak Benua India, bahkan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis pada tahun 1798M. Sementara, negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Usmani, baru diduduki Eropa pada masa berikutnya.
Penjajahan dunia Barat terhadap dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara

India, pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611M, Inggris mendapat izin menanamkan modal; dan pada tahun 1617M Belanda mendapat izin yang sama. Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat. Penguasa setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris. Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris. Pada tahun 1842M, Keamiran Muslim Sind di India dikuasai. Tahun 1857M, kerajaan Mughal dikuasai secara penuh, dan raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879M, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899M, Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.

Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal itu mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan. Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511M. Sejak itu peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah.

Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang ke Asia Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Belanda dating tahun 1592 M dan dengan segera dapat memonopoli perdaganagn di kepulauan Nusantara. Sedangkan kekuasaan Inggris tertancap di Semenajung Malaya, termasuk Singapura sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris bahkan sempat menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad ke-19 M. Sebagaimana di India, di Asia Tenggara politik negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M.

Ekspansi Barat ke Timur Tengah

Ketika Perang Dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan Turki Usmani semakin ambruk. Peperangan-peperangan melawan Barat di Eropa Timur terus berkecamuk, memakan dan menguras tenaga, yang berakhir dengan kekalahan di pihak Turki. Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah di Asia dan Afrika yang sebelumnya dikuasai Turki Usmani, melepaskan diri dari Konstantinopel. Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Usmani itu, yang tak kalah pentingnya ialah timbulnya perasaan nasionalisme pada bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaannya. Bangsa Armenia dan Yunani yang beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon bantuan Barat untuk kemerdekaan tanah airnya. Bangsa Kurdi di pegunungan dan Arab di padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri dari cengkeraman penguasa Turki Usmani.

Demikianlah, keadaan dunia Islam pada abad ke19 M, sementara Eropa sudah jauh meninggalkannya. Eropa dipersenjatai dengan ilmu modern dan penemuan yang membuka rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat. Dalam waktu yang tidak lama, kerajaan-kerajaan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh dunia Islam. Inggris merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai Asia Tengah. Perancis menaklukkan Afrika Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya mendapat bagiannya dari warisan itu. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis, yang memang sudah bersaing. Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India. Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh Karena itu pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di bawah kekuasaannya. Mesir dapat ditaklukkan Perancis tahun 1987M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria hingga ke timur jauh.

Persaingan antara Inggris dan Perancis di Timur Tengah memang sudah lama dan terus berlangsung. Persaingan ini terlihat dari penaklukkan wilayah Islam di Timur Tengah dan Afrika, yakni:

1820M : Oman dan Qatar, oleh Inggris
1830-1857M : Aljazair, oleh Perancis
1839M : Aden, oleh Inggris
1881-1883M : Tunisia, oleh Perancis
1882M : Mesir, oleh Inggris
1898M : Sudan, oleh Inggris
1900M : Chad, oleh Perancis

Pada abad ke-20M, Italia dan Spanyol ikut bersama Inggris dan Perancis memperebutkan wilayah-wilayah di Afrika, yaitu:

1906M : Kesultanan Muslim Nigeria Utara, oleh Inggris
1912-1913M : Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica, oleh Italia
1912M : Maroko, oleh Perancis dan Spanyol
1912-1915M : Maroko, oleh Spanyol
1914M : Kuwait, oleh Inggris
1919-1921M : Sisilia, oleh Perancis
1920M : Irak, oleh Inggris
1920M : Syiria dan Libanon, oleh Perancis
1926-1927M : Somalia, oleh Italia

Sedangkan negeri-negeri muslim yang jatuh ke tangan Rusia, diantaranya:

1834-1859M : Kaukasus, oleh Rusia
1853-1865M : Khoakand dan jatuhnya Tashkent, oleh Rusia
1866-1872M : Daerah sekitar Samarkand dan Bukhara, oleh Rusia
1873-1887M : Uzbekistan, oleh Rusia
1941-1946M : Pendudukan Anglo-Rusia di Iran

Dari sisi ekonomi, kedatangan bangsa Barat bertujuan untuk berdagang, menjual produk yang mereka hasilkan, selain mencari bahan-bahn mentah yang sebagin besar terdapat di negara-negara Islam di Timur. Tapi lama-kelamaan, tujuan mereka berubah, yang merambah pada masalah politik. Perubahan orientasi ini disebabkan adanya persaingan di anatar bangsa-bangsa Barat itu sendiri yang ingin memonopoli sistem perdagangan. Selain itu terdapat pula motif lain yakni Spanyol dan Portugis dalam menyebarkan agama Kristen. Portugis membawa tiga misi, yaitu: Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), dan Gospel (menyebarkan agama Kristen).

Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara muslim adalah ekonomi dan politik. Kemajuan Eropa dalam bidang industri menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah. Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut, kekuatan politik diperlukan sekali. Akan tetapi persoalan agama seringkali terlibat dalam proses politik penjajahan barat atas negeri-negeri muslim. Trauma Perang Salib masih membekas pada sebagian orang barat, terutama Portugis dan Spanyol, karena kedua negara ini dalam jangka waktu lama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam.

Menurut Fatah Syukur motif utama Eropa menjelajah dan menjajah wilayah Islam, yaitu:

Menyebarkan Kristen dan sekaligus untuk menghambat serta menaklukkan Islam sebagai kekuatan yang dapat mengancam Eropa

Membuka lahan baru untuk memasarkan komoditi mereka dengan cara memonopoli perdagangan

Mengambil aset negara jajahan, untuk memberikan devisa kepada Eropa

Mengeksploitasi rakyat negara jajahan untuk kepentingan mereka[5]

Usaha Umat Islam Bangkit dari Keterpurukan

Berada di bawah penetrasi dan kolonialisasi Barat ternyata tidak sepenuhnya memberikan dampak negatif kepada umat Islam. Ada pelajaran berharga yang didapatkan oleh umat Islam dari persinggungannya dengan peradaban Barat yang sedemikian maju, dari sinilah gerakan-gerakan yang berusaha untuk mewujudkan sintesa antara Islam dengan peradaban modern dengan meninjau kembali ajaran-ajaran Islam dan menafsirkannya dengan interpretasi baru. Selain itu, semangat umat Islam untuk mengobarkan kebudayaan Islam yang pernah jaya mulai bangkit kembali, dengan mencoba merubah paradigma berfikir.

Dengan demikian yang dimaksud dengan kebangkitan Islam adalah kristalisasi kesadaran keimanan dalam membangun tatanan seluruh aspek kehidupan yang berdasar atau yang sesuai dengan prinsip Islam. Makna ini mempunyai implikasi kewajiban bagi umat Islam untuk mewujudkannya melalui gerakan-gerakan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal dengan sebutan gerakan pembaharuan. Upaya pembaharuan pun mulai bermunculan. Ada beberapa pola dalam pembaharuan yang dilakukan oleh umat Islam.

Ada kelompok yang lebih dikenal sebagai kelompok modernis, karena mereka berusaha untuk meniru pola dan sistem pendidikan modern ala Barat dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya pola ini berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kemajuan Barat disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Adapun beberapa tokoh pelopor gerakan pembaharuan model ini adalah Sultan Mahmud II dari Turki Usmani. Ia mendirikan sekolah-sekolah model Barat dan mengirim siswa-siswa ke Eropa untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern langsung dari sumbernya.

Sir Sayyid Ahmad Khan dari India,ia mencoba mendirikan pendidikan berdasarkan model Barat untuk memperbaiki posisi kaum muslimin di bawah kekuasaan Inggris. Dia merupakan seorang modernis dalam interpretasinya terhadap al-Qur’an dan ajaran wahyu Islam. Muhammad Ali Pasya di Mesir, ia menciptakan gagasan dualism system pendidikan yang kemudian menjadi acuan kebanyakan lembaga pendidikan Islam. Dualisme yang dimaksud adalah dengan penggabungan antara sekolah-sekolah model barat yang terintegrasi dengan madrasah bercorak tradisional.

Ada pula kelompok penggagas pembaharuan yang meyakini bahwa penyebab kemunduran umat Islam adalah karena mereka meninggalkan ajaran Islam yang merupakan sumber kemajuan dan kekuatan budaya, dan sebaliknya, umat Islam lebih memilih untuk mengikuti ajaran-ajaran yang telah bercampur dengan ideologi non-Islam. Selain itu, ditinggalkannya pola pikir rasional dan ditutupnya pintu ijtihad juga diyakini sebagai penyebab kemunduran Islam.

Oleh karena itu, kelompok pembaharuan tipe ini mengajak umat Muslim untuk kembali pada al-Qur’an dan Sunnah, dengan tidak mengabaikan ijtihad. Ijtihad senantiasa diperlukan sebagai upaya penyesuaian ajaran Islam dengan perkembangan zaman yang tentunya penuh dengan berbagai problematika.Adapun beberapa tokoh yang mempelopori pembaharuan pola ini adalah Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin al-Afghani, dan Muhammad Abduh.

Gerakan Nasionalisme

Di sisi lain, muncul gagasan pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme ini berdasar pada kenyataan bahwa umat Islam itu terdiri dari berbagai bangsa, yang hidup dalam daerah dan lingkungan budaya yang berbeda-beda, sehingga memerlukan usaha pengembangan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing. Meskipun pada dasarnya ide nasionalisme berasal dari dunia Barat, namun hal tersebut dianggap tidak bertentangan dengan Islam.

Akhirnya gerakan nasionalisme muncul di berbagai wilayah seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan kesemuanya tidaklah sama. Negara-negara tersebut dihadapkan dengan permasalahan spesifik tentang kekuasaan Eropa, dan peduli terhadap permasalahan dalam negeri mereka masing-masing, dan berupaya bebas dari kolonialisme bangsa Eropa.

Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan model utama umat Islam untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Adapun negara mayoritas muslim yang pertama kali memerdekakan diri adalah Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tahun 1946, Syiria, Jordania, dan Libanon telah mengumumkan kemerdekaannya. Selanjutnya adalah Pakistan, pada tanggal 15 Agustus 1947. Pada tahun 1951, Libya memerdekakan diri.

Adapun Mesir baru menganggap dirinya benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952 (setelah Raja Faruk digulingkan), meskipun sebenarnya Mesir telah bebas dari Inggris sejak tahun 1922. Sudan dan Maroko merdeka pada tahun 1956, Malaysia (termasuk Singapura) merdeka dari Inggris pada tahun 1957, Irak baru merasakan atmosfer kemerdekaan pada tahun 1958, sedangkan Aljazair pada tahun 1962, dan Brunei Darussalam baru merdeka pada tahun 1984.

Selain itu, negara-negara Islam yang dulunya bersatu dengan Uni Soviet seperti Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan,dan Azerbeijan, baru mendapat kemerdekaan pada tahun 1992, demikian halnya dengan Bosnia yang juga baru mendapatkan kemerdekaan dari Yugoslavia pada tahun yang sama.

Dampak Penjajahan Bangsa Barat atas Dunia Islam

Bahaya Bidang Politik:
• Penjajahan itu menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajahnya.
• Politi kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk keuntungan tanpa menghiraukan penderitaan orang lain, rakyat kecil jadi tertindas.
• Paham komunisme yang menumbuhkan sikap yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan hingga merusak persatuan bangsa Indonesia, serta umat Islam.

Bahaya Bidang Ekonomi:
• Dengan berkembangnya sistem kapitalisme, kemiskinan akan terus bertambah. Kesengsaraan Umat Islam akan makin parah.
• Sistem kapitalisme ini akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara besar-besaran.

Bidang Sosial Pendidikan:
• Penjajah senantiasa membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan.
• Kaum agamis tidak diperbolehkan berpolitik. Penjajah khawatir jika ada orang-orang Islam menggerakkan organisasi untuk kemajuan umatnya. Rakyat kecil tidak diberi hak untuk sekolah, yang boleh sekolah hanya anak-anak pejabat saja.

Bahaya Bidang Budaya:
• Budaya yang disebarkan penjajah dapat merusak agama yang dimiliki bangsa yang dijajahnya; seperti minum arak, berjudi, pergaulan bebas dan budaya negatif lainnya yang disebarkan.
• Pelajar jauh dari agama, mereka dijauhkan dari agama.
• Di Indonesia, adanya PKI atas pengaruh paham komunisme.

Fakta Sejarah yang Dapat Diambil sebagai Ibrah

Ibrah yang dapat diambil dari peristiwa imperialisme dunia Barat ke dunia Islam, diantaranya:
• Kita harus dapat menata perekonomian bangsa dengan kuat. Kondisi perekonomian yang rapuh akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya dan imperialisme akan dengan mudah menjajah bangsa kita.
• Kita harus membendung segala bentuk imperialisme dan mempertahankan tanah air kita.
• Kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Islam.

Pelajaran

Keadaan dunia Islam pada abad ke19 M tertinggal jauh dibandingkan Eropa. Eropa dipersenjatai dengan ilmu modern dan penemuan yang membuka rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat.

Dalam waktu yang tidak lama, kerajaan-kerajaan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh dunia Islam. Inggris merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai Asia Tengah. Perancis menaklukkan Afrika Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya mendapat bagiannya dari warisan itu.

Upaya pembaharuan pun mulai bermunculan. Ada beberapa pola dalam pembaharuan yang dilakukan oleh umat Islam. Ada kelompok yang lebih dikenal sebagai kelompok modernis seperti, Sultan Mahmud II dari Turki Usmani, Sir Sayyid Ahmad Khan dari India, Muhammad Ali Pasya dari Mesir.

Ada pula kelompok pembaharuan yang mengajak umat Muslim untuk kembali pada al-Qur’an dan Sunnah, dengan tidak mengabaikan ijtihad, seperti Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin al-Afghani, dan Muhammad Abduh.
C. Vasco da Gama

Sejarah perkembangan kolonialisme bermula ketika Vasco da Gama dari Portugis berlayar ke india pada tahun 1498.

Awal Mula Pelayaran

Ketika pusat perdagangan Eropa di masa konstantinopel dikuasai oleh kerajaan Turki Ustmani yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang Eropa yang kesulitan untuk mendapatkan barang dagangan berupa hasil bumi dan rempah-rempah, hal ini tidak menggentarkan semangat bangsa Eropa untuk mencari hasil bumi dan rempah-rempah di belahan bumi yang lain. Sebut saja Portugis, negara tersebut saat itu menjadi salah satu negara terdepan dalam misi penjelajahan samudera untuk mencari pusat-pusat rempah-rempah di benua Asia.

Untuk menjalankan misinya tersebut, Raja Portugal saat itu, yaitu Manuel I, menugaskan Vasco da Gama untuk melanjutkan misi ekspedisi yang sebelumnya telah di rintis Bartolomeus Dias yaitu mencari jalan bagi Portugis ke pusat barang dagangan di Benua Timur. Perlu diketahui bahwa Vasco da Gama adalah seorang penjelajah berkebangsaan Portugis yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India dengan melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika.

Latar Belakang Penugasan Vasco da Gama

Setelah Bartolomeus Dias berhasil mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika pada tahun 1488 dan mencapai puncaknya dengan penjelajahan laut Portugis yang didukung oleh sekolah pelayaran dari Henrique sang navigator, maka Vasco da Gama pun ditugaskan oleh Raja Manuel I untuk mencari negara-negara Kristen di benua timur (India) dan untuk mendapatkan akses Portugis ke pasar komersial di benua Timur dengan maksud untuk memperluas penjelajahan laut dari pendahulunya sebelumnya. Selain itu, Raja Manuel I juga mengira bahwa India adalah Kerajaan Kristen dari Prester John.

Sebagaimana diketahui bahwa sejak awal abad ke-15, sekolah pelayaran Henrique sang Navigator telah memperluas pengetahuan Portugal tentang garis pantai Afrika.Sejak tahun 1460-an, sekolah pelayaran ini berfokus pada tujuan untuk mengeliling ujung selatan benua itu untuk mendapatkan akses yang lebih mudah pada kekayaan India, terutama lada hitam dan bumbu-bumbu lainnya melalui rute laut yang dapat diandalkan.

Berbekal dari pengalaman pendahulunya yaitu Bartolomeus Dias serta tugas yang diberikan oleh Raja Manuel I padanya, Vasco da Gama pun melakukan pelayaran dan akhirnya berhasil membangun rute lautan dari Eropa ke India yang memungkinkan perdagangan dengan Timur jauh tanpa menggunakan rute kafilah Jalur Sutera yang mahal dan tidak aman, antara Timur Tengah dan Asia Tengah.

Namun, pelayaran ini juga terhambat oleh kegagalannya untuk membawa barang-barang yang menarik bagi bangsa-bangsa di Asia kecil dan India. Rute pelayaran yang dilakukannya ini penuh bahaya dengan bermodalkan hanya 54 dari 170 kelasi, dan 2 dari 4 kapal, yang akhirnya kembali ke Portugis dengan selamat pada tahun 1499. Walaupun demikian, pelayaran pertama Vasco da Gama telah menghasilkan era dominasi Eropa selama ratusan tahun melalui kekuatan laut dan perdagangan, serta kolonialisme Portugis selama 450 tahun di India yang menghasilkan kekayaan dan kekuasaan bagi takhta Portugis.

Perjalanan Pelayaran Vasco da Gama

Vasco da Gama dilahirkan tahun 1460 dan wafat tahun 1524 dikenal sebagai penjelajah Portugis yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke India dengan berlayar mengelilingi Afrika. Orang-orang Portugis sudah lama mencari jalur ini sejak saat Pangeran Henry Sang Navigator (1394-1460). Tahun 1488 sebuah ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Bartolomeus Dias telah sampai dan mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika dan kembali ke Portugis. Dengan keberhasilan ini, Raja Portugis mahfum bahwa usaha lama mencari jarak terpendek ke India kini hampir mendekati kenyataan. Tetapi, ada pelbagai penundaan, dan baru tahun 1497 sebuah ekspedisi ke India benar-benar dilaksanakan. Untuk memimpin ekspedisi itu raja menunjuk Vasco da Gama, seorang bangsawan dari kelas rendahan yang lahir sekitar tahun 1460 di kota Sines, Portugis.

Da Gama bongkar sauh tanggal 8 Juli 1497, terdiri empat kapal di bawah komandonya dengan jumlah kelasi seluruhnya 170 orang termasuk penterjemah bahasa Arab. Pertama ekspedisi berlayar menuju kepulauan Tanjung Verde. Lalu, daripada dia telusuri pantai Afrika seperti dilakukan oleh Dias, da Gama berlayar menuju selatan, jauh di luar Samudera Atlantik. Dia berlayar terus jauh ke selatan, dan kemudian membelok ke timur mencapai Tanjung Harapan. Ini merupakan pilihan yang jitu, lebih cepat ketimbang menyusuri pantai ke selatan, biarpun perbuatan ini memerlukan keberanian lebih banyak dan kelihaian navigasi. Akibat rute yang dipilihnya, kapal-kapal Gama tidak kelihatan dari daratan selama tidak kurang dari sembilan puluh tiga hari –lebih lama dua setengah kali dari yang dialami kapal Colombus!

Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 22 Nopember, kemudian berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Dalam pelayaran ke utara itu dia membuang sauh di pelbagai kota yang dikuasai orang Muslim, termasuk Mambasa dan Malindi yang kini bernama Kenya. Di Malindi dia ambil seorang penunjuk jalan bangsa India yang menuntunnya selama 23 hari melintasi Laut Arab menuju India. Tanggal 20 Mei 1498, sekitar 10 bulan sesudah keberangkatannya dari Portugis da Gama sampai di Calicut, kota pusat perdagangan paling penting di India bagian selatan.

Penguasa Hindu di Calicut, Zamorin, mulanya menyambut baik kedatangan da Gama. Tetapi, kemudian Zamorin merasa kecewa karena hadiah upeti yang dipersembahkan da Gama kelewat murah harganya. Berkaitan dengan kekejaman pedagang-pedagang Muslim yang menguasai rute jalan perdagangan di Samudera Hindia, ini menjadi halangan buat da Gama meneruskan transaksi dagang dengan Zamorin. Kendati begitu, ketika da Gama meninggalkan Calicut bulan Agustus, da Gama diberi muatan rupa-rupa rempah-rempah agar disampaikan kepada pemerintahnya di Portugis, begitu juga sejumlah orang India.

Perjalanan pulang rupanya lebih sulit ketimbang pergi. Makan jangka waktu sekitar 3 bulan melintasi Laut Arab dan banyak awak kapal yang mati karena penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi kekurangan buah dan tumbuhan. Akhirnya cuma dua kapal selamat sampai di rumah: kapal pertama berlabuh di Portugis tanggal 10 Juli 1499 dan kapal da Gama sendiri baru sampai 2 bulan kemudian. Hanya 55 anak buahnya dapat bertahan hidup, berarti kurang dari sepertiga tatkala berangkat memulai pengembaraan. Tetapi, ketika da Gama kembali ke Lisabon tanggal 9 September 1499, baik dia maupun Raja memahami betul bahwa perjalanan dua tahun itu merupakan suatu sukses besar.

Enam bulan kemudian, Raja Portugis kirim lagi ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Pedro Alvares Cabral. Cabral tiba pada saat yang tepat di India, menemukan rute perjalanan ke Brazil (kendati para historikus percaya bahwa sudah ada orang Portugis lain yang menemukannya lebih dulu), dan kembali ke Portugis membawa tumpukan rempah-rempah. Tetapi, beberapa anak buah Cabral terbunuh di Calicut sehingga tahun 1502 da Gama dikirim kembali ke sana untuk melakukan hukuman pembalasan, membawa armada yang terdiri dari 20 kapal.

Tingkah laku da Gama dalam ekspedisi ini betul-betul ganas. Di luar perairan pantai India dia merampas sebuah kapal Arab yang sedang lewat dan sesudah memindahkan muatannya tetapi tidak penumpangnya, dia bakar kapal itu di tengah laut. Kesemua penumpang yang ada di atas kapal, termasuk wanita dan anak-anak, musnah. Ketika dia sampai di Calicut da Gama dengan congkak minta agar Zamorin mengahalau semua Muslim dari pelabuhan. Ketika Zamorin bimbang, da Gama menangkapnya dan membunuhnya, dan menyisihkan 37 pelaut-pelaut India lantas dibomnya pelabuhan itu. Murka tetapi tak berdaya orang-orang Zamorin mengabulkan permintaan da Gama. Dalam perjalanan pulang da Gama mendirikan beberapa koloni Portugis di Afrika Timur.

Untuk hasil karya ini dia peroleh hadiah besar dari Raja Portugis, diberi gelar kebangsawanan, diberi perkebunan, diberi jaminan pensiun dan rupa-rupa hadiah uang. Da Gama tidak kembali ke India hingga tahun 1524 ketika Raja baru Portugis mengangkatnya jadi Raja muda India. Beberapa bulan sesudah tiba di India dia jatuh sakit dan meninggal di sana bulan Desember 1524. Dia akhirnya dimakamkan kembali di Lisabon. Da Gama beristri dan punya tujuh anak. Arti penting utama perjalanan Vasco da Gama adalah karena dia membuka jalur laut langsung antara Eropa dan India serta Timur Jauh, yang faedahnya bisa turut dikecap oleh banyak negara.

Dalam jangka pendek, faedah terbesar karuan saja jatuh pada Portugis. Melalui jalur perdagangan baru ke Timur, negeri yang tadinya melarat ini di pinggiran Eropa yang berbudaya mendadak sontak jadi negeri terkaya di Eropa. Portugis dengan cepat mendirikan koloni-koloni jajahan di seputar Samudera Indonesia. Mereka punya benteng-benteng dan pos-pos serdadu di India, Indonesia, Madagaskar, di pantai timur Afrika dan di banyak tempat lagi. Ini sudah barang tentu merupakan tambahan belaka dari daerah yang mereka sudah kuasai seperti Brasil dan daerah-daerah jajahan lainnya di belahan barat Afrika yang sudah mereka bangun bahkan sebelum perjalanan Vasco Da Gama. Orang-orang Portugis berhasil mempertahankan daerah-daerah jajahan ini hingga pertengahan abad ke-20.

Pembukaan jalur perdagangan baru ke India oleh Vasco da Gama membawa akibat kemunduran luar biasa buat pedagang-pedagang Muslim yang tadinya menguasai jalur perdagangan di Samudera Indonesia. Pedagang-pedagang Muslim ini segera sepenuhnya dikalahkan dan tempatnya digantikan oleh Portugis. Lebih jauh dari itu, jalur perdagangan lewat darat antara India ke Eropa menjadi tidak berguna karena jalur laut lewat Afrika yang dirintis oleh Portugis jauh lebih murah. Ini merupakan pukulan pahit baik buat orang-orang Turki Ottoman maupun kota-kota perdagangan Itali (seperti Venesia) yang tadinya menguasai perdagangan ke Timur. Tetapi, bagi Eropa lainnya ini berarti barang-barang dari Timur Jauh berharga lebih murah daripada semula.

Akhirnya, pengaruh terbesar dari perjalanan Vasco da Gama tidaklah terhadap Eropa atau Timur Tengah, tetapi lebih banyak terhadap India dan Asia Tenggara. Sebelum tahun 1498 India terpencil dari Eropa. Memang, sepanjang sejarah India merupakan satu negeri berdiri sendiri, kecuali ada pengaruh luar yang datang dari arah barat laut. Perjalanan Vasco da Gama mendobrak keterasingan ini dan menyuguhkan hubungan langsung dengan kebudayaan Eropa lewat jalur laut. Pengaruh serta kekuatan Eropa tumbuh lebih mantap dan lebih kuat di India, hingga pada pertengahan abad ke-19 seluruh anak benua itu jatuh ke bawah kekuasaan mahkota kerajaan Inggris. (Perlu dicatat, inilah satu-satunya saat dalam sejarah bahwa India dipersatukan di bawah satu penguasa). Sedangkan untuk Indonesia, mulanya sekedar peroleh pengaruh Eropa, kemudian seluruhnya jatuh di bawah kekuasaan Eropa. Hanya sesudah pertengahan abad ke-20 daerah-daerah ini memperoleh otonominya.

Tokoh yang jelas bisa disejajarkan dengan Vasco da Gama adalah Christopher Colombus. Dalam beberapa hal, perbandingan ini memberi kelebihan kepada Vasco da Gama. Perjalanannya, misalnya, jauh lebih membawa hasil yang mengesankan. Dan jauh lebih lama dari perjalanan Colombus baik diukur dari jarak maupun lamanya. Lebih dari tiga kali lipat! Dan memerlukan kelihaian navigasi lebih banyak. (Colombus, tak peduli berapa dia kehilangan arah, paling-paling dia tidak menemukan Dunia Baru, sedangkan Vasco da Gama akan kehilangan Tanjung Harapan dan lenyap entah ke mana di Samudera Indonesia). Lebih jauh dari itu, tidak seperti Colombus, Vasco da Gama berhasil sampai ke tujuan yang direncanakannya.

Tentu bisa diperdebatkan, Vasco da Gama tidak menemukan Dunia Baru, tetapi sekedar membuat hubungan antara orang-orang Eropa dengan negeri-negeri yang memang sudah berpenduduk. Jika demikian halnya, apa bedanya dengan Colombus.

Perjalanan Colombus akhimya punya pengaruh yang luar biasa terhadap kebudayaan yang belum berkembang di Dunia Baru; perjalanan da Gama akhirnya menghasilkan perubahan budaya India dan Indonesia. Dalam hal menilai arti penting antara Colombus dan Vasco da Gama, satu hal perlu diingat, kendati Amerika Selatan dan Amerika Utara jauh lebih besar ketimbang India, tetapi India punya penduduk lebih banyak dari semua penduduk Dunia Baru digabung jadi satu!

Namun bagaimanapun juga, jelas Colombus lebih berpengaruh luas ketimbang Vasco da Gama. Pertama, pelayaran mengelilingi Afrika menuju India bukanlah berasal dari keinginan Vasco da Gama sendiri. Raja Portugislah yang memutuskan mengirim ekspedisi itu jauh sebelum dia memilih Vasco da Gama untuk memimpinnya. Sedangkan ekspedisi Colombus muncul dari dorongan Colombus sendiri, dan berkat pendekatan dan cara merebut hatilah sehingga Ratu Isabella bersedia menunjangnya dengan keuangan. Kalau saja tidak karena Colombus, Dunia Baru (walaupun cepat atau lambat akan ditemukan orang juga) baru akan diinjak orang entah berapa tahun kemudian, dan mungkin oleh warga Eropa lain.

Selain itu, andaikata Vasco da Gama tidak diberanakkan oleh bundanya ke dunia ini, raja Portugis tinggal pilih orang lain memimpin ekspedisi itu. Bahkan andaikata Vasco da Gama tidak becus dan gagal, orang Portugis tidak akan menyetop niatnya cari jalur langsung ke India jika tampak olehnya kemungkinan itu tidak jauh. Dan, kalau saja Portugis tidak mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang pantai barat Afrika, sedikit sekali kemungkinan bangsa-bangsa Eropa lain mampu menjejakkan kakinya pertama kali di India.

Kedua, pengaruh Eropa atas India dan Timur Jauh tidaklah sebanding dengan pengaruh Eropa atas Dunia Baru. Kebudayaan India cepat berubah sesudah ada kontak dengan Barat. Tetapi, dalam tempo beberapa dekade sesudah pelayaran Colombus, kebudayaan Dunia Baru malahan boleh dibilang hancur luluh. Juga tak ada persamaan antara India dengan berdirinya Amerika Serikat di Dunia Baru itu.

Seperti halnya orang tidak bisa memberi pujian (atau kutukan) kepada Christopher Colombus atas semua peristiwa yang terjadi di Dunia Baru, begitu pula orang tidak bisa menghargai Vasco da Gama dengan semua hasil-hasil dari adanya kontak antara Eropa dan Timur.

Vasco da Gama hanyalah membuat salah satu mata rantai saja karena banyak lagi orang yang dapat dicatat sebagai perintis: Henry Sang Navigator, sejumlah pelaut Portugis yang menjelajahi pantai barat Afrika; Bartolomeus Dias; Vasco da Gama sendiri; para pengganti sesudahnya (seperti Fransisco de Almeida dan Alfonso d’Albuquerque); dan masih banyak lagi. Saya pikir, Vasco da Gama hanyalah merupakan mata rantai terpenting belaka. Tetapi, dia bukanlah orang yang begitu punya peranan penting seperti dilakukan Christopher Colombus dalam hal Eropanisasi Dunia Baru. Atas dasar prinsip penting itulah Vasco da Gama dicantumkan dalam daftar buku ini jauh di bawah Colombus.
Pelayaran Pertama

Rombongannya tiba di India pada 20 Mei 1498 dimana terjadi perundingan yang sengit dengan penguasa setempat (Zamorin) yang menghasilkan Wyatt Enourato, dalam perlawanan dari para pedagang Arab. Akhirnya da Gama berhasil memperoleh sebuah surat ambigu yang berisi konsesi untuk hak-hak perdagangan, namun ia harus berangkat tanpa peringatan setelah Zamorin memaksa agar da Gama meninggalkan semua barangnya sebagai kolateral. Da Gama mempertahankan barang-barangnya, tetapi meninggalkan beberapa orang Portugis dengan perintah memulai sebuah pos perdagangan.

Pelayaran Kedua

Pada 12 Februari 1502, da Gama kembali berlayar dengan sebuah armada yang melibatkan 20 kapal perang untuk memaksakan kepentingan Portugis. Pada suatu saat, da Gama menantikan sebuah kapal yang kembali dari Mekah dan menyita semua barang dagangannya. Mereka kemudian mengeram ke-380 penumpangnya dan kemudian membakar kapal itu. 4 hari kemudian, kapal itu tenggelam dan menewaskan semua penumpangnya. Ketika da Gama kembali ke Calicut pada 30 Oktober, 1502, pihak Zamorin bersedia menandatangani suatu perjanjian.

Da Gama memainkan peranan sebagai pemilik kapal yang diberi izin untuk menyerang kapal-kapal dagang Arab. Akhirnya ia menghancurkan sebuah armada Calicut yang terdiri atas 29 kapal, dan pada dasarnya menaklukkan kota pelabuhan tersebut. Sebagai ganjaran untuk keamanan, ia memperoleh konsesi-konsesi dagang yang sangat berharga dan sejumlah besar barang sitaan, yang membuatnya sangat disukai oleh Kerajaan Portugis.

Pelayaran Ketiga

Setelah mendapatkan reputasi sebagai “penyelesai” segala masalah yang muncul di India, ia diutus ke anak benua itu sekali lagi pada 1524. Rencananya adalah ia menggantikan Eduardo de Menezes sebagai raja muda (wakil) dari wilayah kekuasaan Portugis, tetapi ia menderita malaria tak lama setelah tiba di Goa, India dan meninggal di kota Cochin di tahun yang sama.

D. Dunia Islam Pada Masa Kolonialisme Barat, Pertumbuhan Gerakan Islam Dan Nasionalisme

Perang Salib adalah peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen Eropa barat ke tanah Timur, sejak dari abad kesebelas sampai abad ke tiga belas masehi. Untuk melepaskan Palestina dari tangan daulah Islam dan mendirikan daulah Kristen Latin di tanah Timur. Dinamakan Perang Salib karena umat Kristen yang turut dalam peperangan itu memakai tanda salib sebagai simbul.

Perang Salib I dimenangkan oleh orang Kristen, karena pada waktu itu kaum muslimin tidak dalam keadaan bersatu, perpecahan terjadi di seluruh wilayah, juga karena para pemimpin Islam saling bermusuhan, dalam kondisi yang tidak seimbang inilah kaum muslimin mengalami kekalahan. Perang Salib menjadi awal mula penjajahan Barat terhadap dunia Islam.

Sejak itu lahirlah imperialisme dengan bentuk penindasan, penghisapan, perbudakan yang merupakan lembaran hitam umat manusia yang hina, keji dan jahat. Bangsa Barat mempunyai semboyan yang terkenal dengan M3 (Mercenary, Missionary, Military), yaitu keuntungan, penyiaran agama dan perluasan daerah militer.

Perang Salib membawa keuntungan bagi negara-negara Barat, hal itu dapat dilihat saat Paus membagi dunia menjadi 2 bagian pada tahun 1493, yang satu dihadiahkan untuk Spanyol dan yang lain untuk Portugis. Daerah Demarkasi inilah yang memberikan daerah mulai dari Brazil ke timur, termasuk Indonesia menjadi milik Portugis.

Selain itu juga diberikan istimewa kepada Portugis dan Spanyol terhadap laut, pulau dan benua yang telah ditemukan untuk tetap menjadi milik mereka dan anak cucunya. Paus Alexander VI juga menunjuk ditemukannya emas, rempah-rempah dan banyak barang berharga yang berjenis-jenis dan bermutu (inter caetero diciae) Selain itu penetris Perancis telah berkembang dengan cepat pedagang-pedagang Perancis mempergunakan kesempatan untuk melaksanakan keinginannya mendirikan pos-pos perdagangan dan misi-misi perwakilan di Syria dan Mesir.

Kapitulasi-kapitulasi lain yang mengikutinya kemudian diberikan kepada Inggris dan Belanda serta negara-negara barat lainnya. Pada abad ke delapan belas perdagangan Eropa tumbuh dengan cepatnya dan sejumlah koloni dagang sendiri di kota-kota pelabuhan di Syria dan Mesir.

Tujuan Misionaris Kristen penjajahan Barat terhadap dunia Islam jelas sekali terlihat dengan ucapan Livingstone, bahwa tujuan dan akhir dari penaklukan geografis adalah permulaan usaha missi Kristen (the end of the geographical feet is the beginning of the missionary entreprise).

Raymundus Lullus, seorang pastor, yaitu seorang pendeta Kristen yang sangat membenci Islam, selalu bersemboyan dimanapun berada, bahwa Islam is false and must die (Islam adalah palsu dan harus mati). Oleh karena itu dimana Islam haruslah direbut melalui dominasi politik dan dipertahankan untuk kemudian diserbu missi, memisahkan kaum muslimin dari agamanya dan kemudian diganti dengan Kristen.

Antara gereja dengan imperialisme terdapat manfaat dan saling terpisahkan, keduanya saling memperoleh manfaat dan saling membantu. Malah pada abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 rencana salib modern ini dilakukan dengan teliti melalui kerjasama yang erat antara keduanya.

Tujuan penjajahan barat terhadap dunia Islam selanjutnya adalah military atau perluasan daerah militer. Penetrasi barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa yang terkenal yaitu Inggris dan Perancis.

Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India, sedangkan Mesir dapat ditaklukkan Prancis tahun 1789 M. Semua negara Kristen bersatu tekad hendak menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam. Semangat sabilisme memang tetap tersimpan dalam dada kaum Nasrani bagaikan api dalam sekam dan semangat fanatisme tidak pernah lepas, ia tetap hidup dan bergejolak di dalam hati hingga sekarang.

Agama Nasrani selamanya melihat Islam dengan kacamata permusuhan, kedengkian dan fanatisme keagamaan yang penuh kebencian. Apalagi ketika kemudian terjadi Perang Dunia I (1915) Turki Usmani berada dipihak yang kalah. Sampai akhirnya tahun 1919 M, Turki diserbu tentara sekutu.

Sejak itu kebesaran Turki Usmani benar-benar tenggelam, bahkan tidak lama kemudian kekhalifahan dihapuskan (1924 M). Semua daerah kekuasaannya yang luas, baik Asia maupun Afrika diambil alih oleh negara-negara Eropa yang menang perang.

Kemunduran Negara -Negara Islam Eropa di awal kebangkitannya menghadapi banyak sekali tantangan, terutama dari negara – negara islam, terutama kerajaan Usmani yang berpusat di Turki. kemudian setelah beberapa tahun negara-negara Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan, karena tidak tergantung lagi pada jalur lama yang di kuasai Islam.

Bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa semakin maju dengan dibukanya daerah – daerah baru. Mulailah kemudian kemajuan negara-negara Eropa melampaui kemajuan negara – Negara Islam yang sejak lama menagalami kemunduran. Dan kemajuan yang diperoleh oleh negara-negara Eropa tersebut dipercepat dengan penemuan – penemuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan. Satu demi satu negara – negara Islampun jatuh dibawah kekuasaan negara – negara Eropa.

Terutama negeri – negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan Usmani, tetapi meskipun kerajaan Usmani telah banyak kehilangan wilayahnya, negara-negara Eropa masih segan dan dipandang cukup kuat dalam bidang militernya. Namun kekalahan besar kerajaan Usmani tahun 1683, membuka mata bahwa kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali.

Sejak itulah kerajaan Usmani banyak mendapat serangan dari negara – negara Eropa. Usaha pembaharuan Turki Usmani baru mengalami kemajauan setelah penghalang pembaharuan, yaitu Yenissari dibubarkan oleh Sultan Mahmud II (1807 – 1839 M) pada tahun 1826. Dan struktur kekuasaan kerajaan dirubah, banyak lembaga pendidikan modern didirikan, buku – buku barat banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa Turki, dan pengiriman siswa berbakat ke Eropa, serta pendirian sekolah militer.

Perubahan tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kerajaan Usmani saja tetapi juga di berbagai negara yang telah di kuasai oleh negara – negara Eropa. Misalnya saja di negara Mesir, di Kairo yang merupakan ibukota negara Mesir sepeninggalan tentara Perancis, kekuasaan diambil alih oleh Muhammad Ali (1805 – 1848) seorang yang berkebangsaan Turki dari Macedonia yang dikirim oleh kerajaan Usmani untuk melawan perancis.

Dia sendiri mengumpulkan kekuatan penduduk kota, menghancurkan rivalnya, dan memploklamirkan dirinya menjadi gubernur di wilayah tersebut. Dalam melakukan usahanya untuk pembaharuan dia telah melakukan pelatihan perwira, dokter dan pejabat di sekolah – sekolah baru dan dikirimkan ke Eropa.

Dalam negeri dia banyak melakukan kontrol usaha terhadap seluruh hasil pertanian, pemungutan pajak, dan harta wakaf. Dia juga melakukan monopoli dalam bidang perdagangan. Sedangkan di Tunisia perubahan terjadi di bawah rezim Ahmed Bey (1837 – 1855), yang memiliki kekuasaan sejak abad ke-18.

Pemimpinnya merupakan kelompok Turki dan Mamluk yang dilatih dengan sistem yang lebih modern. Hasil dari gerakan pembaharuan tersebut banyak mendatangkan kemajuan, tetapi tidak bisa menghentikan gerak maju negara-negara Eropa ke dunia Islam pada abad ke-19. Dan selama negara-negara Eropa menyerang pada abad ke-18 ujung garis medan pertempuran Islam di Eropa bagian timur wilaah kerajaan Usmani, yang pada akhirnya ditandatanganinya Perjanjian San Sefano (Maret, 1878 M) dan Perjanjian Berlin (Juli – Juni, 1878 M) antara kerajaan Usmani dan Rusia. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Turki di Eropa.

Turki Usmani yang bergabung dengan Jerman pada Perang Dunia I mengalami kekalahan, yang menyebabkan Turki Usmani semakin mundur serta banyak negara – negara yang dibawah kekuasaan Turki Usmani ingin melepaskan diri dari Turki Usmani. Sebagai contoh adalah pada tahun 1808 Serbia melawan pemerintahan lokal kerajaan Usmani, dengan pertolongan negara-negara Eropa akhirnya negara Serbia berdiri tahun 1830. Sejak itu pulalah kebesaran kerajan Turki Usmani runtuh, bahkan kekhalifahannya dihapuskan tidak lama kemudian(1924 M).

Tidak hanya di kerajaan Usmani saja tetapi penetrasi negara-negara Eropa juga ke pusat dunia Islam di Timur Tengah yang dilakukan oleh Inggris dan Prancis. Di Jazirah Arab, pelabuhan Aden di duduki oleh Inggris dan India tahun 1839, dan menjadi pelabuhan untuk rute ke India. Tahun 1830 Perancis mendarat di pantai Aljazair dan menjajahnya. Namun negara Persia dan Afganistan menjadi perebutan antara Inggris dan Rusia tidak ada satupun negara-negara Eropa tersebut yang berhasil menjajah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi negara- negara Eropa yang datang ke negara – negara Islam adalah didorong permasalahan ekonomi dan politik serta persaingan atau kompetisi politik dan ekonomi negara – negara Eropa. Dimana kemajuan yang diperoleh negara-negara Eropa dalam bidang industri menyebabkan permasalahan bahan baku.

Disamping itu juga mereka membutuhkan negara yang bisa dijadikan sebagai tempat memasarkan hasil industri. Dan untuk mempermudah permasalahan ekonomi yang dihadapi tesebut negara-negara Eropa menggunakan kekuatan politik.

Dari uraian diatas, telah jelas bahwa negara – negara Islam pada abad ke-19 dan ke-20 hampir seluruhnya berada di bawah koloni negara – negara Eropa, kecuali Hijaz, Persia, dan Afganistan. Sedangkan negara – negara di wilayah timur khususnya Afrika bagian Timur dan Asia oleh negara-negara Eropa dijadikan sebagai lahan untuk diambil bahan bakunya untuk industri.

Tetapi tidak nampaknya negara Spanyol dan Portugal dalam ekspansinya di wilayah negara – negara Islam mungkin dikarenakan kedua negara ini masih mengingat peristiwa yang telah terjadi, yakni Perang Salib.

Bentuk-Bentuk Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam Termasuk Di Indonesia
Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai teknologi militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.

Dari awal penjajahan Barat yaitu perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai daerah yang semula telah dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang Kristen, yang sukar untuk dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini telah terjadi penaklukan dan penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam.

Tidak terhingga kerugian yang diakibatkan oleh penjajahan tersebut, baik kerugian hasil budaya dan peradaban manusia maupun kerugian material maupun korban jiwa, bahkan Richand yang digelari berhati surga menyembelih 27.000 orang tawanan Islam. Suatu perbuatan sangat hina, keji dan jahat.

Pendudukan Anglo Rusia di Iran.

Selain berupa penaklukan dan penyerangan negara-negara Barat juga banyak melakukan penindasan, penghisapan dan perbudakan, yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Penindasan dilakukan kepada wilayah-wilayah yang telah dikuasainya untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih besar.

Penghisapan terutama pada hasil bumi dan kekayaan alam negara yang dijajahnya serta perbudakan banyak dialami oleh orang-orang Islam yang wilayahnya telah jatuh ke tangan negara-negara Barat. Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal memancapkan kekuasaannya karena kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga mudah dapat ditaklukkan.

Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang, yang kemudian disusul oleh Belanda, Inggris, Demark dan Perancis. Belanda datang tahun 1595 M dan dengan segera memonopoli perdagangan di Indonesia. Tentu kehadirannya ditantang oleh penduduk setempat.

Oleh karena itu seringkali terjadi peperangan antara Belanda dengan penduduk, walaupun akhirnya peperangan dimenangkan oleh Belanda, yang terbesar diantaranya adalah perang Aceh, perang Paderi di Minangkabau dan perang Diponegoro di Jawa.

Penjajahan Barat di Indonesia banyak dilatarbelakangi oleh faktor-faktor ekonomi, karena Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil bumi berupa rempah-rempah yang mempunyai nilai jual tinggi di pasaran Eropa. Selain itu juga dilatarbelakangi oleh faktor misionaris, atau penyebaran agama, hal ini dapat dilihat sampai sekarang daerah-daerah tempat pertama kali negara-negara Barat datang ke Indonesia berpenduduk mayoritas Kristen.

Implikasi Penjajahan Barat Terhadap Perkembangan Peradaban Islam

Serbuan kaum salib ke negeri-negeri Islam tidak hanya menggunakan pedang, besi dan api, tetapi juga melalui peradaban mereka yang dicekokkan ke semua negeri yang dapat dikuasainya. Bukan hanya peradaban material yang menyerbu negara-negara Islam, bahkan mental dan nilai-nilai moralpun tidak ketinggalan, seperti sistem pendidikan dan pengajaran, dan pemikiran-pemikiran orang Eropa mengenai ilmu jiwa, ilmu sosial, modal dan lain-lain.

Perang Salib menghasilkan puing-puing kehancuran bagi kaum muslimin akibat kemauan penjajah yang dikendalikan oleh keserakahan untuk menguasai dan memperkuat wilayahnya mereka memikul salib di pundak mereka, tetapi setan berada di hati mereka. Dahulu kaum muslimin menghayati peradaban ditambah dengan peradaban Persia, Turki dan lain-lain disamping pemikiran filsafat yang diserap dari Yunani dan Romawi.

Dengan datangnya peradaban Barat, maka peradaban lama yang telah mereka hayati selama berabad-abad mengalami keguncangan hebat dalam pikiran mereka. Inti peradaban Barat bercorak Nasrani, karena itu orang-orang Qibth di Mesir lebih mudah meniru dan menyerapnya. Namun mereka lebih banyak menyerap segi material daripada segi moralnya, sehingga setiap rumah dari keluarga kaum muslimin telah menggunakan penerangan listrik, menggunakan sajadah buatan Eropa, mendengarkan siara radio Eropa dan lain sebagainya.

Pada saat barat mendominasi dunia di bidang politik dan peradaban, persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power. Yang pertama merasakan hal itu diantaranya Turki Usmani, karena kerajaan ini yang pertama dan utama menghadapi kekuatan Eropa.

Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk banyak belajar dari Eropa. Penjajahan Barat juga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang didorong oleh 2 faktor yaitu pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat, sedangkan yang kedua, tercermin dari pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam.

Pelajar-pelajar muslim asal India juga banyak menuntut ilmu ke Inggris. Pengaruh Barat terutama terlihat pada lapisan atas dan menengah, terutama pada intelegensia orang yang memperoleh pendidikan Barat, yang dijumpai pada tiap negeri Timur. Dalam reaksinya terhadap pengaruh Barat mereka mempunyai pandangan yang berbeda-beda.

Pandangan pertama berpegang pada sendi-sendi filsafat hidup nenek moyangnya, berusaha melakukan asimilasi dengan ide-ide Barat dan memikirkan sintesa yang lebih tinggi dari semangat Barat. Kedua, memutuskan hubungan dengan warisan lama, menerjunkan dirinya dalam pembaratan. Yang ketiga bersembunyi di belakang kekecewaan dan kengerian Barat.

Memang benar bahwa peradaban Barat memainkan peranan besar dalam memajukan dunia Islam. Tanpa peradaban Barat dunia Islam tentu masih seperti keadaan semula, tetapi itu tidak berarti bahwa peradaban Barat tidak mengandung cacat dan kekurangan. Peradaban Barat telah menjauhkan dunia Islam dari peradaban Islam yang lama. Akhirnya peradaban Islam bukan lagi suatu produk dari kaum muslimin mandiri sebagaimana peradaban Barat adalah produk dari orang-orang Barat sendiri.

Kebangkitan Negara – Negara Islam Periode Modern

Ekspansi yang telah dilakukan oleh negara-negara Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa mereka sangat tertinggal jauh dari negara-negara Eropa akibat keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan. Negara-negara Eropa bisa menjajah karena keberhasilan mereka menerapkan sratetegi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mereka miliki.

Pada satu sisi kekuatan militer dan politik negara – negara Islam menurun, perekonomian yang merosot yang merupakan akibat dari monopoli perdagangan antara timur dan barat tidak lagi mereka kendalikan. Di sisi lain negara-negara Eropa pada waktu yang sama menggunakan metode berpikir rasional, dan disana tumbuh kelompok intelektual yang membebaskan diri mereka dari ikatan – ikatan gereja.

Sementara dalam bidang ekonomi dan perdagangan mereka mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan ditemukannya Tanjung Harapan dan Benua Amerika. Usaha yang dilakukan negara – negara Islam melalui gerakan pembaharuan, didorong oleh beberapa faktor yang saling mendukung, yaitu pemurnian ajaran – ajaran Islam dari unsur – unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam dan belajar gagasan – gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari negara – negara Eropa.

Salah seorang tokoh pemikir gerakan kemerdekaan yang bernama Sayyed Jamaluddin Al Afghani yang berasal dari Afganistan, ia memperkenalkan hasil pemikirannya itu yang bernama Pan-Islamisme,yang sebelumnya didengungkan oleh gerakan Wahhabiah dan Sanisiyah, artinya solidaritas antara seluruh muslim di dunia internasional.

Ajaran inilah kemudian banyak digunakan oleh para pemikir pembaharuan di dunia Islam Tetapi gagasan Pan-Islamisme lama kelamaan meredup setelah terjadinya Perang Dunia I, yang mana pada waktu itu Turki bersekutu dengan Jerman dan mengalami kekalahan. Maka setelah itu muncullah gagasan baru yang bernama gagasan nasionalisme.

Gagasan ini pada permulaannya banyak mendapat tentangan dari berbagai pihak dari pemuka – pemuka islam karena tidak sejalan dengan semangat ukhuwah islamiyah, tetapi setelah itu berkembanglah gagasan nasionalisme itu. Diberbagai negara mislanya, gagasan nasionalisme di Mesir telah tumbuh sejak masa Al Tahtawi (1801 – 1873) dan Jamaluddin Al Afghani.

Tetapi tokoh yang terkenal dalam pergerakan memperjuangklan gagasan ini di Mesir ialah Ahmad Urabi Pasha. Sedangkan di Arab sendiri gagasan nasionalisme Arab segera menyebar dan disambut hangat sehingga nasionalisme terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Di India Pan-Islamisme juga tumbuh melalui pelopornya Sed Amir Ali (1848-1928).

Namun gagasan ini segera tergantikan oleh gagasan nasionalisme. Akan tetapi gagasan nasionalisme juga segera pudar, ini dikarenakan kaum muslimin yang minoritas tertekan oleh kelompok Hindu yang mayoritas. Maka umat islam di negara India tidak menganut nasionalisme, melainkan islamisme, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Komunalisme.

Indonesia

Dan di Indonesia partai politik besar yang menentang penjajahan di Indonesia adalah Sarekat Islam didirikan tahun 1912 oleh HOS Tjokroamionoto. Sarekat Islam sendiri merupakan kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H.Samanhuditahun 1911. Tidak lama kemudian partai – partai politik lainnyapun mulai bermunculan, seperti PNI, PNI Baru, Permi.

Munculnya gagasan – gagasan untuk pembaharuan Islam yang kemudian diikuti dengan berdirinya beberapa partai politik merupakan modal pertama yang dimiliki oleh umat Islam untuk mewujudkan negara yang bebas dari pengaruh negara – negara Eropa. Perjuangan nyata partai politik tersebut mereka wujudkan dalam beberapa bentuk kegiatan, seperti gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun bersenjata, dan pendidikan dan propaganda untuk mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan itu sendiri.

Dan pada pertengahan abad ke-20 terjadi Perang Dunia ke-2, yan melibatkan negara kolonialis. Hampir semua daratan di Eropa dilanda peperangan. Konsekuensinya adalah terpusatnya konsentrasi kekuatan militer di setiap negara. Akibatnya negara-negara Eropa menarik pasukannya yang berada di daerah jajahan mereka masing – masing.

Dalam kondisi seperti ini negara – negra Islam yang tidak terlibat memanfaatkannya untuk memperoleh kemerdekaan negerinya masing – masing Dan negara mayoritas berpenduduk muslim pertama kali memproklamasikan kemerdekaan adalah Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang, setelah Jepang ditaklukkan oleh Tentara Sekutu dengan ditandai dibomnya kota Hiroshima dan Nagasakai. Namun setelah itu masyarakat Indonesia harus mempertahankan kemerdekaan dari Belanda dan Tentara Sekutu yang berhasil menguasai Indonesia

Pakistan

Negara Islam kedua yang merdeka dari penjajahan bangsa Barat adalah Pakistan, tanggal 15 Agustus 1947.

Yaitu ketika negara Inggris menerahkan kedaulatannya di India dan Pakistan kepada dua Dewan Konstitusi. Yang pada waktu itu presiden pertamanya adalah Ali Jinnah. Di bagian Timur Tengah, negara Mesir yang telah memperoleh kemerdekaan tahun 1922 dari negara Inggris, tetapi dalam sistem pemerintahan Raja Faruk, masih besar pengaruh Inggris. Barulah pada tanggal 23 Juli 1952 masa pemerintahan Jamal Abd al Nasser merobohkan sistem pemerintahan Raja Faruk Di negara lain Irak yang hampir sama keadaannya dengan negara Mesir yaitu memperoleh kemerdekaan tahun 1932, tetapi rakyat Iraq baru meraskan kemerdekaan yang sesungguhnya pada tahun 1958.

Sebelum negara Iraq, negara lain yang mengumandangkan kemerdekaan adalah Syria, Jordania, dan Libanon pada tahun 1946. Di Afrika, negara – negara banyak yang telah membebaskan diri dari penjajahan bangsa barat yaitu Perancis. Diantaranya Lybia tahun 1951, Sudan dan Maroko tahun 1956, Aljazair tahun 1962. Dan hampir bersamaan negara Yaman Utara, Yaman Selatan, Emirat Aab memperoleh kemerdekaan. Di Asia Tenggara, negara – negara mayoritas Islam juga mendapat kemerdekaan mereka. Malaysia yang pada waktu itu Singapura juga masih masuk mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, disusul Brunei Darussalam tahun 1984.

Satu per satu negara – negara Islam memperoleh kemerdekaan dari penjajahan negara – negara Eropa. Bahkan ada negara yang minoritas penduduk Islam ingin memperoleh otonomi sendiri dengan kata lain iningi mendirikan negara yang merdeka. Seperti Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan, dan Azerbaijan yang belum lama ini memperoleh kemerdekaan mereka. Tetapi negara seperti India, yang minoritas penduduknya di Khasmir dan Filipina yang berada di Moro belum memperoleh kemerdekaan. Meskipun hidup mereka terasa tertekan karena status minoritas yang sering menyulitkan mereka dalam memperoleh kesejahteraan hidup.
KESIMPULAN

Perang Salib merupakan awal penetrasi Barat terhadap dunia Islam yang selanjutnya membawa kaum muslimin berada dalam jajahan negara-negara Barat. Karena mulai dari Perang Salib I inilah kaum muslimin banyak mengalami kerugian, baik kerugian yang bersifat material seperti banyaknya wilayah Islam yang direbut Barat, diduduki dan dikuasai, juga kerugian non material yang berupa mulai hilangnya peradaban Islam dan mulai masuknya peradaban-peradaban Barat.Penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang diawali dengan Perang Salib berlatar belakang hal-hal berikut :
§ Mercenary yaitu untuk mencari keuntungan negara Barat di negara-negara Islam.
§ Missionary yaitu untuk menyebarkan agama Kristen pada negara-negara jajahannya.
§ Military yaitu perluasan daerah militer.

Selain hal diatas yang melatar belakangi penjajahan Barat adalah faktor ekonomi dan politik. Bentuk-bentuk penjajahan barat terhadap dunia Islam berupa penyerangan, penaklukan, sehingga banyak wilayah-wilayah Islam yang jatuh ke negara-negara Barat. Juga berupa penindasan, penghisapan dan perbudakan. Penjajahan Barat ternyata membawa implikasi yang sangat luas terhadap perkembangan peradaban Islam baik peradaban material yang berupa tehnologi baru, maupun peradaban mental. Penjajahan Barat juga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang mana bertujuan untuk memurnikan agama Islam dari pengaruh asing dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan Barat.

Negara-negara Eropa pada abad ke-19 dan ke-20 mendominasi negara – negara di dunia, khususnya negara – negara Islam. Faktor yang mempengaruhi negara-negara Eropa mendominasi dunia adalah kemajuan yang mereka peroleh dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Tekologi serta sistem perekonomian yang baru yaitu dengan ditemukannya Tanjung Harapan dan Benua Amerika.

Oleh karena itu negara-negara Eropa yang minim bahan baku mencari negara yang dapat dijadikan jajahan untuk kemudian diekspansi dalam bidang perdagangan.Negara – negara Islam yang dijajah berfikir untuk melepaskan diri dari jajahan negara – negara Eropa. Muncullah para tokoh pemikir dengan gagasannya masing masing, yaitu berupa gagasan Pan-Islamisme oleh al Afghani, dan gagasan Nasionalisme yang berasal dari negara Barat yang dibawa oleh para pelajar yang bersekolah di negara – negara Eropa.

Tetapi ada juga yang membuat sebuah agasan tersendiri yaitu di India dengan gagasan mereka Islamisme. Hasil dari pembaharuan melalui gagasan itu juga terasa, namun tidak sepenuhnya. Pada akhirnya terjadilah Perang Dunia II, yang melibatkan banyak negara – negara Eropa. Situasi seperti inilah yang dimanfaatkan negara – negara Islam untuk memperoleh kemerdekaan mereka kembali. Dan setelah Indonesia yang merupakan negara pertama memproklamasikan kemerdekaan, negara – negara Islam lainnya juga memproklamasikan kemerdekaan negara mereka masing – masing.

E. Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Barat Terhadap Bangsa-bangsa di Kawasan Asia Selatan

Kolonialisme Inggris di India

Kedatangan bangsa Inggris ke India awalnya bukanlah untuk menguasai pemerintahan atau wilayah India. Awal mula aktivitas Inggris di India adalah dalam bidang perdagangan yag dilakukan oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada 1600 oleh para pedagang London (Suwarno, 2012: 106). Awalnya EIC hanya melakukan transaksi dalam perdagangan dan tidak memiliki otoritas dalam politik maupun pemerintahan.

Salah satu kebijakan EIC dalam perdagangan yang diberikan oleh pemerintah Kerajaan Inggris ialah hak monopoli perdagangan dengan bangsa-bangsa di Timur. Namun karena perannya yang sangat besar di India, EIC tidak lagi berurusan dalam perdagangan atau ekonomi saja, EIC mulai memegang peran penting dalam politik. Hal ini terjadi setelah tiga wilayah yakni Madras, Bombay, dan Calcuuta berhasil dikuasai.

EIC dibawah kepemimpinan Robert Clive semakin memegang peran penting di India. EIC berusaha memperoleh kekuasaan dari Kesultanan Mughal yang bersekutu dengan Prancis karena Kesultanan Mughal membatasi hak-hak EIC. Akibatnya, tentara EIC berperang melawan Kekaisaran Mughal dan Prancis. Prancis dikalahkan dalam perang Carnatic yang berlangsung antara tahun 1746-1752 dan 1756-1763. Selain perang tersebut, terjadi juga perang Plassey dan perang Buxor.

Kemenangan diperoleh Inggris dalam kedua pertempuran tersebut. Dibawah kepemimpinan Robert Clive, Inggris menghancur pasukan Nawab Sirajuddaula dalam perang Plassey (Juni 1757) dan dalam perang Buxor (Oktober 1964) mengalahkan aliansi Nawab Mir Qasim dengan Sultan Shah Alam dari Mughal (Suwarno, 2012: 107). Kemenangan-kemenangan tersebut memberikan keuntungan yang besar terhadap Inggris.

Dimana EIC mendapatkan suatu hak istimewa yakni hak diwani, hak yang memperbolehkan EIC mengumpulkan penghasilan atas tiga wilayah yaitu Benggala, Bihar, dan Orissa. Selama dekade berikutnya, Inggris secara bertahap sukses memperluas wilayah teritori yang berada di bawah kekuasaannya di India, baik dengan menguasainya secara langsung ataupun melalui penguasa lokal yang berada di bawah ancaman kekuatan tentara Inggris di India.

Peta politik India mengalami perubahan yang besar ketika Lord Wellesley (1798-1805) menjadi Gubernur Jenderal EIC di India (Suwarno, 2012: 107). Dibawah kepemimpinannya EIC berkembang menjadi kekuatan politik terbesar di India.

Pada tahun 1857, terjadi pemberontakan di India terhadap Inggris. Pemberontakan tersebut dimulai sebagai pemberontakan tentara sepoy (tentara pribumi) yang direkrut EIC. Pemberontakan bermula di Kota Meerut pada 10 Mei 1857, tetapi segera meluas menjadi pemberontakan penduduk di dataran Gangga hulu dan India Tengah. Pemberontakan ini sangat mengancam kekuatan EIC di India. Adapun pemberontakan ini dilatar belakangi oleh beberapa hal sebagai berikut:

Adanya rumor penggunaan lemak sapi dan babi dalam latihan tentara sepoy yang dianggap menodai agama Hindu maupun Islam. Sapi dalam agama Hindu merupakan hewan yang disucikan, sedangkan babi merupakan binatang haram dalam agama Islam. Akibatnya menimbulkan kericuhan antara para sepoy dengan para perwira mereka yang orang Eropa dan beragama Kristen.

Mulai timbul kebencian penduduk pribumi atas perlakuan dan kontrol yang diterapkan Inggris, seperti pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial tertentu. Misalnya divisi Bengal didominasi oleh kasta tinggi, seperti Rajput sementara divisi Bombay dan Madras didominasi oleh kasta rendah.

Raja-raja wilayah mulai merasa tidak puas atas dominasi EIC.

Selain itu, di dalam tubuh EIC sendiri terjadi permasalahan seperti korupsi.

Tentara sepoy yang menolak untuk menggunakan peluru berpelumas tersebut kemudian dipenjarakan. Sehari setelah penahanan, pemberontakan langsung pecah. Setelah memberontak, tentara sepoy mendapat dukungan dari raja-raja wilayah di India yang sebelumnya terampas kekuasaannya oleh EIC. Kemudian secara bersama-sama mengangkat Maharaja Mughal sebagai lambang perlawanan. Tetapi perlawanan ini mengalami kegagalan. Tentara EIC berhasil memadamkan pemberontakan setelah mendatangkan pasukan dari Eropa dan koloninya yang lain terutama Burma dan tentara sepoy (kaum Sikh) yang masih setia kepada EIC.

Setelah pemberontakan berhasil dipadamkan, EIC dibubarkan pada tahun 1858. Selanjutnya, kekuasaan di India dijalankan secara langsung oleh mahkota Britania. Hal ini membawa India memasuki periode menjadi Negara Kepangeranan (Princely States) Inggris atau yang dikenal sebagai Kemaharajaan Britania (British Raj) dengan seorang gubernur jenderal ditunjuk oleh Pemerintah Inggris untuk membawahi India dan Ratu Victoria dinobatkan sebagai Maharani India.

Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Barat terhadap bangsa-bangsa lain di kawasan Asia Selatan selain India tidak terlalu banyak mendapat perhatian layaknya India. Di Sri Lanka, Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke sana adalah bangsa Portugis, yang datang pada tahun 1505, mereka berhasil menancapkan pengaruhnya di wilayah ini.

Sekalipun mereka tidak pernah menaklukkan seluruh kawasan, kekuasannya berlangsung sampai tahun 1658, setelah Belanda berhasil menaklukkannya dalam berbagai pertempuran. Kekuasaan Belanda atas wilayah ini berlangsung dari tahun 1658 sampai tahun 1796 ketika Inggris mulai berkuasa dan mengambil alih kekuasaan Belanda. Di Maladewa, bangsa Portugis juga merupakan bangsa Barat pertama yang menguasai daerah tersebut.

Sedangkan Bhutan awalnya dikuasai oleh EIC. Negara-negara asia selatan tersebut merupakan negara bekas jajahan bangsa Barat. Salah satu negara asia selatan yang pernah di jajah dan di jadikan negara persemakmuran adalah beberapa negara asia selatan yang kebanyakan merupakan bekas jajahan inggris , mulai dari India sendiri yang baru mendapatkan kemerdekaan pada tahun 15 Agustus 1947, sedangkan sri lanka 4 Februari 1948 , Bangladesh 18 April 1972, dan Maladewa 9 Juli 1982. Dapat di simpulkan bahwa pengaruh kolonialisme di asia selatan sangat besar dan hampir menguasai seluruh Asia Selatan.

Dampak-dampak yang ditimbulkan dari Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Barat terhadap bangsa-bangsa di Kawasan Asia Selatan

Ketika bangsa Inggris melakukan kolonisme dan imperialisme di India. Wilayah itu mengalami perubahan besar baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Dampak penjajahan inggris di india dapat dipilah menjadi dua, yaitu dampak negatif dan positif.

Dalam bidang politik terjadi perubahan pada sistem pemerintahan model kolonial. Masyarakat india tidak memiliki kemerdekaan dan martabat.

Dalam bidang pendidikan, banyak warga India yang disekolahkan di Eropa. Dan setelah lulus. mereka dikembalikan lagi ke negara asalnya. Dengan harapan mereka akan mempunyai pola pemikiran model Eropa dan akan berpengaruh kepada lingkungan masyarakatnya. Juga institusi pendidikan barat telah diberlakukan inggris mulai dari tingkat dasar hingga universitas. Universitas pertama yang didirikan yaitu universitas calcutta pada 1857 lalu 30 tahun kemudian muncul universitas di Bombay, Madras, Lahore dan Allahabad. (Majumdar, 1956:819-821)

Dalam bidang ekonomi, jelas bahwa dimana India mempunyai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar. Sehingga menguntungkan bagi bangsa Inggris. Banyak sekali prabrik-pabrik industri milik Inggris mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari wilayah jajahan (India) untuk dibuat sebuah produk. Dari hasil produk tersebut dijual lagi kepada daerah jajahan/koloni.

India dijadikan sebagai tempat produksi dan sekaligus tempat pemasaran hasil-hasil produksi. Keuntungan dari industri tersebut pastinya sangat besar. Tetapi anehnya penduduk pribumi hanya memperoleh sedikit dari keuntungan tersebut. Karena Inggris tidak melibatkan orang-orang pribumi dalam industrinya. Selanjutnya industri rakyat india hancur dan bidang pertanianya rusak, sehingga sering timbul wabah kelaparan yang mengakibatkan rakyat india banyak yang tewas (Mulia, 1959:124)

Dalam bidang sosial budaya terjadi perubahan pandangan hidup atau pola pikir masyarakat India dalam menghadapi sesuatu. Misalnya ketika seorang sedang terkena penyakit, mereka selalu berobat kepada dukun, paranormal, dan lain sebagainya. Pastinya mereka mempunyai cara penyobatan secara irrasional.

Tetapi setelah adanya teknologi dari asing (Inggris) mereka mulai beralih berobat kepada para dokter. Jadi disini mulai terlihat perubahan dalam menghadapi suatu hal yang terjadi pada individu maupun suatu komunitas masyarakat dalam hal mengatasi suatu penyakit. perubahan yang lain terjadi pada strata sosial, dimana pada masa sebelumnya struktur sosial yang paling tinggi adalah kaum brahmana, ketika adanya kolonisasi Inggris. Strata tersebut berubah. Strata yang paling tinggi adalah orang-orang Eropa, baru brahmana.

Adapun dampak yang secara umum juga dirasakan oleh bangsa-bangsa lain selain India di kawasan Asia Selatan tentu mengalami penderitaan. Kekayaan dan sumber daya yang ada pada negara-negara tersebut akan digaruk oleh bangsa Barat untuk keperluan bangsa mereka sendiri. Selain itu rakyat juga akan menderita akibat kekurangan gizi akibat perlakuan bangsa Barat yang tidak memperhatikan kesehatan dan keselamatan dari para penduduk pribumi bahkan terkadang warga pribumi didorong bekerja secara paksa dan sukarela tanpa ada balas jasa yang diberikan oleh bangsa Barat.


Ditulis dalam Uncategorized

DI SEPUTAR KEHANCURAN ABBASIYAH

DI SEPUTAR KEHANCURAN ABBASIYAH

Disusun oleh : Ading Nashrulloh
Sumber : Karya Para Penulis di Internet

A. Kehancuran Baghdad

Masa kejayaan Islam telah terukir dalam sejarah. Demikian pula dengan masa kemunduran dan kehancurannya yang tidak mungkin luput dari unsur-unsur sejarah atau historis. Hal ini bisa dilihat dari pengertian sejarah sebagaimana diformulasi-kan oleh Taufik Abdullah adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut.

Masa khilafah Abbasiyah dielu-elukan sebagai masa keemasan Islam. Karena pada masa ini kemajuan dalam berbagai bidang sangat pesat. Namun jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut lenyap dibumihanguskan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.

Namun meski demikian, serangan Mongol hanyalah sebuah pamungkas yang menghancurkan kekhalifahan. Karena benih-benih kemunduran dan kehancuran sebenarnya muncul dari kekhalifahan Abbasiyah itu sendiri. Hal ini bisa dilihat dari banyak bermunculan dinasti yang semakin melemahkan stabilitas pemerintahan Abbasiyah saat itu.

Dalam makalah ini, pertama akan dipaparkan asal-usul, watak dan peradaban bangsa Mongol. Kedua, faktor-faktor yang mendorong bangsa mongol untuk me-lakukan serangan. Ketiga, serangan-serangan yang dilakukan bangsa Mongol.

Bangsa Mongol, Watak, Asal-usul dan Peradabannya

Bangsa Mongol adalah suku bangsa di wilayah Mongolia, yang berbatasan dengan Cina di selatan, Turkestan di barat, Manchuria di timur, dan Siberia sebelah utara.

Daerah ini kalau musim dingin, amat dingin dan kalau musim panas, amat panas. Angin panas (Samun) sering menimpa mereka. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing, dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka.

Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Mereka menganut agama Syamaniyah (Syamanism), menyembah binatang-binatang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.

Bangsa ini berasal dari seorang tokoh terkemuka setempat bernama Alanja Khan. Ia mempunyai dua orang putra kembar bernama Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa besar, Tatar dan Mongol. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan bangsa Mongol di kemudian hari.

Ilkhan mempunyai putra bernama Yasugi Bahadur Khan yang kemudian memiliki putra bernama Temujin, bergelar Jenghis Khan (Raja Yang Perkasa). Putra dari Jenghis Khan bernama Toluy/Tuli kemudian memiliki putra bernama Hulagu Khan. Hulagu Khan inilah yang menyerang dan menghancurkan kota Baghdad.

Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, putranya Temujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M., ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. Ia menetapkan undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.

Undang-undang Alyasak ini berisi antara lain; larangan mencari-cari kesalahan orang lain, larangan membantu salah seorang di antara dua orang yang berselisih, jujur dalam menerima kepercayaan, keharusan saling tolong-menolong dalam peperangan dan melaksanakan hukum dengan disiplin yang ketat tanpa pandang bulu. Di samping itu ada juga keharusan bagi warga negara untuk memperlihatkan anak gadisnya kepada raja untuk dijadikan sebagai istri anak-anaknya. Undang-undang ini dimasyarakatkan terus, sehingga merupakan sebuah agama yang senantiasa dipedomani dan dilanjutkan oleh penggantinya kemudian.

Undang-undang ini juga mengatur tentang hukuman mati bagi pezina, orang yang sengaja berbuat bohong, melaksanakan magic, mata-mata, memberi makan atau pakaian kepada tawanan perang tanpa ijin, demikian pula bagi yang gagal melaporkan budak belian yang melarikan diri juga dikenakan hukuman mati.

Jenghis Khan (melalui Alyasak) juga mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya, dan membebaskan pajak bagi keluarga Nabi Muhammad saw., para penghafal al-Qur’an, ulama, tabib, pujangga, orang saleh dan zuhud serta muazin/yang menyerukan adzan.

Sedangkan dalam urusan militer, prajurit-prajurit bersenjata lengkap diinspeksi terlebih dahulu sebelum pergi berperang, dan setiap orang harus memperlihatkan segala sesuatu yang ia miliki, bahkan sampai jarum dan benang sekalipun. Kemudian jika seseorang didapatkan lengah, maka dia harus dihukum. Orang-orang perempuan diharapkan siap untuk membayar pajak kepada perbendaharaan negara selama suami-suami mereka pergi berperang. Jenghis Khan juga mendirikan pos pelayanan agar dia bisa memantau dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di negaranya. Dari sini tampak bahwa armada perang Mongol sangatlah kuat dan memiliki kedisiplinan tinggi, sehingga banyak ditakuti musuh-musuhnya.

B. Motivasi Serangan Mongol

Serangan-serangan yang dilakukan oleh Mongol memiliki latar belakang yang menjadi motivasi mereka untuk melakukan penyerang tersebut. Maidir Harun dan Firdaus[16] memaparkan bahwa ada beberapa hal yang menjadi motivasi bagi Mongol untuk melakukan serangan, sebagai berikut:

1. Faktor Politik

Pada tahun 615 H. sekitar 400 orang pedagang bangsa Tartar dibunuh atas persetujuan wali (gubernur) Utrar. Barang dagangan mereka dirampas dan dijual kepada saudagar Bukhara dan Samarkand dengan tuduhan mata-mata Mongol. Tentu saja hal ini menimbulkan kemarahan Jenghis Khan. Jenghis Khan mengirimkan pasukan kepada Sultan Khawarizmi untuk meminta agar wali Utrar diserahkan sebagai ganti rugi kepadanya. Utusan ini juga dibunuh oleh Khawarizmi Syah sehingga Jenghis Khan dengan pasukannya melakukan penyerangan terhadap wilayah Khawarizmi.

2. Motif Ekonomi

Motif ini diperkuat oleh ucapan Jenghis Khan sendiri, bahwa penaklukan-penaklukan dilakukannya adalah semata-mata untuk memperbaiki nasib bangsanya, menambah penduduk yang masih sedikit, membantu orang-orang miskin dan yang belum berpakaian. Sementara di wilayah Islam rakyatnya makmur, sudah berperadaban maju, tetapi kekuatan militernya sudah rapuh.

3. Tabiat Orang Mongol yang Suka Mengembara

Tabiat mereka yang suka mengembara, diundang ataupun tidak diundang mereka akan datang juga menjarah dan merampas harta kekayaan penduduk dimana mereka berdiam. Penyerangan-penyerangan yang dilakukan oleh Jenghis Khan dengan pasukan perangnya yang terorganisir, berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan.

Para ahli pertukangan mereka bawa dalam pasukan batalion Zeni (yon-zipur) untuk membuat jembatan dan menjamin melancarkan transportasi dalam penyerangan. Para tawanan perang dimanfaatkan secara paksa untuk memanggul perlengkapan perang dan makanan. Strategi perang Jenghis Khan yang tidak ketinggalan juga adalah membariskan penduduk sipil yang telah kalah di depan tentara sebagai tameng untuk menggetarkan musuh. Di samping itu, Jenghis Khan membawa penasehat yang terdiri dari para rahib dan tukang ramal.

4. Latar Belakang Serangan Mongol ke Dunia Islam

Pada awalnya Bangsa Mongol hidup berdampingan secara damai dengan wilayah Islam. Pemimpin Mongol Jengiz Khan membuat peraturan yang mengatur kehidupan beragama dengan adanya larangan merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Bangsa Mongol mempercayai superkekuatan, sekalipun mereka tidak menyembahnya. Jengiz Khan tidak mengusik umat Islam, dan menghormati keluarga (keturunan) Nabi Muhammad yang ketika itu sudah meluas ke wilayahnya.

Peraturan ini antara lain untuk memberi landasan yang kokoh bagi bangsanya untuk menghadapi tantangan dan meluaskan wilayah ke luar negeri, baik ke Cina maupun ke negeri-negeri Islam.
Pada tahun 1218 Jengiz Khan menundukkan Turkistan yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khawarizm Syah. Jengiz Khan mengadakan kontak dagang dengan pihak Khawarizm sebagai usaha untuk mengenali situasi dan kondisi kekuasaan Islam di Asia Tengah. Ala’ Uddin Muhammad Khawarizm menerima kontak diplomasi perdagangan ini dengan amat hati-hati,

Latar belakang yang menyebabkan invasi Mongol ke wilayah Islam adalah adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218, yaitu ketika Gubernur Khawarizm membunuh utusan Jengiz Khan yang disertai pula oleh para saudagar muslim. Jengis Khan mengirim 50 orang saudagar Mongol untuk membeli barang dagangan di Bukhara. Atas perintah amir Bukhara Gayur Khan, mereka ditangkap dan dihukum mati. Penangkapan tersebut disebabkan para pedagang Mongol tersebut melakukan tindakan kasar yang merugikan pedagang setempat. Peristiwa itu menimbulkan reaksi yang cukup hebat dari Jengiz Khan. Hal tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam dan dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khawarizm tahun 1219-1220.

5. Penghancuran dan Pembantaian di Turkistan dan Khurasan

Jengiz Khan memulai invasi ke Negara Islam di Negara Khawarizm Turkistan yang merupakan pemerintahan independen dari Khilafah Abbasiyah. Pasukan Mongol saat itu berjumlah 60.000 orang, ditambah sejumlah tentara yang direkrut dari rakyat yang ditaklukkan sepanjang perjalanan. Pasukan Khawarizm tidak bisa bertahan lama di hadapan pasukan Mongol. Karena tidak mempunyai pilihan lain, sultan Khawarirzm ‘Ala al-din melarikan diri ke sebuah pulau di Laut Kaspia, dan di tempat tersebut dia mati putus asa pada tahun 1220.

Jengiz Khan dan pasukannya bergegas melanjutkan serangan ke kota Bukhara kemudian membunuh penduduknya dan membakar madrasah-madrasah, masjid-masjid dan rumah-rumah. Tentara Mongol yang menunggangi kuda dan bersenjata busur-busur aneh menebar malapetaka dan kerusakan kemanapun mereka bergerak. Selanjutnya Jengiz Khan melakukan invasi ke Samarkand dan kota-kota lain dengan melakukan pembantaian brutal dan menghancurkan populasi di kota-kota tersebut.

Jengiz Khan juga mengutus anak-anaknya yaitu Tulii untuk menaklukkan Khurasan dan Juchi, dan Changhatai untuk menaklukkan wilayah Sri Darya bawah dan Khawarizmi. Jengiz Khan menghadapi Sultan Muhammad, yang memimpin orang-orang Turki. Ia adalah seorang sultan yang ambisius dan pada awalnya menganggap remeh kekuatan Jengiz Khan. Orang-orang Mongol menghantam basis kekuatan Sultan Muhammad, menghancurkan pemukiman dan meruntuhkan kota di Transoxania, Khawarizm dan Khurasan.
Strategi perang bangsa Mongol adalah menanamkan trauma dan rasa takut serta menjatuhkan mental hingga musuhnya tidak berani melawan. Bangsa Mongol membunuh 700.000 penduduk Kota Marw, membobol bendungan dekat Gurganj hingga penduduk kota tersebut mati tenggelam, menuangkan emas yang mencair panas ke tenggorokan gubernurnya. Selama hampir setahun berlalu (617 H/ 1220 M) akhirnya Turkistan jatuh ke tangan Jengiz Khan yang kemudian diikuti oleh Azerbaijan, Khurasan dan beberapa kota di Persia (618-619 H).

Adapun akibat serangan Mongol tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pusat-pusat budaya Islam timur hampir-hampir disapu bersih, hancurnya istana-istana kerajaan dan perpustakaan.
2. Banyaknya penduduk yang terbunuh. Penduduk Harat (Heart) yang semula berjumlah 100.000 jiwa menjadi 40.000 jiwa.
3. Masjid-masjid Bukhara yang terkenal sebagai pusat ibadah dan pengetahuan dijadikan kandang kuda oleh pasukan Mongol.
4. Ribuan pengrajin muslim dibawa ke Mongolia untuk dijadikan budak.

Perjalanan Mongol ke Irak dan Syiria

Setelah Jengiz Khan meninggal pada tahun 623 H (1227 M), ia digantikan oleh anaknya yang bernama Tulii. Pada tahun 1256 M, cucu Jengiz Khan, Hulagu Khan, memperbarui serangan ke pusat pemerintahan Islam. Meskipun Hulagu Khan menganut agama tradisi Mongol, permaisurinya adalah penganut Kristen Nestorian yang mungkin mempengaruhi Hulagu Khan untuk membenci Islam. Kekerasan dan tirani Hulagu Khan sama dengan kakeknya.

Balatentara Mongol menyeberangi pegunungan Zagros dan memasuki negeri Irak. Hulagu Khan bersama tentaranya melakukan pembunuhan berantai di Persia, Irak dan Syiria. Selama perjalanan menuju Baghdad, Hulagu Khan dan pasukannya menjarah dan membakar kota-kota dan desa-desa yang dilaluinya, menyerbu semua kerajaan kecil yang berusaha tumbuh di atas puing-puing imperium Syah Khawarizmi.

Pada bulan September tahun 1257, tatkala Hulagu Khan dan tentaranya sampai di kota sebelum Baghdad, Hulagu mengirim ultimatum kepada Khalifah al-Musta’shim agar menyerah dan mendesak agar tembok kota bagian luar diruntuhkan, tetapi khalifah menolaknya dan memerintahkan komandannya untuk mempersiapkan perang. Dalam keadaan demikian, wazir Abbasiyah, Muayyid al-Din bin Muhammad bin Al-Alqami secara rahasia melakukan perlawanan terhadap khalifah, dan selanjutnya ditemukan bahwa ia bekerjasama dengan Mongol.

6. Penyerangan Mongol dan Wilayah Kekuasaannya

Pada tahun 607 H./1211 M. Jenghis Khan meluaskan wilayahnya. Ia berhasil merebut Cina Utara dan mendirikan ibu kota Qaraqorun, lalu menduduki Siangkiang.

Penyerangan ke wilayah Islam dimulai melalui daerah Khawarizmi pada tahun 606 H/1209 M. Daerah yang menjadi tujuan utama mereka adalah Turki, Ferghana dan Samarkand, karena daerah ini yang berdekatan dan yang berkasus dengan mereka. Sewaktu bangsa Mongol memasuki wilayah Khawarizmi, sultan Alauddin sudah siap untuk memukul mundur pasukan Mongol. Pasukan Mongol kembali ke negeri asal mereka untuk melatih pasukannya dengan intensif. Sewaktu mereka kembali ke daerah Khawarizmi 10 tahun kemudian, sudah banyak perubahan terhadap pasukannya, sehingga mereka bisa memasuki Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain dan sampai ke perbatasan Irak.

Di Bukhara, ibu kota Khawarizmi, mereka kembali mendapat perlawanan dari sultan Alauddin, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizmi. Sultan Alauddin tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. Ia digantikan oleh putranya Jalaluddin yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbeijan. Penaklukkan Bukhara ini disebutkan oleh Jenghis Khan sebagai bencana dari Tuhan yang dikirimkan sebagai hukuman atas orang-orang yang berdosa.

Di Bukhara, sangat terkenal karena penduduknya yang taat dan berpengetahuan. Orang-orang Mongol menempatkan kuda mereka di sekeliling masjid yang suci dan menyobek-nyobek al-Qur’an untuk dibuang di tempat sampah, penduduk yang tidak dibantai diambil sebagai tawanan. Begitulah nasib kota Samarkand, Balkh dan kota-kota yang lainnya di Asia Tengah, yang merupakan tempat kebudayaan Islam yang tinggi, tempat tinggal orang-orang terkemuka dan pusat ilmu pengetahuan.

Sepulangnya ke Ibu Kota Karaqorun, ia menumpas pemberontakan di wilayah Ala Shan dan Kausu, lalu meninggal dunia dan dikebumikan di tempat asalnya, Deligun Buldak. Namun, sebelum Jenghis Khan meninggal pada tahun 624 H./1227 M, pada saat kondisinya mulai lemah, dia membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli.

Juchi anaknya yang sulung mendapat wilayah Siberia bagian barat dan stepa Qipchaq yang membentang hingga ke Rusia Selatan, di dalamnya terdapat Khawarizmi. Namun ia meninggal dunia sebelum wafat ayahnya, Jenghis Khan, dan wilayah warisannya itu diberikan kepada anak Juchi yang bernama Batu dan Orda. Batu mendirikan Horde (Kelompok) Biru di Rusia Selatan sebagai pilar dasar berkembangnya Horde Keemasan (Golden Horde). Sedangkan Orda mendirikan Horde Putih di Siberia Barat.

Kedua kelompok itu bergabung dalam abad keempatbelas yang kemudian muncul sebagai kekhanan yang bermacam ragamnya di Rusia, Siberia dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astarakhan, Qazan, Qasimov, Tiumen, Bukhara dan Khiva. Syaibaniyah atau Ozbeg. Salah satu cabang keturunan Juchi berkuasa di Khawarazmi dan Transoxania dalam abad kelima belas dan enam belas.

Golden Horde selanjutnya berkembang menjadi kerajaan Mongol Islam pertama, yaitu pada saat diperintah oleh Barka Khan (anak dari Batu). Wilayahnya meliputi Eropa Timur (Rusia dan Finlandia) dan Eropa Tengah dan padang-padang stepa yang luas, dan beribukota di Lembah Wolga (Sarai). Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Najmuddin Mukhtar az-Zahidi menyusun risalah untuk Barka Khan. Risalah tersebut mengulas tentang kebenaran ajaran Islam dan kelemahan ajaran Nasranai, dengan dalil dan bukti yang logis, dapat diterima akal. Hal inilah yang membuat Barka Khan masuk Islam.

Chagatai ditugasi untuk menguasai daerah Illi, Ergana, Ray, Hamazan dan Azerbeijan. Sultan Khawarizmi, Jalaluddin berusaha keras untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai oleh Mongol ini, namun dia tidak sanggup menghadapi serangan Chagatai. Sultan melarikan diri ke arah pegunungan, tetapi malang padanya, seorang Kurdi membunuhnya. Dengan kematian Sultan Jalaluddin ini berakhirlah dinasti Khawarizmi. Dengan demikian Chagatai lebih leluasa mengembangkan wilayah kekuasaannya.

Ogotai adalah putra Jenghis Khan yang terpilih oleh Dewan Pemimpin Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan Agung yang mempunyai wilayah di Pamirs dan Tien Syan. Tetapi dua generasi Kekhanan Tertinggi jatuh ke tangan keturunan Tuli. Walaupun demikian cucu Ogotai yang bernama Qaydu dapat mempertahankan wilayahnya di Pamirs dan Tien Syan, mereka berperang melawan anak turun Chagatay dan Kubilai Khan, hingga meninggal dunia tahun 1301[28]. Ogotai pada tahun 1234 dapat menaklukkan Peking (sekarang Beijing) dan pada tahun 1240 dapat masuk kota Moskow.

Tuli (Toluy) anak terakhir Jenghis Khan ini mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Anak-anaknya, yakni Mongke dan Kubilai menggantikan Ogotai sebagai Khan Agung. Mongke bertahan di Mongolia yang beribu kota di Qaraqorun. Sedangkan Kubilai Khan menaklukkan Cina dan berkuasa di sana yang dikenal sebagai dinasti Yuan yang memerintah hingga abad keempat belas, yang kemudian digantikan oleh dinasti Ming.

Mereka memeluk agama Budha yang berpusat di Beijing, dan mereka akhirnya bertikai melawan saudara-saudaranya dari khan-khan Mongol yang beragama Islam di Asia Barat dan Rusia (Kerajaan Golden Horde). Adalah Hulagu Khan, saudara Mongke Khan dan Kubilai Khan, yang menyerang wilayah-wilayah Islam sampai ke Baghdad.

7. Menghancurkan Baghdad

Pada tahun 1253, Hulagu Khan bergerak dari Mongol memimpin pasukan berkekuatan besar untuk membasmi kelompok Pembunuh (Hasyasyin) dan menyerang kekhalifahan Abbasiyah. Inilah gelombang kedua yang dilakukan bangsa Mongol. Mereka menyapu bersih semua yang mereka lewati dan yang menghadang perjalanan mereka; menyerbu semua kerajaan kecil yang berusaha tumbuh di atas puing-puing imperium Syah Khawarizm.

Hulagu mengundang Khalifah al-Musta’shim (1242-1258) untuk bekerjasama menghancurkan kelompok Hasyasyin Ismailiyah. Tetapi undangan itu tidak mendapat jawaban. Pada 1256, sejumlah besar benteng Hasyasyin, termasuk “puri induk” di Alamut, telah direbut tanpa sedikit pun kesulitan, dan kekuatan kelompok yang ketakutan itu hancur lebur. Bahkan lebih tragis lagi, bayi-bayi disembelih dengan kejam.

Pada bulan September tahun berikutnya, tatkala merangsek menuju jalan raya Khurasan yang termasyhur, Hulagu mengirimkan ultimatum kepada khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Tetapi khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Pada Januari 1258, anak buah Hulagu bergerak dengan efektif untuk meruntuhkan tembok ibukota. Tak lama kemudian upaya mereka membuahkan hasil dengan runtuhnya salah satu menara benteng.

Khalifah al-Musta’shim benar-benar tidak dapat membendung “topan” tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis itu, wazir khalifah Abbasiyah, Ibn al-‘Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. Ia mengatakan kepada khalifah, “Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr, putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. Ia tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek-kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk”.

Khalifah menerima usul itu. Ia keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Keberangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikir dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah.

Apa yang dikatakan wazirnya ternyata tidak benar. Mereka semua, termasuk wazir sendiri, dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan kejam ini, berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Pebruari 1258. Dengan demikian, untuk pertama kalinya dalam sejarah, dunia muslim terbengkalai tanpa khalifah yang namanya biasa disebut dalam salat Jum’at.
8. Langkah Berikutnya

Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syiria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.

Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybars di ‘Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260.

Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demikian, dipimpin oleh Hulagu Khan. Hulagu meninggal tahun 1265 dan diganti oleh anaknya, Abaga (1265-1282) yang masuk Kristen.

Pada masa Abaga bangsa dinasti Ilkhan bersekutu dengan orang-orang Salib, penguasa Kristen Eropa, Armenia Cicilia untuk melawan Mamluk dan keturunan saudara-saudaranya dari dinasti Horde Keemasan (Golden Horde) yang telah bersekutu dengan Mamluk, penguasa muslim yang berpusat di Mesir. Dari sini tampak bahwa adanya hubungan erat antara orang-orang Mongol dengan orang-orang Nasrani yang ingin menghancurkan Islam.

Ahmad Teguder (1282-1284), raja ketiga dinasti Ilkhan yang pertama kali masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar-pembesar kerajaan yang lain. Akhirnya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir.

Selain Teguder, Mahmud Ghazan (1295-1304), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan —sebelumnya beragama Budha— Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali. Dari sini terlihat bahwa meskipun wilayah Islam secara politis telah ditaklukkan dan dikuasai oleh dinasti Ilkhan, tetapi akhirnya Mongol sendiri terserap ke dalam kultur Islam. Sehingga para raja-raja dinasti Ilkhan akhirnya memeluk agama Islam.

Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.

Ia wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khubanda Uljeitu (1304-1317), seorang penganut Syi’ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335), pengganti Muhammad Khubanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa’id. Masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.

9. Batas Kekuasaan Mongol

Wilayah kultur arab menjadi jajahan Mongol setelah Baghdad ditaklukkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258. Ia membentuk kerajaan II Khaniyah yang berpusat di Tabris dan Maragha. Ia dipercaya oleh saudaranya, Mongke Khan untuk mengembalikan wilayah-wilayah Mongol di Asia Barat yang telah lepas dari kekuasaan Mongol setelah sepeninggalnya Chinggis. Ia berangkat disertai pasukan yang besar untuk menunaikan tugas pada tahun 1253 dari Mongolia.

Atas kepercayaan saudaranya tersebut, Hulagu dapat menguasai wilayah yang luas, seperti Persia, Irak, Caucasus, dan Asia kecil. Sebelum menundukkan Baghdad, ia telah menguasai pusat gerakan Syiah Islamiyah di Persia Utara, tahun 1256 yang telah bersekutu dengan Mamluk, penguasa Muslim yang berpusat di Mesir. Hubungan dinasti II Khaniyah lama-kelamaan renggang dengan saudara-saudaranya, terutama setelah meninggalnya Qubilay Khan pada tahun 1294 perselisihan dalam tubuh II Khaniyah sendiri menyebabkan terpecahnya kerajaan menjadi dinasti kecil yang bersifat local.

Dari sini, dapat dilihat bahwa kultur islam yang ada di kawasan budaya arab, seperti Irak dan Siria, serta sebagian Persia sebelah barat, walaupun secara pilitis dapat ditaklukkan oleh Mongol, akhirnya Mongol sendiri terserap kedalam budaya Islam. Dapat disimplkan bahwa akar budaya islam dikawasan budaya arab diperintahkan bikan hanya dinasti yang berbangsa arab saja, tetapi siapa yang kuat akan memerintah wilayah tersebut.

10. Akibat Serangan Mongol terhadap Islam

Ada 2 dampak akibat terjadinya Baghdad jatuh ke Mongol, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatifnya yaitu kehancuran jelas dimana-mana akibat serangan Mongol sejak wilayah timur hingga ke barat. Kehancuran kota-kota dengan bangunan-bangunan yang memperburuk situasi umat islam. Pembunuhan terhadap umat islam terjadi, bukan hanya pada masa Hulagu yang membunuh Khalifah Abbasiyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan juga terhadap umat islam yang tidak berdosa. Argun membunuh umat islam dan mencopotnya dari jabatan-jabatan penting Negara.

Bangsa Mongol yang asal mulanya memeluk agama nenek moyang mereka, lalu beralih memeluk agama Budha rupanya bersimpati kepada orang-orang Kristen yang bangkit kembali pada masa itu dan menghalang-halangi dakwah islam di kalangan Mongol. Yang lebih fatalnya lagi adalah hancurnya Baghdad sebagai pusat dinasti Abbasiyah yang didalamnya terdapat tempat belajar dengan fasilitas perpustakaan, hilang lenyap dibakat oleh Hulagu.

Ada pula dampak positifnya antara lain disebabkan mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat muslim dalam jangka waktu yang panjang, seperti yang dilakukan oleh Gazan Khan (1295-1304) yang menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaannya, walaupun ia pada mulanya beragama Budaha.

Rupanya, ia telah mempelajari agama-agama sebelum menetapkan keislamannya, dan yang lebih mendorongnya masuk Islam ialah pengaruh seorang menterinya Rasyiduddin yang terpelajar dan ahli sejarah yang terkemuka yang selalu dialog dengannya, dan Nawruz, seorang gubernurnya untuk beberapa provinsi Siria. Ia menyuruh kaum Kristen dan Yahudi untuk membayar jizyah dan memerintahkan mencetak uang yang bercirikan Islam, melarang riba, menyuruh para pemimpinnya menggunakan sorban. Ia meninggal ketika masih berumur 32 tahun, karena tekanan batin yang berat sehingga ia sakit dan menyebabkan kematiannya ketika pasukannya kalah di Siria dan munculnya sebuah komplotan yang berusaha untuk mengusirnya dari kekuasaannya.

Sepeninggal Gazan digantikan oleh Uljaitu Khuda Banda (1305-1316) yang memperlakukan alirah Syiah sebagai hukum resmi kerajaannya. Ia mendirikan ibukota baru yang bernama Sultaniyah dekat Qazwain yang dibangun dengan arsitektur khas II Khaniyah. Banyak koloni dagang Italia terdapat di Tabriz dan II Khaniyah menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan antara dunia barat dan india serta Timur Jauh. Namun, perselisihan dalam keluarga Dinasti II Khaniyah menyebabkan runtuhnya kekuasaan mereka.

11. Dampak Serangan Mongol Terhadap Peradaban Islam

Bangsa mongol meninggalkan catatan hitam dalam sejarah peradaban islam. Bangsa mongol memang dikenal sebagai bangsa yang pemberani, keberadaannya, kekejamanya dan kebengisannya mencapai puncak pada masa kepemimpinan Jhengis khan dan beberapa garis keturunan kebawah. Meskipun kesalahan – kesalahan itu sebagian dianggap telah ditebus oleh beberapa keturunannya sebagai pembelah islam dan memberikan energi baru untuk membangkitkan kembali kebudayaan islam. Namun, hancurnya peninggalan – peninggalan sejarah tidak bisa terlupakan.

Seperti dijelaskan pada bab – bab awal, serangan mongol di negeri islam khususnya di baghdad selain berdampak berakhirnya masa khalifah Abbasiyah, tetapi menjadi awal kemunduran umat islam terlebih khazana ke-ilmuannya. Secara khusus dampak serangan mongol terhadap peradaban islam diantaranya :

politik

kehancuran ibukota baghdad sebagai pusat pemerintahan khalifah Abbasiyah berpengaruh besar terhadap mundurnya peradaban islam. Kekosongan ke-khalifahan melemahkan kekuatan umat islam, bahkan peradaban islam banyak dipandang tenggelam setelah diapit diantara dua kekuatan musuh islam, tentara salib di barat dan pasukan mongol di timur. Namun, anehnya Kota baghdad tidak semuanya dihancurkan, mungkin hulagu bermaksud menjadikan baghdad sebagai tempat kediamannya, sehingga tidak dihancurkan seperti kota—kota lainnya. Pada rezim Il-Khan atau Hulagu, Baghdad di turunkan posisinya menjadi ibukota provinsi dengan nama Iraq al- Arabi.

sosial

Dampak sosial akibat serangan mongol di ibukota khalifah abbasiyah tidak jauh berbeda dengan kondisi politiknya. Pembunuhan massal, pembantaian bayi, anak, wanita, pemerkosaan, penjarahan. Menjadi catatan hitam umat islam dalam perjalanan sejarah peradaban islam. Kemakmuran yang perna dicapai pada masa khalifah Harun Al-Rasyd dan anaknya tinggal cerita.

Pendidikan dan keilmuan

Baghdad pada masa khalifah Abbasiyah adalah pusat perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan budaya kecintaan terhadap ilmu terlihat dari besarnya kontribusi ilmuan masa itu terhadap perkembangan keilmuan setelahnya. Pembangunan perpustakaan, tokoh buku, sekolah-sekolah, pusat kajian dan diskusi adalah aktivitas kaum intelektualnya. Pada masa kehancuran kota baghdad sejarah mencatat kisah pemusnahan buku-buku di Baitul Hikma yang sebagiannya di buang di sungai Tigris . Hanya beberapa karya yang sempat diselamatkan. Ibnu Jubayr menyatakan bahwa di Baghdad pada masa itu terdapat sekitar tiga puluh sekolah.[15] salah satu sekolah yang selamat dari malapetaka pemusnahan oleh bangsa Mongol adalah Maadrasah Nizhamiyah dan dari sanalah sejarah dan karya-karya para ilmuan kembali di hidupkan.

Agama

Kehancuran Khalifah Abbasiyah menandai hancurnya pemerintahan Islam bahkan mulai mundurnya peradaban Islam dalam percaturan Internasional. Dampak dari serangan ini memperluas pengaruh kristen, dengan ditandai dengan pemberian anugerah istimewah kepada kepala keluarga Nestor dan keberpihakan Hulagu terhadap pasukan perang salib dan Hulagu sendiri lebih menyukai warga Kristen dibanding warga Islam. Meskipun Pada masa kekuasaan Ghazan Mahmud(1295 – 1304) penerus ketujuh Il-Khan Islam menjadi Agama Negara meskipun kecenderungan kepada mahzab atau sekte Syiah.

Gambaran singkat dampak serangan pasukan mongol di Kota Baghdad terhadap perjalanan sejarah peradaban Islam. Dimana catatan hitam ini menjadi pelajaran berharga bagi generasi selanjutnya. Bahkan sejarah ini juga menjadi catatan penting dalam pembangunan sejarah peradaban Islam selanjutnya. Lemahnya solidaritas dan perpecahan adalah sumber kehancuran, sehingga menjadi kesempatan mengundang pihak musuh Islam untuk meleburkan keretakan yang sudah ada.

C. Ain Jalut, Awal Kehancuran Pasukan Tartar

Pertengahan bulan Muharam 656 H, pasukan Tartar yang dipimpin Hulagu Khan dengan jenderal perang Kitbugha Noen sampai di benteng Bagdad. Mereka mulai menggali parit dan membangun pangkalan militer untuk bersiap menyerang Bagdad. Majaniq pelempar batu, kendaran-kendaraan perang dan peluncur anak panah siap dioperasikan, menjadikan Bagdad sebagai sasaran empuk baik siang maupun malam.

Adalah Ibn Al-Alqami seorang syiah, wazir khalifah Al-Musta’shim melakukan pengkhianatan dengan bergabung dengan pasukan Tartar dan berkata manis di depan Khalifah, merayunya untuk keluar menuju Hulagu Khan.

Perjanjian damai disepakati, Khalifah memerintahkan seluruh tentara dan warga Bagdad untuk meletakkan senjata. Sementara Khalifah digiring tentara Tartar menuju Istana. Di sana, seluruh barang berharga dirampas pasukan tartar dan orang-orang yang berkhianat. Khalifah dibunuh dengan cara di masukkan ke dalam tas besar lalu ditendang oleh sejumlah tentara. Menandakan berakhirnya kekuasaan dinasti Abbasiah.

Pasukan Tartar mulai memasuki pemukiman penduduk dan menebarkan bencana yang besar bagi umat Islam. Mereka membunuh setiap orang yang mereka jumpai, hingga bayi-bayi yang masih berada dalam kandungan. Mereka menjarah semua harta, merobohkan rumah-rumah dan membakar buku-buku, hingga air sungai Tigris berwarna hitam penuh abu bercampur darah.

Bulan Shafar 658 H, pasukan Tartar tiba di Aleppo. Di sana, apa yang mereka lakukan tidak jauh berbeda dengan di Bagdad. Selanjutnya mereka meluluhlantakkan kota Damaskus. Saat itu, kaum Nashrani Damaskus mulai menampakkan kesombongannya. Mereka mulai mengangkat salib-salib mereka, menuangkan khamar di masjid-masjid dan menyiramkannya kepada orang-orang yang sedang shalat.

Ada beberapa faktor yang sangat memengaruhi mengapa Hulagu sangat bernafsu menaklukkan wilayah muslim dan kejam setiap kali dia berhasil menguasainya, yaitu : Ibu Hulagu, istri dan sahabat dekatnya, Kitbuqa termasuk kristen fanatik yang memendam kebencian mendalam terhadap orang muslim. Juga para penasehatnya banyak yang berasal dari Persia yang memang berharap dapat membalas dendam atas kekalahan mereka satu abad sebelumnya ketika persia ditaklukan oleh pasukan muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab

1. Perang Ain Jalut

Sebelum menyerang Mesir, Hulagu Khan mengirim surat kepada penguasa Mesir, Muzhaffar Saifuddin “Quthuz” bin Abdillah Al-Muiz yang berasal dari keturunan para sultan Al-Khawarizmi di Asia Tengah, yang sebelumnya telah dibumi hagus oleh Kaisar Jengis Khan, kakek Hulagu Khan. Dalam suratnya Hulagu Khan meminta Saifuddin Quthuz untuk menyerah. Ketakutanpun menghantui warga mesir, hingga akhirnya Saifuddin Quthuz menyerukan semangat jihad, atas nasehat Al-Imam Izzuddin bin Abdis Salam.

Ramadlan 658 H, bersama 40.000 tentara, Saifuddin Quthuz bergerak menuju Shalihiyah, lalu mengobarkan semangat jihad di sana, kemudian mengangkar Ruknuddin Baibars untuk memimpin Pasukan menuju Gaza. Sementara itu Hulagu Khan memerintahkan Kitbugha Noen panglima Tartar yang kristen, menggantikan kedudukannya, sedangkan dia sendiri pulang ke Cina untuk ikut serta dalam pemilihan Khan penguasa Mongol, setelah kematian penguasa sebelumnya, yaitu Mongke Khan, kakak Hulagu Khan.

Di Ain Jalut, dataran luas yang dikelilingi perbukitan di bagian barat, Saifuddin Quthuz menyusun strategi perang menghadapai tentara Tartar. Tak disangka datang seorang utusan dari Sharimuddin Baibars, seorang pemimpin Syam yang bekerja sama dengan Hulaghu Khan dalam menaklukkan negara Islam. Dia menyampaikan pesan bahwa Sharimuddin Baibars akan membantu pasukan Muslimin dari dalam barisan pasukan Tartar Mongol dan membawa tiga informasi penting lainnya.

Dia menginformasikan bahwa pasukan Tartar Mongol tidak sebanyak pasukan yang telah menaklukkan negara Islam sebelumnya, dan sayap kanan pasukan Tartar Mongol lebih kuat, serta berita bahwa Al-Asyraf al-Ayyuby menarik dirinya untuk memerangi pasukan Muslimin dan akan menghancurkan pasukan Tartar Mongol dari dalam barisan mereka. Mendengar berita tersebut, Saifuddin Quthuz dan para pemimpin militer lainnya antara membenarkan dan meragukan informasi tersebut. Dengan segera mereka mempersiapkan berbagai strategi.

2. Shalat dan Doa Pasukan

Malam harinya adalah malam ke 25 Ramadhan 658 H, Saifuddin Quthuz dan seluruh pasukan muslimin beribadah dan bermunajat kepada Allah dengan penuh khusyuk agar diberikan kemenangan pada esok harinya.

Setelah menunaikan shalat subuh dengan penuh khusyuk. Matahari di ufuk timur telah menampakkan wajahnya, dari jauh pasukan muslimin melihat pasukan Tartar Mongol datang dalam jumlah besar. Saifuddin Quthuz mengisyaratkan kepada pasukan pertama yang dipimpin Ruknuddin Baibas untuk turun ke medan terbuka yang secara perlahan dan pasukan lainnya bersembunyi di perbukitan.

Melihat kehadiran pasukan muslimin menuruni bukit, Katbugha Noen panglima pasukan Tartar Mongol terkejut dan terkesima melihat kerapian mereka. Tidak menyangka masih ada kaum muslimin yang masih mempertahankan dirinya dan maju ke medan peperangan dengan gagah berani. Ia terbiasa menyaksikan ketakutan kaum muslimin dengan kedatangan pasukan Tartar Mongol di mana saja. Melihat sedikitnya pasukan muslimin, Katbugha Noen bermaksud menghancurkan kekuatan pasukan Islam ini dengan sekali pukulan. Dengan satu perintah ia mengarahkan seluruh pasukannya tanpa meninggalkan pasukan cadangan dengan maksud satu kali serangan saja pasukan Islam luluh lantak.

Pada saat penting ini tampil berperan pasukan beduk dan terompet memberi isyarat dengan arahan Saifuddin Quthuz. Setiap pukulan dan tiupan terompet memiliki makna. Saifuddin Quthuz memberi isyarat maju kepada pasukannya. Dengan serentak, di bawah komando Ruknuddin baibars pasukan Islam mulai menyerang. Akhirnya kedua pasukan bertemu, dan perang pun tak terelakkan lagi. Senjata saling beradu dan korban berjatuhan. Pemandangan berubah seketika. Tatkala takbir para petani Palestina mengiringi berlangsungnya pertempuran hebat yang tidak pernah mereka saksikan sebelumnya.

Dari jauh Saifuddin Quthuz dengan sabar dan tenang, mengamati dan mengontrol gerakan pasukannya. Kemudian mengisyaratkan untuk melakukan strategi mundur perlahan ke arah selatan ‘Ain Jalut memancing pasukan Tartar Mongol ke tengah pasukan Islam yang bersembunyi di perbukitan yang mengelilingi medan ‘Ain Jalut. Manuver ini terlaksana dengan baik. Pada waktu yang tepat manuver lainnya dilakukan, isyarat kepungan ditunjukkan oleh Saifuddin Quthuz sehingga pasukan Islam turun dari perbukitan lalu mengepung pasukan Tartar mongol dari semua penjuru. Katbugha Noen terkejut dengan strategi pasukan Islam dan menyadari bahwa mereka telah dikepung di medan ‘Ain Jalut. Tidak ada kesempatan untuk lari. Mereka harus bertempur dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki meski semua gerakan mereka terlihat bebas oleh pasukan muslimin.

Sayap kanan pasukan Tartar sungguh kuat. Hampir saja sayap kiri pasukan muslimin dikuasai dan membalikkan kepungan. Saifuddin Quthuz mengamati pasukannya dan memerintahkan pasukan cadangan untuk membantu sayap kiri pasukan Islam. Namun tetap belum bisa mengimbangi kekuatan Pasukan Tartar Mongol.

3. Heroiknya Saifuddin Quthuz

Saifuddin Quthuz melihat pasukan Islam gentar terhadapa pasukan Tartar, akhirnya Saifuddin Quthuz turun berperang bersama pasukannya. Dengan membuka perlengkapan perangnya ia memacu kuda dan berteriak “wa islamah, wa islamah”, langsung menerobos pasukan musuh tanpa ada keraguan dan berpikir panjang dengan masa mudanya yang masih panjang. Ia memberi pelajaran berharga kepada semua kaum muslimin agar mencari syahid dan tidak gentar terhadap musuh. Hal ini menambah semangat dan mental pasukan muslimin untuk mencari syahid fi sabilillah.

Akhirnya pasukan Islam dapat mengalahkan pasukan Tartar Mongol di bawah kepemimpinan Saifuddin Quthuz. Kitbugha Noen tewas diantara tumpukan mayat tentara Tartar. Saifuddin Quthuz bersujud dan berkata: “Sekarang aku dapat tidur dengan tenang!”.

Selanjutnya Baibars, bergerak menuju Damaskus dan dan Aleppo membersihkan sisa-sisa pasukan Tartar, membebaskan tawanan-tawanan muslim dan menghukum para pengkhianat nasrani yang membantu pasukan Tartar menghancurkan Damaskus.

Pasukan Hulagu yang dikirim untuk membalas kekalahan dari bani Mamluk sebagian dihadang oleh pasukan Berke Khan, Khan Mongol yang menguasai wilayah Rusia dan Kaukasus yang sudah memeluk agama Islam dan bersekutu dengan bani Mamluk dalam menghadapi serbuan balasan ini. Terjadilah perang saudara, yang terkenal dengan sebutan perang Berke-Hulagu yang berakhir dengan kekalahan telak dari pasukan Hulagu. Sebagian pasukan Hulagu lainnya yang berhasil sampai di Syria bertempur dengan pasukan muslim dari bani Mamluk pimpinan Baibars dan berhasil dihancurkan juga.

Menurut sejarawan Rashid al-Din, pada saat kota Baghdad jatuh dan mendengar kekejaman Hulagu, sebenarnya Berke Khan sudah mengirim surat kritikan kepada Mongke atas kelakuan Hulagu tetapi dia tidak tahu bahwa Mongke sudah meninggal saat itu dalam perjalanan ke China. Banyak sejarawan mengatakan banyak jasa yang diberikan oleh Berke Khan sehingga menyelamatkan Timur Tengah dari pembalasan Hulagu.
D. Sultan Muzaffar Saifuddin Qutuz

1. Pahlawan Perang Ain Jalut

(25 Ramadhan 658H / 3 September 1260M)

Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang artinya Mata Jalut) terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mameluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa.

Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.

Di 10 hari yang terakhir dalam bulan Ramadhan, kita sering diingatkan dengan satu malam, yaitu malam yang menyamai 1000 bulan. Pastinya akan muncul pemburu-pemburu Lailatul Qadar di 10 malam yang terkahir ini. Barangsiapa beribadah pada malam tersebut, maka akan tercatat amalannya seperti dia membuat amalan selama 1000 bulan, Maha Agung dan Maha Kasihnya Allah yang tiada tuhan selainnya menganugerahkan hadiah luar biasa untuk diraih oleh umat Muhammad.

Semoga kita semua melipatgandakan amalan kita di penghujung Ramadhan ini dan seterusnya pada bulan–bulan yang lain. Marilah kita bersama-sama mengingat kembali sejarah generasi terdahulu dimana hidup mereka penuh dengan amalan kebaikan dan tunduk patuh kepada perintah Allah. Mereka melakukan kewajiban jihad, sebagaimana mereka melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan.

Apa yang ingin saya share di sini adalah tentang satu peristiwa yang agung dalam peradaban Islam. Peristiwa di mana umat Islam bersatu menentang tentara Tartar dari Mongolia dan mengalahkan mereka. Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahawa perang ini merupakan satu titik perubahan (turning point) bagi kebiadaban dan kerakusan tentara Mongol yang menghabisi segala apa yang mereka lalui dari timur ke barat dan akhirnya kemarahan mereka ditamatkan oleh tentara-tentara Allah di Ain Jalut.

2. Hulagu Khan, pewaris tahta Gengis Khantentera_mongol

Kekaisaran Mongol dibentuk oleh Genghis Khan pada abad ke-13 M. Genghis Khan bercita-cita untuk meluaskan kekaisarannya dari timur ke barat dan mengahancurkan apa saja yang menghalangi mereka dari mencapai cita- cita tersebut. Invansi mereka bermula dengan menaklukkan beberapa negara di sekitar Mongolia dan mereka terus “merangsek” ke timur yang dikuasai oleh umat Islam. Sayangnya cita- cita Genghis Khan untuk melihat kekaisarannya terbentang luas dari timur ke barat tidak pernah tercapai karna nyawanya telah dicabut oleh Allah, setelah beliau jatuh dari kuda tunggangannya. Namun begitu, pada 1251M, Hulagu Khan cucu Genghis Khan setelah dilantik menjadi pewaris tahta kekaisaran Mongol, berjanji untuk meneruskan cita-cita kakeknya untuk menguasai seluruh penjuru dunia.
Untuk merealisasikan impian ini, Hulagu Khan mengumpul kekuatan tentaranya di Asia Tengah selama 2 tahun sebelum melancarkan serangan ke atas umat Islam yang bernaung di bawah keKhilafahan Abasiyyah. Pada tahun 1253M, Hulagu Khan mula melakukan ekspedisi penaklukan ke atas wilayah Khilafah Abasiyyah. Tentara yang telah menaklukan 200 kota dalam masa hanya 2 tahun ini dan mampu bergerak jauh dalam satu hari serta memiliki peralatan peperangan yang canggih, hasil invansi panglima perang mereka, akhirnya telah berjaya menusuk masuk ke jantung Khilafah Abasiyyah. Akhirnya pada tahun 1258M, Baghdad, yaitu ibu kota Khilafah Abasiyyah jatuh ke tangan tentera Tartar.

3. Surat Hulagu Khan

Kejatuhan Baghdad merupakan satu peristiwa yang sangat tragis dalam sejarah umat manusia. Setelah berjaya mengalahkan tentara-tentara Khilafah, tentera Monggol dengan biadabnya membunuh 1.8 juta kaum muslimin yang berada di kota Baghdad. Juga tidak ketinggalan, Khalifah umat Islam turut dibunuh dengan kejam. Selama 3 tahun setengah, umat Islam hidup tanpa Khalifah.

Ada ahli sejarah menukilkan bagaimana si Hulagu Khan ini melakukan pembunuhan terhadap khalifah dengan cara memasukkan khalifah di dalam gulungan permaidani dan memijak dengan kudanya. Tidak cukup dengan itu, tentera Tartar yang biadab ini memusnahkan banyak kitab-kitab karangan cendiakawan-cendiakawan di Baghdad dengan mencampakkannya ke dalam laut sehingga air laut menjadi kehitaman akibat banyaknya kitab-kitab tersebut.muzaffar_qutuz

Hulagu Khan tidak berhenti di sini sahaja. Setelah berjaya menakluki Baghdad, dia mengutus delegasi Mongol ke Mamluk Mesir, yaitu Sultan Muzaffar Saifuddin Qutuz. Delegasi ini datang dengan membawa surat dari Hulagu Khan. Surat Hulagu Khan ini berbunyi :

Dari Raja Segala Raja di Timur dan Di Barat, Khan Yang Agung Kepada Qutuz si Mamluk yang lari dari pedang-pedang kami!

Kamu seharusnya berfikir mengenai apa yang telah terjadi ke atas negara-negara yang lain dan menyerah kepada kami. Kamu pun mendapat khabar berita bagaimana kami telah menawan kekaisaran yang begitu besar, menyucikan bumi ini dari kerusakan yang mencacatkannya. Kami telah menawan kawasan yang luas dan membunuh semua manusia dengan kejam. Kamu tidak akan terlepas dari kerakusan dan kekejaman tentera kami!

Ke mana lagi kamu ingin lari? Jalan mana lagi yang kamu akan gunakan untuk melepaskan diri dari kami? Kuda-kuda kami berlari kencang, anak-anak panah kami tajam, pedang-pedang kami bagaikan guruh yang menakutkan, hati-hati kami keras bagaikan gunung ganang, laskar-laskar kami banyak tak terbilang. Benteng-benteng kukuh tidak akan dapat menghalang kami, senjata-senjata tidak akan dapat membendung kami. Do’a kamu tidak akan membawa apa-apa bagi atas kami. Kesedihan dan ratapan tidak kami pedulikan. Hanya mereka yang merayu untuk perlindungan kami akan selamat.

Bersegeralah dalam membalas surat ini sebelum api peperangan bermula. Jika kamu melawan, maka pasti kamu akan menderita dan tersiksa dengan kehancuran yang dahsyat. Kami akan menghancurkan masjid-masjid kamu dan membuktikan kelemahan Tuhan kamu. Kemudian kami akan membunuh anak-anak kamu dan orang-orang tua di kalangan kamu.

Kini, hanya kamulah satu-satunya musuh yang perlu kami hadapi.

Setelah menerima surat tersebut, Saifuddin Qutuz tidak gentar sedikitpun. Beliau dengan berani membunuh delegasi Mongol dan kepala mereka di gantung di pintu kota Mesir. (catatan : Islam tidak membenarkan membunuh delegasi asing yang diutuskan. Kebanyakan ahli sejarah menyatakan bahawa tujuan kedatangan delegasi tersebut bukanlah sekadar mengantar surat Hulagu Khan semata- mata, tetapi telah bertindak sebagai mata- mata tentera Tartar).

4. Menghadapi Musuh

Saifuddin Qutuz mula mengumpulkan tentaranya dan akhirnya tentaranya terkumpul sebanyak 20 000 orang tentera. Mereka telah sepakat dan memutuskan untuk meyerang tentera Mongol di luar kota Mesir yaitu melakukan tindakan ofensif terhadap tentara Mongol. Tentara-tentara Allah ini mula bergerak ke luar kota Mesir menuju ke arah Palestin dan bertemu dengan tentara Tartar yang diketuai komandannya, Kitbuqa di Ain Jalut. Maka terjadilah peperangan yang amat dahsyat diantara kedua belah pihak. DI tengah peperangan yang sedang sengit, Saifuddin Qutuz membuka topeng besinya dan menunggang kuda menuju ke tengah medan pertempuran dan memberi motivasi kepada tentaranya agar berjuang habis-habisan dan memburu syurga Allah. Beliau bertakbir beberapa kali dan terus maju ketengah- tengah musuh.

Semasa perang Ain Jalut, isteri Sultan Saifudin Qutuz, iaitu Jullanar turut menyertainya. Ketika Jullanar sedang sakit, Saifudin Qutuz memapahnya dan berkata : ”Wahai Kekasihku”. Jullanar membalas dengan berkata : ”Wahai Saifuddin, lebihlah kasih kamu terhadap Islam”. Setelah itu, Saifuddin Qutuz terus kembali ke medan tempur dan akhirnya pada hari Jumaat, 25 Ramadhan 658H, bersamaan dengan 3 September 1260M tentara-tentara Allah ini telah memperoleh kemenangan ke atas tentera Tartar di Ain Jalut. Tentara Tartar yang tidak pernah terkalahkan ini (sekiranya kalah dibeberapa medan perang, mereka akan mampu menebus balik kekalahan mereka), akhirnya tersungkur dihadapan mata pedang kaum muslimin dan tidak mampu menebus kembali kekalahan mereka di Ain Jalut.

5. Pelajaran

Apa yang ingin saya share di sini bukanlah hanya peristiwa sejarah semata. Tetapi yang lebih utama iyalah supaya kita semua mengambil ibrah (pengajaran) dari peristiwa yang telah terjadi. Sekiranya Sultan Muzaffar Saifuddin Qutuz bersama-sama dengan tentaranya sejumlah 20 000 orang berjuang melawan tentara Mongol yang belum pernah terkalahkan di bulan Ramadhan, sepatutnya itu sudah cukup memberi isyarat kepada kita bahawa bulan Ramadhan bukanlah bulan yang hanya semata-mata bulan ruhiyyah, tetapi juga merupakan bulan siyasah (politik).

Ketaatan dan kepatuhan kita menunaikan ibadah puasa sepatutnya sama dengan kepada ketaatan dan kepatuhan kita untuk melaksanakan seluruh ajaran Islam, termasuklah jihad dalam menghadapi musuh- musuh Allah.

Dalam menghadapi musuh- musuh Allah ini, sudah pastinya kita memerlukan satu kekuatan yang terinetgral dari segenap aspek dan satu perpaduan yang amat utuh yang lahir dari aqidah yang satu yaitu Islam. Umat Islam yang kira-kira sebanyak 1.6 milyar merupakan sumber tenaga manusia yang sangat besar.

Seandainya sumber-sumber ini disatukan dan difokuskan oleh seorang Khalifah, pastinya akan menghasilkan satu kekuatan besar dan mengembalikan peradaban Islam yang sangat agung. Ini bukanlah dongeng dan omong kosong semata, tetapi sejarah telah membuktikan hasilnya.

Umat yang satu ini, pastinya akan mampu memakmurkan muka bumi ini jika Islam diterapkan ditengah-tengah kehidupan mereka. Islam dijadikan ideologi dan menjadi penggerak kepada seluruh tindak tanduk umat yang satu ini dan bukannya dengan ideologi selainnya.
E. Sejarah Islam Mongol, Bangsa Penghancur yang Ditaklukan

Mongolia adalah sebuah negara di sebelah utara Cina yang berbatasan dengan wilayah Siberia Rusia, hampir 80% wilayah Mongolia adalah Gurun Gobi, yaitu sebuah bentangan tanah luas yang minim pepohonan. Pernah melihat film berjudul Babyyang salah satu adegannya juga meliput kehidupan bayi di Mongolia yang bernama Bayar, ya itulah sekilas tentang penduduk Mongolia yang rumahnya seperti tenda buat kemah.Menurut ilmu Antropologi Mongolia termasuk ras Mongoloid, yang tersebar di Asia Timur, Asia Tenggara, Amerika, dan Kutub Utara.

Harun Yahya membuat silsilah Bangsa Mongol, menurutnya Bangsa Mongol adalah keturunan dari Maghuh bin Yafits ( anak sulung Nabi Nuh As ), yang mempunyai banyak anak salah satunya adalah Shin bin Maghuh yang menurunkan Bangsa Cina, Korea dan Jepang. Beberapa keturunan Maghuh bin Yafits menurunkan berbagai bangsa seperti bangsa Melayu ( Malaysia dan Indonesia), Indian di Amerika dan Eskimo di Kutub Utara. dan keturunan lain menurunkan bangsa Ya’juj Ma’juj yang akan keluar di akhir jaman, wah kita ternyata masih saudaraan dengan bangsa Ya’juj Ma’juj, yah.

Sejarah Mongolia, Bangsa Perusak Dan Penghancur

Mungkin tidak banyak yang tahu seperti apa Negara Mongolia yang beribukota di Ulan Bator saat ini, karena peran negara ini di kancah internasional saat ini sangatlah minim, sehingga minim pemberitaan.

Namun itu sekarang, tetapi coba tengok 8 abad yang lalu tepatnya pada abad ke 13, siapa yang menyangka saat itutahun 1174 lahir seorang anak dari bangsa Mongol yang bernama Temujin. Setelah dewasa Temujin berhasil menyatukan seluruh suku-suku yang ada di Mongolia dalam satu pemerintahan yang diperintah olehnya, dia kemudian diberi gelar nama yaitu Jengis Khan pada tahun 1206.

Jengis Khan tidak puas dengan itu semua, persatuan Bangsa Mongol hanyalah permulaan, tujuan utamanya adalah menguasai dunia, kemudian mulailah ekspansi besar-besaran Bangsa Mongol.

Negeri Cina yang pertama menjadi korban keserakahan Jengis Khan, seluruh daratan Cina berhasil dikuasai pasukan Mongol yang dipimpin Jengis Khan, dan menumbangkan Dinasti Songdan disempurnakan oleh cucunya Kubilai Khan tahun 1279, serta mendirikan Dinasti Yuan tahun itu juga. Pasukan Mongol bergerak ke arah timur menaklukan Manchuria ( Semenanjung Korea ), lalu Jepang.

Kemudian bergerak ke arah selatan menaklukan kerajaan Yunan, Myanmar, dan terus melaju ke selatan menyerang langsung pusat Kerajaan Singasari di Jawa Timur, namun hanya sebentar, karena Raden Wijaya berhasil mengusir tentara Mongol ( Tartar ) dari Nusantara.

Di bawah kepemimpinan Hulaku Khan, pasukan Mongol bergerak ke arah barat, membantai rakyat negeri-negeri yang dilewatinya, terus menguasai India, Afganistan, dan bergerak terus mengalahkan Kesultanan Khurasan, dan Persia.

Kaum muslim yang saat itu sedang dalam keadaan terpecah belah akibat tidak tunduk sepenuhnya pada Pemerintahan Khilafah Islam di Baghdad, tidak mampu membendung serangan bangsa Mongol yang sangat bengis. Bahkan penduduk kota Herat di Afganistan hanya tersisa sembilan orang saja yang berhasil bertahan hidup, seperti yang dituturkan oleh sejarahwan Mike Edward di National Geographic.

Menguasai Baghdad

Tahun 1258, Hulako Khan berhasil menumbangkan pemerintahan Khilafah Bani Abasiyah di Baghdad, membantai jutaan kaum muslim di sana, hanya beberapa saja yang selamat dari kekejaman tantara Barbar Mongol ( Tar tar), selain menghancurkan kota Baghdad, tentara Mongol juga membakar dan membuang buku-buku ilmu pengetahuan yang berada di perpustakaan Baghdad, saat itu banyak koleksi berharga ilmu pengetahuan hilang begitu saja.

Serangan Bangsa Mongol digambarkan oleh Ibnu Taimiyah sebagai kengerian yang luar biasa, dan sulit diterima akal sehat. Ibnu Taimiyah adalah salah seorang yang selamat dari serangan tentara Mongol, beliau dan keluarganya berhasil melarikan diri ke Mesir.

Pasukan Mongol terus bergerak ke arah Palestina, namun dihadang oleh tentara Mamluk dari Bani Mamalik yang dipimpin Muzafar Al Qutus di Ain Jalut, bersama Ibnu Taimiyah, Al Qutus berhasil menghadang dan menggagalkan serangan Mongol ke Palestina dan Mesir.
Pasukan Mongol berhenti menyerang kaum muslim setelah kalah telak di Ain Jalut. Namun di sisi lain arah tenggara mereka terus melakukan serangan ke Eropa, mengalahkan kerajaan Rusia, terus bergerak menguasai Eropa Timur, mengalahkan bangsa Viking di Swedia, tentara-tentara Eropa tumbang setelah kalah melawan tentara kuda Mongol yang lebih pendek dan kecil namun sangat gesit, sehingga seluruh Eropa Timur dikuasai Mongol.
Masuk Islam

Ya itu semua memang adalah kehebatan bangsa Mongol, mereka mampu hampir saja menguasai dunia, dengan kehebatan militernya yang luar biasa. Setelah berhasil menguasai hampir seluruh benua Asia dan sebagian Eropa, gerakan tentara Bangsa Mongol mulai mengendur.

Terlepas dari kemampuan militernya yang hebat, Mongol tidak menonjol secara kebudayaan. Walaupun para pemimpin Mongol mengundang para ahli ke pusat pemerintahannya untuk membangun negeri itu, tetapi bangsa Mongol sendiri tidak tampil sebagai ilmuwan, sastrawan, atau arsitek. Mereka tetap memainkan peran yang sama sebagaimana sebelumnya, yaitu sebagai tentara dan penunggang kuda yang tangguh. Kekosongan di lapangan peradaban otomatis diisi oleh bangsa-bangsa lainnya, dan kaum Muslimin memiliki peranan yang besar dalam hal ini.

Kemudian mulailah para pimpinan Bangsa Mongol di daerah-daerah yang ditaklukan seperti di timur tengah masuk Islam, dan pada akhirnya mayoritas pasukan Mongol yang menguasai daerah di timur tengah pun masuk Islam. Mereka kagum dengan budaya mulia Islam, dengan ilmu pengetahuannya, dengan sistem hukumnya, ekonominya serta Ideologinya yang sangat maju. Para pemimpin inilah yang akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan Imperium Mongol dan justru tunduk pada kekuasaan Khilafah Islam di Mesir. Para penguasa daerah taklukan Mongol akhirnya mendirikan Kesultanan Mongol seperti di India, dan Turki.

Bahkan Berke Khan seorang penguasa Mongol di Turki ( Golden Horde ) justru menyerang tentara Mongol pimpinan Hulaku Khan yang hendak menyerang Palestina kembali setelah kalah di Perang Ain Jalut. Walaupun Berke Khan dan Hulakhu Khan adalah saudara, tetapi Berke Khan lebih mencintai Islam dan kaum muslim dari pada Bangsa Mongol.

Muslim Keturunan Kazakh Mongol di Kazakhstan

Di Wilayah bekas kekuasaan Hulaku Khan justru berdiri Kesultanan Mongol yang memerintah hingga akhir abad 18 dari wilayah India, Pakistan, Afganistan, Kazakhstan, Uzbek dan lainnya, salah satu Sultan yang terkenal adalah Sultan Akbar Khan, yang merupakan keturunan India Mongol. Dan nama-nama Mongol di India juga identik dengan Islam, seperti Syahrukh Khan, Amir Khan, mereka adalah muslim dan mereka adalah keturunan Mongol India. Pernah nonton film My name is Khan yah itu adalah nama Muslim dari India. Beberapa keturunan Mongol nantinya juga menurunkan bani Utsmani yang nantinya mengambil alih pemerintahan Khilafah Islam, yaitu Khilafah Utsmaniyah. Muhammad Al Fatih juga masih punya darah Mongol.

Di Cina, saat Dinasti Yuan yang merupakan Dinasti Mongol berkuasa, justru Islam berkembang sangat pesat. Orang-orang Arab dan Uighur yang beragama Islam serta mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi maju di rekrut oleh pemerintah Yuan untuk membangun Cina, dan ini adalah kesempatan bagi mereka untuk berdakwah.

Imperium Mongol Akhirnya Tumbang

Setelah para pasukan dan pimpinan Mongol di timur tengah masuk Islam, maka akhirnya kekuatan Imperium Mongol pun rontok satu per satu. Kekuasaan Mongol di Eropa berhasil direbut kembali oleh bangsa-bangsa Eropa karena tidak ada dukungan dari Timur Tengah, sedangkan di Timur Tengah para penguasa Mongol melepaskan diri dari Imperium Mongol karena tunduk pada Islam. Dan puncaknya adalah kekuatan terakhir Imperium Mongol yaitu Dinasti Yuan di Cina, dikudeta oleh kaum muslim dan rakyat Cina.

Akhirnya Dinasti Yuan pun tumbang pada tahun 1358 setelah menguasai Cina selama 89 tahun ( 1279-1558 ) dan berdirilah Dinasti Ming, dan saat itu juga ekonomi dan politik Cina dikuasai kaum Muslim, dan Islam mewarnai segala aspek kehidupan di Cina, menurut catatan sejarah ada banyak Kaisar Dinasti Ming yang Muslim, ada juga yang menyebutkan semua Kaisar Dinasti Ming adalah Muslim, dan ada Juga yang menyebut bahwa kata Ming terinspirasi kata Madinah Al Munawarah, yang artinya adalah Kejayaan dan kegemilangan.

Kesimpulan

Memang secara Militer Bangsa Mongol saat itu unggul dan luar biasa, serta memperoleh kemenangan yang berturut turut sepanjang perjalanannya menaklukan negeri-negeri yang dilewatinya.

Namun secara Ideologi, bangsa Mongol bukanlah apa-apa, mereka justru kalah ketika menghadapi Ideologi Islam yang saat itu diterapkan secara Kaffah oleh negara Khilafah Islam, bangsa Mongol harus menerima kenyataan bahwa disamping kehebatan tentaranya mereka tidak lebih dari sebuah bangsa primitif yang tidak mempunyai Ideologi dan Ilmu Pengetahuan yang hebat, yang justru mereka butuhkan untuk bekal berkuasa.

Akhirnya mereka harus menerima kenyataan yaitu menyerah kalah pada serbuan Islam secara pemikiran, dan akhirnya mereka masuk Islam dengan sukarela dan senang hati.
Jadi jika kesimpulan di atas dihubungkan dengan kenyataan umat Islam saat ini adalah, bahwa umat Islam sebenarnya sangat banyak dan sangat kuat secara militer. Namun Umat Islam kalah secara Ideologi, karena Ideologi Islam yaitu Syariat Islam tidak ditegakkan, dan Institusi Negara Khilafah Islam yang akan mempersatukan kaum Muslim seluruh dunia tidak ada. Sehingga dengan sendirinya banyak kaum muslim yang membebek pada gaya hidup dan ideologi Kafir barat.
F. Munculnya Timur Lenk dan Invasinya ke Negara-negara Asia

Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali, yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk.

Timur Lenk dilahirkan di Kesh (kini bernama Shahr-i-Sabz, ‘kota hijau’), yang terletak sekitar 50 mil di sebelah selatan kota Samarkand di Uzbekistan pada tanggal 25 Sya’ban 736 H (8 April 1336 M). Timur Lenk, yang artinya Timur si Pincang, karena kaki kirinya yang pincang sejak lahir adalah seorang penakluk dan penguasa keturunan Turki-Mongol dari wilayah Asia Tengah.

Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand. Taragai menjadi gebernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri. Ketika ayahnya wafat, Timur bergabung dengan pasukan Gubernur Transoxiana, Amir Qaghazan, sampai gubernur itu meninggal.

Timur lalu bergabung sebagai tentara pada penguasa lokal, Amir Husein. Pada 1360 M, Timur telah menjadi seorang pemimpin militer termasyhur. Timur dikenal sebagai komandan yang gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari ancaman Tughluq Timur Khan, penguasa Dinasti Chagatai.

Serbuan pasukan Tughluq Timur Khan melambungkan nama Timur Lenk. Ketangguhan dan kehebatannya membuat penguasa Dinasti Chagatai terkesan. Ia direkrut Tughluq menjadi pasukannya, namun kemudian memberontak setelah Tugluq mengangkat anaknya, Ilyas Khoja sebagai Gubernur Samarkand dan hanya menjadikan Timur sebagai wazir.

Timur melakukan pemberontakan bersama dengan Amir Husain cucu Qaghazan, Tughulq dan Ilyas Khoja tewas dalam pertempuran. Kemudian Timur malah membunuh Amir Husain yang juga iparnya sendiri. Pada 10 April 1370, ia mengangkat dirinya sebagai penguasa tunggal. Semboyan Timur Lenk yaitu:

“Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada satu raja.”

Sejak itu, Timur Lenk menebar maut sebagaimana dilakukan Hulagu seabad sebelumnya.
Timur Lenk menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan Turki yang loyalis, Timur Lenk melakukan perluasan kekuasaan. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah barat dan barat laut meliputi Mongol, Laut Kaspia, Ural, dan Volga.

Mulai tahun 782 H/ 1380 M Timur Lenk melakukan serangan ke Persia, Khurasan dan Azerbaijan dan berhasil mendudukinya dengan serangkaian pertempuran. Kemudian pada tahun 1393 Timur Lenk melakukan invasi ke Irak, melakukan pembunuhan dan penjarahan terutama di Baghdad dan Tikrit.

Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di Persia, termasuk Baghdad, Karballa, dan Irak Utara. Tak heran, bila banyak kota dan daerah yang dikuasai dinasti lain berhasil dikuasai Timur Lenk. Salah satu lawan yang paling berat bagi Timur Lenk adalah Tokhtamysh. Timur Lenk membangun menara terbuat dari 2000 mayat dibalut dengan lumpur di Sabwazar, Afghanistan.

Pada 1395, Timur Lenk menyerbu Moskow. Kemudian ia ke Timur ke India, tempat di mana ia membantai 80 ribu tawanannya. Kebiadaban terus ditebarkan. Pusat-pusat peradaban Islam dihancurkannya kecuali Samarkand. Di tempat ini, ia malah membangun kota dengan mendatangkan batu dari Delhi, India, dengan diangkut oleh gajah. Timur Lenk membangun piramida dari sekitar 20.000 kepala manusia di Aleppo, Syria, membunuh 20.000 orang di Baghdad dan mengubur hidup-hidup 4000 tentara musuh di Armenia. Sekolah dan masjid-masjid di sekitar Irak dihancurkan.

Timur juga menggempur dua kesultanan penting. Yakni kesultanan Usmani di Turki serta Mamluk di Mesir. Timur Lenk menyerang Syiria pada tahun 803 H (1401 M) dan memasuki Aleppo. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar.

Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Hamah, Horns dan Ba’labak berturut-turut jatuh ke tangannya. Pasukan Sultan Faraj dari Kerajaan Mamluk dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dahsyat sehingga Damaskus jatuh ke tangan pasukan Timur lenk pada tahun 1401 M. Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya saja yang masih tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang yang ahli dibawanya ke Samarkand.

Dalam pertempuran melawan Timur Lenk, Usmani dipimpin sendiri oleh Sultan Bayazid I. Erthugul, anak Bayazid, tewas. Dalam pertempuran berikutnya, perang di Ankara tahun 1404, Bayazid bahkan tertawan dan meninggal sebagai tawanan. Di Takrit, kota kelahiran Salahuddin Al-Ayyubi-Timur Lenk juga membangun piramida manusia. Dinasti Mamluk di Mesir tak luput dari ancamannya. Apalagi Sultan Malik Zahir Barquq melindungi penguasa Baghdad yang melarikan diri, Sultan Ahmad Jalair.

Namun, seperti menghadapi Hulagu sebelumnya, Mesir akhirnya luput dari serangan Timur. Serangan Timur Lenk benar-benar menghancurkan peradaban Islam. Praktis hanya Mesir yang selamat. Baghdad yang belum pulih akibat serangan Hulagu Khan dulu, kini remuk kembali.

Tak puas menjarah ke Barat, Timur Lenk kemudian mengincar Cina di timur. Padahal saat itu, ia telah berusia 71 tahun. Saat hendak melakukan invasi itu, Timur Lenk sakit dan meninggal pada 1405 . Dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil bertempur hebat memperebutkan kursi sang ayah. Khalil (1404-1404) menang, namun dikudeta oleh saudaranya yang lain, Syakh Rukh (1405-1447). Syakh Rukh dan anaknya, Ulugh Bey (1447-1449) memimpin negaranya dengan baik. Ilmu pengetahuan kembali berkembang. Namun tidak lama. Pada 1469, kekuasaan keluarga Timur Lenk itu ambruk.

Analisis

Bangsa Mongol adalah bangsa yang beringas. Kehidupan di gurun membuat mereka menjadi tangguh. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa strategi perang bangsa Mongol adalah menanamkan trauma dan rasa takut serta menjatuhkan mental hingga musuhnya tidak berani melawan. Berdasarkan analisis penulis, kemenangan bangsa Mongol dalam setiap peperangan tidak hanya karena taktik tersebut. Bangsa Mongol adalah bangsa yang licik, hal ini tersirat dari penipuan-penipuan tentang perdamaian yang dilakukan bangsa Mongol. Kekuatan mereka juga lebih besar dari umat Islam dalam arti kekuatan fisik, kemahiran berkuda, kecepatan dan kemahiran berperang. Hal ini karena memang pada dasarnya Mongol berasal dari suku-suku yang suka berperang. Selain itu, dari beberapa wilayah Islam yang dikalahkan Mongol memang kurang menguasai taktik perang dan kurang menguasai medan. Buktinya ketika Mamluk menguasai medan pertempuran dipadu dengan taktik yang bagus, Mongol dapat dikalahkan.

Perihal masuk Islamnya Timur Lenk memang ada perbedaan. Ada yang menyebutkan ia masuk Islam sejak kecil, ada yang berpendapat ia masuk Islam ketika menjadi kaisar dan ada pula yang berpendapat pada akhir hayatnya. Pertama, kalau kita analisis, dari beberapa referensi menyebutkan bahwa Timur Lenk bukanlah keturunan Mongol yang pertama masuk Islam. Kalau disebutkan ia masuk Islam sejak kecil padahal ia menghancurkan Islam memang terkesan tidak masuk akal.

Akan tetapi dilihat dari garis keturunan Mongol yang memang pada dasarnya sangat kejam dan beringas dipadukan dengan ambisi politik yang besar, maka seorang muslim manapun bisa berbuat keji demi kepentingannya sendiri. Pendapat Islamnya Timur Lenk sejak kecil ini bisa dikuatkan dengan fakta bahwa Timur Lenk pernah bergabung dengan pasukan Islam di bawah kekuasaan Amir Qaghazan dan ia juga mempunyai seorang ipar yang Islam bernama Amir Husain, dalam arti istrinya adalah seorang muslim. Ia juga mempunyai anak dengan nama Islam yaitu Muhammad Jehanekir dan Khalil.

Kedua, pendapat kedua mengatakan ia masuk Islam ketika menjadi kaisar. Hal ini penulis temukan dalam salah satu ceramah KH. Abdullah Gymnastiar. Bahwa setelah menangkap Syekh Jamaluddin dari Bukhara, Timur Lenk selalu teringat dengan kata-kata syekh tersebut yang mengatakan “Andaikata kami tidak diberi cahaya kemuliaan dengan agama yang benar, niscaya kami lebih hina daripada seekor anjing”.

Mendengar uraian ini, tergetarlah hati Timur Lenk hingga akhirnya terbukalah pintu hatinya untuk menerima Islam, hanya saja pada saat itu masih ada satu hal yang mengganjalnya yaitu dia belum menjadi kaisar dan orang tuanya yang berkuasa. Timur Lenk berjanji akan memeluk Islam ketika sudah menjadi kaisar dan janji itu dipenuhi. Setelah memeluk Islam ia menjadi tidak beringas. Tetapi pendapat ini tidak disertai dengan referensi yang jelas.

Ketiga, pendapat bahwa Timur Lenk masuk Islam pada akhir hayatnya. Penulis juga tidak menemukan referensi yang menjelaskan bahwa Timur Lenk masuk Islam pada akhir hayatnya. Kalau Timur Lenk mempunyai anak dengan nama Islam tentu nama itu diberikan saat anak itu masih kecil. Kalau Timur Lenk masuk Islam saat akhir hayatnya tidak mungkin ia mempunyai anak dengan nama Islam yang mana anak tersebut sudah dewasa dan memperebutkan kekuasaan setelah ia meninggal. Seandainya anak-anak tersebut masih kecil, masih mungkin kalau Timur Lenk masuk Islam di akhir hayatnya, tapi dalam beberapa referensi menyebutkan anak-anak tersebut berebut kekuasaan dalam arti pasti mereka sudah dewasa.

G. Kisah Islamnya Mongol

BANGSA Mongol pada era Jenghis Khan (w. 1227) dan anak cucunya, sebagaimana telah diketahui secara luas, telah menaklukkan banyak wilayah. Pada puncak kekuasaannya, mereka mengendalikan wilayah Asia Tengah, China, Rusia, sebagian Timur Tengah, dan Eropa Timur.

Mongol pada masa itu adalah bangsa penakluk, tetapi kekuatan utamanya ada pada militer, bukan pada ilmu pengetahuan dan sistem keyakinan yang kuat. Sehingga pada akhirnya, orang-orang Mongol ini terpengaruh oleh agama dan kebudayaan bangsa yang ditaklukkannya.

Selepas Jenghis Khan, wilayah kekuasaannya dibagi-bagi untuk empat putra utamanya, Jochi, Chagatai, Ogedei, Tolui, serta keturunan mereka masing-masing. Tak terlalu lama setelah menguasai wilayah yang luas itu, sebagian anak keturunan Jenghis Khan yang memimpin wilayah Muslim mulai masuk Islam.

Berke Khan (w. 1266) merupakan pangeran pertama di kalangan anak-cucu Jenghis Khan yang masuk Islam. Ia adalah cucu Jenghis Khan dari anak pertamanya, Jochi. Berke Khan masuk Islam di tangan Saifuddin Boharzi, seorang Syeikh sufi dari Bukhara, dan selepas itu ia pun berhasil mengajak seorang saudaranya, Tukh-Timur, masuk Islam.

Ia memimpin wilayah Golden Horde di Barat Rusia. Kepemimpinannya kuat dan pasukannya beberapa kali menginvasi Eropa Timur dan menyebabkan Kaisar Byzantium terpaksa memberikan upeti kepadanya. Ketika Hulagu Khan menguasai dan menghancurkan kekhalifahan Islam di Baghdad serta meneruskan invasinya ke Suriah dan Mesir, Berke Khan bekerja sama dengan penguasa Mamluk di Mesir untuk menghadapi sepupunya itu.

Hulagu Khan (w. 1265) yang belakangan bermusuhan dengan Berke Khan merupakan anak Tolui, putera bungsu Jenghis Khan. Hulagu inilah yang menaklukkan Baghdad, meruntuhkan pusat kekhalifahan Islam pada tahun 1258, dan mendirikan Dinasti Ilkhanate di wilayah Persia.

Walaupun tindakannya itu sangat merugikan peradaban Islam, tetapi salah satu anaknya sendiri, yaitu Teguder Ahmad, memutuskan masuk Islam. Teguder Ahmad sempat menjadi pemimpin Ilkhanate dan menjadikannya kesultanan, tetapi dua tahun kemudian ia dikalahkan oleh keponakannya sendiri yang memberontak kepadanya dan mengambil alih kepemimpinan.

Beberapa tahun selepas itu, Ilkhanate kembali dipimpin oleh pangeran Mongol yang Muslim, yaitu Ghazan, dan kemudian berubah menjadi kesultanan Islam.

Banyak cucu dan keturunan Jenghis Khan lainnya yang kemudian juga masuk Islam dan mengadopsi kebudayaan serta peradaban Islam dalam sistem pemerintahan mereka. Ada juga yang tidak masuk Islam, tetapi pengaruh peradaban Islam cukup kuat dalam pemerintahannya, seperti yang terjadi di China misalnya. Dinasti Yuan merupakan dinasti Mongol di China yang pertama kali dipimpin oleh Kubilai Khan. Walaupun para penguasa dan mayoritas penduduknya tidak menganut Islam, tetapi peran kaum Muslimin dalam pemerintahan serta dalam lapangan ilmu pengetahuan dalam Dinasti Yuan sangat menonjol.

Sehingga ketika Dinasti itu melemah dan runtuh, dinasti yang menggantikannya adalah Dinasti Ming yang Muslim.

Tughluk Timur Khan

Tughluk Timur (w. 1363) merupakan keturunan Jenghis Khan yang ketujuh, dari jalur Chagatai. Ia hidup lebih dari satu abad setelah Jenghis Khan. Menjelang masa kepemimpinannya, wilayah kekuasaan keluarga Chagatai terpecah dua, yaitu Transoxiana di sebelah Barat dan Moghulistan di sebelah Timur yang kebanyakan penduduknya menganut Budha atau Shamanisme. Wilayah-wilayah ini pada jaman sekarang ini mencakup wilayah Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgystan, Kazakhstan, dan Barat Laut China.

Ketika itu tidak ada pemerintahan yang kuat pada kedua wilayah ini. Seorang amir dari keluarga Dughlat, yaitu Bulaji, memutuskan untuk memilih seorang Khan yang akan dibesarkan untuk menjadi seorang pemimpin di wilayah tersebut. Pilihannya jatuh pada seorang pemuda bernama Tughluk Timur dan dikatakan sebagai anak atau, menurut sejarawan lainnya, keponakan dari khan yang sebelumnya, Esen Buqa (w. 1318).

Tughluk Timur kemudian masuk Islam dan mendorong emir-emirnya yang lain untuk masuk Islam juga. Ia pada awalnya memimpin wilayah Moghulistan, dan belakangan berhasil menyatukan wilayah Transoxiana ke dalam wilayah kekuasaannya.

Sejarah pemerintahan Tughluk Timur dan keturunannya secara khusus tertulis dalam buku Tarikh-i-Rashidi yang disusun oleh Mirza Muhammad Haidar, seorang emir dari keluarga Dughlat. Mirza sendiri sempat memimpin wilayah Kashmir dan meninggal di wilayah itu.
Tarikh-i-Rashidi menceritakan kisah masuk Islam-nya Tughluk Timur. Pada suatu hari, Tughluk Timur yang masih berumur 18 tahun pergi berburu bersama beberapa orang bawahannya.
Ketika itu tampaknya ia baru menjelang diangkat sebagai khan atau pemimpin Moghulistan. Tughluk memerintahkan orang-orang untuk menyertainya berburu, tidak boleh ada yang absen.

Ketika itu, ia melihat ada beberapa orang yang sedang duduk beristirahat tak jauh dari tempatnya berburu. Maka ia pun memerintahkan agar orang-orang ini ditangkap, karena mereka telah melanggar perintahnya untuk ikut serta berburu.

Mereka kemudian dibawa ke hadapan Tughluk Timur. Orang-orang yang ditangkap ini adalah rombongan kecil yang dipimpin oleh Syeikh Jamaluddin, seorang ulama keturunan Tajik. Saat berada di hadapannya, Tughluk bertanya kepadanya, “Mengapa kalian melawan perintah saya?”

Syeikh Jamaluddin kemudian menjawab, “Kami ini orang asing yang meninggalkan reruntuhan kota Katak. Kami tidak mengerti tentang perburuan dan aturan dalam berburu, karena itu kami tidak melanggar perintahmu.”

Apa yang dikatakan Syeikh Jamaluddin memang benar, sehingga Tughluk tidak memiliki alasan untuk menahan atau menghukumnya. Ia pun memutuskan untuk membebaskan mereka. Tapi ymungkin masih ada rasa kesal dalam hatinya terhadap Syeikh Jamaluddin, sehingga ia mengajukan pertanyaan terakhir yang bertujuan menghinakannya. Ketika itu ia sedang memberi makan anjingnya dengan potongan daging babi. Maka ia pun bertanya kepada Syeikh Jamaluddin, “Apakah kamu lebih baik daripada anjing ini; atau anjing ini yang lebih baik daripada kamu?”

Syeikh Jamaluddin memberikan jawaban yang bijak, “Kalau saya memiliki iman, maka saya lebih baik daripada anjing ini; tapi kalau saya tidak memiliki iman, maka anjing ini lebih baik daripada saya.”

Tughluk rupanya terkesan dengan jawaban ini. Setelah selesai dari aktivitasnya, ia memutuskan untuk pulang dan ia memerintahkan anak buahnya untuk menaikkan Syeikh Jamaluddin ke atas kuda dan membawanya untuk menemuinya. Anak buah Tughluk kemudian membawa seekor kuda dan mempersilahkan Syeikh Jamaluddin naik ke atasnya.

Saat melihat ada bekas darah babi pada sadel kuda itu, Syeikh Jamaluddin memutuskan untuk berjalan kaki. Tapi karena terus didesak, ia akhirnya mengendarai kuda itu dengan meletakkan sehelai sapu tangan di atas sadel kuda itu.

Saat tiba di hadapan Tughluk, ia kembali ditanya, “Apa itu tadi yang sekiranya dimiliki oleh seseorang ia akan lebih baik daripada anjing?”

“Iman,” jawab Syeikh Jamaluddin. Beliau kemudian menjelaskan apa itu iman dan menjelaskan tentang Islam kepada Tughluk Timur sehingga yang terakhir ini tersentuh dan menangis.

Tughluk kemudian berkata kepada Syeikh Jamaluddin, “Kalau nanti saya menjadi seorang Khan dan memiliki kekuasaan yang mutlak, kamu harus datang lagi kepada saya, dan saya berjanji akan menjadi seorang Muslim.” Ia kemudian menyuruh orang-orangnya untuk membawa pergi Syeikh Jamaluddin dengan penuh penghormatan.

Rupanya tak lama setelah kejadian itu, sebelum Tughluk diangkat menjadi seorang penguasa, Syeikh Jamaluddin meninggal dunia. Namun sebelum meninggalnya, ia menceritakan pengalamannya itu kepada anaknya yang bernama Arshaduddin yang juga alim dan soleh. Ia berpesan kepada anaknya itu, “Karena saya mungkin akan meninggal dunia tak lama lagi, maka hendaknya hal ini menjadi perhatian kamu.

Jika pemuda itu menjadi seorang Khan, ingatkan dia tentang janjinya untuk menjadi seorang Muslim; dengan begitu berkah kebaikan ini mudah-mudahan terjadi dengan perantaraanmu, dan karenanya dunia akan menjadi terang benderang (dengan cahaya Islam, pen.).”

Tidak lama setelah itu, Tughluk Timur diangkat menjadi seorang Khan yang berkuasa penuh atas wilayah Moghulistan. Saat mendengar hal ini, Syeikh Arshaduddin segera berangkat ke Moghulistan dan mencari jalan untuk bertemu dengan Tughluk Khan. Tetapi berkali-kali mencoba, ia tetap tidak berhasil menjumpainya.

Ia terus menunggu kesempatan untuk bertemu dengan Khan yang baru diangkat itu. Sementara itu, ia punya kebiasaan melantunkan azan subuh setiap pagi di tempat yang tidak terlalu jauh dari tenda tempat tinggal Tughluk Khan. Pada suatu pagi, Tughluk Khan memanggil seorang pengawalnya dan berkata, “Ada orang yang bersuara keras seperti ini setiap pagi, pergi dan bawalah ia ke sini.”

Syeikh Arshaduddin masih di tengah lantunan azannya ketika pengawal itu datang dan terus menangkap dan membawanya ke hadapan Tughluk Khan. Tughluk kemudian bertanya kepadanya, “Siapa kamu yang selalu mengganggu tidur saya setiap pagi di waktu yang awal ini?”

“Saya putera seseorang yang pada satu ketika dulu Anda berjanji kepadanya untuk menjadi seorang Muslim,” jawab Syeikh Arshaduddin. Ia pun menceritakan apa yang dahulu pernah terjadi antara ayahnya dan Tughluk Khan sehingga yang terakhir ini ingat.

“Engkau diterima,” kata Tughluk Khan, “dan dimana ayahmu?”

“Ayah saya telah meninggal dunia, tetapi ia memberikan amanah misi ini kepada saya,” jawab Syeikh Arshad.

“Sejak saya naik ke tampuk kepemimpinan saya ingat bahwa saya mempunyai sebuah janji, tetapi orang yang saya beri janji itu tidak pernah datang. Sekarang saya menerimamu. Apa yang mesti saya lakukan?”

Maka Syeikh Arshaduddin membimbingnya untuk melakukan wudhu dan mengucapkan kalimat syahadat selepasnya. Kemudian ia mengajarinya hal-hal yang mendasar dalam Islam. Mereka juga sepakat untuk mengajak setiap emir di pemerintahan Tughluk Khan untuk masuk Islam.

Satu demi satu emir-emir kepercayaannya diseru kepada Islam dan mereka menerima ajakan ini. Ternyata beberapa emir itu ada yang sudah masuk Islam secara diam-diam sebelumnya. Mereka merahasiakan hal ini karena khawatir Tughluk Khan tidak akan menyukainya.

Keislaman Tughluk Timur Khan telah membawa perubahan besar dalam pemerintahan di Moghulistan. Ia lah yang secara resmi untuk pertama kalinya menjadikan Islam sebagai agama negara di wilayah ini. Semuanya berawal dari pertemuannya dengan seorang Syeikh yang soleh dan mampu menjelaskan kepadanya tentang hakikat iman; bahwa iman itulah yang menentukan nilai kemuliaan seorang hamba dan membedakannya dari seekor hewan.

H. Pengkhiatan Syiah di balik runtuhnya kekhilafahan Islam

Jejak kelam Syiah dalam sejarah runtuhnya kekhilafahan Islam menjadi pelajaran penting, bahwa mereka adalah para pengkhianat yang menikam kaum muslimin dan meruntuhkan kekuasaan Islam.

Baghdad baru saja ditaklukkan oleh pasukan Tartar. Pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan situs-situs peradaban Islam diluluhlantakkan. Pasukan yang dipimpin oleh Hulagu Khan dari ras Mongolia itu berhasil menaklukkan salah satu kota yang menjadi simbol gemilangnya peradaban Islam pada 656 Hijriyah.

Sejarah menceritakan, sungai di Baghdad yang jernih berubah pekat menghitam akibat ribuan, bahkan jutaan buku yang ditenggelamkan. Sebagian lagi terbakar oleh keganasan invasi pasukan kafir tersebut. Takluknya Baghdad menandai runtuhnya imperium Khilafah Abbasiyah yang dikenal sebagai salah satu pusat peradan Islam.

Mengenai keruntuhan Baghdad dan penyerangan pasukan Tartar, sejarawan Dr. Raghib As-Sirjani menceritakan kisah ini dalam bukunya “Qishah At-Tatar min Al-Bidayah ila ‘Ain Jalut” (hlm. 129-170). Sedangkan sejarawan lainnya, Dr. Muhammad Ali Ash-Shalabi menceritakan dengan apik dalam bukunya “Al-Moghul Baina Al-Intisyar wa Al-Inkisyar” (hlm.310-312).

Kedua sejarawan tersebut sangat mumpuni dalam bidangnya, karena disamping sebagai sejarawan (mu’arrikh), mereka juga ahli hadits (muhaddits), yang bisa memilah mana kisah-kisah palsu dan mana yang mu’tabar.

Kejatuhan Daulah Abbasiyah ke tangan pasukan Tartar tak lepas dari pengkhianatan tokoh Syiah Rafidhah bernama Alauddin Ibnu Alqami. Dalam keterangan lain, kejatuhan Baghdad karena adanya konspirasi antara pasukan Tartar dan kelompok Syiah Qaramithah yang mempunyai hasrat menjatuhkan pemerintahan Daulah Abbasiyah, kemudian menggantikannya dengan Daulah Fathimiyah.

Ia diangkat sebagai perdana menteri oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Namun Ibnu Alqani memendam hasrat untuk merampas kekhilafahan Abbasiyah agar jatuh ke tangan Dinasti Fathimiyah. Ibnu Alqani berkorespondensi dengan pimpinan bangsa Tartar dan mendukung pasukan kafir tersebut masuk dan menyerang kota Baghdad.

Ibnu Katsir menceritakan, “Ibnu Alqani menulis surat kepada pasukan Tartar yang intinya mendukung mereka menguasai Baghdad dan siap melicinkan jalan bagi mereka (Tartar). Ia membeberkan kepada mereka kondisi terakhir Khilafah Abbasiyah, termasuk kelemahan pasukan Al-Mu’tashim.

Itu semua tiada lain karena pada tahun tersebut ia ingin melihat Khalifah Abbasiyah, Al-Mu’tashim, tumbang, dan bid’ah aliran sesat Syiah Rafidhah berkembang pesat. Khalifah diambil oleh Dinasti Fathimiyah, para ulama dan mufti sunnah musnah.” (Lihat: Al-Bidayah wa An-Nihayah, XIII/202)
Baghdad Takluk

Baghdad berhasil takluk. Khalifah Al-Mu’tashim Billah wafat terbunuh pada 14 Shafar 656 H/1258 M. Pembunuhan Al-Mu’tashim tak lepas dari pengkhianatan Ibnu Alqani dan Nashiruddin Ath-Thusi, yang menjalin hubungan dengan Hulagu Khan.

Pengkhianatan itu mengakibatkan banyaknya ulama yang terbunuh, sekolah-sekolah dan masjid yang hancur, perpustakaan sebagai gudang ilmu luluhlantak, dan kekejaman lainnya yang luar biasa. Baghdad yang indah dan megah bersimbah darah. Kaum muslimin ketika itu berduka. Pusat peradaban Islam yang gemilang, tinggal kenangan.

Setelah berhasil menaklukkan Baghdad, pada 22 Shafar 657 Hijriyah pasukan Tartar yang dipimpin oleh Hulagu Khan kemudian bergerak menuju Syam, wilayah yang menjadi pusat kekuasaan Islam pada masa itu. Mereka melakukan invasi dengan menyeberangi sungai Furat dan mengepung pintu masuk Syam selama tujuh hari. Pengepungan berhasil, bangsa Tartar kemudian masuk menyerbu kota. Sejarawan Ali Muhammad Ash-Shalabi mengatakan, Aleppo (halb) adalah kota pertama yang menjadi tujuan penaklukan Hulagu dan pasukannya, yang ketika itu dipimpin oleh Al-Malik Al-Mu’zham Tauran Syah, wakil dari Malik An-Nashir. Sebelum memasuki Aleppo, sebagaimana kebiasaan Hulagu, ia memberi peringatan penguasa agar tunduk dan menyerah. Namun, peringatan Hulagu Khan ditanggapi oleh Al-Malik Al-Mu’zham Tauran Syah dengan mengatakan, “Tidak ada yang pantas bagi kalian dari kami, kecuali pedang…!”

Hulagu Khan kemudian mengirim panglimanya yang bernama Katabgha untuk menaklukkan kota Damaskus pada akhir bulan Rajab, tahun 658 Hijriyah. Penaklukan berlangsung tanpa perlawanan, hingga akhirnya Damaskus yang merupakan kota terbesar di Suriah selain Aleppo, berhasil tunduk pada kekuasaan Tartar.

Negeri Syam yang dikenal sebagai tanah yang berkah, saat itu terkotori dengan ulah pasukan Tartar. Kemenangan pasukan Tartar kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang Nashrani untuk mendekati Hulagu Khan. Mereka membujuknya agar Hulagu membiarkan umat Nashrani menyiarkan agamanya.

Setelah mendapat persetujuan, umat Nashrani berkeliling kota mengangkat salib-salib mereka di atas kepala, sambil berteriak mengatakan, “Agama yang benar adalah agama Al-Masih..”. Mereka mengarak salib-salib besar mereka keliling kota, kemudian memaksa para penduduk untuk berdiri menghormati salib tersebut. Tartar ketika itu mengangkat seorang pemimpin di Damaskus yang bernama Ibil Siyan, pemimpin yang dikenal sangat melindungi kaum Nashrani.

Kota Damaskus dan Aleppo berhasil ditaklukkan. Kota yang bersejarah dan menyimpan peradaban Islam itu harus menyerah pada kekuatan pasukan Tartar. Jika Baghdad berhasil ditaklukkan oleh bangsa Tartar karena pengkhianatan Syiah Rafidhah, maka diantara faktor yang melemahkan semangat jihad umat Islam di negeri Syam saat itu adalah pengkhianatan kelompok Syiah Nushairiyah.

Syiah Merapat ke Hulagu Khan

Melalui para pemimpinnya, mereka berusaha merapat pada Hulagu Khan, dengan iming-iming yang ditawarkan pada pimpinan pasukan Tartar itu berupa harta milik kaum Muslimin yang berhasil dilumpuhkan. Diantara pemimpin Syiah yang berkhianat terhadap umat Islam adalah Syaikh Al-Fahr Muhammad bin Yusuf bin Muhammad Al-Kanji. Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menceritakan hal ini dalam buku monumentalnya, Al-Bidayah wa An-Nihayah, dengan menulis, “Ia adalah tokoh Syiah yang telah membujuk bangsa Tartar dengan harta kaum Muslimin. Ia sosok berhati busuk, orientalistik, dan meminta bantuan mereka (Tartar) dengan harta kaum muslimin…”

Dr. Imad Ali Abdus Sami Husain dalam bukunya “Khianaat Asy-Syiah wa Atsaruha fi Hazaimi Al-Ummah Al-Islamiyah” menceritakan bahwa ketika pasukan Tartar masuk ke kota Aleppo pada 658 Hijriyah, merampas dan mencuri harta dan tanah kaum muslimin di kota itu, pimpinan Syiah yang bernama Zainuddin Al-Hafizhi justru mengagung-agungkan Hulagu Khan dan meminta kepada umat Islam untuk tunduk menyerah dan tidak mengobarkan api perlawanan terhadap pasukan penjajah tersebut

Padahal Ketika itu, Raja An-Nashir yang berasal dari kalangan sunni sudah berkirim surat kepada Raja Al-Mughits di Kurk dan Al-Muzhaffar Qutuz di Mesir untuk mengirimkan bala bantuan kepada kaum muslimin di Aleppo. Namun sayang, kondisi mereka yang ketika itu juga dalam keadaan lemah, tidak mampu memenuhi permintaan Raja An-Nashir.

Sikap pemimpin Syiah Nushairiyah, Zainuddin Al-Hafizhi, memantik kemarahan Malik Az-Zhahir Ruknuddin Baybars Al-Bunduqdari. Ia begitu marah kepada pemimpin Syiah itu, kemudian memukulnya sambil mengatakan, “Kalianlah penyebab kehancuran kaum Muslimin!” Baybars adalah tokoh pejuang Muslim asal Kazakhstan yang kemudian berjihad melawan bangsa Tartar dan kaum Kristen, dan wafat di Damaskus. Namanya begitu dikenal sebagai pahlawan Islam yang cukup ditakuti dan disegani musuh. (Mausu’ah At-Tarikh Al-Islamiy: Al-Ashr Al-Muluki, Amman: Dar Usamah li An-Nasyr, 2003, hlm. 24-36)

Seorang ulama bernama Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim bin Abdul Salam bin Taimiyah Al-Harrani atau biasa disebut Syaikh Ibnu Taimiyah, yang berjuluk hujjatul Islam, termasuk orang yang berjuang melawan pasukan Tartar. Ia juga mengetahui bagaimana kelompok Syiah Nushairiyah berkhianat terhadap kaum muslimin. Karenanya, Ibnu Taimiyah yang tahu persis bagaimana sepak terjang kelompok Syiah ekstrem ini, menyatakan bahwa mereka adalah kaum kafir dan non muslim yang harus diperangi.
Ibnu Taimiyah

Ketika orang-orang Tartar mengepung kota Damaskus, Ibnu Taimiyah dengan lantang mengatakan,”Jangan kalian serahkan benteng ini, meskipun tinggal satu batu bata saja, karena benteng ini adalah untuk kepentingan kaum muslimin. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjaga benteng ini untuk kaum muslimin, sebagai perisai bagi penduduk Syam yang menjadi pusat iman dan sunnah, sampai Isa Ibnu Maryam Alaihissalam turun di sana.”

Dalam buku Tarikh Al-Alawiyyin yang ditulis penganut Syiah Nushairiyah, Muhammad Amin Ghalib Ath-Thawil dijelaskan bahwa sikap kooperatif mereka dengan bangsa Tartar adalah bagian dari siasat untuk mengembalikan kekuasaan mereka, yang menurutnya telah dirampas oleh kaum Sunni.

Tarikh Al-Alawiyyin juga menjelaskan bagaimana kerjasama tokoh Syiah di Aleppo, Thamur Thusi, yang bekerjasama dengan Timur Lenk untuk menguasai kota tersebut. Timur Lenk membunuh kaum muslimin sunni dan membiarkan mereka yang menjadi pengikut Alawiyah. Timur Lenk adalah penganut Syiah Rafidhah yang wafat pada 808 Hijriyah. Anak keturunannya pun mengikuti jejak keyakinan Timur Lenk sebagai penganut ajaran Syiah. Karenanya, di setiap wilayah kekuasannya, Syiah banyak terlibat dalam pemerintahan, termasuk di negeri Persia (Iran). (Lihat: Tarikh Alawiyyin, hlm. 407)

Negeri Syam, termasuk wilayah Damaskus, berhasil kembali ke tangan kaum muslimin, setelah pasukan Syaifuddin Quthuz dan panglima Malik Azh-Zhahir Ruknuddin Baibars Al-Bunduqdari berhasil mengalahkan pasukan Tartar dalam Perang Ain Jalut, sebuah wilayah di Palestina. Perang yang berlangsung pada 25 Ramadhan 659 H/September 1260 M itu berhasil memukul mundul pasukan Tartar dan membuat mereka lari tunggang langgang menyebar ke beberapa wilayah.

Pasukan yang dipimpin oleh Syaifuddin Quthuz dan panglima Baibars, berhasil membunuh seorang pemimpin dari sekte Syiah Rafidhah di Damaskus, karena keberpihakan tokoh tersebut kepada pasukan Tartar dalam merampas dan menjarah harta kaum muslimin. Dengan kemenangan di Perang Ain Jalut ini, Syaifuddin Quthuz yang berasal dari Kerajaan Mamalik Bahriyah (kerajaan wilayah maritim yang dibangun oleh para budak) kemudian menggabungkan negeri Syam dengan Mesir, sehingga kekuasaannya semakin luas.

Ada yang menarik dalam buku “Al-Maushu’ah Al-Muyassarah fi At-Tarikh Al-Islamiy”. Tim Riset dan Studi Islam sebagai penyusun buku itu, membuat sub bab berjudul “Baybars dan Sekte Bathiniyah”. Buku yang diberi kata pengantar oleh ahli sejarah dari Mesir, Dr. Raghib As-Sirjani ini menulis, “Baibars berhasil menundukkan Sekte Bathiniyah, cabang dari Sekte Ismailiyah di Syam.

Orang-orang Eropa menyebut sekte ini Al-Hasyasyin. Sebelumnya mereka adalah ancaman bagi raja-raja Mesir, sejak masa pemerintahan Shalahuddin Al-Ayyubi.” (Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam Jilid I (terj), Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2013, hlm.478)

Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa pada masa lalu, Syiah Rafidhah, baik itu Sekte Ismailiyah, Nushairiyah, Qaramithah, dan Syiah ekstrem lainnya telah melakukan pengkhianatan terhadap umat Islam di Syam. Sejarah juga mencatat, mereka kemudian diperangi oleh para pemimpin Islam.

Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi yang dikenal sebagai penakluk Baitul Maqdis, semasa berkuasa terus berusaha mengikis habis pengaruh Syiah Rafidhah, baik pengaruh dari buku-buku, maupun pengaruh dari para pemimpin mereka. Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi berusaha memerangi kelompok Syiah Rafidhah yang bercokol di Mesir, Yaman, dan Syam. (Lihat: Dr. Ali Muhamamd Ash-Shallabi, Shalahuddin Al-Ayyubi wa juhduhu fi Al-Qadha Ad-Daulah Al-Fathimiyah wa Tahrir Bait Al-Muqaddas, Mesir: Daar Ibnu Al-Jauzi, 2007, hlm. 257-258

Pengkhianatan Selanjutnya

Ketika Daulah Utsmaniyah berusaha menguasai Syam dan merebutnya dari penjajahan bangsa Eropa; Perancis dan Inggris, pengkhianatan kelompok Syiah Nushairiyah juga terus berlangsung. Jumlah mereka yang minoritas, selalu menyimpan ketakutan akan sikap diskriminasi kelompok Sunni yang menjadi warga mayoritas di Syam. Karenanya, Tokoh Syiah Nushairiyah Shaleh Al-Alawi bahkan menjalin hubungan dan menandatangani nota kesepahaman dengan tokoh sekular Yahudi Dunamah Turki, Mustafa Kamal Attaturk pada tahun 1920. Nota kesepahamaman ini tentu saja bertujuan membendung pengaruh imperium Utsmani di Syam, khususnya di wilayah Suriah yang juga menjadi musuh kaum sekularis seperti Attaturk. Karenanya, Attaturk dengan organisasinya Ittihad wa At-Taraqi (Partai Persatuan dan Kemajuan) berhasil menumbangkan Khilafah Utsmaniyah pada 1924.

Kelompok Syiah Nushairiyah tentu mempunyai kepentingan untuk menyelamatkan entitasnya jika Daulah Utsmaniyah tetap bercokol di Syam. Mereka khawatir, Daulah Utsmaniyah yang Sunni akan memposisikan mereka secara diskriminatif.

Kekhawaturan inilah yang kemudian terus terpelihara sehingga mereka merasa perlu melakukan berbagai pengkhianatan terhadap umat Islam dengan berkolaborasi pada musuh-musuhnya. Padahal sesungguhnya sikap khianat mereka adalah ambisi untuk merebut kekuasaan sehingga terbentuk rezim Syiah. Belakangan terbukti, rezim Syiah Nushairiyah yang minoritas, justru melakukan berbagai aksi diskriminasi dan kekejaman terhadap kaum muslimin di Suriah.

Surat Pada Perancis

Sebuah dokumen luar negeri Perancis, Nomor 3547 tertanggal 15 Juni 1936 melansir adanya surat dari tokoh-tokoh Alawiyah/Nushairiyah kepada pemerintah Perancis, yang diantaranya ditandatangani oleh Sulaiman Al-Asad, kakek dari Hafizh Asad. Surat tersebut berisi permohonan agar Perancis tetap bersedia berada di wilayah Suriah, karena mereka khawatir, jika Perancis hengkang, keberadaan mereka terancam. Surat tersebut berbunyi:

“Presiden Perancis yang terhormat,

Sesungguhnya bangsa Alawiyah yang mempertahankan kemerdekaannya dari tahun ke tahun dengan penuh semangat dan pengorbanan banyak nyawa. Mereka adalah masyarakat yang berbeda dengan masyarakat Muslim (Sunni), dalam hal keyakinan beragama, adat istiadat, dan sejarahnya. Mereka tidak pernah tunduk pada penguasa dalam negeri.

Sekarang kami lihat bagaimana penduduk Damaskus memaksa warga Yahudi yang tinggal bersama mereka untuk tidak mengirim bahan pangan kepada saudara-saudara mereka kaum Yahudi yang tertimpa bencana di Palestina! Kaum Yahudi yang baik, yang datang ke negeri Arab yang Muslim dengan membawa peradaban dan perdamaian, serta menebarkan emas dan kesejahteraan di negeri Palestina, tanpa menyakiti seorang pun, tak pernah mengambil sesuatupun dengan paksa. Namun demikian, kaum muslimin menyerukan “Perang Suci” untuk melawan mereka, meskipun ada Inggris di Palestina dan Perancis di Suriah.

Kita menghargai kemuliaan bangsa yang membawa kalian membela rakyat Suriah dan keinginannya untuk merealisasikan kemerdekaannya. Akan tetapi Suriah masih jauh dari tujuan yang mulia. Ia masih tunduk pada ruh feodalisme agama terhadap kaum muslimin.

Kami sebagai rakyat Alawiyah yang diwakili oleh orang-orang yang bertandatangan di surat ini berharap, pemerintah Perancis bisa menjamin kebebasan dan kemerdekaannya, dan menyerahkan nasib dan masa depannya kepadanya (Alawiyah, pen). Kami yakin bahwa harapan kami pasti mendapaykan dukungan yang kuat dari mereka untuk rakyat Alawiyah, teman yang telah memberikan pelayanan besar untuk Perancis.”

Demikian surat yang ditulis oleh tokoh-tokoh Syiah Nushairiyah, yang membujuk Perancis untuk tetap menjamin dan mendukung keberadaan mereka. Surat tersebut ditandatangani oleh Sulaiman Asad (kakek Hafizh Asad), Muhammad Sulaiman Ahmad, Mahmud Agha Hadid, Aziz Agha Hawwasy, Sulaiman Mursyid, dan Muhammad Beik Junaid. (Lihat:Syaikh Abu Mus’ab As-Suri, Rezim Nushairiyah: Sejarah, Aqidah dan Kekejaman Terhadap Ahlu Sunnah di Syiria (terj), Solo: Jazeera, 2013, hlm. 65-66)

Pada saat ini, keberadaan rezim Syiah Nushairiyah di Suriah mendapat dukungan yang kuat dari kelompok Syiah Itsna Asyariyah atau Syiah Imamiyah di Libanon dan Iran. Mereka mempunyai kesamaan ajaran, ideologi, bahkan cita-cita, untuk mewujudkan dendam mereka merebut kekuasaan dari kelompok Sunni.

Mereka yang hidup minoritas di Suriah, kemudian berkolaborasi dengan bantuan Syiah di Libanon, melalui kelompok militer Hizbullah yang dipimpin oleh Hasan Nashrullah, untuk bertahan dan survive, serta mengamankan kekuasaan mereka yang direpresentasikan dalam kekuasaan Rezim Bashar Al-Asad. Dimanapun, kelompok minoritas akan selalu waspada, struggle, dan berjuang habis-habisan untuk mengamankan eksistensinya.

Bahkan, dalam kasus Suriah saat ini, mereka berusaha mengamankan kekuasaan yang sudah sejak tahun 70-an mereka pegang. Mereka khawatir, jika umat Islam berkuasa, maka keberadaan mereka akan terusik. Padahal, mereka sesungguhnya adalah pengkhianat yang tak bisa hidup berdampingan dengan kaum muslimin, selama akidah mereka melecehkan para sahabat, dan mengganggap Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu sebagai tuhan atau menyatu dengan Tuhan.

Untuk mempertahankan keberadaanya, Syiah Nushairiyah sampai hari ini tak segan-segan untuk berkhianat, bahkan berkolaborasi dengan musuh-musuh Islam sekalipun. Sebagai kelompok minoritas di Suriah, mereka menerapkan prinsip, “Sebaik-baik pertahanan adalah menyerang!”

I. Tokoh Penyelamat Ilmu: Nasir al-Din al-Tusi

Khawaja Muhammad ibn Muhammad ibn Hasan Tusi, lebih dikenal sebagai Nasir al-Din Tusi, atau hanya Tusi di Barat, adalah Nashiruddin ath-Tusi adalah seorang pemikir Islam yang tidak hanya dikenal sebagai seorang filsuf, tetapi juga sebagai ahli astronomi, matematikawan dan saintis/ilmuan yang beberapa pemikirannya masih digunakan sampai saat ini.

Dia adalah seorang penulis yang banyak karyanya dalam bidang matematika. Ia juga seorang biolog, ahli kimia, ahli pengobatan, ahli ilmu fisika, teolog dan Marja Taqleed. al-Tusi termasuk satu di antara sedikit astronom Islam yang mendapat perhatian dari ilmuwan modern. Beliau merupakan tokoh yang memberikan sumbangan begitu besar bagi perkembangan filsafat Islam – khususnya mazhab paripatetik.

Nama Tusi diabadikan pada beberapa penemuannya seperti kawah bulan berdiameter 60-km yang terletak pada hemisfer bagian selatan bulan yang dinamakan “Nasireddin”. Planet minor “10269 Tusi” yang ditemukan oleh astronom Soviet Nikolai Stepanovich Chernykh pada tahun 1979 dan K. N. Toosi University of Technology di Iran juga dinamai dengan namanya.

Biografi

Nasir al-Din al-Tusi bernama lengkap Abu Ja’far Muhammad ibn Muhammad ibn al-Hasan al-Tusi, ia Lahir pada 18 Februari 1201 M/597 H di Tus, al-Kazimiyyah dekat Baghdad sebuah tempat yang berada di atas sebuah bukit, di samping lembah sungai Kasyaf, dekat ke kota Masyad di Timur Laut Persia, yang menjadi kota pendidikan terkenal pada masa itu. Saat ini Tus masuk dalam wilayah Khorasan di Iran.
Ia lebih dikenal dengan nama Nasir al-Din al-Tusi (di Barat dikenal dengan Tusi), Seorang Persia dari Ismailiyah yang di kemudian hari memiliki keyakinan Islam “Twelver Shi‘ah” (Twelver Shi‘ah Islamic belief).

al-Thusi mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya sendiri, Muhammad Ibn al_Hasan yang juga seorang ahli fikih. Di samping dari ayahnya, al-Thusi juga dibimbing oleh pamannya. Dari pamannya ini al-Thusi memperoleh pengetahuan dasar tentang logika, fisika dan metafisika.

Di usia yang sangat dini ia belajar Quran, hadis, ilmu hukum Shi’a, logika, filsafat, matematika, kedokteran dan astronomi.

Pada usianya yang masih muda, ia pindah ke Nishapur untuk belajar filsafat kepada Farid al-Din Damad dan matematika pada Muhammad Hasib. Ia juga bertemu dengan Farid al-Din al-‘Attar, seorang master Sufi yang legendaris yang pada masa selanjutnya dibunuh oleh bangsa Mongol. Ia juga menghadiri kuliah Qutb al-Din al-Misri. Disamping filsafat, dari mahdar Farid al-Din Damad ia juga mempelajari fikih, ushul dan kalam, terutama buku isyaratnya Ibn Sina.

Ia pergi ke Baghdad untuk mempelajari ilmu pengobatan dan filsafat kepada Qutb al-Din, memperdalam matrematika pada Kamal al-Din ibn Yunus dan belajar fikih serta ushul pada Salim ibn Badran.

Di Mawsil ia belajar matematika dan astronomi kepada Kamal al-Din Yunus (wafat 639H/1242M). Kemudian ia berkorespondensi dengan al-Qaysari, menantu dari Ibn al-‘Arabi, dan kelihatannya ajaran mistis yang disebarkan oleh para master sufi di masanya tidak dapat diterima akalnya dan dalam suatu kesempatan yang tepat, ia menyusun manual sendiri tentang filsafat sufisme dalam bentuk booklet (buku kecil) berjudul “Awsaf al-Ashraf: The Attributes of the Illustrious/Noble”.

Perkembangan intelektual Tusi tidak dapat dipisahkan dari drama perjalanan hidupnya dan dari bencana invasi Mongol ke wilayah Timur Islam. Ayahnya seorang hakim yang memiliki wawasan luas sangat mendorongnya dalam mendalami pendidikan filsafat dan sains, dan memperkenalkan kepadanya doktrin dan sekte-sekte lain. Untuk mempelajari filsafat, ia pergi ke dekat Nishapur dimana ia belajar pada seorang sarjana yang mengajarkan pandangan Ibnu Sina.

Al-Tusi wafat pada 26 Juni 672 H/1272-4 M di Kazhmain dekat Baghdad, pada tahun yang sama dengan Thomas Aquinas. Ia dimakamkan sesuai dengan permintaan terakhirnya di samping makam Musa ibn Ja’far Imam ketujuh dari aliran Twelver Shi‘ah, di Kazimayn di luar Baghdad.

Di antara muridnya yang mashur adalah filosof Qutb al-Din al-Shirazi (wafat 710 H./ 1310 M) dan Imam, hakim, dan teolog, ‘Allamah al-Hilli (wafat 726 H./ 1325 M.). al-Tusi tetap mempunyai pengaruh sampai akhir hayatnya. Bahkan Abaqa yang menggantikan Hulagu tetap mempercayainya serta membuat beberapa kebijakan atas saran al-Tusi. Dengan pengaruh yang dimilikinya, al-Tusi terus melanjutkan kegiatannya mengembangkan filsafat Islam dan sains sampai akhir hayatnya.

Al-Tusi merupakan figur intelektual yang memiliki pengaruh signifikan mulai dari masa tradisional intelektualitas Islam Timur sampai periode modern. Pengaruh dan prestisenya terekam melalui gelar, penghormatan dan nama kecil yang diberikan padanya, seperti : khadja (sarjana dan guru terkemuka), ustadh al-Bashar (guru umat), dan al-muallim al-thalith (guru ketiga).
Pada masa sekarang, pengaruh Tusi sangat besar terutama bagi kaum Shiah. Dalam bukunya ‘Insan Ilahiah”, Imam Khomeini menyebutkan bahwa nurâniyah satu orang seperti filsuf besar Islam Khawajah Nashiruddin ath-Tusi dan Allamah Hilli menerangi bangsa dan negara dan nurâniyah tersebut abadi.
Lingkup Intelektual

Sepanjang kehidupannya, al-Tusi merupakan penulis yang produktif dalam bidang matematika dan ilmu alam. Ia membawa kemajuan di bidang matematika trigonometri dan astronomi. Hasil dari upaya kerasnya di bidang intelektual ini menunjukkan hasil dengan didirikannya observatorium di Maraghah. Hasil dari observasi dan perhitungan astronomis menghasilkan tabel yang terkenal yang dinamakan Zij-e Ilkhani (Dalam bahasa Persia, tapi juga diterjemahkan dalam bahasa Arab).
Filsafat

Di dalam filsafat Islam, al-Tusi seringkali dianggap sebagai seorang revivalis (orang yang sekadar membangkitkan kembali). Namun sebagian orang mengakui Al-Tusi memiliki peran yang besar dalam perkembangan filsafat Islam, khususnya mazhab paripatetik. Paripatetik disebut dengan istilah masysya’iyyah dalam tradisi falsafah Islam. Istilah paripatetik muncul sebagai sebutan bagi pengikut Aristoteles.

Dalam bukunya ‘Syarah al-Isyarat wa al-Tanbihat’ yang merupakan penjelasan terhadap karya filosorfis Ibn Sina berjudul ‘al-Isyarat aw al-Tanbihat’, al-Tusi mengatakan bahwa: Dua sifat manusia, yakni kegembiraan dan memandang makhluk secara sama (tidak melakukan diskriminasi) adalah dua akibat dari sebuah akhlak yang disebut ridha.” Di antara para pensyarah karya ini, Al-Tusi adalah yang paling masyhur. Kritikan Fakhrudin al-Razi terhadap teks al-Isyarat bahkan ia jawab dalam kitab tersendiri ‘Hal Musykilat al -Isyarat’.

Berkenaan dengan ridha, dalam ‘Awsaf al-Ashraf’ al-Tusi menyebutkan bahwa ketika semua yang bertentangan menjadi keadaan yang sama saja pengaruhnya di dalam diri seseorang, maka hal itu akan sejalan dengan kehendaknya yang hakiki. Karena itu dikatakan “Setiap orang akan mendapatkan apa yang berhak ia dapatkan dan ia berhak mendapatkan apa yang didapatkannya”. Bagi mereka yang telah menemukan Kebenaran, keridhaan Allah kepada hamba-Nya akan mewujud ketika hamba telah ridha kepada Allah.
Logika

Sumbangan utama Al-Tusi terhadap ilmu logika dapat ditemukan dalam Asas al-iqtibas (The Ground for the Acquisition of Knowledge) yang ditulis dalam bahasa Persia. Karya ini ditulis selama periode Ismailiyah. Dibagi menjadi sepuluh bagian sebagaimana kebiasaan dalam dunia Islam, dan diskusi mengenai substansinya cukup mengundang perhatian.

Karya tersebut juga menjadi kesaksian atas kemampuan al-Tusi dalam menulis tentang persoalan ke-teknik-an dalam bahasa Persia, dengan memasukkan terminologi bahasa Arab menjadi gaya yang fasih dan anggun. Manual Arab tentang logika Tajrid al-mantiq (Abstract of Logic), talah dikomentari pula oleh muridnya ‘Allamah al-Hilli.
Etika

Ada dua karya utama al-Tusi dalam bidang etika, Akhlaq-i Muhtashami (Muhtashamean Ethics) dan Akhlaq-i Nasiri (The Nasirean Ethics), keduanya ditulis dalam bahasa Persia. Yang pertama diangkat dari aturan Isma’ili (muhtasham) dari Quhistan. Nasir al-Din ‘Abd al-Rahman yang mempersiapkan garis besar dan menyetujui isi tetapi meminta al-Tusi mengerjakan pekerjaan utamanya karena tuntutan pekerjaannya di bidang politik.

Disamping itu, kitab ‘Adab al-Muta’allimin juga merupakan salah satu karyanya di bidang etika. Menurut al-Tusi, karya ini sangat perlu karena banyak orang mendapat kesulitan dalam menuntut ilmu disebabkan kurang paham etika dan metode yang benar. Padahal baginya etika adalah prasyarat keberhasilan belajar.

Sebagai tambahan bagi kedua karya di bidang etika yang terkenal di atas, sedikitnya ada empat risalah utama yang ditulis al-Tusi sebagai karya di bidang etika. Dan kesemuanya menggambarkan karakter Ismailiyah.
Teologi dan Metafisika

Al-Tusi memberi banyak sumbangan dalam bidang teologi metafisika. Upaya pertama adalah tentang teologi kebangkitan dalam Rawdat al-taslim (The Garden of Submission), namun yang paling berpengaruh adalah Tajrid al-kalam (Abstract of Theology). Karya ini telah mendapatkan beragam komentar sampai abad terkini, yang paling penting adalah komentar ‘Allamah al-Hilli’s dalam Kashf al-murad (Disclosing the Intention). Setelah karyanya Tajrid, praktis seluruh karya teologisnya diekspressikan dalam terminologi metafisis.

Salah satu argumen sederhana berkaitan dengan masalah ini adalah argumen yang bersandar pada keniscayaan wujud Tuhan (wajib al-wujud-nya Tuhan). Pembahasan sebelumnya telah jelas bahwa Tuhan adalah Wajib al-Wujud dimana keberadaan bagi-Nya adalah niscaya dan ketiadaan bagi dzat-Nya adalah mustahil, oleh karena itu, kemestian wujud dzat Ilahi mengharuskan kemustahilan ketiadaan wujud-Nya dalam segala bentuk asumsi. Hal ini bermakna bahwa dzat Tuhan tidak didahului dengan ketiadaan dan ketiadaan tidak pula menyentuh-Nya, dan ini tidak lain adalah keazalian dan keabadian Tuhan itu sendiri. Khawajah Nashiruddin Thusi menyiratkan argumentasi ini dengan ungkapan yang pendek, “Dan Wajib al-Wujud menunjukkan akan keabadian-Nya.” (Kasyf al Murâd, hal. 315).
Astronomi

Selama tinggal di Nishapur, Tusi memperoleh reputasi sebagai mahasiswa yang sangat luar biasa/sangat berbakat. Tusi meyakinkan Hulagu Khan untuk membangun sebuah observatorium agar dapat disusun tabel astronomi yang mampu memberikan prediksi yang lebih tepat. Sejak 1259 M, observatorium Rasad Khaneh telah dibangun di sebelah barat Maraghah, ibukota dari kekaisaran Ilkhanate.

Observatorium Maraghah ini merupakan sumbangan monumental al-Tusi yang sangat besar di bidang astronomi. Pembangunannya dibantu ahli-ahli astrnomi Cina dan mulai digunakan tahun 1262 M. Qutb al-Din Syirazi, penemu teori tentang terjadinya pelangi, termasuk ilmuan yang pernah meneliti dan megembangkan karirnya di observatorium Maraghah.

Observatorium ini memiliki peralatan observatori paling canggih yang dikenal saat itu. Perpustakaan yang menjadi bagian dari observatorium ini mempunyai 400.000 jilid buku di semua bidang ilmu pengetahuan. Halaqah-halaqah juga tumbuh subur di Maraghah dimana para ilmuan mengajar mahasiswanya, mewariskan karya-karya ilmiah yang dikenal saati itu dan bekerjasama dengan mereka dalam penelitian-penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di observatorium, Tusi berhasil membuat tabel pergeseran planet seperti yang digambarkan dalam bukunya Zij-i ilkhani (Ilkhanic Tables). Buku ini berisikan tabel astronomi untuk mengkalkulasi posisi planet dan nama-nama bintang. Model yang dihasilkannya untuk sistem planetary diyakini sebagai suatu yang sangat maju pada jamannya, dan telah digunakan secara ekstensif sampai berkembangnya model heliocentris pada masa Nicolaus Copernicus.

Di antara masa Ptolemy dan Copernicus, ia diakui banyak orang sebagai astronom unggul di jamannya, dan hasil karya dan teorinya di bidang astronomi dapat dibandingkan dengan ilmuan Cina Shen Kuo (1031-1095 M).

Untuk model planetary, dia menciptakan teknik geometris yang dinamakan “Tusi-couple”, yang menghasilkan gerekan linier dari penjumlahan dua gerakan sirkuler. Ia menggunakan teknik ini untuk menggantikan “problematic equant” dari Ptolemy, yang dipakai dalam model geocentris Ibn al-Shatir’s dan model “heliocentris Copernican”-nya Nicolaus Copernicus.

Ia juga menghitung nilai pergantian tahunan dari equinox (annual precession of the equinoxes) dan menyumbang bagi konstruksi dan penggunaan berbagai instrumen astronomi termasuk astrolab (suatu alat yang digunakan dalam astronomi untuk mengukur ketinggian suatu benda langit. Dalam bentuknya yang sederhana, alat ini merupakan sebuah piringan yang pinggirannya diberi tanda untuk menunjukkan derajat lingkaran serta dilengkapi dengan sebuah jarum penunjuk).

Tusi juga merupakan orang pertama yang memperkenalkan bukti observasi empiris tentang rotasi bumi, dengan menggunakan lokasi komet yang relevan dengan bumi sebagai buktinya, temuan ini kemudian dikembangkan oleh Ali al-Qushji dengan observasi empiris lebih lanjut. Argumen Tusi sama dengan argumen yang digunakan Copernicus tahun 1543 M dalam menjelaskan rotasi bumi.

Disamping karya monumental di bidang astronomi dan bidang ilmu alam, Tusi juga berhasil memperkenalkan beberapa karyanya, kosa kata Arab dalam mengekspresikan konsep-konsep yang berbeda serta ide-ide yang berkenaan dengan ilmu kosmologi. Misalnya untuk kata alam/nature yang bila di kaitkan dengan bahasa latin natura dan bahasa Yunani physis, kata bahasa Arab ‘tabi’ah dari akar kata tb’ dapat digunakan namun dengan arti yang agak berbeda dengan bahasa klasik. Penulis Muslim pada abad selanjutnya biasanya membedakan antara tiba’ sebagai atribut yang memiliki dirinya sendiri dan tabi’ah yang memberikan gerakan tanpa harus memilikinya sendiri.

Biologi

Tusi menulis secara ekstensif dalam ilmu biologi dan merupakan satu di antara perintis terdahulu di bidang evolusi biologis dalam pemikiran ilmiah. Dia memulai teori evolusinya dengan mengatakan bahwa jagat raya pernah mengandung elemen yang sama dan sebanding, dimana mereka berisikan partikel elementer. Menurut Tusi, kontradiksi internal mulai muncul dan sebagai hasilnya, beberapa substansi mulai berkembang lebih cepat dan berbeda dari substansi lainnya.

Ia kemudian menjelaskan bagaimana elemen berkembang menjadi mineral, kemudian tumbuhan, kemudian hewan, dan kemudian manusia. Tusi juga menjelaskan bagaimana variabilitas herediter merupakan faktor penting bagi evolusi biologis makhluk hidup. Organisma yang dapat memperoleh fitur baru lebih cepat akan lebih bervariasi. Sebagai hasilnya, mereka memperoleh manfaat dari makhluk lainnya. Tubuh berubah sebagai hasil dari interaksi internal dan eksternal.

Kimia dan Fisika

Di bidang kimia dan fisika, Tusi menetapkan versi terdahulu tentang hukum konservasi massa. Dia menulis bahwa bangun suatu benda dapat berubah, namun ia tidak dapat menghilang.
Matematika

Tusi mungkin saja yang pertama memperkenalkan trigonometri sebagai disiplin ilmu matematika secara terpisah, dan dalam “Treatise on the Quadrilateral”, ia memberikan eksposisi pertama yang ekstensif tentang trigonometrI speris, yang ia kembangkan menjadi bentuk yang dipakai saat ini, ia juga yang pertama membuat daftar enam kasus berbeda dari segitiga kanan dalam trigonometri speris.

Dalam bukunya “On the Sector Figure”, ia memformulasikan hukum sinus yang terkenal bagi segitiga (plane triangles), yang merupakan satu di antara sumbangan utamanya dalam matematika. Dia juga memperkenalkan hukum sinus bagi segitiga speris, menemukan hukum tangen bagi segitiga speris, dan menyediakan bukti bagi hukum-hukum ini.

Masalah garis paralel yang ditunjukkan oleh postulat paralel dari Euclids sangat menarik perhatian matematikawan Islam. Al-Tusi mungkin merupakan ahli yang paling matang dalam menangani hal ini. Dalam Risala ash Shafiya, al-Tusi menunjukkan bukti hipotesis Saccheri yang sama dengan postulat Euclid.

Pada tahun 1265 M, Tusi menulis sebuah manuskrip mengenai kalkulasi akar 9 dari integral. Lebih jauh lagi, ia menguak koefisien dari ekspansi binomial dan hubungan segitiga Pascal antar koefisien binomial. Dia juga menulis karya terkenal tentang teori warna yang didasarkan pada perpaduan hitam dan putih, serta menulis di bidang permata dan parfum.

Di masa Hulagu Khan

Pada tahun 1220 M, invasi militer Mongol telah mencapai Thus dan kota kelahiran Nasiruddin pun dihancurkan. Ketika situasi keamanan tak menentu, penguasa Islamiyah ‘Abdurahim mengajak sang ilmuwan untuk bergabung. Tawaran itu tidak disia-siakannya, Nasiruddin pun bergabung menjadi salah seorang pejabat istana Islamiyah. Selama mengabdi di istana itu, Nasiruddin mengisi waktunya untuk menulis beragam karyanya yang penting tentang logika, filsafat, matematika, serta astronomi. Karya pertamanya adalah kitab Akhlaq-I Nasiri yang ditulisnya pada tahun 1232 M.

Pasukan Mangol yang dipimpin Hulagu Khan – cucu Chinggis Khan pada tahun 1251 M akhirnya menguasai Istana Alamut dan meluluhlantakkannya. Nyawa Nasiruddin selamat karena Hulagu ternyata sangat menaruh minat terhadap ilmu pengetahuan. Hulagu yang dikenal bengis dan kejam, tapi Nasiruddin diperlakukan dengan penuh hormat.

Dia pun diangkat Hulagu menjadi panesehat dibidang Ilmu Pengetahuan. Meskipun telah m,enjadi panesehat pasukan Mangol, Nasiruddin tidak mampu menghentikan ulah dan kebiadapan Hulagu Khan yang membumi hanguskan kota metropolis intelektual dunia yaitu kota Baghdad, pada tahun 1258 M. terlebih disaat itu, dinasti Abbasiyah berada dalam kekuasaan Khalifah Al-Musta’sim yang lemah. Terbukti pada militer Abbasiyah tak mampu membendung gempuran pasukan Mongol.

Meskipun tak mampu mencegah terjadinya serangan bangsa Mongol, paling tidak Nasiruddin bisa menyelamatkan diri dan masih berkesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. “Hulagu sangat bangga sekali karena berhasil menakhlukkan Baghdad dan lebih bangga lagi karena ilmuan terkemuka seperti Ath-Thusi bisa bergabung bersamanya” paparan O’Connor dan Robertson dalam tulisan nya tentang Sejarah Nasiruddin sebagaimana dalam tulisan Heri Ruslan.

Hulagu sangat senang sekali ketika Nasiruddin mengungkapkan rencananya untuk membangun Observatorium di Maragha. Saat itu, Hulagu telah menjadikan wilayah Malagha yang berada wilayah Azerbaijan sebagai ibu kota pemerintahannya. Pada tahun 1259 M. Nasiruddin pun mulai membangun Observatorium yang megah. Jejak dan bekas bangunan observatorium itu masih ada dan dapat kita jumpai sampai sekarang ini. Observatorium Maragha mulai beroperasi pada tahun 1262 M. pembangunan dan operasional observatorium itu melibatkan serjana dari Persia dibantu astronom dari Cina. Teknologi yang digunakan di observatorium itu terbilang canggih pada zamannya.

Beberapa peralatan dan teknologi penguak luar angkasa yang digunakan di observatorium itu ternyata merupakan penemuan dari Nasiruddin, yang salah satunya yaitu Kuadran Azimuth. Selain itu juga, dia membangun perpustakaan di observatorium itu, koleksi buku-bukunya terbilang lengkapyakni terdiri dari beragam Ilmu-ilmu pengetahuan. Ditempat itu, Nasiruddin tak Cuma mengembangkan bidang astronomi saja. Dia pun turut mengembangkan filsafat dan matematika

Di observatorium yang dipimpinnya itu, Nasiruddin Ath-Thusi berhasil membuat table pergerakan planet yang akurat. Kontribusi lainnya yang amat penting bagi perkembangan astronomi adalah kitab Zij-Ilkhani yang ditulis dalam bahasa Persia dan lalu diterjemahkan kedalam bahasa arab. Kitab itu disusun stelah 12 tahun memimpin observatorium Maragha.

Selain itu Nasiruddin juga berhasil menulis kitab terkemuka lainnya yang berjudul At-Tadhkira fi’ilm Al-hay’a ( Memoar Astronomi ). Nasiruddin mampu memodifikasi model semesta apisiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman rotasi benda-benda langit. Nasiruddin meningal dunia pada tahun 672 H / 1274 M dikota Baghdad, yang pada saat itu dibawah pemrintahan Abaqa ( Pengganti Hulagu ) yang masih mendapat dukungan sampai akhir hayatnya.

J. Genghis Khan Penyebar Agama Islam

Imperium Mongol

Imperium setelah Genghis Khan meninggal pecah menjadi empat bagian, yaitu;
• Wilayah Barat dikuasai oleh putra ketiga, Ogotay
• Wilayah Tengah dikuasai oleh putra kedua, Chagatay
Pada 1347-1363 M, Chagatay masuk Islam stelah mendapat dakwah dari Syaikh Jamaluddin dan putranya Rashidudin dan Bukhara, seluruh keluarga Tuqluq Timur Khan masuk Islam
• Wilayah Barat dikuasai oleh cucunya Batu, putra tertua, Juji
• Wilayah Persia dikuasai oleh putra keempat Hulagu
Dinasti Hulagu disebut Ilkan bernama Gahzan. Penyerangan Hulagu ke Bagdad dibantu oleh Hayton, dari Kerajaan Kristen Armenia. Tetapi Hulagu tidak mau pindah agama menjadi penganut Katolik. Demikian Genghis Khan. Generasi Genghis Khan selanjutnya memeluk Islam.
Raja Mongol yang pertama masuk Islam adalah Baraka Khan (1256-1267 M). Dinasti Hulagu, 37 tahun setelah runtuhnya Bagdad memberlakukan Islam sebagai agama resmi Persia pada tahun 1295 M. Dinasti Chagatay yakin Tuqluq Timur Khan (1347-1363 M) dari wilayah Imperium Mongol sebagai Imperium Islam.
Kubilai Khan diangkat menjadi Kaisar Mongol dari Imperium Mongol, 1260-1294 M. Dengan Ibu kota pemerintahannya Beijing atau Peking. Kubilai Khan mencoba memperluas kekuasaannya ke Jepang dan Jawa, maksud dari Jawa disini adalah Kerajaan Hindu Singasari Kertanagara, 1268-1292 M. Namun usaha Kubilai Khan gagal karena tidak mau mengakui kekuasaan Kubilai Khan. Bahkan utusannya dipermalukan dengan memotong hidungnya, 1289 M.
Pada 1260-1294 M melakukan pembalasan, 1292 M mengirimkan tentaranya untuk menyerang Kertanagara. Namun, Kertanagara sudah wafat dan Singosari sudah runtuh akibat serangan Kerajaan Hindu Kediri dengan rajanya, Djajakatwang.
Akhirnya, tentara Kubilai Khan digunakan oleh Widjaja menantu Kertanagara untuk menyerang Kerajaan Hindu Kediri. Kemudian didirikanlah Kerajaan Hindu Majapahit 1294 M di Trowulan Mojokerto, Jawa Timur. Pada pada duaratus tahun kemudian, 1478 M, Kerajaan Hindu Kediri dibawah pimpinan Raja Girindrawardana meruntuhkan Kerajaan Hindu Majapahit pada 1400 saka atau 1478 M.
Di Jawa Barat dan Jawa Timur terdapat pengabdian rasa permusuhan antara Kerajaan Hindu Majapahit dalam perang Bubat. Di tandai dengan dilarangnya nama Gadjah Mada dan Madjapahit di Jawa Barat , dan nama Diah Pitaloka juga Padjadjaran di Jawa Timur larangnya juga berlaku untuk nama jalan dan tempat lainnya. Kecuali Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Pada abad ke – 7 M dapat di katakan bangkitnya Revolusi Islam yang mengubah tata berkehidupan masyarakat. Namun kekuatan darat Islam begitu lemah sehingga tidak bisa membendung serbuan Hulagu anak Genghis Khan Mongol. Pada tahun 1258 merupakan titik awal hilangnya kejayaan Fatimiyah, Abbasiyah, dan Umayah.
Namun muncul pula kekuasaan politik Islam di bawah kesultanan Turki yang menjadikan Genghis Khan masuk Islam. Revolusi Islam hanya berlangsung singkat selama 23 tahun oleh Rasullulah saw namun pengaruhnya selain mengubah tata kehidupan di Timur Tengah, Spanyol, Mongol, Rusia Selatan, Cina dan India, tata kehidupannya mengubah pula tata kehidupan Nusantara Indonesia.
Baraka Khan

Raja Mongol yang pertama masuk Islam adalah Baraka Khan, cucu Jengis Khan dari putranya Juchi Khan, yang memerintah di Golden Horde (1256-1267). Menurut Abdul Ghazi, Baraka Khan masuk Islam setelah naik tahta. Disebutkan bahwa dia pernah menyertai suatu kafilah dari Bukhara, dan dengan diapit oleh dua orang pedagang Muslim, dia menanyai mereka tentang Islam, yang disambut oleh mereka dengan penjelasan-penjelasan yang membuat dia secara sadar masuk Islam.

Pertama kali dia menyatakan masuk Islam itu kepada adiknya yang juga diajaknya untuk mengikutinya, baru kemudian dia mengumumkan di depan umum. Tetapi menurut al-Juzjani, Baraka Khan telah masuk Islam sejak kecil, dan setelah dewasa dia diajari al-Qur’an oleh seorang ulama di kota Khujand. Ahli sejarah yang menuliskan sejarah sepanjang masa pemerintahan Baraka juga menyebut bahwa seluruh anggota pasukannya adalah Islam.

Baraka pernah mengirim ribuan tentaranya untuk membantu sultan Baybars di Mesir yang sedang menghadapi serangan Hulagu Khan dan tentara Salib. Dalam pertempuran di Ain Jalut pasukan Hulagu dapat dihancurkan. Sejak itu agama Islam berkembang pesat di lembah Wolga dan orang-orang Mongol yang bermukim di wilayah itu menyebut diri sebagai orang Kozak (Kystchak). Menurut Ibnu Katsir, Barkha Khan meninggal pada tahun 665 H dan digantikan oleh salah seorang dari keluarganya yang bernama Mankutmar Bin Tughan Bin Babu bin Tuli bin Jenghis khan.

Pada masa Timur Khan (1323-1328), Ananda, cucu Kubilai Khan dan Wakil Raja di Kan Su adalah seorang Muslim yang taat dan berjasa mengislamkan banyak orang di Tangut.

Dia dipanggil ke istana dan berbagai cara diusahakan untuk membujuknya kembali ke agama Buddha. Tapi karena tetap menolak, maka dia dimasukkan ke penjara. Tetapi segera dibebaskan kembali karena khawatir timbulnya pemberontakan rakyat Tangut yang banyak bersimpati kepada Ananda.

Ananda adalah seorang pangeran Mongol yang diasuh oleh orang Islam. Setelah dewasa dia memeluk agama Islam. Kemudian ia ditunjuk oleh Khubulai Khan menjadi gubernur untuk wilayah An-Si.

Selama menjadi gubernur An-Si dia giat menyebarkan agama Islam di wilayahnya. Dia juga mengembangkan agama Islam di wilayah Tang-Wu (sekarang masuk provinsi Ning Hsia), beserta daerah sekitarnya. Ia menguasai sekitar 1,5 juta prajurit dan semuanya memeluk agama Islam.

Perkembangan agama Islam yang begitu pesat terjadi pada masa pemerintahan dinasti Yuan. Orang Islam ditemukan di pelosok tanah Tiongkok, di bawah pemerintahan dinasti ini.

Imigran Islam dari Timur Tengah bertambah besar jumlahnya. Hubungan antara muslim pendatang dengan warga muslim pribumi cukup baik.

Tidak heran kalau mereka mendirikan masjid di mana-mana dan melaksanaan shalat berjamah di masjid tersebut. Mereka juga bahu membahu mengembangkan agama Islam dan ilmu pengetahuan. Daratan Cina makin menikmati kemajuan ilmu pengetahuan.

Pemerintahan dinasti Yuan tidak membawa perubahan yang nyata, kecuali mereka belajar bagaimana mengelola pemerintahan secara baik atas wilayah yang sangat luas itu. Mereka juga mempelajari ilmu pengetahuan yang sudah ada di tangan bangsa Han dan Hui-Hui yang terlebih dulu memeluk Islam.

Selain itu, keturunan Hulagu Khan yang beragama Syamanis akhirnya juga masuk Islam. Yang pertama kali masuk Islam adalah raja ketiga yaitu Ahmad Teguder ( 1282-1284M). Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditentang oleh pembesar-pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Arghun ini ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir.

Pengganti Arghun, yaitu Baidu Khan (1293-1295) berbuat serupa. Namun justru pada masa pemerintahan Baidu inilah terjadi peristiwa paling bersejarah. Putranya yang menggantikan dia, Ghazan Khan (1295-1302), walaupun sejak kecil dididik sebagai penganut Budhis yang fanatik, ketika naik tahta menyatakan memeluk Islam.

Peristiwa tersebut merupakan kemenangan besar Islam. Ghazan lahir pada tanggal 4 Desember 1271 M. Usianya ketika naik tahta belum genap 24 tahun. Pada umur 10 tahun dia diangkat menjadi gubernur Khurasan. Pendamping dan penasehatnya ialah Amir Nawruz, putra Arghhun Agha yang telah memerintah selama 39 tahun di beberapa provinsi Persia di bawah pengawasan langsung Jengis Khan dan penggantinya.

Amir Nawruz merupakan pembesar Mongol awal yang memeluk agama Islam secara diam-diam. Atas usaha dialah Ghazan Khan memeluk agama Islam. Ajakan memeluk Islam itu berawal ketika Ghazan sedang berjuang merebut tahta kerajaan dari saingan utamanya, yaitu ayahnya. Atas petunjuk dan nasihat Amir Nawruz itulah Ghazan Khan berhasil mengalahkan Baidu dan naik tahta. Janjinya untuk memeluk Islam dipenuhi hari itu juga.

Bersama 10.000 orang Mongol lain, termasuk sejumlah pembesar dan jenderal dia mengucapkan dua kalimah syahadat di hadapan Syekh Sadruddin Ibrahim, putra tabib terkemuka al-Hamawi.

Setelah empat bulan memerintah, Sultan Ghazan memerintahkan tentaranya menghancurkan kuil Budha, gereja dan sinagor di seluruh kota Tabriz. D atasnya kemudian dibangun kembali masjid dan madrasah, sebab di tempat yang sama itulah dahulu Hulagu menghancurkan puluhan madrasah dan masjid yang megah. Dengan berbuat demikian dia telah menebus dosa leluhurnya kepada kaum muslimin.

Selain itu, Baber, keturunan Jenghis Khan, masuk Islam, dan membangun imperium Moghul di anak benua India. Ini merupakan sebuah imperium Islam terbesar sampai pertengahan abad ke-19. Prajurit prajurit Mongol pun tampil menjadi pejuang-pejuang Islam yang perkasa.

K. Berke Khan dan Golden Horde

Mongol Musibah bagi Islam

KISAH penaklukkan Mongol di bawah kepemimpinan Jenghis Khan dan anak cucunya, merupakan salah satu episode yang sangat menarik dalam sejarah dunia. Kemunculan Mongol pada masa itu bisa dianggap sebagai musibah yang sangat besar bagi dunia Islam, karena negeri-negeri Muslim, bahkan pusat kekhalifahan di Baghdad, jatuh ke tangan mereka, dan tidak sedikit kaum Muslimin yang menjadi korban.

Sebetulnya para pemimpin Mongol bukanlah orang-orang yang antiagama. Mereka memang bersikap sangat keras dan haus darah terhadap musuh di luar wilayah mereka, atau terhadap pihak yang sedang mereka taklukkan, kadang tanpa mengecualikan institusi-institusi keagamaan sekalipun. Namun, mereka relatif toleran terhadap agama-agama yang berkembang di wilayah yang mereka pimpin. Beberapa pemimpin Mongol sendiri ada yang menganut agama Kristen dan memiliki ibu atau istri Kristen. Agama Kristen Nestorian memang telah lama masuk ke wilayah Timur dan mendapat tempat di kalangan sebagian pemimpin Mongol. Di samping Kristen dan agama-agama lainnya, Islam juga mendapatkan toleransi di bawah Kekaisaran Mongol.

Sepeninggal Jengis Khan, wilayah-wilayah taklukkan Mongol dibagi kepada empat anak (Jochi, Jaghatai, Ogodei, dan Tolui) serta saudara Jenghis Khan. Kedudukan Great Khan, pemimpin tertinggi, dikuasai oleh Ogodei (memerintah antara 1229-1241), putera ketiga Jenghis Khan, dan keturunannya. Putera pertama Jenghis Khan, Jochi, justru yang paling tidak sejalan dengan ayahnya, dan keturunannya mendapat wilayah yang paling jauh dari pusat kekuasaan. Wilayah ini dikenal sebagai Golden Horde dan pemimpin pertamanya adalah Batu, putera Jochi.

Wilayah Golden Horde mencakup wilayah Rusia (Moskow, Kiev, dan lain-lain), dan beberapa negara Eropa Timur, seperti Polandia dan Hunggaria. Beberapa wilayah Asia Tengah seperti Azerbaijan dan Samarkand pada awalnya juga merupakan bagian dari wilayah kekuasaan keturunan Jochi. Tapi kemudian Azerbaijan diberikan oleh Great Khan kepada Hulagu, dan Samarkand direbut oleh keturunan Jagathai dalam konflik internal yang berkembang belakangan. Bangsa Mongol di Golden Horde juga dikenal sebagai Mongol Kipcak, mengacu pada bangsa yang mereka taklukkan sebelumnya di wilayah tersebut, yaitu bangsa Turki Kipchak.

Posisi Great Khan terus berada di jalur keluarga Ogodei hingga kepemimpinan salah satu puteranya, Guyuk (memerintah antara 1246-1248). Beberapa sumber menyebutkan sikap Guyuk yang banyak dipengaruhi Kristen dan cenderung memusuhi Islam.1 Di akhir masa kepemimpinannya, pemerintahan Guyuk berusaha membangun kerjasama dengan kalangan Kristen Eropa untuk memerangi negeri-negeri Muslim lebih jauh.2 Masa pemerintahannya yang pendek secara tidak langsung telah menunda kejatuhan Baghdad ke tangan Mongol (Baghdad baru jatuh pada tahun 1258).

Wafatnya Guyuk diikuti dengan persaingan dalam memperebutkan kedudukan Great Khan. Posisi tersebut akhirnya jatuh ke tangan Mongke Khan (memerintah antara 1251-1259). Ini merupakan penyimpangan dari tradisi sebelumnya. Mongke tidak berasal dari keluarga Ogodei. Ia merupakan anak Tolui yang merupakan putera bungsu Jenghis Khan. Naiknya Mongke ke tampuk tertinggi kekuasaan Mongol tidak terlepas dari peran Batu, penguasa Golden Horde, yang jasanya tidak pernah dilupakan oleh Mongke. Batu sendiri tidak hadir dalam prosesi pemilihan tersebut. Ia diwakili oleh adiknya, Berke, yang mengatur proses suksesi Great Khan saat itu. Tentang Berke ini kita akan membahasnya secara lebih detail.

Berke merupakan pangeran yang cukup senior pada kekaisaran Mongol, salah satu cucu Jenghis Khan dan menyertai kakeknya dalam banyak pertempuran. Dan ia merupakan seorang Muslim. Kapan persisnya ia menganut Islam agak sulit untuk dipastikan. Salah satu sumber Muslim menyebutkan bahwa ia telah dididik secara Islam sejak masih kecil, sumber lain menyebutkan bahwa ia masuk Islam karena peranan seorang sufi dari Khawarizm bernama Saifuddin. Yang jelas, ia sudah menjadi seorang Muslim pada prosesi pengangkatan Mongke sebagai Great Khan pada tahun 1251. Hewan-hewan yang dipotong untuk penyajian makanan dalam merayakan pengangkatan Mongke, atas perintah Berke, dipotong menurut aturan hukum Islam.

Keislaman yang Baik Barka

Keislaman Berke dipandang oleh para sejarawan Muslim sebagai keislaman yang baik. Di bawah kesatuannya, instruksi-instruksi Islami biasa diberikan dan dijalankan. Seorang pendeta Fransiscan, William Rubruck, yang melakukan perjalanan ke wilayah kekuasaan Mongol menyatakan bahwa Berke tidak mengizinkan babi dimakan di kesatuannya.

Prof. Ataullah Bogdan Kopanski, salah satu pengajar pada International Islamic University Malaysia (IIUM), dalam salah satu kuliahnya berspekulasi bahwa nama Berke sendiri mungkin berasal dari bahasa Arab ‘barakah.’ Sumber-sumber Tatar memang menulis namanya sebagai ‘Barakat.’ Namun, dalam bahasa Mongolia sendiri kata ‘berke’ memiliki arti, yaitu ‘sulit’ (difficult). Terlepas dari perbedaan tersebut, keberadaan Berke mungkin bisa dianggap sebagai ‘berkah’ tersendiri bagi dunia Islam, karena di tengah himpitan kekuasaan Mongol, kaum Muslimin mendapati seorang pemimpinnya yang berpihak secara kuat pada mereka.

Ketika Batu wafat pada tahun 1255, anaknya yang sedang berada di Monggolia Sartaq, diterima dan diangkat sebagai khan Golden Horde oleh Mongke. Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa ia merupakan seorang penganut Kristen yang cukup kuat. Setelah menerima pengangkatan dari Mongke, Sartaq segera kembali ke Golden Horde. Tapi ia meninggal dalam perjalanan, atau tak lama setelah tiba di kawasan Volga. Mongke kemudian menunjuk anak Sartaq yang bernama Ulaghchi (sumber lain menyebut Ulaghchi sebagai saudara Sartaq). Namun, yang terakhir ini juga meninggal dunia tak lama setelah itu. Kepemimpinan Golden Horde otomatis berpindah ke tangan Berke. Ini terjadi pada tahun 1257.

Kepemimpinan Berke di Golden Horde menandai satu babak baru dalam sejarah Kekaisaran Mongol. Tak lama setelah menjadi Khan di Golden Horde, Berke mengunjungi Bukhara dan memperlakukan para ulama di sana dengan penghormatan yang tinggi. Ia juga memberikan hukuman pada komunitas Kristen di Samarkand karena sikap mereka yang buruk terhadap masyarakat Muslim.

Setelah kematian Mongke pada tahun 1259, kedudukan Great Khan berikutnya jatuh ke tangan adiknya, Kubilai. Namun, keadaan tidak sama lagi seperti sebelumnya. Kekaisaran Mongol mulai terpecah belah dalam perang saudara. Adik bungsu Kubilai, Ariq-Boga, menantang kedudukan kakaknya sebagai Great Khan. Wilayah Turkistan yang dikendalikan oleh Alughu, cucu Jagathai, mulai memisahkan diri dari pusat kekuasaan. Ia juga memusuhi Berke dan mengusir para pejabat dan pendukungnya dari Samarkand dan Bukhara. Berke sendiri kemudian memimpin Golden Horde sebagai pemerintahan yang terpisah dari pusat kekaisaran Mongol. Sementara itu, Hulagu, adik Kubilai lainnya, yang sejak tahun 1256 menguasai Persia, sibuk dengan upayanya meluaskan kekuasaan hingga ke Iraq dan wilayah Muslim lainnya.

Pada tahun 1258, Hulagu berhasil menguasai Baghdad, menghabisi penduduknya, dan menamatkan riwayat khalifah dunia Islam yang saat itu dipegang oleh al-Musta’sim. Kejadian itu merupakan suatu tragedi yang besar bagi dunia Islam. Namun, itu belum mencukupi bagi Hulagu. Ia berambisi menguasai Suriah yang ketika itu dikendalikan oleh Bani Ayyub dan juga Mesir yang dipimpin oleh Dinasti Mamluk. Hulagu memiliki ibu Kristen, salah satu istrinya beragama Kristen, dan jenderal utamanya, Kitbuga, juga penganut Kristen Nestorian, walaupun ia sendiri tidak menganut agama tersebut. Hal ini menjelaskan sikapnya yang sangat tidak ramah terhadap dunia Islam.

Segera setelah menguasai Iraq, Hulagu dan pasukannya merebut wilayah Suriah tanpa menghadapi perlawanan berarti. Ia sudah bersiap menyerang Mesir saat mendengar wafatnya Great Khan (Mongke). Ia memutuskan untuk kembali ke pusat kekaisaran Mongol untuk ikut dalam pemilihan Great Khan dan menugaskan jenderalnya untuk menghadapi pasukan Mamluk.

Tanpa kehadiran Hulagu, pasukan Mamluk berhasil mengalahkan pasukan Mongol di Ayn Jalut dan membebaskan wilayah Suriah. Walaupun perang ini sangat penting dalam menghentikan laju pasukan Mongol, ancaman terhadap dunia Islam belum sepenuhnya berakhir, karena Hulagu setiap saat bisa menghimpun kekuatannya, dan melanjutkan ambisinya menguasai Suriah dan Mesir. Hulagu memang benar-benar kembali untuk mewujudkan impiannya. Tapi kali ini ia mendapat halangan yang lebih serius. Ia mendapat tantangan dari sepupunya sendiri: Berke.

Sejarawan-sejarawan Persia yang menulis sejarah Mongol menyebutkan kemarahan dan penentangan Berke terhadap Hulagu karena kehancuran yang ditimpakan Hulagu terhadap ibukota Islam, Baghdad.8 Sejak tahun 1261 terjadi hubungan diplomasi antara Mamluk Mesir di bawah kepemimpinan Baybars dan Mongol Kipchak yang dipimpin Berke. Mereka mencapai kesepakatan untuk menghadapi Il-Khanate atau Mongol Persia yang dipimpin Hulagu. Persekutuan ini memaksa Hulagu mengalihkan perhatiannya dari Suriah dan Mesir dan berperang menghadapi pasukan Berke. Ini terjadi pada akhir tahun 1262.

Pada awalnya Hulagu berhasil mendesak pasukan sepupunya itu dan mengejarnya ke utara hingga mencapai Sungai Terek dan menyeberanginya. Tapi di tempat itu mereka dikejutkan oleh serangan mendadak yang dilakukan oleh Nogai, anggota keluarga dan salah satu pimpinan pasukan Berke. Serangan ini memaksa Hulagu dan pasukannya menyeberangi kembali Sungai Terek yang saat itu sedang membeku oleh musim dingin. Namun kali ini banyak pasukan Hulagu yang terjerembab ke dalam sungai dan tenggelam karena lapisan es sungai itu pecah oleh hentakan tapak-tapak kuda mereka. Hulagu mengalami kekalahan pada pertempuran tersebut dan terpaksa kembali ke wilayah kekuasaannya.

Perseteruan antara Golden Horde dan Il-Khanate terus berlangsung ke masa-masa berikutnya, bahkan setelah tiadanya Berke dan Hulagu, tanpa ada pemenang di antara kedua belah pihak. Kendati demikian, upaya Berke ini berhasil menghentikan secara permanen keinginan Hulagu untuk menguasai Suriah dan Mesir, sehingga wilayah-wilayah Muslim itu bebas dari ancaman Mongol.9 Jika dikatakan oleh para tabib zaman dahulu bahwa obat dari suatu racun biasanya terletak dekat atau pada sumber yang sama dengan racun tersebut, obat penetral bagi musibah yang ditimpakan oleh bangsa Mongol terhadap dunia Islam ternyata juga terdapat di dalam puak Mongol sendiri. Demikianlah, Berke telah menetralisir bencana yang hendak memporak-porandakan negeri-negeri Islam lebih jauh. Baghdad memang terlanjur jatuh, tapi Haramain dan Jazirah Arab, al-Quds dan Suriah, Mesir dan negeri-negeri Muslim di Afrika Utara dan Andalusia, selamat dari terkaman Mongol.

Berke meninggal pada tahun 1266 tanpa meninggalkan keturunan laki-laki. Posisinya digantikan oleh keturunan Batu yang lain. Penyebaran Islam terus berlangsung sepeninggalnya dan menjadi agama yang dominan di kerajaannya. Sejak era Berke, sekolah-sekolah Al-Quran telah didirikan untuk mendidik generasi muda. Di samping khan sendiri, setiap istri khan dan para emirnya didampingi oleh para imam dan muazzin.

Naiknya Berke sebagai khan di Golden Horde pada tahun 1257 merupakan ‘the first official establishment of Islam in a Mongol state.’ Berke dan pasukan Mongolnya tentu saja bukan yang pertama kali menyebarkan Islam di wilayah Golden Horde, sebelumnya sudah ada bangsa Bulghars di wilayah Volga yang telah memeluk Islam sejak abad kesepuluh. Semua ini tentu ikut mempengaruhi pengokohan Islam di wilayah Golden Horde, walaupun rupanya tidak berlaku untuk bangsa Rusia dan bangsa-bangsa Eropa Timur lainnya yang tetap diperlakukan secara toleran dan memilih untuk bertahan pada keyakinan lamanya, yaitu Kristen Ortodoks. Kerajaan Golden Horde bertahan setidaknya hingga abad kelima belas ketika kerajaan itu mulai melemah dan wilayah-wilayah yang dikuasainya satu demi satu memisahkan diri.


Ditulis dalam Uncategorized

YAHUDI DENGAN SEGALA AGENDA DAN SIFATNYA
Sumber : Berbagai situs Internet
Di susun : Ading Nashrulloh

 

 

Berdasarkan data-data dari sumber primer yang sudah terbuka di media, bahwa menunjukkan arah yang sangat jelas aliansi Yahud i- Nasrani membangun peradaban baru yang komprehensif dan menyeluruh dengan menghapus peradaban Islam. Inilah langkah-langkah strategis yang sekarang sedang berlangsung. Koalisi Yahudi – Nasrani mengerahkan segala daya untuk mewujudkan peradaban yang mereka cita-citakan itu dengan terus menghancurkan dan memerangi peradaban Islam.

Pertama, dari segi ideologi (agama) koalisi Yahudi – Nasrani yang menggunakan baju Amerika ini bertujuan mengubah wajah agama Islam dan keyakinan dasarnya (aqidahnya), mengubahnya dan menjauhkan kaum Muslimin darinya.

Caranya dengan menampilkan kepada kaum Muslimin model Islam ala Amerika yang moderat dan sekuler. Islam materialisme. Menghadirkan ‘Islam’ sekadar formalitas, adat dan ritual tertentu saja, yang jauh dari hakikat ruh Islam yang sebenarnya. Bersama dengan itu aliansi Yahudi – Nasrani terus berusaha mengubah keyakinan dasar kaum Muslmin.

Aliansi Yahudi – Nasrani ingin menghapus permasalahan-permasalahan yang sangat prinsip (utama) yang berkaitan dengan intisari agama : al wala’ al bara’, entitas politik, kepribadian muslim, kehidupan Islami di segala bidang, dan seterusnya.

Alat utamanya adalah para ulama pro-pemerintah dan sebagian orang yang rusak, dan justru menjadi simbol kebangkitan Islam, membentuk kelompok-kelompok kecil lyang terdiri dari ulama kolonial atau ‘da’i Pentagon’.

Mereka membuat program ambisius melali kerjasama dengan pemerintah di Dunia Islam untuk mencetak generasi ulama dan juru dakwah yang hanya memiliki sampah pemikiran dan menjadi ‘kloning’ ideologi Amerika (Yahudi-Nasrani). Program ini dijalankan melalui apa yang mereka sebut dengan : “Workshop Pembangunan Syariah untuk Khatib, Imam, Penceramah dan Guru”.

Program ini juga dilakukan melalui pembangunan yayasan-yayasan keislaman – dengan berbagai nama – yang mengarahkan kepada degradasi jatidiri Muslim dan penyimpangan agama atas nama dialog, paham moderat, diskursus, dan perumusan ulang wacana agama, dengan posisinya sebagai yayasan sosial sipil non-pemerintah.

Langkah yang dilakukan aliansi Yahudi – Nasrani dalam memperjuangkan ambisi mereka untuk mengubah agama Islam tak hanya sampai di situ. Bahkan, pertengahan 2004, mereka mengumpulkan para ilmuwan, pakar, dan beberapa orang yang telah murtad untuk meringkas Al-Qur’an.

Mereka menerbitkan Al-Qur’an versi baru yang telah diringkas, dihapus semua ayat tentang jihad, al wala wa al bara’, dan ayat-ayat yang mengajak untuk benci kepada orang-orang kafir, memisahkan diri dari orang kafir, serta melawan mereka. Aliansi Yahudi – Nasrani yang mendompleng Amerika itu, berdalih ayat-ayat ini menjadi dasar terorisme dalam agama Islam. Al-Qur’an versi baru hasil ringkasan ini mereka namakan ‘Furqanul Haq’ (Pembela yang Benar).

Seakan-akan Al-Qur’an yang menjadi pegangan kaum Muslim, yang diturunkan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallahu alai wa sallam itu, sebagai ‘Furqanul Bathil’ (Pembeda yang Bathil). Mereka melakukankebohongan dengan cara yang luar biasa. Tujuannya ingin menghancurkan Islam dari akar ajarannya. Dengan dilucuti kaum Muslimin dari aqidah dan dasar ajarannya yang bersumber dari Al-Qur’an, maka kaum Muslimin sudah tidak memiliiki ruh lagi, menghadapi proyek peradaban yang dibangun aliansi Yahudi – Nasrani itu.Kaum Muslimin akan menjadi lumpuh total.

Kedua, aliansi Yahudi – Nasrani berusaha dengan segala daya dan upaya mensekulerkan dan memecah belah pemikian Dunia Islam dan Arab, dan merekonstruksinya kembali sesuai dengan pemikiran Amerika. Usaha ini diwujudkan dengan mencetak generasi yang sudah tercuci otaknya dan tidak lagi mempunyai perhatian dan pemikiran terhadap Islam, dan mereka tidak lagi terikat degnan sejarah dan kebudayaan mereka yang bersumber dari Al-Qur’an.

Mereka ini dipimpin oleh sekelompok orang yang tidak lagi berafiliasi ke dalam agama Islam, selain hanya sebatas penampilan saja. Mereka a dalah para pengikut Zionis – Salibis dalam hal pemikiran, kebudayaan dan keyakinan, meskipun mereka masih berstatus beragama Islam.
Tujuan dan program ini mempunyai banyak rincian yang sangat detil , dan dengan tema ‘perang pemikiran’, dan methode ini dikearhkan oleh aliansi Yahudi – Nasrani yang menggunakan baju Amerika, dan bertujuan memisahkan kaum Muslimin dari agama mereka.

Ketiga, dibidang politik, proyek ini bertujuan memecah entitas politik yang berdiri di Dunia Islam dan Arab. Aliansi memformat ulang dengan memainkan peta politik, membut tatanan baru di Dunia Islam dan Arab, dan mengerat-ngerat negari-negeri Muslim menjadi keratan-keratan yang terpecah-pecah kecil , seperti yang terjadi di Sudan. Antara Sudan Utara dan Selatan. Aliansi Yahudi – Nasrani untuk memenangkan proyek ini dengan menggunakan para tokoh lokal, yang merupakan boneka mereka. Para boneka itu dengan dukungan Amerika, bertindak untuk menghancurkan kekuatan negeri-negeri Muslim dengan perang dan konflik. Alasan mereka yang selalu mereka hembuskan ketidak-adilan, kemiskinan, dan masalah agama dan etnis.

Inilah diantara strategi yang dikembangkan oleh aliansi Yahudi – Nasrani untuk memporak-porandakan Dunia Islam dan Arab.

Ada dengan menggunakan kekuatan militer mereka menghancurkan negeri-negeri Muslim, membunuh para tokohnya, dan mengadu domba kelompok-kelompok di dalam sebuah negeri, yang kem udian melahirkan konflik yang berlarut-larut, yang ujungnya perdamaian dengan langkah menuju ke arah pemisahan melalui sebuah referendum. Semuannya ini diotaki oleh aliansi Yahuhi – Nasrani yang sekarang sedang ingin membangun peradab an materialisme di negeri-ngeri muslim.

Sifat dan Tabiat Yahudi dalam al-Quran

Dalam al-Quran cukup banyak ayat yang memberitakan kaum Yahudi. Hanya saja, mereka bukan disebut sebagai kaum yang patut diteladani. Sebaliknya, mereka justru dijadikan sebagai contoh buruk agar tidak ditiru.

Beberapa karakter buruk mereka adalah:

1. Durhaka dan melampaui batas, serta membiarkan kemungkaran yang terjadi di antara m. Allah Swt berfirman:

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS al-Maidah [5]: 78-79).

Dan makin durhaka sesudah al-Quran diturunkan. Allah Swt berfirman:

Dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka (QS al-Maidah [5]: 64).
2. Menjadikan kaum kafir sebagai pelindung dan penolong mereka.

Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik (QS al-Maidah [5]: 80-81).

3. Permusuhan mereka yang amat besar terhadap Islam dan umatnya. Allah Swt berfirman:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (QS al-Maidah [5]: 82).

4. Hati mereka keras laksana batu, bahkan lebih keras lagi. Di antara penyebabnya karena mereka melanggar perjanjian dengan Allah Swt. Allah Swt berfirman:

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu (QS al-Maidah [5]: 13).

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.

5. Suka melanggar perjanjian yang mereka buat sendiri, termasuk perjanjian dengan Allah Swt dan rasul-rasul-Nya. Dan oleh karena itu mereka mendapat murka Allah dan berbagai hukuman-Nya. Allah Swt berfirman:

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: “Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?” (QS Thaha [20]: 86).
Allah Swt berfirman:

Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup.” Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka batas (QS al-Nisa’ [4]: 155).

6. Mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh banyak nabi. Dan itu menyebabkan mereka senantiasa diliputi dengan kehinaan dan kerendahan di mana pun mereka berada. Allah Swt berfirman:

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas (QS Ali Imran [3]: 112).

Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup.” Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka (QS al-Nisa’ [4]: 155).

Dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): “Rasakanlah olehmu adzab yang membakar.”

7. Banyak berbuat lancang terhadap Allah Swt, seperti menuduh Allah Swt miskin dan tangan-Nya terbelenggu. Allah Swt berfirman:

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya”, Kami akan mencatat perkataan mereka itu (QS Ali Imran [3]: 181).
Allah Swt berfirman:

Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki (QS al-Maidah [5]: 64).

8. Memalsukan kitab dengan tangannya, memalingkan dari maksud sebenarnya, dan menghilangkan sebagiannya. Allah Swt berfirman:
Allah Swt berfirman:

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan (QS al-baqarah [2]: 79).

Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa (QS al-Nisa’ [4]: 46).

Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya (QS al-Maidah [5]: 13).

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS al-baqarah [2]: 75).

9. Amat tamak terhadap dunia, bahkan melebihi orang Musyrik. Menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut akan kematian. Allah Swt berfirman:

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa (QS al-Baqarah [2]: 96).

10. Mengenal benar siapa Rasulullah saw, namun mereka menyembunyikan kebenaran. Allah Swt berfirman:

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui (QS al-Baqarah [2]: 146).

11. Mengikuti hawa nafasunya, hingga risalah yang dibawa rasul pun harus pun harus sejelan dengan hawa nafsunya. Jika tidak sesuai dengan hawa nafsunya, mereka akan menolak dan mendustakannya. Allah Swt berfirman:

Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (QS al-Baqarah [2]: 87).

12. Tidak senang terhadap kaum Muslim selama tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Allah Swt berfirman:

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka (QS al-Baqarah [2]: 120).

13. Berdusta atas nama Allah Swt dengan mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan kekasih-Nya. Allah Swt berfirman:

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya(QS al-Maidah [5]: 18).

14. Sombong dan takabbur, hingga mereka pernah diubah wujudnya menjadi kera yang hina. Allah Swt berfirman:

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina

15. Di antara mereka terdapat permusuhan dan kebencian hingga hari kiamat. Allah Swt berfirman:

Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat (QS al-Maidah [5]: 64).

16. Suka berbuat kerusakan di muka bumi. Allah Swt berfirman:

Dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan (QS al-Maidah [5]: 64).

17. Berbuat zhalim dan menghalangi manusia dari jalan Allah. Allah Swt berfirman:
Maka disebabkan kedzaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah (QS al-Nisa [4]: 160).

18. Suka memakan harta haram, seperti suap dan riba, padahal telah diharamkan kepada mereka. Allah Swt berfirman:

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram (QS al-Maidah [5]: 62).

Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil (QS al-Nisa [4]: 161).

19. Membiarkan kemungkaran yang terjadi di antara mereka; dan itu menyebabkan mereka mendapatkan laknat. Allah Swt berfirman:

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sungguh amat buruklah apa yang mereka perbuat (QS al-Maidah [5]: 79).

20. Suka mendengarkan berita bohong. Allah Swt berfirman:

Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah” (QS al-Maidah [5]: 42).

Patut dicatat, selain sifat-sifat yang telah dipaparkan di atas masih banyak sifat buruk lainnya yangdisebutkan dalam al-Quran. Dengan penjelasan tersebut, tetu memudahkan kita dalam bersikap dan menghadapi mereka. Terhadap kaum yang terkumpul berbagai sifat buruk di dalamnya, masihkah ada di antara kita yang mau menjadikan mereka sebagai waliyy (pemimpin, pelindung, penolong, pembantu) dan bithânah (orang keprcayaan)
Samuel Zweimer
Pemikirannya
Samuel Zwemer adalah orang yang paling gencar memusuhi islam dan umatnya..

Orang barat kewalahan kalau berperang dengan islam menggunakan senjata, sehingga mereka merubah strategi untuk menghancurkan islam. Ada empat strategi digunakan mereka untuk menyerang dan menghancurkan umat islam atau dengan istilah 4 S :

1. Song, yaitu lagu dan nyanyian sehingga umat islam terlena dengan menyanyi. Lagu atau nyanyi yang dimksd adalah sya’ir2 yang menyimpng atau sya’ir2 yg mngajak manusia berbuat dosa dan menyimpang dari akidah islam. Sprti lagu Belah Duren, Hamil duluan, cinta satu malam dll…

2. Sport, yaitu olah raga. Ini adalah program mendunia, bahkan eropa telah menukar tuhannya dgn sport, khussnya sepak bola, kegiatn gereja menjadi sepi karena ibadah mereka beralih kelapangan hijau..
Ketika berolah raga, seorang ustad pun sah membuka auratnya dgn celana pendek dilapangn.

3. Story, yaitu kisah atau cerita yang ditayangkan melalui media elektronik, televisi yang paling mempengaruhi umat isalam, sehingga mereka sibuk menonton TV dgn tayangn film yg tak mendidik.

4. Sex, baik melalui ucapan, tontonan dan bacaan, bahkan dalam bercanda sering mengarah yg berbau sex..

Inilah strategi mereka untuk mnghncurkn islam karena kalau perng dgn senjata umat islam tdk akn gentar sekalipun dgn peralatn perng yg minim tapi semngat jihad luar biasa, akhirnya mereka memerngi islam dgn perang ideolagi atau merubah opemikirn umat isalam secara perlahan lahan.

Talmud

Penyimpangan

Hal lain yang paling mengerikan adalah pijakan religius mereka terhadap Talmud yang berlumuran darah. Mereka menghalalkan kebohongan, pengkhianatan, penipuan, perampasan harta orang-orang non Yahudi, menghalalkan pembunuhan, sumpah palsu dan cara-cara keji sebagai bentuk perintah agama. Bahkan salah satu bentuk ritual mereka adalah dengan mempersembahkan darah manusia sebagai korban bagi Tuhan yang dilakukan di mezbah (sejenis altar). Mereka menghina Alloh dan para Nabi sebagaimana yang tertulis dalam Talmud, antara lain dijelaskan bahwa Nabi Nuh adalah tukang mabuk, Daud memperkosa istri panglima perangnya (Uria) hingga akhirnya istri Uria hamil dan melahirkan Solomo (Nabi Sulaiman), Luth berzina dengan kedua putrinya sehingga melahirkan bangsa Moab dan Bani Amon (kedua bangsa tersebut menjadi musuh bebuyutan orang Yahudi), Sulaiman tidak taat kepada Tuhan karena lebih menciantai istri-istri dan para gundiknya yang jumlahnya 1000 orang, mereka mengatakan tangan Alloh terbelenggu, Alloh menangis karena membiarkan solomon temple rusak dan Alloh menyesali dirinya karena hal tersebut. Itulah hinaan mereka terhadap Alloh dan para rasul.

Disebutkan pula dalam Talmud, bahwa perkataan para rahib Yahudi itu lebih tinggi derajatnya daripada perkataan Tuhan dalam Taurot, Tuhan berdiskusi membaca Talmud dengan para malaikat dan raja setan. Oleh karenanya Al Qur’an menimbang :

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Alloh dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, padahal mereka Hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan. (QS AT Taubah : 31)

Maksudnya, mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.

Sebenarnya asal mula munculnya Talmud berawal dari keyakinan orang Yahudi bahwa Alloh menurunkan selain Taurot juga memberikan perintah lisan di bukit Tursina kepada Musa as., agar perintah lisan itu tidak habis dikikis waktu maka para rabi Yahudi menuliskannya dalam sebuah buku yang diberi nama Mishnah, tapi lambat laun buku itu diperbaiki sehingga munculah kitab Gemara yang di dalamnya lebih banyak lagi campur tangan manusia (Yahudi) sehingga ayat-ayat Taurot berubah dari aslinya. Karena dengki mereka tentang akan datangnya nabi yang sangat jelas bagi mereka tetapi bukan dari keturunan bani Israel (Rasululloh berasal dari keturunan Quraisy dari nasab Ismail putra Ibrahim, sedangkan Ishaq melahirkan para nabi keturunan Yahudi), dan dengki mereka terhadap Yesus, maka mereka mengubah Taurot dalam kitab Gemara sejadi-jadinya. Kedatangan rasul terakhir ini sebagaimana yang disebutkan dalam kitab ulangan 18:18.

“Seorang nabi akan dibangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau (Musa) ini. Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan dia akan mengatakan kepada mereka (umat manusia) segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Kitab Ulangan 18 : 18). oleh karenanya Al Qur’an menimbang:

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. mereka Berkata : “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. dan (mereka mengatakan pula) : “Dengarlah” sedang kamu Sebenarnya tidak mendengar apa-apa. dan (mereka mengatakan) : “Raa’ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. sekiranya mereka mengatakan : “Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Alloh mengutuk mereka, Karena kekafiran mereka. mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.” (QS An Nisaa : 46)

Sebenarnya Yahudi itu adalah umat pengecut, mereka hanya berani berperang jika mereka mempunyai pelindung yang sangat kokoh, tabi’at mereka digambarkan oleh Alloh dalam Al Qur’an:

“Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok.” (QS Al Hasyr : 14)

“Mereka berkata: “Hai Musa, kami tidak akan memasukinya (tanah palestina) selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja”. (QS Al Maaidah : 24)

Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa ketika Musa as. membawa umat Yahudi keluar dari Mesir akibat pengusiran oleh Fir’aun untuk masuk ke Palestina, mereka tidak mau memasukinya karena disana ada bangsa Kan’an yang pemberani, hingga akhirnya mereka menyuruh Musa dan Alloh untuk berperang melawan bangsa Kan’an dan mereka hanya duduk-duduk menunggu, jika bangsa Kan’an telah ditaklukkan baru mereka mau memasuki Palestina.

Itulah sebabnya Proxy sangat diandalkan oleh Israel, karena mereka tidak berani bertempur jika tidak ada Amerika dan PBB. Tabi’at mereka yang pengecut dan suka berlindung di balik tembok itu akan terjadi hingga kiamat akan tiba sebagaimana yang digambarkan pula oleh Rasululloh :

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasululloh s.a.w bersabda: Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga para muslimin memerangi orang Yahudi. Para muslimin memerangi mereka menyebabkan orang Yahudi bersembunyi di belakang batu dan pohon. Maka batu atau pohon berkata: Wahai para muslimin! Wahai hamba Alloh! Ada Yahudi di belakangku. Datanglah ke sini dan bunuhlah dia, kecuali pohon yang berduri (ghorqod), karena pohon itu adalah di atara pohon kaum Yahudi”[1]

Kejahatan mereka sebagai penjajah melebihi para penjajah lainnya. Para kolonialis non Yahudi ketika menjajah hanya mengambil hasil bumi tanah jajahan dan mempekerjakan penduduk pribumi, tetapi Israel di Palestina, selain merampas tanah milik warga Palestina, juga mengusir penduduk aslinya, bahkan mereka membunuh dan membantainya.

Tidak menutup kemungkinan, mereka akan memperlakukan warga Libanon dan warga negara manapun yang dijajahnya mirip seperti warga Palestina. Data terakhir akibat serangan militer Israel sejak juli 2006 di Libanon telah tewas terbunuh sia-sia warga sipil dan anak-anak sejumlah 1000 orang, dan salah seorang wakil Israel dalam perundingan dengan wakil Libanon di PBB mengatakan “kematian anak-anak Libanon bukan salah Israel, karena kelak merekapun (anak-anak itu) akan menjadi penjuang Hizbullah. [2] Itu belum termasuk pembunuhan dan pembantaian di Palestina yang telah berlangsung sejak tahun 1976, jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu nyawa, tapi apa yang dilakukan PBB, tak satupun rasolusi PBB yang ditaati Israel, bahkan hampir setiap resolusi yang mengecam, mengutuk dan memberi sangsi kepada Israel di-veto oleh AS dan negara-negara anggota tetap DK yang pro Israel, Koffi Annan jadi kelu lidahnya jika berbicara tentang Israel, umat Islam jadi impoten, OKI jadi tak bergigi, mungkin hanya Mahathir Mohammad saja yang berani berkoar dan meyerukan antisemit kepada dunia dan itupun langsung mendapat kecaman keras dunia internasional (khususnya Yahudi),[3] tapi sayang seribu sayang, beliau telah lengser, sementara mata dunia hanya mampu terbelalak menyaksikan korban jiwa warga Palestina dan Libanon berjatuhan bagaikan bangkai tikus tak berharga.

Jika pembunuhan dengan senjata dibalas oleh umat Islam hanya dengan doa, itu merupakan perbuatan konyol, bukankah Alloh telah berfirman bahwa suatu kejahatan hendaklah dibalas dengan kejahatan yang serupa,

“Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS An Nahl : 126)

“Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah, padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Alloh-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS AT Taubah : 13)

“dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapunmemerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Alloh beserta orang-orang yang bertakwa.“ (QS AT Taubah : 36

Kejahatan yang mereka lakukan merupakan tindakan teroris internasional, karena dimanapun mereka berada itulah yang mereka lakukan, para Goim (Kristen, Islam dan pemeluk agama selain Yahudi) di muka bumi ini selalu menjadi sasaran tembak Yahudi untuk diambil darahnya dan dipersembahkan kepada Tuhan mereka pada hari raya Yahudi di mezbah-mezbah. Ingatkah Anda akan Jhonson and Jhonson, itu adalah seorang bayi yang dijadikan sasaran tembak oleh sniper Yahudi, dan ternyata produk tersebut sebagian labanya disumbangkan kepada Israel untuk membeli persenjataan.

Koran Warta Kota, terbitan Selasa 1 Agustus 2006 menurunkan berita tentang penangkapan Mel Gibson (aktor pemeran film Mad Max), karena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dalam keadaan mabuk, dalam kondisi mabuknya ketika ditangkap polisi ia berkata bahwa “semua peperangan di muka bumi ini menjadi tanggung jawab Israel (Yahudi)”, dan oleh karena ucapannya itu dia dituduh sebagai antisemit (anti Yahudi).[4] Ini menunjukkan bahwa Mel Gibson tahu, setiap pertumpahan darah manusia di muka bumi ini cenderung disebabkan karena ulah orang-orang Yahudi.
Laporkan iklan?

Sepanjang sejarah Islam (dan umat lain), kaum Yahudi memang tak henti-hentinya melakukan makar, kegaduhan dan huru-hara terhadap Islam dan umatnya, sehingga pada abad ke-13 muncul sebuah pameo di kalangan para ulama bahwa “jika terjadi suatu peristiwa besar (huru-hara), periksalah orang-orang Yahudi, niscaya Anda akan menemukan jawabannya”.[5]

Untuk melihat sejauh mana kebiadabam Israel terhadap bangsa non Yahudi dengan berpijak pada Talmud, marilah kita lihat sebagian isi kitab Talmud yang berlumuran darah itu :

Tentang Alloh

Alloh bermain dengan ikan paus, raja sekalian ikan… Alloh duduk bersama malaikat dan raja setan untuk mempelajari Talmud karangan para rabi, dan Alloh menari bersama siti hawa… Alloh mengakui kesalahannya (karena membiarkan Haikal Solomon hancur), Alloh menyesal karena membiarkan kaum Yahudi dalam kesengsaraan sampai-sampai Ia menampar dirinya sendiri dan menagis setiap hari, bulan menyalahkan Alloh karena menciptakannnya lebih kecil dari matahari, (Talmud, hal 198-199)

Tentang Setan

Sebagian setan berasal dari keturunan Adam, sebab setelah Adam dilaknat Tuhan ia tidak mau menggauli istrinya, pada saat itulah datang dua setan perempuan kepada Adam dan Adam langsung mengaulinya, dari perbuatan itu lahirlah anak-anak setan. Adam menggauli setan perempuan cantik bernama Lelet, ia menggaulinya lebih dari 130 tahun sehingga banyak anak setan yang terlahir darinya. Hawa – istri Adam – juga melahirkan banyak anak setan karena ia disetubuhi oleh setan-setan laki-laki (Talmud, hal 200 – 201)

Pada saat – saat tertentu manusia dapat membunuh setan apabila menemukannya diwaktu pembuatan roti untuk paskah Yahudi. (pada hari raya tersebut mereka memperingati hari keluarnya mereka dari Mesir di bawah pimpinan Musa as. para rabi Yahudi memutuskan bahwa makanan hari paskah ini harus dibuat adonan dan dicampur dengan darah manusia, oleh karena itu mereka banyak melakukan penyembelihan manusia )[6]

Tentang Roh Umat Yahudi Dan Umat Lain

Roh umat Yahudi diciptakan oleh Alloh sebanyak 600.000, hal ini karena setiap pasal yang ada di dalam Taurot mengandung 600.000 tafsir. Yang masing-masing tafsir ini mewakili satu roh Yahudi. Keistimewaan roh Yahudi dari roh bangsa lain adalah bahwa roh Yahudi adalah bagian dari roh Alloh, sedangkan roh bangsa lain adalah sama dengan roh binatang yang merupakan bagian dari roh setan. (Talmud, hal 208)[7]

Surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi, artinya siapapun yang bukan Yahudi tidak akan dapat masuk sorga, melaikan akan masuk neraka semuanya di akhirat kelak

Neraka lebih luas 60 kali lipat dibanding surga, karena orang-orang Islam yang hanya menyucikan badan mereka dengan membasuh kedua tangan dan kaki mereka (yakni berwudlu) dan orang – orang yang tidak berkhitan (yakni orang-orang nasrani) yang hanya menggerak-gerakkan jari mereka untuk mengisyaratkan salib semua mereka akan kekal di sana untuk selama-lamanya (Talmud, hal 209)

Bani Israel lebih tinggi derajatnya daripada malaikat, jika seorang non Yahudi memukul orang Yahudi, maka seolah-olah orang itu telah memukul Tuhan, kaum Yahudi adalah bagian dari Alloh, bila seorang non Yahudi memukul orang Yahudi, maka orang itu harus mati (Talmud, hal 213)

Diperbolehkan bagi orang Yahudi menipu pemeriksa pajak yang bukan dari golongan Yahudi, serta membuat sumpah palsu dengan syarat mereka mampu merekayasa kebohongan itu dengan baik (Talmud, hal 222)

Setelah melakukan berbagai penipuan terhadap orang kristen, kaum Yahudi berkumpul setiap minggunya untuk melaporkan apa yang telah berhasil mereka lakukan dan saling membanggakan diri atas keberhasilan tersebut. Kemudian mereka menutup pertemuan itu dengan mengatakan “kita harus menanggalkan jantung orang-orang kristen itu dari tubuh mereka dan membunuh orang-orang terbaik diantara mereka”. (Talmud, hal 223)

Alloh memerintahkan kita untuk mengambil riba dari orang yang berada di bawah perlindungan kita, kita tidak boleh meminjamkan apapun kepada mereka kecuali dengan syarat ini (riba), tanpa itu berarti kita telah membantu mereka, padahal kita diwajibkan untuk menimpakan kerugian kepada mereka (Talmud, hal 226)

Diperbolehkan bagi umat Yahudi membunuh orang non Yahudi, terutama umat nasrani dan para penyembah berhala, bahkan pembunuhan itu wajib dilakukan jika terbuka peluang untuk itu. Semua cara kemunafikan boleh ditempuh asal tujuan tersebut tercapai (Talmud, hal 228)

Merupakan suatu keadilan apabila orang Yahudi membunuh semua orang kafir dengan tangannya sendiri, karena siapa yang menumpahkan darah orang kafir berarti dia telah mempersembahkan korban kepada Alloh (Talmud, hal 230)

Sesungguhnya berzina dengan orang non Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan itu tidak ada hukumannya, karena orang non Yahudi adalah keturunan binatang (Talmud, hal 234).

Inilah bibit dan dasar Talmud untuk menyebarkan pelacuran. Dalam masyarakat modern mereka membungkus usaha ini dengan kemasan ilmiah dan propaganda menarik seperti melalui seni, pariwisata, lomba ratu kecantikan, mode, atau melalui promosi barang dagangan.

Sesungguhnya Talmud membolehkan manusia (Yahudi) untuk tunduk kepada hawa nafsu apabila ia tidak sanggup mengendalikannya, namun itu harus dilakukan secara diam-diam supaya tidak merugikan agama Yahudi (Talmud, hal 235)

Semua sumpah yang diucapkan orang Yahudi kepada non Yahudi tidaklah dianggap sebagai sumpah, karena sumpah tersebut (kepada non Yahudi) sama kedudukannya dengan sumpah kepada binatang sehingga tidak layak dianggap sebagai sumpah betulan. (Talmud, hal 237)

Dalam menanggapi kebejatan umat Yahudi, Kardinal Marie Del Vaal mengatakan “terbukti sudah bahwa tangan-tangan Yahudilah yang senantiasa ada di belakang penerbitan dan distribusi setiap buku vulgar dan porno serta majalah yang penuh perzinaan dan menggiring manusia pada penyelewengan. Itulah sepak terjang manusia yang sangat mengejutkan sekaligus memprihatinkan” [8]

Dari ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa Talmud merupakan kitab yang paling berbahaya bagi manusia dan kemanusiaan. Otak mereka (para rabi dan talmudis) sangat berpegang teguh pada kitab tersebut, sehingga tidak mengherankan jika Israel (Yahudi) selalu melakukan pembunuhan dan pembantaian kepada umat non Yahudi dimuka bumi ini. Resolusi-resolusi PBB dianggap angin lalu, perzinaan diangap biasa, ingkar janji menjadi sarapan pagi mereka dan berbagai tindakan hina lainnya. Para pemimpin diIsrael saat ini merupakan orang-orang Yahudi fundamentalis, garis keras, teroris, radikal, militan yang sangat berpegang teguh pada kitab talmud.Mereka tidak hanya membaca dan meyakininya saja, tetapi mereka dengan konsisten mengamalkannya.

Pembelokan ideologi Yahudi dari spiritual religius ke nasionalisme Israel, yang dicetuskan oleh pendiri zionisme internasional, Theodore Hertzl, mengakibatkan tragedi kemanusiaan yang besar bagi bangsa Palestina (termasuk diantaranya Libanon dan negera-negara yang diklaim oleh Yahudi sebagai tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada mereka) dan mungkin negera-negara lain di seluruh dunia. (Mitos dan Politik Israel, hal xiii)

Pembunuhan Ytzhak Rabin (PM Israel) oleh Ygal Amir, berawal dari pemikiran PM Rabin bahwa tak satupun penyelesaian militer mungkin direalisasikan secara definitif ketika angkatan bersenjata tidak lagi berhadapan dengan angkatan bersenjata lawan, tetapi berhadapan dengan seluruh bangsa, oleh karena itulah Ytzhak Rabin memilih berkompromi dengan Yaser Arafat, tetapi oleh Ygal Amir hal itu dianggap sebagai penghianatan karena Rabin mencoba memberikan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada umat non Yahudi. Dan Ygal Amir bukanlah seorang berandalan tak berpendidikan, ia adalah mahasiswa cemerlang di Universitas keagamaan Bar Ilan dekat Tel Aviv, putra seorang rabi Yahudi telah dicekoki ajaran Talmud. lalu Ygal Amir berkata bahwa “perintah untuk membunuh itu datang dari Tuhan”.(Mitos dan Politik Israel, hal 16-17). Sekian. Barakallohu’ Fiik, Semoga tulisan ini bermanfaat. Wa’akhiru Dakwathuna.Subhanakallohumma’ Wabihamdikaa’ Ashadu’alaa ‘illaa Anta Astaqfiruka Wa’athubuhu ‘Ilaika. Nun Wal Qolami Wamaa’ Yasthurun, Walhamdulillahirobbil Alamien. Wallohu’ Ta’ala A’lam bish Showab.

Bangsa Yang dilaknat
Yahudi, Dikutuk Allah Karena Merahasiakan Kebenaran

“Sungguh orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa bukti-bukti kebenaran dan petunjuk sesudah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itulah orang yang dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh orang-orang yang melaknat.” (Al-Baqarah : 159)

Ayat ini menjelaskan bahwa ahli kitab, yaitu kaum Yahudi dan Nasrani telah merahasiakan hal-ihwal agama Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah tertulis dalam Taurat dan Injil. Di dalam kedua Kitab suci ini dijelaskan bahwa ahli kitab yang merahasiakan kebenaran yang menerangkan ciri dan sifat Nabi Muhammad adalah orang-orang yang berhak mendapatkan laknat dari Allah.

Disamping itu iapun mendapatkan kutukan dari para malaikat dan segenap manusia. Lebih jauh Al-Qur’an menjelaskan mengenai sebab-sebab kaum Yahudi mendapat laknat Allah sebagaimana tercantum dalam surat Al-Maidah ayat 77-82. Garis besar isinya adalah sebagai berikut:
Laporkan iklan?

a. membuat aturan agama secara berlebih-lebihan;
b. mengikuti dorongan berbuat sesat;
c. gemar berbuat dosa;
d. tidak mau menegur temannya yang berbuat dosa;
e. menjadikan orang-orang yang kafir kepada Allah sebagai pimpinan dan anutannya;
f. mayoritas masyarakat Yahudi bermental rusak;
g. sangat antipati terhadap Islam.

Pada hakikatnya ayat di atas adalah merupakan ketentuan umum yang mencakup semua ummat manusia, yaitu setiap orang yang merahasiakan ke benaran kepada orang lain atau menyembunyikan ilmu yang diketahuinya akan mendapat laknat Allah.

Ayat inipun memberikan pelajaran, bahwa orang yang melihat seseorang atau masyarakat melanggar ketentuan-ketentuan Allah di depan matanya, atau melihat seseorang dengan terang-terangan merusak agama atau menyebarluaskan bid’ah, perbuatan-perbuatan sesat, tetapi ia berdiam diri dan tidak berjuang untuk melawannya, dengan lisan ataupun tulisan, maka orang seperti ini juga mendapatkan laknat Allah. Ringkasnya setiap orang beriman yang membiarkan merajalelanya kemungkaran, akan mendapat laknat Allah sebagaimana dialami oleh kaum Yahudi.

Yahudi, Dilaknat Allah SWT dalam 3 Perkara

SUNGGUH celakalah bagi orang-orang Yahudi. Sifatnya yang picik, kejam dan selalu membuat kerosakan hingga membuat Muslim merasa resah. Yahudi yang selalu ingin menang atas segala aspek dan ingin menguasai dengan strategi-strategi perniagaannya mampu menguasai dunia hampir setengah perniagaan dikuasai Yahudi.

Kita tahu bagaimana strategi yang dimiliki oleh Yahudi iaitu keutamaannya ialah dalam hal perniagaan. Sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka tentang perniagaan. Di akhir tahun di universiti, para penuntut di bidang niaga dikehendaki melakukan projek dan amalan dan hanya akan lulus jika nilainya 10 dan mendapat keuntungan sebanyak $ US1juta!

Anda terperanjat? Itulah kenyataan, dengan rangkaian seluruh perniagaannya yang menjaring sepenuhnya oleh kongsi milik Yahudi. Maka tidak hairanlah mereka dapat menguasai ½ perniagaan di dunia! Siapakah yang mencipta reka bentuk Levis yang terkini? Produk itu dicipta dari Israel University.

Sungguh mengagumkan dan membimbangkan bukan bagi kita umat Muslim? Dari cara yang sudah lama ditanam dalam diri mereka, sehingga menjadi budaya dan identiti mereka ketika kecerdasan dan kepicikan hingga kuasa semata-mata menjadi tujuan mereka di bumi ini.
Maka dari itu Muslim perlu berhati-hati dengan tindakan Yahudi yang menyesatkan ini. Bahkan ada hadis yang Allah SWT laknat 3 perkara soal perniagaan Yahudi.

Dari Ibnu Abbas dia berkata, “Saya pernah melihat Rasulullah SAW sedang duduk di dekat Kaabah. Kemudian beliau mengangkat pandangannya ke langit, lalu tertawa, ‘Sesungguhnya Allah SWT telah melaknat orang Yahudi kerana tiga perkara:

Allah SWT telah mengharamkan lemak, tetapi mereka menjualnya, dan memakan hasil jualannya. Sesungguhhnya Allah SWT mengharamkan memakan sesuatu pada suatu kaum, maka Allah SWT mengharamkan pula memakan hasil penjualannya, “(Kitab Sunan Abu Dawud juz 3 hal 280).

Begitulah perkara yang perlu kita jauhi, sebab perlakuan yahudi yang menyesatkan akan memberi kesan kepada keimanan dan segala aspek lain.

JANJI ALLAH DI DALAM AL-QURAN: YAHUDI PASTI HANCUR BAGI KALI KEDUA

Berbicara tentang Yahudi, sama saja dengan membicarakan tingkah polah suatu kaum yang tidak akan pernah habis-habisnya. Kelakuan kaum Yahudi bukan hanya sekedar suatu kebetulan. Kelakuan mereka yang cenderung meremehkan kaum lain yang ada di sekitar mereka, sudah sering terjadi sejak dulunya, bahkan di dunia Islam sepak terjang kaum hina ini dicatat dalam surat tersendiri di dalam Al-Qur’an, yaitu Surat Bani Israil (Al-Israa’, surat ke-17).
Seperti apakah sebenarnya bangsa Yahudi itu? Lalu apakah bangsa yang telah ditakdirkan menjadi bangsa yang cerdik itu akan terus menguasai dunia? Bagaimana dengan kaum muslimin? Tulisan berikut akan mengulas masa lalu dan masa depan kaum tersebut, tentu saja dengan sudut pandang Al-Islam.
YAHUDI, BANGSA YANG DILAKNAT ALLAH SWT

Sejak berlangsungnya diaspora (bercerainya kaum Yahudi ke seluruh penjuru dunia), mereka telah menjalani babakan sejarah yang amat pekat. Mereka bertebaran di muka bumi, hidup hanya mengandalkan belas kasihan bangsa-bangsa lain. Mereka tinggal di perkampungan tertutup yang dinamai ghetto.
Akan tetapi mereka termasuk bangsa yang tidak tahu membalas budi, sehingga bangsa-bangsa yang menerima kehadirannya merasa gundah dan terancam. Keadaan tersebut membuahkan perasaan anti Yahudi yang menjalar ke seluruh penjuru dunia. Pengusiran, pengejaran, teror, dan pembunuhan menjadi warna hidup sehari-hari Yahudi.
Kita mencatatnya, bagaimana di bawah kekuasaan Nebuchadznezar misalnya, bangsa Babilonia menumpas habis setiap orang Yahudi di wilayahnya. Begitu pula kejadian yang menimpa mereka pada abad VII M, yaitu ketika Romawi menggulung orang-orang Yahudi di atas bumi Romawi.
Untunglah, dengan munculnya Kekhilafahan Islam, eksistensi mereka terselamatkan (karena semua negara sudah memusuhi mereka) untuk sementara. Namun keadaan tersebut tidak berarti sikap, tabiat, dan sifat-sifat yang mejadi ciri khas bangsa Yahudi sejak dahulu hilang (berubah). Malah dengan terang-terangan mereka menyebarkan intrik politik dan sosial, keresahan ekonomi, dan berbagai macam racun masyarakat ke tengah-tengah kaum muslimin.
Persekongkolan Yahudi dengan para Imperialis Barat dan permusuhannya terhadap kaum muslimin berlanjut sepanjang sejarah, tidak pernah patah di tengah jalan, apalagi berhenti. Di awal abad ini bersama-sama kekuatan lain yang memusuhi Islam, mereka berjaya menggulingkan Kekhilafahan Islam di Istanbul, negara yang sebelumnya melindungi mereka dari kematian dan kepunahannya.
Kejadian yang paling tragis yang menimpa mereka adalah, pembantaian menjelang Perang Dunia II terhadap lebih dari enam juta orang Yahudi di Jerman oleh Nazi Jerman di bawah kekejaman Hitler (mungkin hanya metos untuk tujuan tertentu). Memang tidak ada satu bangsapun di dunia ini mengalami penderitaan begitu lama dan penghinaan yang menginjak-injak martabat mereka sebagai manusia (penyiksaan yang teramat kejam) selain bangsa Yahudi. Tetapi pada dasarnya, perlakuan yang tidak simpatik dan tindakan lainnya yang dilakukan oleh setiap bangsa terhadap mereka tidak lain adalah merupakan akibat ulah mereka. Merekalah kaum yang berani mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu fakir dan kami adalah kaum yang kaya” (QS. Ali Imran 181) dan, “Tangan Allah itu terbelenggu (kikir)” (QS. Al Maidah 64). Begitu murkanya Allah kepada mereka sehingga sebagian dari mereka dikutuk menjadi babi dan kera, sesuai firman Allah SWT:
“…yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi…” (QS. Al Maidah 60, lihat pula QS. Al Baqarah 65).
Mahabenar Allah SWT dengan segala firmanNya:
“Maka, Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan (melaknat dan mengutuk mereka) disebabkan mereka melanggar perjanjian itu dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah, serta mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar” (QS.An Nisaa’ 155)
“…lalu ditimpakanlah kepada mereka (kaum Yahudi) nista dan kehinaan, serta mereka mendapatkan kemurkaan dari Allah. Hal itu terjadi karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar…” (QS. Al Baqarah 61).
Kehinaanpun akan meliputi mereka dimana-mana, firman Allah SWT:
“Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada,…dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah…” (QS. Ali Imran 112).
Kecuali bagi mereka yang kemudian masuk Islam dan memegang janji:
“…kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…” (QS. Ali Imran 112).
KEPASTIAN PUNAHNYA BANGSA YAHUDI

Tidaklah berlebihan kiranya apabila mereka dijadikan lakon dalam sejarah peradaban manusia, karena peran dan kedudukan mereka dalam sejarah manusia. Dalam surah Al-Isra’ (Memperjalankan di Malam Hari) menegaskan kehancuran atas kesombongan mereka. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya kamu (Bani Israil) akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan kamu pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman kejahatan yang pertama dari kejahatan itu, Kami mendatangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka mencarimu keluar masuk kampung ke seluruh negeri. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana” (QS. Al Israa’ 4-5).
Bila kita perhatikan ayat di atas yang membahas tentang pengrusakan yang dilakukan oleh orang Yahudi, maka muncul pertanyaan: apakah mereka sudah melakukannya (sebelum ayat-ayat tersebut turun) atau belum? Perlu diketahui bahwa ayat tersebut turunnya di Makkah, jauh sebelum kaum muslimin mempunyai kekuasaan dan kekuatan di Madinah.

Menurut catatan sejarah, bangsa Yahudi telah berkali-kali mengalami kehancuran sebelum datangnya Islam dan sebelum turunnya ayat-ayat di atas. Mereka pernah menelan pil pahit yang nyaris merenggut keberadaan bangsa Yahudi di masa peradaban Babilonia dan Romawi (seperti yang telah disampaikan di alinea sebelumnya), begitu pula yang dilakukan bangsa-bangsa lain sebelum Islam datang. Bukan hal yang perlu dipungkiri jika kesombongan dan kerusakan yang lebih besar lagi akan mereka ulangi di masa yang akan datang sampai akhirnya Allah SWT akan melenyapkan mereka dari permukaan bumi ini.
Apabila kita mendalami ayat-ayat tersebut di atas dengan cermat (dengan menggunakan kaidah Bahasa Arab), akan kita temukan bahwa kata tufsidunna dan ta’lunna merupakan bentukan fi’il mudhari’ (kata kerja yang berlaku untuk masa akan datang (pasti terjadi) atau sekarang), sedangkan ‘lam’ di awal kedua kata tersebut memastikan bahwa kata tersebut merupakan bentuk karta kerja akan datang (future) bukan sekarang (present).
Dengan demikian, makna lafadz latufsidunna berarti ‘kamu pasti akan melakukan kerusakan’ dan lafadz lata’lunna berarti ‘kamu pasti akan melakukan kesombongan’. Lafadz ‘latufsidunna’ diberi penjelasan bahwa akan terjadi dua kali, sedangkan ‘lata’lunna’ mendapat penegasan dengan lafadz ‘ulluwan’ yaitu suatu kesombongan yang bersifat kabiiran (besar) dan ditambah lafadz ‘kabiiran’ itu sendiri; berarti kesombongan yang sangat besar. Kemudian ayat berikutnya disambung dengan lafadz ‘idzaa’ yang berarti ‘apabila’ dan ‘fa’ sebelumnya yang merupakan penghubung yang menunjukkan suatu kejadian yang terjadi segera setelah keadaan sebelumnya terpenuhi.
Dari pengertian bahasa, maka kita fahami bahwasanya bangsa Yahudi melakukan kerusakan yang pertama setelah ayat tersebut turun. Kemudian disusul dengan penghancuran yang menimpa mereka tanpa menunggu waktu yang lebih lama (sesuai dengan kata hubung ‘fa’ tadi). Allah SWT melanjutkan firmanNya:
Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka mencarimu keluar-masuk kampung di seluruh negeri” (QS. Al Israa’ 5).
Lafadz ‘ibaadan lanaa’ yang berarti hamba-hamba Kami, merupakan suatu kehormatan bagi orang-orang tersebut yang akan menghancurkan hegemoni Yahudi. Siapakah sesungguhnya yang dimaksud hamba-hamba Kami? Tidak lain adalah kaum mu’minin, sekelompok kaum yang pantas mendapat predikat ‘ibaadan lanaa’, sebagaimana pernyataan ayat:
Dan hamba-hamba Ar Rahmaan yang berjalan di muka bumi, (memiliki sifat) rendah hati dan apabila mereka ditegur sapa oleh orang-orang jahil, mereka mengucapkan selamat (salam)” (QS. Al Furqon 63).
Katakanlah hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah” (QS. Az Zumar 53).
Mahasuci Allah yang telah menjalankan hambaNya…” (QS. Al Israa’ 1).
Sudah barang tentu gelar kehormatan dan kemuliaan yang diberikan Allah SWT tersebut tidak sesuai dengan sifat-sifat bangsa Babilonia atau Romawi yang pernah menghancurkan bangsa Yahudi sebelumnya. Penghormatan dan kemuliaan itu lebih berhak disandang oleh Rasulullah SAW beserta para sahabatnya yang hijrah ke Madinah, negeri tempat kekuasaan, politik, dan ekonomi bangsa Yahudi waktu itu. Tak aneh apabila Rasulullah SAW pertama kali sampai di Madinah langsung menyusun resolusi dan perjanjian politik antara kaum muslimin dengan bangsa Yahudi.
Tetapi bangsa, yang telah mendapat laknat Allah, itu telah melanggar dan merusak perjanjian yang sebelumnya mereka sepakati. Oleh karena itu, Allah SWT mendatangkan kepada mereka hamba-hambaNya (kaum mu’minin) yang mempunyai kekuatan besar, lalu mencari Yahudi keluar masuk kampung ke seluruh pelosok negeri. Berakhirlah kedigjayaan, kepongahan, dan kekuasaan bangsa Yahudi di Madinah, Khaibar, dan kawasan Taima. Bahkan tidak kepalang tanggung, hancurlah seluruh pengaruh dan impian mereka untuk bercokol di bumi Arab. Maha benar Allah SWT dengan firmanNya:
Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir dari ahli kitab itu dari negeri-negeri mereka pada waktu pengusiran yang pertama kali. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar, dan merekapun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan mampu mempertahankan mereka dari hukuman Allah…” (QS. Al Hasyr 2).
KAPAN KEHANCURAN YAHUDI YANG TERAKHIR ?

Pengusiran dan kehancuran Yahudi yang pertama mengakibatkan tersebarnya koloni-koloni mereka ke seluruh penjuru (diaspora) di masa Rasulullah SAW beserta sahabatnya masih hidup. Inilah rahasia lafadz terakhir ayat tadi (Al Israa’ 5), yaitu wa kaana wa dan maf’uulaa yang berarti ‘dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana’. Ayat berikutnya menggambarkan babakan kedua dari kesombongan dan kepongahan mereka:
Kemudian kami berikan giliran padamu untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (keturunan), dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar” (QS. Al Israa’ 6).
Ayat ini mengisyaratkan bahwasanya Allah SWT akan memberikan giliran kepada bangsa Yahudi untuk mengalahkan “mereka”. “Mereka” pada ayat ini berhubungan erat dengan ayat sebelumnya, yaitu orang yang pernah mengusir dan mengejar Yahudi keluar masuk kampung di seluruh negeri. Ayat ini diawali dengan lafadz tsumma yang berfungsi sebagai kata penghubung, yang menghubungkan kejadian pertama dan kejadian kedua dengan memberikan jeda (waktu atau kurun) yang agak lama. Berbeda dengan lafadz fa.
Mahabenar Allah SWT yang menunjukkan kepada kita saat ini Kebesaran dan KeagunganNya dengan mengukir kemenangan bangsa Yahudi atas kaum muslimin. Bangsa Yahudi berhasil membalas sakit hatinya dengan menduduki kembali negeri-negeri Syam dan Palestina, serta mengalahkan pengaruh kaum muslimin di wilayah itu.
Pada ayat di atas tercantum lafadz ‘al karrata’, yang dapat diartikan pula dengan ‘kekuasaan’, disambung dengan ‘dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (keturunan), dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar’.
Kebenaran ayat ini juga tak perlu disangsikan lagi, dengan melimpahnya bantuan ekonomi maupun politik terhadap bangsa Yahudi Israel serta dengan mengalirderasnya arus imigran Yahudi dari segala penjuru dunia ke bumi Palestina, tanpa bisa dicegah lagi oleh kaum muslimin.
Kekuatan ekonomi dan militer Barat hampir seluruhnya berdiri di belakang Yahudi, sebagai konsekuensi bagi mereka yang telah melahirkan negara Israel pada tahun 1948. Karenanya, kesombongan dan kepongahan mereka pun meningkat, sesuai dengan derajat kesombongan kedua yang dilukiskan dalam Al Qur’an. Sejarah modern pun mencatat lembaran hitam kaum muslimin akibat ulah bangsa Yahudi, sebagaimana dipaparkan di bawah.
Tanpa mengindahkan kekhawatiran dunia, bangsa Yahudi melompati batas-batas wilayahnya, menduduki kawasan lain yang dapat memeliharanya dari bencana dan kemarahan orang-orang Arab (baca: kaum muslimin), melakukan teror dan pembunuhan, perburuan dan penyiksaan yang belum pernah ditemui dalam sejarah kekejian manusia. Berapa banyak anak-anak kaum muslimin menjadi yatim piatu, wanita yang menjadi janda, orang tua kehilangan anak-anaknya, wanita yang direnggut kehormatannya, rumah-rumah milik kaum muslimin yang dihancurkan, tanah penduduk yang dirampas, tanpa ada balas budi atas kebaikan kaum muslimin di masa lampau terhadap mereka (di masa
Kekhilafahan Turki Utsmani bangsa Yahudi kebanyakan menjadi Ahludz Dzimmah*)). Malahan dengan biadab mereka merusak dan membakar Masjidil Aqsha (tahun 1969), merobek-robek Kitab Suci Al Qur’an, dan membunuh jama’ah yang sedang melakukan shalat. Kalaulah kita ingin mencatat kebiadaban mereka, maka akan masih banyak lagi daftar panjang kebiadaban bangsa Yahudi terhadap kaum muslimin.
Benar, bahwasanya perbuatan biadab dan kekejian yang mereka lakukan, sesungguhnya hanyalah akan mempercepat datangnya siksaan dan hukuman Allah SWT sebagaimana yang telah dijanjikan dalam Al Qur’an:
Dan apabila tiba saatnya hukuman bagi (kejahatan) yang kedua. (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu (Bani Israil), dan untuk memasuki masjid sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali yang pertama, dan untuk membinasakan habis-habisan apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al Israa’ 7).
Dalam ayat ini Allah SWT telah memastikan akan lenyapnya bangsa Yahudi dari permukaan bumi ini. Seperti ayat ke-5, Al Qur’an kembali menggunakan lafadz ‘fa’ bukan ‘tsumma’. ‘Fa’ menunjukkan ‘athaf’ yang berarti segera akan terjadi (bersusulan) begitu keadaan sebelumnya telah terpenuhi (terjadi).
Mahasuci Allah yang memberitahukan kepada kaum muslimin bahwasanya kita akan memasuki Masjidil Aqsha, sebagaimana dahulu (di masa pemerintahan Umar bin Khaththab RA yang menaklukan bumi Palestina). Lafadz ‘wa liyutabbiruu’ berarti kita (kaum muslimin) akan menghancurleburkan apa saja yang berembel-embelkan Yahudi. Dengan teramat indah, ayat tadi menjanjikan tentang kedua kejadian. Peristiwa pertama, telah dilakukan oleh pasukan kaum muslimin yang dipimpin Abu Ubaidah bin Jarrah RA. Sedangkan peristiwa kedua adalah penaklukan terakhir yang akan meluluhlantakkan bangsa Yahudi sampai kedasar-dasarnya tanpa sisa dengan kemenangan kaum muslimin yang gilang-gemilang.
Pada saat kehancuran Yahudi pertama kali, kaum muslimin sedang berada dalam keadaan yang dilukiskan oleh Al Qur’an sebagai ‘hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar’. Dengan demikian, maka lafadz ‘sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali yang pertama’, memiliki relevansi (hubungan) yang amat kuat dengan keadaan yang pernah terjadi sebelumnya. Dengan kata lain, kaum muslimin baru akan menghancurkan Yahudi pada kali yang kedua setelah memiliki kekuatan, setidak-tidaknya menyamai kekuatan dan kekuasaan kaum muslimin di masa sahabat RA.
Lalu, muncul dalam pikiran kita, apakah saat ini kaum muslimin mempunyai kekuatan? Kaum muslimin yang mana yang akan melakukannya? Apakah penguasa-penguasa kaum muslimin saat ini, yang menguasai negeri-negeri kaum muslimin, khususnya di kawasan Timur Tengah, yang akan menghancurkan kepongahan Yahudi? Jawabnya tentu saja tidak.
Memang kaum muslimin saat ini memiliki bilangan jumlah yang teramat besar, tetapi mereka ibarat macan kehilangan taringnya, ibarat sleeping giants, ibarat buih yang mengapung dan terombang-ambing di lautan. Dan para penguasanya duduk di atas buih-buih tadi dan diam dalam kelezatan dunia, mereka membiarkan saja kekejaman yang dilakukan Yahudi atas sesama saudara seaqidah mereka di Palestina, walaupun itu dilakukan di depan hidung mereka. Malah mereka menjerumuskan diri, rakyat, serta negeri mereka di bawah telapak kaki bangsa Yahudi.
Ayat Al Qur’an di atas juga menjanjikan bahwa yang akan mengalahkan bangsa Yahudi (berdasarkan relevansi tadi) adalah ‘ibadan lanaa’ yang memiliki sifat-sifat mulia. Sekarang, apakah kaum muslimin saat ini beserta para penguasanya telah memiliki sifat-sifat sebagaimana yang digambarkan dalam Al Qur’an? Anda semua bisa menjawabnya. Kenyataannya saat ini, sebagian besar umat hanyut dalam pesta pora. Gaya hidup pria-wanitanya yang nista. Apakah dari perempuan-perempuan liar seperti itu akan lahir generasi mujtahid dan mujahid yang kemudian akan menegakkan Islam?
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwasanya kaum muslimin yang memiliki sifat-sifat mulia-lah yang akan mengalahkan bangsa Yahudi, dan mereka akan memperoleh kemenangan di bawah kekuasaan, kekuatan, dan naungan Daulah Islamiyyah (Khilafatan Raasyidatan alaa min haajin Nubuwah) yaitu Khilafah yang menerapkan Syari’at Islam secara keseluruhan. Hanya Daulah Islam yang menerapkan Syari’at Islam secara totalitas inilah, tentunya dengan izin Allah SWT, yang akan menghancurkan eksistensi bangsa Yahudi.
Pada akhir surat Al Israa’ terdapat ayat yang berhubungan dengan janji Allah ini:
Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil: ‘Diamlah kamu di negeri ini’. Maka apabila telah datang janji terakhir, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur.” (QS. Al Israa’ 104).
Lafadz ‘wa’dul akhirah’ yaitu ‘janji terakhir’ mengacu pada janji Allah tentang musnahnya bangsa Yahudi pada kehancurannya yang kedua pada ayat ke-7 surat yang sama. Lafadz ‘faa’ di akhir ayat di atas (QS. 17:104) berarti berkelompok-kelompok dan bercampur-baur. Ini melukiskan realita saat ini, tatkala imigran-imigran Yahudi dari segala penjuru dunia memasuki wilayah Palestina (terutama imigran Yahudi dari Rusia).
Kejadian demi kejadian berlalu, semakin hari semakin menambah dan mempertebal keyakinan kita akan datangnya kemenangan itu. Namun untuk mempercepat apa yang telah dijanjikan Allah SWT kepada kaum muslimin, maka hendaknya kita berhenti sejenak untuk berintrospeksi diri dengan tingkah polah kita, untuk merenungkan sejauh mana kita sebagai kaum muslimin telah berusaha mendekat menuju gambaran sifat-sifat ‘ibadan lanaa’. Lebih penting dari itu adalah sejauh mana kepedulian kita untuk membangkitkan umat ini dan sekaligus merubahnya menjadi suatu kekuatan yang maha dahsyat? Inilah salah satu syarat untuk mewujudkan kemenangan yang pasti diraih kaum muslimin. Kiranya sabda Rasulullah SAW perlu kita renungkan:
Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi. Kemudian mereka akan diperangi oleh kaum muslimin sehingga batu dan pohon sampai berkata: ‘Hai kaum muslimin, wahai hamba Allah, inilah seorang Yahudi tersembunyi di belakangku, datangilah dan bunuhlah”. (Seluruh alam akan berkata begitu), kecuali pohon Al Gharghad. Sebab, sesungguhnya ia (pohon itu) tergolong pohon (simpatisan) kaum Yahudi” (HR. Bukhari & Muslim).
HARAPAN BERADA PADA PUNDAK GENERASI INI

Kaum muslimin saat ini hidup pada kurun sejarah sebelum hari kiamat. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, pada masa itu akan terjadi serangkaian peristiwa yang akan menimpa bangsa Yahudi akibat kebengisan dan kesombongan yang telah mereka lakukan sebelumnya. Mereka adalah satu-satunya bangsa yang telah berani membunuh para Nabi dan Rasul serta mencela Allah SWT. Merekalah satu-satunya umat yang dikutuk Allah SWT dengan menjadikannya babi dan kera. Mereka jugalah satu-satunya umat yang diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, merasakan pahit getirnya penderitaan yang teramat hebat. Itulah siksa dan azab yang menimpa mereka pada masa lalu.
Mereka seolah-olah menjadi satu bangsa yang telah ditakdirkan untuk menderita, karena kekejaman yang mereka lakukan terhadap para nabi dan kaum muslimin melampaui batas-batas yang dilakukan golongan manusia lainnya. Pada golongan agama lain selain Yahudi, walaupun mereka juga tidak ingin melihat Islam tumbuh dan berkembang (QS. Al Baqarah 120), tapi mereka tidaklah sebiadab bangsa Yahudi dalam membenci Islam. Bahkan sejarah mencatat, bahwa yang mempunyai rencana untuk menyalib Isa AS dan kemudian menyalib orang yang diserupakan Allah dengan Isa AS (QS. An Nisaa’ 157) adalah bangsa Yahudi juga. Kemurkaan Allah SWT terhadap mereka tersurat dengan jelas dalam Al Qur’an:
Dan ingatlah ketika Rabbmu memberitahukan bahwa sesungguhnya Dia pasti mengirim kepada mereka (kaum Yahudi) sampai hari kiamat, orang-orang yang akan menimpakan adzab kepada mereka dengan yang seburuk-buruknya” (QS. Al A’raaf 167).
Serangkaian ayat-ayat dan hadits yang diungkapkan di atas mengisyaratkan bahwa negara Israel yang dikuasai Yahudi tidak akan lama lagi usianya. Negara itu akan hilang dari peta dunia, dan kepunahannya merupakan hal yang pasti, walaupun seluruh kekuatan di muka bumi memberikan kepada mereka ramuan panjang umur untuk mempertahankan eksistensinya. Namun kemusnahan bangsa Yahudi tidak bisa diwujudkan hanya dengan do’a saja, atau hanya dengan tafsir terhadap ayat-ayat dan hadits yang berkaitan dengan hal itu.
Aqidah Islam tidak mengajarkan keyakinan seperti itu. Sedang Rasulullah SAW sendiripun yang dijanjikan kemenangannya tidak berpangku tangan dan berdo’a saja dalam memerangi kaum kafir. Beliau bahkan harus mengorbankan harta, air mata, darah, bahkan nyawa kaum muslimin. Generasi muslimin pada masa dahulu bahu-membahu menyusun kekuatan, menggalang persatuan, memproklamirkan suatu kekuatan baru yang siap mengorbankan aspek-aspek materi/fisik untuk mencapai tujuan menegakkan kalimat Allah SWT serta hidup secara Islam di bawah naungan Syari’at Islam yang agung. Mereka berhasil memperoleh kemenangan tatkala mereka mengikatkan diri mereka di jalan Allah, dan akan menderita kekalahan dan kehinaan tatkala melanggar jalan Allah SWT.
Kini, saat umat Islam menghadapi berbagai krisis yang menentukan hidup dan matinya, sedang mengalami ujian yang tiada tolok bandingnya. Membanjirnya musuh-musuh Islam yang menghanyutkan sendi-sendi Syari’at dan masyarakat Islam, yang menyisakan kotoran dan lumpur kesesatan dan kemunafikan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat dan hukum pemerintahan, dan mengibarkan berbagai bendera kekafiran, serta berdirinya berbagai bentuk negara. Musuh-musuh Islam itu ada yang menyamar menjadi kaum muslimin dan menyerang dari dalam dan menggerogoti umat dengan merusak sendi-sendi syari’at yang telah qath’i nashnya. Para penguasanya hanya diam, buta dan tuli terhadap kejahatan dan kesewenangan yang berada di hadapan mereka. Sedang umat telah tenggelam di majelis-majelis para Darwisy, berdo’a dan asyik memohon kepada Allah SWT agar banjir kesesatan dan kekafiran yang melanda umat segera berlalu.
Setelah sekian lama umat hanyut diombang-ambing dalam ketidakpastian, sekaranglah saatnya untuk membangun kembali puing-puing yang telah hancur dilanda air bah, menyusun kekuatan, merapikan barisan, memperindah bangunan peradaban Islam dengan sifat-sifat mulia, berdo’a, dan bertawakkal. Hanya dengan jalan itu, pastilah kemenangan itu akan dengan cepat dan mudah diraih, insyaAllah. Tinggallah sekarang, apakah umat ini mau melakukan pilihan yang justru akan menentukan hidup mati mereka? Juga, apakah umat saat ini mau membangun dan merancang kembali bangunan Islam yang dulu pernah tegak? Atau, malah umat akan turut hanyut bersama air bah kesesatan dan kekafiran? Mahabenar Allah SWT dengan segala firmanNya:
Maka bersabarlah kamu. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, dan janganlah sekali-kali orang yang tidak meyakini ayat-ayat Allah itu berhasil menakut-nakuti kamu.” (QS. Ar Ruum 60).
The New World Order
Apa dibalik “New World Order”

Bagi penggemar teori konspirasi, New World Order (NWO) pastilah sudah tidak asing lagi. Apalagi beberapa kasus adanya orang yang mengaku dari masa depan bahwa mereka adalah utusan dari NWO dari masa depan.

New World Order adalah suatu perkumpulan atau persekutuan rahasia kaum-kaum elite/bangsawan dunia yang mengambil alih pemerintahan dan bertujuan untuk membangun dunia sesuai keinginan mereka bagaimanapun caranya. Beberapa kegiatan NWO adalah memanipulasi perekonomian dunia, membentuk perang, bahkan merubah sejarah dan menurut sejarah, konspirasi ini sudah berlangsung berabad-abad lalu.

Illuminati,Freemasonry dan New World Order

Illuminati dan Freemasonry juga pasti sudah tak asing bagi kita, dua nama itu adalah salah satu persekutuan yang diduga telah mengkonspirasi dunia ini. Dari Illuminati abad 16-an yang diduga mengkonspirasi Revolusi Perancis dan menjadi dalang dari pemerintahan teror, sampai Freemasonry yang diduga menjadi dalang perpecahan Inggris dan terbentuknya negara Amerika, serta dalang PD I dan II. Lalu apa hubungan NWO dengan dua persekutuan itu?

NWO adalah cabang dari kedua hal tersebut, walaupun lebih dominan dari Freemason, karena Illuminati memang sudah jarang aktif. NWO sendiri berpusat dibenua Eropa, namun banyak yang berkata bahwa pusatnya berada di Amerika. Hal ini bisa dipahami, karena banyak presiden Amerika menganut Freemasonry dan juga Okultisme.

Namun selain di Eropa, negara-negara cabang NWO juga banyak, salah satu yang dicurigai adalah Israel. Negara ini diduga sudah mempersiapkan PD III, dimulai dengan kisruh di Palestina, dukungan Amerika dan Inggris ke Israel, perseteruan Amrik-Iran, dan puncaknya dijatuhkannya bom nuklir di Amerika, yang memulai PD III.

Beberapa dugaan konspirasi oleh NWO :

– Peristiwa Revolusi Amerika

Banyak yang mengatakan peristiwa revolusi Amerika sebenarnya didasari bukan hanya karena perbedaan paham antara Inggris dan rakyat Inggris yang tinggal di Amerika. Namun juga didasari oleh tanah Amerika yang strategis untuk ritual-ritual okultisme, yang konon di tanah Eropa kekuatannya lebih lemah dari Amerika. Oleh sebab itu para Freemason akhirnya mendirikan negara Amerika dan para presidennya berasal dari keturunan pemimpin Freemason. Dari George Washington, sampai George W.Bush, mereka adaah penganut Freemason.

-Perang Dunia I dan II

Sebenarnya asal mula terjadinya PD I belum pasti, yang jelas juga PD II adalah kelanjutan dari PD I, karena dendam Jerman saat kalah pada PD I. Konon penyebab PD adalah rencana NWO untuk membuat Amerika untuk menjadi dominator dunia, walaupun akhirnya pada PD II pemenangnya adalah Amrik dan Rusia. Dan konon juga biaya perang dari Hitler adalah dari NWO juga.

-Peristiwa Runtuhnya WTC 11/9

Kalau yang satu ini kita pasti sudah lama tau kalau ini memang sebuah konspirasi, hal ini mulai terkuak dari video dan gambar-gambar yang menunjukkan bahwa yang menabrak WTC bukanlah ulah dari al-kaeda, dan bahwa Amerika-lah yang mendalangi runtuhnya WTC. Namun untuk apa WTC diruntuhkan? banyak yang bilang untuk membuat alasan atas penyerangan Amerika ke Iraq, dan konon pula penyerangan ke Iraq untuk tujuan mencari suatu gerbang stargate yang ditinggalkan oleh bangsa Lemuria. Tapi juga ada banyak yang bilang bahwa Amerika menyerang Iraq untuk mendapat akses langsung untuk mencari minyak, karena pasokan dari timur tengah mulai menipis.

“New World Order” Konspirasi Tingkat Tinggi

Teori konspirasi tingkat tinggi ini sudah lama menjadi bahan perbincangan orang2 yang mengetahuinya. Bahkan ada yang mengatakan kalau proses pembentukan dunia baru ini sudah lama berlangsung sejak perang dunia I.

Bagaimana? siapa? kapan? dan apa tujuannya? akan saya coba bahas dalam artikel ini. Namun kali ini saya hanya membahas secara garis besar saja. Pembahasan lebih terperincinya akan saya bahas pada lain kesempatan.

New World Order merupakan sebuah tatanan dunia yang baru. Tata Dunia Baru yang kuat yang menyatukan semuanya. Rahasia tingkat elite para pemerintah dunia yang bersekongkol untuk pada akhirnya dapat memerintah dunia melalui pemerintahan dunia yang otonom, yang akan menggantikan negara-bangsa berdaulat dan mengakhiri perebutan kekuasaan internasional.

Bagi para penganut teori konspirasi, new world order ini sebenarnya sudah dimulai sejak perang dunia ke I. Bahkan kejadian2 besar disejarah, seperti revolusi Inggris, revolusi perancis, PD I, PD II, 9/11 (WTC), dsb dipercaya sebagai bagian dari proses menuju new world order ini. Apakah mungkin??

Siapakah Dibalik Semua ini?

Sebelum saya membahas lebih jauh ada baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu siapa saja yang berperan didalamnya. Teori konspirasi ini merupakan teori konspirasi tingkat tinggi, karena tujuan utamanya menyangkut seluruh dunia. Karena tujuannya begitu besar, maka pasti ada orang2 penting (yang mempunyai jabatan) yang mempunyai peran didalamnya. Orang2 tersebut pasti tergabung dalam suatu organisasi/komunitas rahasia tertentu.

Pernahkah anda mendengar tentang Illuminati, Freemasonry, Antichrist, dan organisasi2 rahasia lainnya? dikatakan bahwa organisasi rahasia inilah yang merancang semuanya. Merekakalah yang membuat berbagai kejadian2 penting sejarah dan dibungkus secara rapih sehingga tidak diketahui oleh dunia. Kelompok2 ini juga yang membuat sebagian besar sejarah modern.

Berikut keterangan sekilas tentang beberapa dari organisasi tersebut.

Illuminati

Illuminati adalah sebuah persaudaraan kuno berasal dari Sumeria, Babilonia, Mesir, dll yang menganut teori konspirasi. Illuminati dipercaya masih eksis (ada) hingga saat ini, walaupun tidak ada bukti nyata keberadaan persaudaraan ini sampai sekarang ini.

Illuminati mempunyai arti “Pencerahan Baru”. Para penganut Illuminati disebut “Illuminatus” yang berarti “Yang Tercerahkan”. Illuminatus adalah orang – orang yang mencari jawaban tentang apa yang disebut agama sebagai misteri Tuhan. Menurut mereka dengan ilmu pengetahuan tidak ada lagi misteri Tuhan, semua ada jawabannya. Itu sebabnya keberadaan mereka tersembunyi (rahasia) karena bertentangan dengan agama (kristen).

Salah seorang Illuminatus yang terkenal adalah Galilei Galileo seorang ahli antropologi yang terpaksa harus dihukum rumah seumur hidup oleh gereja. Penyebabnya adalah teori yang dia kemukakan yang mengatakan bahwa pusat alam semesta adalah matahari dan bukan bumi. Pernyataan tersebut dianggap menyinggung gereja karena secara tidak langsung menyatakan bahwa Tuhan dengan sengaja menempatkan pusat kehidupan di planet lain.

Sejak saat itu para illuminatus diburu oleh para kaum gereja. Mereka diburu dan diberi stamp (tanda) salib didada mereka baru kemudian dibunuh.

Untuk menghindari kejaran gereja Illuminati kemudian bergerak dari bawah tanah sebagai sebuah kelompok rahasia yang paling dicari. Keberadaan mereka seperti bayangan, ada yang mengatakan mereka itu ada, ada juga yang tidak percaya.

(Illuminati juga terdapat di film “the davinci code” sebagai sekelompok orang yang menentang berbagai ajaran kristen. Mereka percaya kalau sebagian besar ajaran kristen itu salah dan bisa dijelaskan secara ilmiah)

Freemasonry

Freemasonry adalah sebuah perkumpulan rahasia yang serupa dengan Illuminati. Illuminati dan Freemasonry sama2 merupakan perkumpulan rahasia dan keberadaannya seperti bayangan. Namun terdapat perbedaan dari asal muasal terbentuknya mereka.

Freemasonry mempunyai arti kumpulan para tukang batu. Yang dimaksud disini adalah mereka merupakan kumpulan ahli bangunan. Keahlian mereka begitu luar biasa sehingga mereka mendapat tugas membangun katedral-katedral, gereja2, dan berbagai ukiran bersejarah lainnya di seluruh Eropa. Sebagai imbalan atas tugas ini, mereka mendapat reward dari para raja Eropa berupa fasilitas kemewahan dan pembebasan pajak.

Sejak bergabung dengan kelompok Freemasonry, Illuminati menjadi lebih berkuasa. Mereka dicap sebagai penganut paham Luciferian Conspiracy, dikarenakan mereka memiliki ritual pemujaan kepada “Sang Arsitek Agung” (The Great Architect), yang dilambangkan oleh mereka berupa “Mata tuhan” (The Wholeseeing-Eye) yang diambil dari legenda mesir; yang merupakan simbol dari Lucifer (sebutan setan dalam tradisi kristiani) *dapat dilihat digambar.

Strategi yang Telah Dilakukan Untuk Menuju ‘New World Order’

Peperangan atau konflik berskala luas merupakan ‘barang mainan’ kaum Konspirasi sejak lama. Berbagai revolusi besar dunia seperti revolusi Inggris dan Perancis, memang sengaja dirancang oleh mereka.

Bahkan banyak literatur menyatakan jika Jenderal Albert Pike, seorang Jenderal AS dalam Perang Saudara yang gemar dengan segala sesuatu yang bersifat mistis, jauh-jauh hari telah merancang skenario perang dunia sampai tahap Perang Dunia II yang dirancangnya terjadi di abad millennium ketiga ini.

Memasuki abad ke-21, setelah menggelar Konferensi Zionis Internasional I di Basel Swiss pada tahun 1897, yang mengesahkan Protocolat Zionis sebagai agenda bersama gerakan Konspirasi untuk menguasai dunia.

Nyaris seluruh Eropa sekarang telah berada dalam genggaman mereka. Demikian pula dengan Amerika Serikat. Namun mereka menghendaki agar Eropa bisa didesain ulang sesuai dengan kepentingan mereka, yakni Eropa yang tidak bersatu dan penuh konflik di dalamnya.

Oleh karena itu, pecahlah Perang Dunia I yang disusul pula dengan Perang Dunia II. Kedua perang besar dengan korban puluhan juta nyawa manusia ini diangap berhasil guna mendesain ulang peta politik dan perekonomian dunia.

Pasca Perang Dunia II, mesin propaganda Konspirasi menanamkan kepada otak seluruh manusia—terutama Barat—bahwa bangsa Yahudi telah dibuat begitu menderita dalam perang tersebut dengan terjadinya upaya pembasmian etnis Yahudi yang dilakukan Nazi Jerman. Tragedi Holocaust dijadikan berhala baru dalam peta politik dunia di mana tidak seorang pun boleh mempertanyakan keabsahannya. “Dengan adanya mitos holocaust ini, Barat yang dibuat merasa begitu berdosa diperas habis-habisan oleh kekuatan ini, ” demikian Prof. Norman G. Finkelstein dalam bukunya “The Holocoust Industry”.

Guna melicinkan jalan menguasai dunia, maka penganut konspirasi mendirikan sebuah badan super power yang seluruh kebijakannya berada dan berlaku di atas kebijakan negara-negara yang ada yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations). PBB didirikan di San Francisco, AS, pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC. Sidang Umum yang pertama, dihadiri wakil dari 51 negara, berlangsung pada 10 Januari 1946 di London. Sebelumnya PBB ini bernama Liga Bangsa-Bangsa.

Badan Internasional ini diperlengkapi dengan lembaga-lembaga di bawahnya yang mencakup hampir semua bidang kehidupan manusia di bumi ini, seperti kesehatan (WHO), pangan (FAO), perbankan atau perekonomian (World Bank dan IMF), dan sebagainya. Sesungguhnya, PBB ini merupakan satu rintisan ke arah tatanan dunia baru yang menghendaki adanya satu super pemerintahan yang berhak mengatur negara-negara lainnya.

Mungkinkah ada tujuan lain (tersembunyi) dari didirikannya PBB??

Dalam perjalanannya, PBB terbukti menjadi alat bagi kepentingan imperialisme Barat terhadap negeri-negeri selatan. Dalam segala hal, PBB selalu mengambil kebijakan yang menguntungkan kaum Konspirasi.

Jika pun ada resolusi yang keluar bagi Israel, misalnya, maka hal tersebut hanyalah sebuah resolusi di atas kertas yang tidak memiliki dampak apa pun terhadap Israel. Namun jika ada satu saja resolusi PBB bagi negeri-negeri Islam, maka resolusi itu wajib dipatuhi dan dilaksanakan, bahkan jika perlu dengan ancaman senjata dari negara besar seperti AS dan sekutunya.

Mengurangi Populasi Dunia

Ini merupakan konspirasi yang paling menarik buat saya. Karena ini juga merupakan salah satu strategi untuk mencapai One World Order, maka saya akan mengulasnya secara singkat.

Begitu banyak fakta-fakta konspirasi dan ketidakadilan menyangkut PBB. Namun ada satu konspirasi PBB yang luput dari perhatian banyak orang yakni tentang rencana Konspirasi untuk mengurangi populasi dunia sehingga dunia ini hanya dihuni oleh 500 juta manusia. Hal ini berarti pengurangan sekitar 93% (lebih dari 2/3) penduduk dunia.

Hal tersebut berawal dari pemikiran bahwa dunia dengan segala kekayaan alamnya, dengan seluruh ekosistemnya, rantai makanannya, serta sistem alamiah yang ada, tidak akan sanggup untuk menopang kehidupan umat manusia sebanyak sekarang—sekitar 6 miliar orang dengan baik. Untuk menciptakan satu dunia yang lebih baik, maka diperlukan pengurangan jumlah populasi umat manusia sebanyak 93% nya atau dunia ini hanya mampu untuk menopang kehidupan 500 juta manusia.

Hubungan antara Israel, Yahudi, Zionis, Freemasonry dan Illuminati

Istilah Israel, Yahudi, Zionis, Freemasonry dan Illuminati sering terdengar, dan memang satu sama lainnya saling berkaitan erat.

ISRAEL adalah nama bangsa yang dalam sejarahnya sering membunuh para Nabi dan Rasul serta orang Sholeh. Dan kini dijadikan sebagai nama negara.

YAHUDI adalah nama agama yang dianut bangsa Israel dan “diklaim” sebagai pengikut Nabi Musa AS dengan kitab Suci Taurat yang kini sudah tidak asli lagi.

ZIONIS ialah gerakan politik Yahudi Israel untuk membangun Kerajaan Israel Raya dengan Yahudi sebagai Agama Negara.

FREEMASONRY ialah Organisasi Rahasia Yahudi tertua dan sangat berpengaruh serta paling berbahaya, untuk melindungi kepentingan Yahudi di seluruh Dunia.

ILLUMINATI adalah Kelompok Konspirasi Yahudi Internasional yang bertujuan tidak hanya mendirikan Negara Israel, tapi juga mendirikan Tatanan Dunia Baru (New World Order).

KARAKTER YAHUDI

Allah SWT menginformasikan melalui Surat Al-Baqarah ayat 120 bahwa Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada umat Islam hingga mau mengikuti agama mereka.

Lalu, dalam Surat Al-Maa-idah ayat 82, Allah SWT menyatakan bahwa Yahudi adalah yang paling keras permusuhannya terhadap Islam.
Jadi, sudah merupakan Karakter Yahudi untuk memusuhi Islam, bahkan permusuhan Yahudi terhadap Islam lebih keras dibandingkan permusuhan Nashrani terhadap Islam.

Selain itu, Yahudi Bani Israil terkenal dengan kezoliman mereka terhadap para Nabi dan Rasul, sehingga mereka menjadi terkutuk, sebagaimana Allah SWT firmankan dalam Surat Aali ‘Imraan ayat 112.

Informasi ilahi tentang karakter dan perilaku Yahudi pasti benar dan tidak mungkin meleset.

LAHIRNYA NEGARA ISRAEL

Sejak lama, Yahudi telah mendirikan Organisasi Rahasia yang disebut “Freemason” yang bermakna “Gerakan Pembangun Kebebasan”. Tidak diketahui dengan pasti tentang siapa pendirinya dan kapan berdirinya. Hanya saja pada tahun 1717, Freemason mulai mendeklarasikan diri secara terbuka di Inggris.

Belakangan, melalui Freemason pada tahun 1890, Nathan Birnbaum untuk pertama kalinya memperkenalkan kata “Zionis” yang diambil dari kitab Taurat sebagai sebutan bagi Yerusalem dan Bangsa Israel. Lalu istilah “Zionis” dipopulerkan oleh Theodore Hertzel pada tahun 1896 melalui bukunya yang berjudul “A Jewish State”.

Selanjutnya, pada Tahun 1897 istilah “Zionis” dikukuhkan dalam Kongres Zionis Pertama di Basel – Swiss, yang melahirkan Protokol Zionis dengan 24 (dua puluh empat) butir kesepakatn Yahudi Internasional.

Di tahun 1917, Zionis berhasil membujuk Inggris menggelar “Deklarasi Balfour” yang berisi dukungan pendirian Negara Israel. Namun hingga Tahun 1940-an, Inggris tak kunjung mewujudkan keberadaan Negara Israel, sehingga Zionis melakukan Aksi Terorisme dengan menciptakan aneka Kelompok Zionis Teroris Bersenjata yang menebar teror dan melakukan huru hara dimana-mana.

Tahun 1944, Menteri Inggris Urusan Timur Tengah, Lord Moyne dibunuh di Cairo – Mesir oleh dua Kelompok Teroris Zionis, yaitu Eliyahu Bet-Zuri dan Eliyahu Hakim. Dan pada tahun 1946, Kelompok Teroris Zionis Irgun meledakkan Markas Militer Inggris di Hotel King David di Yerusalem hingga menewaskan 91 orang dan melukai 46 orang.

Akhirnya, pada tahun 1948 Zionis berhasil mendirikan Negara Israel di Bumi Palestina dengan bantuan Amerika Serikat dan Inggris dengan memperalat Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Jadi, terbentuknya Negara Israel sebagai Negara Zionis Yahudi merupakan hasil dari AKSI TERORISME Yahudi yang menebar huru-hara dimana-mana.

TATANAN DUNIA BARU

Freemason berhasil mendorong terbentuknya Illuminati yang merupakan Kelompok Konspirasi dengan tujuan untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru (New World Order).

Illuminati yang dipelopori oleh Adam Welshaupt dan didirikan pada tanggal 1 Mei 1776, berhasil merekrut Tokoh-Tokoh Dunia, baik Yahudi mau pun Non Yahudi, untuk melakukan persengkokolan dalam mewujudkan cita-cita Zionis, yang bukan saja hendak mendirikan Negara Israel, tapi juga hendak menguasai Dunia.

Illuminati ini disebut-sebut sebagai Dalang dari Pertempuran Waterloo dan Revolusi Perancis, bahkan Pembunuhan Presiden AS John F Kennedy.

Manajemen Konflik memang Strategi Unggulan Yahudi. Adu Domba dan Huru Hara merupakan jalan Yahudi untuk meraih kekuasaan dan kekayaan.

Gerakan Freemasonry dan Illuminati telah berhasil menguasai para pemimpin Dunia, melalui Loby Yahudi di PBB dan IMF serta World Bank. Dan sekaligus juga berhasil menjadikan AS sebagai Polisi Dunia untuk kepentingan Yahudi, sehingga AS setiap saat selalu siap menggebuk siapa saja yang berani mengganggu kepentingan Yahudi.

PERANG SALIB

Perang Salib pun disebut-sebut sebagai produk adu domba Yahudi agar Islam dan Nashrani perang abadi.

Pada saat lahirnya Protokol Zion pada tahun 1897 yang dijadikan target penaklukan utama Zionis adalah Nashrani di Eropa. Namun saat ini, Protokol Zion tersebut diarahkan kepada Islam, karena Nashrani telah berhasil ditaklukan dan dikendalikan.

Nah, untuk menghemat tenaga dan biaya, maka jalan terbaik bagi Zionis adalah adu domba Islam dan Nashrani secara terus menerus, sehingga Israel bisa meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Kini, kebersamaan AS dan Eropa dalam mendukung Israel untuk melawan Dunia Islam merupakan episode Perang Salib terbaru yang diciptakan Zionis untuk keuntungan Israel.

HOLOCAUST

Holocaust adalah cerita tentang Pembantaian Yahudi oleh Nazi di Eropa, yang “konon” katanya jutaan Yahudi dibunuh oleh Nazi dan sekutunya.

Cerita ini dieksploitasi secara besar-besaran oleh Zionis hingga hari ini. Ceritanya pun didramatisir agar fantastis, korban satu menjadi seribu, dan korban seribu menjadi sejuta, dan seterusnya.

Saking sakralnya cerita Holocaust, maka siapa pun yang mengingkari dan tidak mempercayainya, akan diberi sanksi berat oleh Zionis melalui kaki tangannya di berbagai negara.

Padahal, Holocaust itu Takhayyul dan Khurofat yang dikarang Zionis untuk menarik simpatik bangsa-bangsa di Dunia kepada Yahudi, seolah Yahudi itu bangsa lemah yang terzalimi dan patut dibela serta dikasihani.

GERAKAN YAHUDI DI INDONESIA

Gerakan Yahudi di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman Hindia Belanda melalui Freemasonry dan Illuminati. Bahkan sejumlah Tokoh Indonesia tercatat menjadi anggotanya.

Di antara sayap Freemason yang terkenal di Indonesia dan banyak digandrungi pejabat dan selebritis Indonesia karena tergiur dengan aneka fasilitas internasional, adalah Rotary Club dan Lion Club.

Sebuah buku berjudul “Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indie en Indonesie 1764 – 1962” karya Dr. Th. Stevens yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Pericles Katopo dengan judul “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764 – 1962” yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan pada tahun 2004, menyebutkan sederetan Tokoh Nasional Indonesia yang menjadi anggota Freemason sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1764 hingga tahun 1962.

Waspadailah, di Indonesia gerakan Freemason pada awalnya masuk dengan menggunakan nama “Tarekat Mason”, sebagai kamuflase agar bisa menyusup lebih dalam ke komunitas muslim yang kental dengan aneka Tarekat Keagamaan. Dan cara kamuflase semacam ini masih tetap digunakan hingga sekarang.

Gerakan Yahudi di Indonesia hingga kini masih tetap ada dan subur. Di tahun 2002 di Jakarta didirikan IIPAC (Indonesia – Israel Public Affaurs Committee) oleh warga Jember – Jatim, Benyamin Ketang, seorang alumni The Hebrew Univeraity of Jerusalem. Ia dibantu oleh seorang warga Jakarta peranakan Arab Indonesia yang menggunakan nama Mr.Hans Seqof, bersama-sama dengan Mr. Sakata Barus dan Mr. Poppe Alexander Z.

IIPAC ini setiap tahun secara sembunyi-sembunyi dan berpindah-pindah di wilayah Indonesia, merayakan Hari Jadi Negara Israel. Usai perayaan selalu mereka ungguh di Internet untuk dipublikasikan dengan rasa bangga dan senang.

Di tingkat pemerintahan pun, sejumlah Kementerian RI secara diam-diam menjalin hubungan dagang dengan Israel. Dan sejumlah anggota Dewan melakukan kunjungan ke Israel.

Begitu juga para pengusaha Indonesia banyak yang telah menjalin hubungan Bisnis dengan Israel. Salah satunya adalah Telkom yang menyerahkan System Billing Telekomunikasinya kepada sebuah perusahaan Israel yang berdomisili di AS dan membuka cabang di Singapura.

PROTOKOL ZIONIS

Sebagaimana telah disinggung di atas bahwasanya Kongres Zionis Pertama di Basel – Swiss pada tahun 1897 telah melahirkan Protokol Zionis yang berisi 24 (dua puluh empat) butir kesepakatn Yahudi Internasional.

KEHANCURAN AMERIKA VERSI KERISTEN

Hitungan Mundur menuju Tatanan Dunia Baru

Bagaimana mungkin AS hancur? Siapa yang dapat mengalahkan AS? Berikut hal-hal yang mungkin mengakibatkan kehancuran AS, atau paling tidak melemahkan AS sebagai kekuatan tunggal dunia.
1. Keruntuhan Ekonomi

Jika ada satu negara yang hancur lalu akan diikuti oleh kehancuran seluruh dunia, maka negara tersebut adalah AS. Perekonomian AS sangat menentukan perekonomian dunia, perekonomian dunia sangat ditentukan oleh perekonomian AS. Tapi saat ini kita dapat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana AS yang begitu kuat ekonominya perlahan-lahan terpuruk dan memasuki krisis ekonomi.
Sejak krisis moneter 2008 lalu, AS sedang menuju kehancuran namun yang mengherankan bahwa perekonomian dunia tidak hancur sekalipun perekonomian AS hancur, bahkan menghasilkan negara kuat seperti China. Kini hutang AS hingga bulan Nov 2012 telah mencapai 16 Triliun USD. sebanyak apa
2. Kemerosotan Moral

AS didirikan berdasarkan tatatan yang baik, orang2 Yahudi-Kristen yang teraniaya di Inggris melarikan diri ke AS dan mewarisi nilai-nilai kekristenan yang baik terhadap pondasi AS, sehingga orang mengidentikan bahwa AS adalah Kristen, sebab AS memang dibangun oleh iman Kristen yang saleh. Namun betapa berbedanya keadaan AS yang dulu dengan AS yang sekarang.
Kekerasan, obat2an terlarang, perzinahan, aborsi, pemberontakan, perceraian, pembunuhan, mafia dan sihir sudah identik dengan AS. Sekolah-sekolah telah meninggalkan jam-jam doa dan perenungan Firman Tuhan dan menggantikannya dengan pengajaran-pengajaran humanisme, materialisme hingga okultisme. AS telah menjadi negara yang bobrok, dan hanya hidup untuk hawa nafsu semata seperti apa yang terjadi di Sodom dan Gomora.
Tinggal menunggu Lot-Lot AS disingkirkan maka penghukuman atas AS akan turun.
3. Bencana Alam

Bencana alam yang terjadi hanya dalam waktu 1 tahun kebelakang begitu hebat melanda AS. Tidak dapat dipungkiri kehancuran AS sudah dekat, Tuhan segera datang, nubuatan yang tidak mengikutsertakan AS dalam nubuatan akhir zaman sedang tergenapi.

Selagi mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk menutupi krisis ekonomi, di waktu yang sama AS dilanda bencana nasional yang tak kunjung berhenti. Badai Katrina di New Orleans, Gempa bumi Los Angeles, kebakaran hutan, badai Rita, dan sekarang Topan Sandy dll.
4. Musuh dari dalam negeri
Ada banyak teroris “tidur” di AS, mereka sedang menunggu waktu yang tepat untuk beraksi melaksanakan rencana yang telah bertahun-tahun disiapkan, yaitu melakukan teror dengan kehancuran besar. Peristiwa 9/11 hanya salah satu rencana para teroris untuk menghancurkan AS, kedepan mereka akan melakukannya lagi, dan lagi…
5. Musuh dari luar negeri

Dengan politik LN AS yang “mengatur” seluruh negara di dunia ini, menimbulkan kebencian global terhadap AS. Tidak ada negara yang bukan sekutu AS tidak membenci negara tersebut, dengan kekuatan militer AS yang sangat kuat memang tidak ada negara atau kelompok yang berani menyatakan perang terbuka terhadap AS, namun tahukah anda sekalipun tidak berperang secara militer, negara-negara di dunia sebenarnya terus-menerus “menggempur” negara adidaya tersebut.
Beberapa negara menggoncang nilai Dollar dan saham (perang keuangan), beberapa kelompok menyerang dari sisi politik, hingga serangan terorisme. Sekalipun kelihatannya AS menang melawan terorisme, namun dari biaya yang dikeluarkan untuk peperangan melawan terorisme menunjukkan sebenarnya AS diambang kehancuran.
Peneliti Brown University menyatakan bahwa perang AS pasca serangan terhadap menara kembar WTC (9/11) terhadap Irak, Afganistan dan Pakistan telah menghabiskan sekitar 4.4 Triliun dollar AS, menewaskan 6.000 orang tentara AS, 2.300 orang tentara swasta AS, dan 1.200 orang tentara Sekutu. Ini belum termasuk biaya perang di Somalia, Meksiko melawan kartel obat bius, Libya, dll.
6. Aliyah

“Aku akan menjemput kamu (Israel) dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu” (Yeh 36:24).
Hal terakhir yang akan sangat memukul dan melemahkan AS adalah aliyah orang-orang Yahudi dari AS. Seperti kita ketahui, pemegang2 keuangan terbesar AS adalah orang-orang Yahudi AS. Pemilik bank-bank besar, perusahaan2 keuangan, ilmuwan, pemikir, artis, perusahaan2 besar hingga pemilik2 perusahaan komputer raksasa AS adalah orang-orang Yahudi.

Bisa dibayangkan apa yang terjadi jika nubuat di dalam Yehezkiel 39:28-29 yang menyatakan bahwa Allah tidak akan meninggalkan seorang pun dari orang Yahudi dan mengumpulkan mereka kembali ke negeri lama mereka di Israel? Pasti perekonomian AS akan hancur dan kehilangan posisinya sebagai penguasa ekonomi dunia.
Bentuk kehancuran AS memang tidak diketahui secara pasti, para eskatolog hanya bisa menduga-duga. Kita seperti sedang menyusun puzzle dimana kita sedang melihat gambar yang samar. Namun mengingat kekuatan Antikris adalah kekuatan militer, maka sebagai pemilik persenjataan militer paling
Jadi kehancuran AS kemungkinan besar merupakan kehancuran politik dan ekonomi sehingga membuat AS bertekuk lutut pada kekuasaan berikutnya dan menyerahkan semua yang dimiliki untuk mendukung Tatanan Dunia Baru.
Akan muncul tentara multinasional (PBB) dan AS akan menyumbang banyak baik teknologi dan persenjataan, AS tidak akan lagi bisa mendikte negara2 Eropa atau negara manapun, apalagi mendikte Antikris, AS sepenuhnya sudah “hancur”.
Tatanan Dunia Baru – Benalu pembunuh bagi Amerika

“Amerika, republikmu akan dijarah dan diporak-porandakan oleh orang-orang biadab dalam abad ke-20 seperti terjadi terhadap kekaisaran Romawi dalam abad ke-5. Bedanya hanya ini : Bangsa Huna dan Bangsa Vandal yang dulu menjarah kekaisaran Romawi datang dari luar, sedangkan yang akan menjarah republikmu berasal dari negerimu sendiri, oleh lembaga-lembagamu sendiri.” Thomas Macaulay (1800-1859) British Poet.
Ada seorang sahabat Presiden Woodrow Wilson yang bernama Kolonel Mandel House. Dia salah seorang paling kuat di AS dan seorang yang paling semangat dalam mendirikan Tatanan Dunia Baru. Buah pikirannya pun sampai ke konggres, UU Perlindungan Federal, yang disahkan pada tahun 1922, tujuannya ialah mendirikan satu pemerintahan dunia. Melalui Kolonel House, Rockefeller dan orang-orang berkuasa lainnya mereka membentuk CFR (Council on Foreign Relationship).
Setelah Woodrow Wilson menandatangani dokumen yang mengesahkan UU, dia sadar apa yang akan terjadi pada AS dan berkata : “Aku tidak bermaksud menghancurkan negaraku!” Tapi itu sudah terlambat, sebab UU tersebut telah menciptakan lembaga-lembaga keuangan yang akan mengontrol dan menguasai keuangan planet ini. Kekayaan AS dan dunia ini dipegang oleh bankir2 Internasional yang hanya beberapa gelintir orang saja, dan mereka adalah para globalis yang sedang menyusun rencana menciptakan Tatanan Dunia Baru.
Dengan UU ini, di depan mata, AS akan melihat krisis, inflasi, lalu deflasi, merger bank, dan akhirnya AS akan kehilangan segalanya, dan jika hal tersebut telah terjadi maka akan ada teriakan histeris rakyat AS yang berkata: “Selamatkan kami…! Jika memang Tatanan Dunia Baru dapat membantu, dirikan segera!”
Firman Tuhan sudah memperingatkan kita akan hal tersebut, di dalam Wahyu 13:16-17 Tuhan berkata:
Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
Mengapa manusia tidak bisa membeli dan menjual jika tidak menggunakan tanda 666? Karena SEMUA uang dan transaksi keuangan telah dipegang oleh Antikris dan antikris2 yaitu beberapa gelintir orang pemegang keuangan dunia. Nominal One Dollar telah membuktikan siapa dibalik keuangan AS dan dunia.
Sejak awal didirikannya negara AS, AS telah ditunggangi oleh benalu pembunuh yang telah tumbuh bersama-sama dengan berdirinya AS.Entah disadari atau tidak oleh para pemimpin mereka, namun benalu-benalu seperti organisasi Freemason, Illuminati, lembaga-lembaga keuangan Internasional, CFR dan lembaga-lembaga lainnya telah memperdaya AS untuk menciptakan Tatanan Dunia Baru, yaitu sebuah tatanan dunia dimana Antikris akan menguasai segalanya.
Peran Amerika Serikat di Akhir Zaman

Kenyataan bahwa Alkitab tidak menyinggung tentang AS tidak berarti AS tidak akan berperan di akhir zaman. Sepertinya AS masih memegang peranan, tapi sangat kecil.
Berikut beberapa alasan mengapa AS masih memegang peranan penting di akhir zaman :
1. AS adalah orang Eropa
Kenyataannya, orang-orang AS adalah berasal dari Inggris. AS adalah koloni Inggris yang memisahkan diri. Leluhur orang2 AS (begitu juga dengan orang Kanada dan Australia) adalah orang2 Eropa, mereka sama-sama orang kaukasia. Saat 13 koloni AS memerdekakan diri dari Inggris, 75% penduduk koloni itu adalah pendatang dari Inggris dan Irlandia. Selebihnya adalah berasal dari Jerman, Belanda, Perancis dan Swiss.
Kemudian tahun2 berikutnya datang juga orang2 dari Italia, Australia, Hongaria, dll. Hingga th 1882, tiga dari empat imigran berasal dari negara2 Eropa Utara dan Barat. Kenyataan ini menimbulkan spekulasi bahwa AS akan berafiliasi dengan Uni Eropa, leluhur mereka.
Amero Coin Saat ini saja mereka sedang memikirkan penyatuan regional dan mata uang Uni Eropa dan Amerika Utara (Kanada, AS, dan Meksiko) menjadi America-Euro/Amero. Dengan demikian pada waktu Uni Eropa memperoleh kekuasaan atas seluruh dunia ini, AS akan menjadi “pembantu” Antikris dan akan sepenuhnya dibawah kendali Antikris untuk menentang blok-blok kekuatan lain seperti Rusia, Afrika dan Timur Jauh. Dan ini akan sangat memalukan, sebab itu berarti AS yang selama dua abad menjadi pusat kekristenan akan menjadi sekutu Antikris, dan AS tidak bisa berbuat apa-apa, mereka telah kehilangan kekuatannya.
2. AS memiliki apa yang dibutuhkan oleh Antikris

Uni Soviet sudah runtuh, tapi Rusia (nama baru Soviet) masih memiliki persenjataan dan militer yang sangat besar, baik tank, pesawat, amunisi, hingga hulu ledak nuklir. Jadi kemungkinan AS juga seperti Soviet. Dibilang kuat tidak, dibilang lemah ya tidak juga. AS mungkin akan tetap ada namun ia tidak punya lagi kekuatan sebagai negara adidaya. AS akan dinetralisir, sehingga ia akan berada di bawah kekuasaan yang lain, tapi kekuatan persenjataan-nya akan dipergunakan secara maksimal oleh Antikris.
Dampak Kehancuran Amerika Serikat

Hitungan mundur menuju Harmagedon
Berikut, apa yang terjadi jika AS tidak lagi menjadi negara adidaya :
1. Rusia dan negara-negara Arab akan mengambil kesempatan
Rusia telah lama menyimpan dendam terhadap AS dan Israel, hampir semua peperangan selama perang
Pasca perang Yom Kippur tahun 1973, Rusia kehilangan banyak sekutunya di tanah Arab oleh karena AS. Sebab mereka lebih memilih menjalin hubungan dengan negara-negara Barat ketimbang dengan Rusia. Embargo minyak tahun 1973 membuat AS memfokuskan diri untuk lebih lagi menjalin hubungan dengan negara-negara Timteng. Oleh karena itu, kehancuran AS akan membawa angin segar bagi Rusia untuk mulai mengambil alih pengaruh AS di Timur Tengah.
Dan yang paling utama adalah untuk merebut Israel. Tidak ada lagi isu lain yang dapat membawa negara-negara Arab masuk dalam persekutuan dengan Rusia kecuali isu Israel.

Apa kata Alkitab tentang hal ini ?
Yehezkiel 38 : 1-9 dengan jelas menerangkan apa yang akan terjadi di Timur Tengah pada hari-hari terakhir, dikatakan bahwa Raja Gog dari tanah Magog akan memimpin persekutuan negara2 yang terdiri dari Rosh, Mesekh dan Tubal untuk menyerang Israel. Mereka akan dibantu oleh begitu banyak tentara dari Persia, Etiopia, Put, Gomer dan Bet-Togarma. (Baca :Yeh 38 ).
Siapa Raja Gog itu? Rusia.
Mengapa kita bisa menyatakan Gog adalah Rusia? Berikut tiga alasannya :- Yehezkiel memberikan rincian bahwa Raja Gog adalah raja dari Utara sekali (ayat 15). Jika kita memegang globe dunia, kemudian kita cari posisi negara Israel, lalu kita tarik garis lurus ke arah Utara dari Israel (keatas), sebelum kita mencapai kutub Utara, maka kita hanya akan menemukan satu-satunya tempat/kota yaitu Moskow. Ibu kota Rusia.
Jadi jika Firman Tuhan berkata bahwa negara dari Utara sekali akan datang, maka itu adalah Rusia.
– Yehezkiel memberikan rincian lebih jauh dengan mengatakan Gog adalah “raja agung Rosh” Dalam penyelidikan kata-kata kuno yang diubahkan ke dalam bahasa modern, Rosh adalah asal kata Rusia.
– Para sejarawan dan sarjana Alkitab yang menyelidiki silsilah anak-anak Nuh menemukan bahwa Gomer, Magog, Tubal, Mesekh dan Togarma adalah keturunan Nuh dari Yafet (Kejadian 10:2) yang bermigrasi ke daerah geografis pegunungan Kaukasus, ke bagian Utara Kaspian dan ke daerah Laut Hitam.
Di zaman kuno, orang-orang ini disebut Scythian, yang di zaman modern mereka disebut orang-orang Rusia. Nama mereka berubah-ubah, namun letak geografisnya tetap.
Dalam penyerangan ke Israel, Rusia tidak sendirian. Rusia memimpin persekutuan negara-negara Arab dan Afrika. Rusia memang memiliki hubungan erat dengan negara-negara Arab dan Afrika, selain sebagai penyuplai utama persenjataan, Rusia juga adalah “penolong” negara-negara tersebut jika mereka sedang berselisih dengan blok Barat dan dalam melawan Israel.
Hubungan ini ternyata berkelanjutan hingga akhir zaman, negara-negara ini akhirnya bersekutu untuk menyerang musuh bebuyutan mereka, Israel. Setidaknya ada enam sekutu Rusia yang akan bersama-sama menyerang Israel:
a. Sekutu no. 1 Bet-Togarma.
Bangsa ini menurunkan bangsa Armenia, Georgia dan Bulgar yang merupakan nenek moyang bangsa Turki yang mendiami Asia Tengah.

b. Sekutu no. 2 adalah Persia (ay 5).
Untuk mengetahui identitas negeri Persia sangat mudah, sebab hingga kini nama Persia tetap dikenal oleh dunia yaitu Iran. Nama Persia digunakan hingga tahun 1935 yang kemudian diubah menjadi Iran sebagai nama politik, sedangkan sebutan Persia kini digunakan sebagai nama sejarah.
c. Sekutu no. 3 adalah Etiopia atau Kusy.
Tapi ini bukan Etiopia modern, melainkan Etiopia kuno yang kini meliputi Sudan bagian Utara (yang terletak di sebelah Selatan Mesir). Inilah negeri asal sida-sida dari Etiopia di Kisah Para Rasul 8:26-30.
d. Sekutu no. 4 adalah Put.
Ini adalah wilayah di sebelah Barat delta sungai Nil, yang sekarang diduduki dan dikenal dengan negara Libya.
e. Sekutu no. 5 adalah Gomer (ay. 6).
Menurut silsilah Nuh, Gomer dan keluarganya bermigrasi ke Utara dari Shinar melintasi gunung Urartu dan menetap di pegunungan Kaukasus antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, jadi mereka merupakan orang-orang Eropa Timur seperti Kapadokia, ukraina dan bangsa Kelt, yang kesemuanya merupakan bagian dari negara bagian Rusia dan negara-negara tetangga Rusia.
Jika Rusia dan semua negara tersebut dilihat pada peta, maka Israel adalah negara kecil dan terjepit di tengah. Persekutuan negara-negara tersebut akan datang dengan begitu banyak tentara dan peralatan perang sehingga menutupi bumi.
Rusia menjadi negara terbesar dalam jumlah persenjataan perang. Kita saja membeli pesawat tempur dari Rusia. Rusia adalah negara dengan kekuatan udara, laut dan tank terbesar di dunia, Rusia memiliki cadangan senjata nuklir terbanyak di dunia. Dan semua itu akan dibawa Rusia untuk menyerang Israel.
Rusia dan sekutunya tidak mau gagal dalam penyerangannya kali ini, mereka akan membawa kekuatan militer penuh seperti belum pernah terjadi dalam sejarah peperangan di bumi ini.
Kapankah hal-hal tadi terjadi? Akhir zaman. Kapan?
Sepertinya tidak lama lagi, sebab beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 8 Juni 2010, The New York Time menampilkan headline news berjudul : “Russia, Turkey and Iran Meet, Posing Test for U.S”

Artikel ini isinya liputan konferensi keamanan tingkat tinggi dalam rangka meningkatkan kerjasama regional untuk memperlihatkan eksistensi mereka terhadap AS. Pertemuan yang dilaksanakan di Istambul, Turki ini dilaksanakan sehari sebelum AS melalui DK PBB menjatuhkan sanksi atas proyek nuklir Iran.
Perhatikan juga Headline The Jerusalem Post tanggal 8 Juni 2010 : “Erdogan, Putin : Israel won’t get our gas”. Recep Tayyip Erdogan (PM Turki) bersalaman dengan Vladimir Putin (PM Russia) membuat kesepakatan untuk tidak menjual (embargo) minyak kepada Israel.
Russia adalah Komunis, Iran adalah Muslim Syi’ah, sedangkan Turki adalah Muslim Sunni, ketiga-tiganya sangat berbeda dan sulit untuk bersatu, namun dalam menghadapi AS dan Israel mereka dapat duduk bersama dan sepakat mempererat hubungan keamanan dan saling mendukung.
Inilah penggenapan sangat akurat dari nubuatan Alkitab, bahwa Raja Gog (Russia) akan memimpin bangsa-bangsa Arab dan Afrika untuk bangkit melawan Israel. Perang Dunia ke-III tidak terhindarkan.
2. Mesir akan kembali menyerang Israel.

Timur Tengah adalah bubuk mesiu dunia. Apa yang terjadi di Timur Tengah di hari-hari yang akan datang menyulut terjadinya Perang Dunia III. Saat ini keadaan Timur Tengah masih dapat dikendalikan dengan kehadiran pasukan PBB, NATO, juga tentara AS dan sekutunya. Namun krisis demi krisis yang terjadi hari-hari ini mengindikasikan bahwa keadaan Timur Tengah akan berubah drastis.
Jika AS hancur maka mereka akan menarik pasukannya dari Timteng, krisis Eropa juga akan mendorong Eropa untuk menarik pasukan NATO-nya dari Timteng. Padahal gejolak di Timur Tengah semakin hari semakin meningkat.
Keadaan Timur Tengah yaitu negara-negara di sekeliling Israel, hampir semuanya mengalami perubahan politik. Bermula dari demonstrasi di Tunisia, perubahan politik di Mesir, lalu menjalar pada pergolakan di Libya, hingga berbagai pergolakan di Yaman, Bahrain, Suriah hingga Arab Saudi. Pergolakan rakyat yang terjadi semakin hari bukannya semakin berkurang namun menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Seperti yang terjadi di Maroko, Kuwait, Aljazair, Djiboti, Yordania, Irak, Iran, hingga Sudan. Dimana rakyatnya mulai berani turun ke jalan menuntut perubahan politik dan ekonomi. Dan setiap pemerintahan yang baru, yang terbentuk akibat revolusi tersebut memiliki kesamaan, semuanya
Apa kata Alkitab tentang ini?
Daniel 11:40 dalam penglihatannya tentang akhir zaman menulis : Tetapi pada akhir zaman raja negeri Selatan akan berperang dengan dia, dan raja negeri Utara itu akan menyerbunya dengan kereta dan orang-orang berkuda dan dengan banyak kapal; dan ia akan memasuki negeri-negeri, dan menggenangi dan meliputi semuanya seperti air bah.
Siapakah Raja Negeri Selatan?
Satu-satunya bangsa yang berada di sebelah Selatan Israel adalah Mesir. ini bukan tanpa alasan, sepanjang sejarah, hubungan Mesir dan Israel selalu ditandai dengan permusuhan dan peperangan (Kecuali pada masa pemerintahan Raja Salomo).
Saat kerajaan Mesir mengalami kejayaan, mereka selalu menyerang Israel untuk merebut tanah Israel. Dan kejadian ini selalu berulang hingga masa kerajaan Mesir modern, sebagai contoh serangan Mesir saat Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur. Namun saat ini, oleh karena dukungan AS terhadap Israel yang begitu kuat, membuat Mesir tidak bisa berbuat apa-apa untuk kembali merebut tanah Israel.
3. Israel “sendirian”

Tidak ada lagi yang melindungi Israel.
Israel dikelilingi bangsa-bangsa yang memusuhinya dan tidak ada sejengkal tanah pun di perbatasan Israel yang bukan musuh Israel. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada Israel jika AS hancur.
Tidak ada negara yang seperti Israel. Bom bunuh diri, serangan roket, aksi terorisme, serangan/penembakan terhadap warga sipil, penculikan, agresi, hingga ancaman rudal-rudal jarak jauh menghantui mereka setiap hari.
Berita dari Israel Channel 2, terlihat seragam tentara berlumuran darah di tanah setelah penyerangan teroris di bagian Selatan Israel. Penyerangnya membawa senjata berat, senapan dan peledak. Penyerang itu menyeberang ke bagian Selatan Israel melalui Semenanjung Sinai, membunuh 7 orang Israel dan melukai paling tidak 26 orang. (united press)Berita dari Israel Channel 2, terlihat seragam tentara berlumuran darah di tanah setelah penyerangan teroris di bagian Selatan Israel. Penyerangnya membawa senjata berat, senapan dan peledak. Penyerang itu menyeberang ke bagian Selatan Israel melalui Semenanjung Sinai, membunuh 7 orang Israel dan melukai paling tidak 26 orang. (united press)
Orang Israel memang menghadapi beban yang berat untuk selalu waspada terhadap setiap serangan atau peperangan di depan mereka.
Ini tidak mudah, sekalipun Israel melancarkan serangan balasan yang cukup hebat untuk setiap serangan yang mereka terima, tapi semua ini sudah membuat rakyat dan para pemimpin Israel stress.
Bangsa Israel tidak sanggup lagi menghadapi musuh-musuh mereka yang begitu banyak, orang Israel tidak bisa berjalan di jalanan umum tanpa rasa was-was sebab sekitar 150s/d 200 roket sudah dilontarkan ke Israel setiap hari. Mereka sangat menginginkan perdamaian. Sampai-sampai orang Israel berkata :”Kami orang Israel sangat ingin perdamaian, kami akan menandatangani perjanjian sekalipun dengan iblis jika dia bisa memberikan perdamaian.”
Orang Israel tidak menyadari perkataan-nya sangat profetik. Karena itulah yang akan terjadi, Alkitab sudah menubuatkannya. Iblis melalui Antikris akan mendamaikan Israel dengan musuh-musuh mereka, Antikris juga akan menggantikan peran AS sebagai penolong Israel dalam menghadapi serangan raja Utara (Gog dan Magog) dan serangan Raja Selatan.
Tapi itu hanya sementara, sebab ditengah-tengah perjanjian perdamaian diantara mereka, Antikris akan menghianati Israel (Dan 9:27), dan akan terjadi pembantaian besar-besaran terhadap Israel seperti belum pernah terjadi di dunia ini (Yesaya 28:15 ; Wahyu 24:15-22).
Yeremia 30:5-7
“Sungguh, beginilah firman TUHAN: Telah kami dengar jerit kegentaran, kedahsyatan dan tidak ada damai. Cobalah tanyakan dan selidiki, adakah laki-laki melahirkan? Mengapakah setiap laki-laki Kulihat tangannya pada pinggangnya seperti seorang perempuan yang melahirkan? Mengapakah setiap muka berubah menjadi pucat? Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya.
Inilah akhir dari negara Israel secara politik yang telah didirikan pada tahun 1948 lalu. Tapi ini juga adalah awal dari pertobatan bangsa Israel. Sebab dengan penganiayaan maha hebat ini, orang Israel ingat kembali kepada Allahnya.
Zakaria 13:9
Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas. Mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan menjawab mereka. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku, dan mereka akan menjawab: TUHAN adalah Allahku!”
Dan Allah akan menyelamatan mereka.
Roma 11: 23
Tetapi merekapun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.
Sebuah PeringatanHari Akhir semakin dekat
Semua ini merupakan sebuah peringatan bahwa kedatangan Tuhan dan akhir dunia semakin dekat. Tidak ada alasan untuk kita tidak mempercayai bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.Menjelang akhir zaman, tanda-tanda kedatangan-Nya semakin mudah dibedakan, bahkan hari-hari ini pun tanda-tanda sudah semakin jelas.
Illuminati

Illuminati adalah kelompok persaudaraan rahasia yang sangat tertutup. Menurut Wikipedia, Illuminati berasal dari bahasa latin illuminatus yang berarti tercerahkan, adalah nama yang diberikan kepada organisasi persaudaraan rahasia kuno yang pernah ada dan diyakini masih tetap ada sampai sekarang, walaupun tidak ditemukan bukti-bukti nyata tentang keberadaan organisasi persaudaraan ini.
Secara historis, nama illuminati ini merujuk kepada illuminati Bavaria, yaitu sebuah kelompok rahasia pada zaman pencerahan di Eropa yang didirikan pada 1 Mei 1776 M di Ingolstadt (Bavaria Atas) dengan nama Ordo Illuminati. Anggota awalnya sebanyak lima orang dan di pelopori Adam Weishaupt, keturunan Yahudi yang lahir dan besar di Ingolstadt dan berlatar belakang pendidikan sebagai Jesuit.
Tetapi, ada juga penelitian yang menyebutkan, organisasi Illuminati ini sudah ada jauh sebelum masa Adam Weishaupt. Menurut penelitian ini, illuminati merupakan organisasi rahasia Yahudi yang bergerak di bawah tanah, menjalankan segenap agenda Zionisme yang didasarkan pada ajaran Qabala, yaitu ordo rahasia Yahudi tertua yang telah berusia lebih kurang 4.000 tahun.
Adam Weishaupt hanyalah kelanjutan tangan ordo Qabala putih, yaitu salah satu ordo Qabala yang lebih menekankan misi politik, di samping mengembangkan ajaran Qabala dalam me nyem bah Lucifer. Mereka merumuskan, misi Qabala adalah menentukan arah peradaban manusia guna membentuk “tatanan dunia baru” ( Novus ordo seclorum) dan “Pemerintahan Satu Dunia” ( E Pluribus Unum) di bawah kepemimpinan kaum Yahudi.
Di antara salah satu tujuan organisasi ini adalah menghapuskan semua agama yang ada. Dan menurut penelitian yang disebutkan di atas, Adam Weishaupt inilah perumus The Protocols of the Elders of Zion (protokol tokoh-tokoh zionisme) yang berisi agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia oleh kaum Zionis. (Sumber: barisanjihad.multiply.com).
Dari keterangan dan gambaran ringkas tentang illuminati, dapat kita ambil kesimpulan bahwa ia merupakan suatu kelompok atau organisasi rahasia yang bertujuan menguasai dunia di ba wah kepemimpinan kaum Zionis dan menghapuskan semua agama yang ada, dengan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Seperti sudah menjadi rahasia umum, para tokoh illuminati menguasai sebagian besar ekonomi dunia, yang dengan itu mereka bisa mengatur dan mengarahkan pemerintahan negara-negara di dunia. Salah satu cara dan jalan mereka memengaruhi akal dan pola pikir masyarakat dunia adalah melalui industri musik dan film.
Di sinilah umat Islam harus menyadari bahayanya menjadikan artis dan penyanyi Hollywood sebagai idola dan role model dalam perilaku, fashion, dan gaya hidup karena kebanyakan mereka membawa dan menyisipkan ajaran serta gaya hidup yang diinginkan oleh kaum Zionis bagi masyarakat dunia sehingga bisa mereka kuasai.

Mereka kerap menggunakan selebritas untuk memengaruhi masyarakat dunia dengan musik, aksi panggung, dan gaya hidupnya yang mengumbar seks dan pornografi serta gaya hidup bebas nilai dan agama. Kalau umat Islam tidak waspada tentu akan sangat berbahaya terhadap generasi muda kita, yang sekarang ini kita lihat sudah begitu jauh dari ajaran Islam.
Tetapi, sebagai umat Islam yang percaya akan janji Allah SWT bahwa masa depan itu bagi kegemilangan Islam dan umatnya, kita tidak boleh takut. Yang dituntut dari kita adalah kewaspadaan sebagai umat untuk terus berusaha men jadi generasi yang selalu berada dalam kebenaran dan tidak terpengaruh dengan mereka yang mengecewakan dan menghinakan kita.
Kita pun mesti mempersiapkan diri dan keluarga agar bisa menjadi generasi rabbani yang menerapkan nilai-nilai Islam. Diriwayatkan dari Tsauban, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berjalan di atas kebenaran, tiada sedikit pun terpengaruh orang yang menghina mereka, hingga datangnya keputusan Allah’.” (HR Bukhari dan Muslim, ini lafaz Muslim).
Alquran menjelaskan, kaum Yahudi akan selalu menimbulkan api peperangan di antara bangsa di dunia ini dan menjerumuskan masyarakat dunia. Namun sebagai Muslim, kita meyakini jika kita beriman kepada Allah SWT maka Dia menjadikan kita berkuasa di muka bumi ini.
‘’Dan Allah telah berjanji kepada orangorang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia suguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka ber kuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.’’ (QS. Al- Nur [24]: 55).


Ditulis dalam Uncategorized

PERANG ROMAWI DAN ISLAM

PERANG ROMAWI DAN ISLAM
Sumber : Dari berbagai situs internet dengan sedikit perubahan editorial
Editor : Ading Nashrulloh
A. PERANG MU’TAH PASUKAN MUSLIM MELAWAN PASUKAN ROMAWI
PERTEMPURAN paling heroik dan dahsyat yang dialami umat Islam di era awal perkembangan Islam adalah saat mereka yang hanya berkekuatan 3000 orang melawan pasukan terkuat di muka bumi saat itu, pasukan romawi dengan kaisarnya Heraclius yang membawa pasukan sebanyak 200.000 orang. Pasukan super besar tersebut merupakan pasukan aliansi antara kaum Nashara Romawi dan Nashara Arab sekitar dataran Syam, jajahan Romawi. Perang terjadi di daerah Mu’tah –sehingga sejarawan menyebutnya perang Mu’tah (sekitar Yordania sekarang), pada tanggal 5 Jumadil Awal tahun 8 H atau tahun 629 M.
1. LATAR BELAKANG PEPERANGAN
Penyebab perang Mu’tah ini bermula ketika Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam mengirim utusan bernama al-Harits bin Umair al-‘Azdi yang akan dikirim ke penguasa Bashra (Romawi Timur) bernama Hanits bin Abi Syamr Al-Ghassani yg baru diangkat oleh Kekaisaran Romawi. Di tengah perjalanan, utusan itu dicegat dan ditangkap penguasa setempat bernama Syurahbil bin ‘Amr al-Ghassani, pemimpin dari bani Gasshaniyah (daerah jajahan romawi) dan dibawa ke hadapan kaisar Romawi Heraclius. Setelah itu kepalanya dipenggal.

Dan pada tahun yg sama, 15 orang utusan Rasulullah dibunuh di Dhat al Talh daerah disekitar negeri Syam (Irak). Sebelumnya, tidak pernah seorang utusan dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dibunuh dalam misinya.

Pelecehan dan pembunuhan utusan negara termasuk menyalahi aturan politik dunia. Membunuh utusan sama saja ajakan untuk berperang. Hal inilah yang membuat Rasulullah marah.

Mendengar utusan damainya dibunuh, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam sangat sedih. Setelah sebelumnya berunding dengan para Shahabat, lalu diutuslah pasukan muslimin sebanyak 3000 orang untuk berangkat ke daerah Syam, sebuah pasukan terbesar yang dimiliki kaum muslim setelah perang Ahzab. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam sadar melawan penguasa Bushra berarti juga melawan pasukan Romawi yang notabene adalah pasukan terbesar dan adidaya di muka bumi ketika itu. Namun ini harus dilakukan karena bisa saja suatu saat pasukan lawan akan menyerang Madinah. Kelak pertempuran ini adalah awal dari pertempuran Arab – Byzantium.

Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Pasukan ini dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, bila ia gugur komando dipegang oleh Ja’far bin Abu Thalib, bila gugur pula panji diambil oleh Abdullah bin Rawahah –saat itu beliau meneteskan air mata- selanjutnya bendera itu dipegang oleh seorang ‘pedang Allah’ dan akhirnya Allah Subhânahu wata‘âlâ memberikan kemenangan. (HR. al-Bukhari)

Ini pertama kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tiga panglima sekaligus karena beliau mengetahui kekuatan militer Romawi yang tak tertandingi pada waktu itu.

Ketika pasukan ini berangkat Khalid bin al-Walid secara sukarela juga ikut menggabungkan diri. Dengan keikhlasan dan kesanggupannya dalam perang hendak memperlihatkan itikad baiknya sebagai orang Islam. Masyarakat ramai mengucapkan selamat jalan kepada komandan-komandan beserta pasukannya itu, dan Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam juga turut mengantarkan mereka sampai ke Tsaniatul Wada’, diluar kota Madinah dengan memberikan pesan kepada mereka: Jangan membunuh wanita, bayi, orang-orang buta atau anak-anak, jangan menghancurkan rumah-rumah atau menebangi pohon-pohon. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam mendoakan dan kaum Muslimin juga turut mendoakan dengan berkata:

Allah menyertai dan melindungi kamu sekalian. Semoga kembali dengan selamat.
Komandan pasukan itu semula merencanakan hendak menyergap pasukan Syam secara tiba-tiba, seperti yang biasa dilakukan dalam ekspedisi-ekspedisi yang sebelumnya. Dengan demikian kemenangan akan diperoleh lebih cepat dan kembali dengan membawa kemenangan. Mereka berangkat sampai di Ma’an di bilangan Syam dengan tidak mereka ketahui apa yang akan mereka hadapi di sana.
2. JALANNYA PEPERANGAN
Kaum Muslimin bergerak meninggalkan Madinah. Musuh pun mendengar keberangkatan mereka. Dipersiapkanlah pasukan super besar guna menghadapi kekuatan kaum Muslimin. Kaisar Heraclius mengerahkan lebih dari 100.000 tentara Romawi sedangkan Syurahbil bin ‘Amr mengerahkan 100.000 tentara yang terdiri dari kabilah Lakham, Juzdan, Qain dan Bahra‘. Kedua pasukan itupun bergabung. Berdasarkan informasi, pasukan tersebut dipimpin oleh Theodore, saudara Heraklius.
Mendengar kekuatan musuh yang begitu besar, kaum Muslimin berhenti selama dua malam di daerah bernama Ma’an wilayah Syam guna merundingkan apa langkah yang akan diambil. Beberapa orang berpendapat,

“Sebaiknya kita menulis surat kepada Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam, melaporkan kekuatan musuh. Mungkin beliau akan menambah kekuatan kita dengan pasukan yang lebih besar lagi, atau memerintahkan sesuatu yang harus kita lakukan.”

Tetapi Abdullah bin Rawahah tidak menyetujui pendapat tersebut. Bahkan ia mengobarkan semangat pasukan dengan ucapan berapi-api:

“Demi Allah Subhânahu wata‘âlâ, sesungguhnya apa yang kalian tidak sukai ini adalah sesuatu yang kalian keluar mencarinya, yaitu syahid (gugur di medan perang). Kita tidak berperang karena jumlah pasukan atau besarnya kekuatan. Kita berjuang semata-mata untuk agama ini yang Allah Subhânahu wata‘âlâ telah memuliakan kita dengannya. Majulah! Hanya ada salah satu dari dua kebaikan; menang atau gugur (syahid) di medan perang.” Lalu mereka mengatakan, “ Demi Allah, Ibnu Rawahah berkata benar.”

Demikianlah, pasukan terus ke tujuannya, dengan bilangan yang jauh lebih sedikit menghadapi musuh yang berjumlah 200.000 yang berhasil dihimpun orang Romawi untuk menghadapi suatu peperangan dahsyat yang belum ada taranya pada masa sebelum itu.

Perlu kita ketahui, tentara di medan perang dibagi menjadi lima pasukan, yaitu: pasukan depan, belakang, kanan, kiri, dan tengah sebagai pasukan inti. Tentara musuh dengan jumlah yang sangat banyak mengharuskan seorang tentara dari sahabat melawan puluhan tentara musuh. Akan tetapi, tentara Allah yang memiliki kekuatan iman dan semangat jihad untuk meraih kemulian mati syahid tidak merasakannya sebagai beban berat bagi mereka sebab kekuatan mereka satu banding sepuluh –sebagaimana digambarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya,
“Jika ada di antara kalian 20 orang yang bersabar maka akan mengalahkan 200 orang.” (QS. Al Anfal: 65)

Tentara Allah sebagai wali dan kekasih-Nya yang berperang untuk meninggikan agama-Nya, maka pasti Allah bersama mereka. Adapun orang-orang kafir sebanyak apapun bilangan dan kekuatan mereka, maka ibarat buih yang tidak berarti apa-apa.

KEPAHLAWANAN DAN SYAHIDNYA ZAID BIN HARITSAH

Sesuai perintah Rasulullah, pasukan Islam dipimpin Zaid bin Haritsah dengan bendera di tangannya. 3.000 pasukan Islam melawan 200.000 tentara Romawi jelas tak seimbang. Zaid bertempur dengan gagah berani. Sampai kemudian sebuah tombak Romawi menancap di tubuhnya. Darah segar assaabiquunal awwalun tumpah di bumi Mu’tah. Andaikan memiliki air mata, tanah di sana sudah menangis sejak tubuh mulia itu terjatuh. Zaid tergeletak sudah. Syahid

KEPAHLAWANAN DAN SYAHIDNYA JA’FAR BIN ABU THALIB

Melihat Zaid jatuh, Ja’far bin Abu Thalib segera melompat dari punggung kudanya yang kemerah-merahan, lalu dipukulnya kaki kuda itu dengan pedang, agar tidak dapat dimanfaatkan musuh selama-lamanya. Kemudian secepat kilat disambarnya bendera komando Rasulullah dari tangan Zaid, lalu diacungkan tinggi-tinggi sebagai tanda pimpinan kini beralih kepadanya
Ja’far bertempur dengan gagah berani sambil memegang bendera pasukan. Beliau maju ke tengah-tengah barisan musuh sambil mengibaskan pedang kiri dan kanan memukul rubuh setiap musuh yang mendekat kepadanya sampai akhirnya, pasukan musuh dapat mengepung dan mengeroyoknya. Ja’far berputar-putar mengayunkan pedang di tengah-tengah musuh yang mengepungnya. Dia mengamuk menyerang musuh ke kanan dan kiri dengan hebat sambil bersenandung:

Wahai … surga nan nikmat sudah mendekatMinuman segar, tercium harumTetapi engkau Rum … Rum….Menghampiri siksaDi malam gelap gulita, jauh dari keluargaTugasku … menggempurmu ..

Sampai suatu ketika, ada seorang pasukan Romawi yang menebas tangan kanannya hingga putus. Darah suci pahlawan Islam tertumpah ke bumi. Lalu bendera dipegang tangan kirinya. Rupanya pasukan Romawi tidak rela bendera itu tetap berkibar. Tangan kirinya pun ditebas hingga putus. Kini ia kehilangan dua tangannya. Yang tersisa hanyalah sedikit lengan bagian atas. Dalam kondisi demikian, semangat beliau tidak surut, Ja’far tetap berusaha mempertahankan bendera dengan cara memeluknya sampai beliau gugur oleh senjata lawan. Ada diantara mereka yang menyerang Ja’far dan membelah tubuhnya menjadi dua.

Berdasarkan keterangan Ibnu Umar Radhiyallâhu ‘anhu, salah seorang saksi mata yang ikut serta dalam perang itu, terdapat tidak kurang 90 luka di bagian tubuh depan beliau akibat tusukan pedang dan anak panah.

KEPAHLAWANAN DAN SYAHIDNYA ABDULLAH BIN RAWAHAH

Ketika ia bertempur sebagai seorang prajurit, ibnu Rawahah menerjang ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan tanpa ragu-ragu dan perduli. Sekarang setelah menjadi panglima seluruh pasukan yang akan dimintai tanggung jawabnya atas hidup mati pasukannya, setelah terlihat kehebatan tentara romawi seketika seolah terlintas rasa kecut dan ragu-ragu pada dirinya. Tetapi saat itu hanya sekejap, kemudian ia membangkitkan seluruh semangat dan kekutannya dan melenyapkan semua kekhawatiran dari dirinya, sambil berseru:

“Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke medan laga

Tapi kenapa kulihat engkau menolak syurga …..Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh, kau kan pasti matiInilah kematian sejati yang sejak lama kau nanti …….Tibalah waktunya apa yang engkau idam-idamkan selama iniJika kau ikuti jejak keduanya, itulah ksatria sejati ….!”

(Maksudnya, kedua sahabatnya Zaid dan Ja’far yang telah mendahului gugur sebagai syuhada).
Jika kamu berbuat seperti keduanya, itulah ksatria sejati…..!”

Ia pun maju menyerbu orang-orang Romawi dengan tabahnya. Kalau tidaklah taqdir Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menentukan, bahwa hari itu adalah saat janjinya akan ke syurga, niscaya ia akan terus menebas musuh dengan pedangnya, hingga dapat menewaskan sejumlah besar dari mereka. Tetapi waktu keberangkatan sudah tiba, yang memberitahukan awal perjalananya pulang ke hadirat Alloh, maka naiklah ia sebagai syahid.

Jasadnya jatuh terkapar, tapi rohnya yang suci dan perwira naik menghadap Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Tinggi, dan tercapailah puncak idamannya: “Hingga dikatakan, yaitu bila mereka meliwati mayatku: Wahai prajurit perang yang dipimpin Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan benar ia telah terpimpin!” “Benar engkau, ya Ibnu Rawahah….! Anda adalah seorang prajurit yang telah dipimpin oleh Allah…..!”

KABAR SYAHIDNYA PARA KOMANDAN PERANG MU’TAH SAMPAI KE RASULULLAH

Selagi pertempuran sengit sedang berkecamuk di bumi Balqa’ di Syam, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam sedang duduk beserta para shahabat di Madinah sambil mempercakapkan mereka. Tiba-tiba percakapan yang berjalan dengan tenang tenteram, Nabi terdiam, kedua matanya jadi basah berkaca-kaca. Beliau mengangkatkan wajahnya dengan mengedipkan kedua matanya, untuk melepas air mata yang jatuh disebabkan rasa duka… ! Seraya memandang berkeliling ke wajah para shahabatnya dengan pandangan haru, beliau berkata:

“Panji perang dipegang oleh Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersamanya hingga ia gugur sebagai syahid. Kemudian diambil alih oleh Ja’far, dan ia bertempur pula bersamanya sampai syahid pula.”. Be!iau berdiam sebentar, lain diteruskannya ucapannya: “Kemudian panji itu dipegang oleh Abdulah bin Rawahah dan ia bertempur bersama panji itu, sampai akhirnya ia•pun syahid pula”.

Kemudian Rasul diam lagi seketika, sementara mata beliau bercahaya, menyinarkan kegembiraan, ketentraman dan kerinduan, lalu katanya pula : “Mereka bertiga diangkatkan ke tempatku ke syurga …”

Para sahabat di sisi Rasulullah juga tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Tangis duka. Tangis kehilangan. Kehilangan sahabat-sahabat terbaik. Kehilangan pahlawan-pahlawan pemberani. Namun bersamaan dengan tangis itu juga ada kabar gembira bagi mereka. Bahwa ketiga orang itu kini disambut para malaikat dengan penuh hormat, dijemput para bidadari, dan mendapati janji surga serta ridha Ilahi. Secara khusus kepada Ja’far bin Abu Thalib yang terbelah tubuhnya, ia dijuluki dengan Ath-Thayyar (penerbang) atau Dzul-Janahain (orang yang memiliki dua sayap) sebab Allah menganugerahinya dua sayap di surga, dan dengan sayap itu ia bisa terbang di surga sekehendaknya.

BERITA SYAHIDNYA JA’FAR DISAMPAIKAN LANGSUNG OLEH RASULULLAH KEPADA KELUARGA JA’FAR

Rasulullah pun pergi ke rumah Ja’far, didapatinya Asma’, istri Ja’far, sedang bersiap-siap menunggu kedatangan suaminya. Dia mengaduk adonan roti, merawat anak-anak, memandikan dan memakaikan baju mereka yang bersih.
Asma’ bercerita,

“Ketika Rasulullah mengunjungi kami, terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih. Hatiku cemas, tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang terjadi, karena aku takut mendengar berita buruk.”
Rasulullah memberi salam dan menanyakan anak-anak Ja’far dan menyuruh mereka ke hadapan Rasulullah.

Asma’ kemudian memanggil mereka semua dan disuruhnya menemui Rasulullah SAW. Anak-anak Ja’far berlompatan kegirangan mengetahui kedatangan beliau. Mereka berebutan untuk bersalaman kepada Rasulullah. Beliau menengkurapkan mukanya kepada anak-anak sambil menciumi mereka penuh haru. Air mata beliau mengalir membasahi pipi mereka.Asma’ bertanya,

“Ya Rasulullah, demi Allah, mengapa anda menangis? Apa yang terjadi dengan Ja’far dan kedua sahabatnya?”

Beliau menjawab, “Ya, mereka telah syahid hari ini.”

Mendengar jawaban beliau, maka reduplah senyum kegirangan di wajah anak-anak, apalagi setelah mendengar ibu mereka menangis tersedu-sedu. Mereka diam terpaku di tempat masing-masing, seolah-olah seekor burung sedang bertengger di kepala mereka.
Rasulullah berdoa sambil menyeka air matanya,

“Ya Allah, gantilah Ja’far bagi anak-anaknya… Ya Allah, gantilah Ja’far bagi istrinya.”
Kemudian beliau bersabda,
“Aku melihat, sungguh Ja’far berada di surga. Dia mempunyai dua sayap berlumuran darah dan bertanda di kakinya.”

STRATEGI PERANG KHALID BIN WALID

Tsabit bin Arqam mengambil bendera komando yang telah tak bertuan itu dan berteriak memanggil para shahabat Nabi agar menentukan pengganti yang memimpin kaum muslimin. Maka, pilihan mereka jatuh pada Khalid bin Walid

Khalid bin Walid Radhiyallâhu ‘anhu sangat sadar, tidaklah mungkin menandingi pasukan sebesar pasukan Romawi tanpa siasat yang jitu. Ia lalu mengatur strategi, ditebarkan rasa takut ke diri musuh dengan selalu mengganti formasi pasukan setiap hari. Pasukan di barisan depan ditukar dibelakang, dan yang dibelakang berada didepan. Pasukan sayap kanan berganti posisi ke kiri begitupun sebaliknya. Tujuannya adalah agar pasukan romawi mengira pasukan muslimin mendapat bantuan tambahan pasukan baru.

Selain itu, khalid bin Walid mengulur-ulur waktu peperangan sampai sore hari karena menurut aturan peperangan pada waktu itu, peperangan tidak boleh dilakukan pada malam hari. Khalid memerintahkan beberapa kelompok prajurit kaum muslimin pada pagi harinya agar berjalan dari arah kejauhan menuju medan perang dengan menarik pelepah-pelepah pohon sehingga dari kejauhan terlihat seperti pasukan bantuan yang datang dengan membuat debu-debu berterbangan.

Pasukan musuh yang menyaksikan peristiwa tersebut mengira bahwa pasukan muslim benar-benar mendapatkan bala bantuan. Mereka berpikir, bahwa kemarin dengan 3000 orang pasukan saja merasa kewalahan, apalagi jika datang pasukan bantuan. Karena itu, pasukan musuh merasa takut dan akhirnya mengundurkan diri dari medan pertempuran.

Pasukan Islam lalu kembali ke Madinah, mereka tidak mengejar pasukan Romawi yang lari, karena dengan mundurnya pasukan Romawi berarti Islam sudah menang.
3. HASIL PEPERANGAN
Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa pertempuran ini berakhir imbang. Hal karena kedua belah pasukan sama-sama menarik mundur pasukannya yang lebih dahulu dilakukan oleh Romawi. Sedangkan Ibnu Katsir menyebutkan bahwa dalam pertempuran ini kemenangan berada di tangan pasukan Muslimin.

Imam Ibnu katsir mengungkapkan ketakjubannya terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui hasil peperangan yang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin dengan berkata,

“Ini kejadian yang menakjubkan sekali. Dua pasukan bertarung, saling bermusuhan dalam agama. Pihak pertama pasukan yang berjuang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan kekuatan 3000 orang. Dan pihak lainnya, pasukan kafir yang berjumlah 200 ribu pasukan. 100 ribu orang dari Romawi dan 100 ribu orang dari Nashara Arab. Mereka saling bertarung dan menyerang. Meski demikian sengitnya, hanya 12 orang yang terbunuh dari pasukan kaum muslimin, padahal, jumlah korban tewas dari kaum musyirikin sangat banyak.”

Sebenarnya tanpa ada justifikasi kemenanganpun akan diketahui ada dipihak siapa. Keberanian pasukan yang hanya berjumlah 3.000 dengan gagah berani menghadapi dan dapat mengimbangi pasukan yang sangat besar dan bersenjata lebih canggih dan lengkap cukup menjadi bukti. Bahkan jika menghitung jumlah korban dalam perang itu siapapun akan langsung mengatakan bahwa umat islam menang. Mengingat korban dari pihak muslim hanya 12 orang (al-Bidayah wan Nihayah (4/214)). Menurut riwayat Ibnu Ishaq 8 orang, sedang dalam kitab as-Sîrah ash-Shahîhah (hal.468) 13 orang) sedangkan pasukan Romawi tercatat sekitar 20.000 orang.

Menurut Imam Ibnu Ishaq – imam dalam ilmu sejarah Islam –, syuhada perang Mu’tah hanya berjumlah 8 sahabat saja. Secara terperinci, yaitu (1) Ja’far bin Abi Thalib, dan mantan budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (2) Zaid bin Haritsah Al-Kalbi, (3) Mas’ud bin Al-Aswad bin Haritsah bin Nadhlah Al-Adawi, (4) Wahb bin Sa’d bin Abi Sarh. Sementara dari kalangan kaum Anshar, (5) Abdullah bin Rawahah, (6) Abbad bin Qais Al-Khazarjayyan, (7) Al-Harits bin an-Nu’man bin Isaf bin Nadhlah an-Najjari, dan (8) Suraqah bin Amr bin Athiyyah bin Khansa Al-mazini.

Di sisi lain, Imam Ibnu Hisyam dengan berlandaskan keterangan Az-Zuhri, menambahkan empat nama dalam deretan Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang gugur di medan perang Mu’tah. Yakni, (9) Abu Kulaib dan (10) Jabir. Dua orang ini saudara sekandung. Ditambah Amr bin Amir putra Sa’d bin Al-Harits bin Abbad bin Sa’d bin Amir bin Tsa’labah bin Malik bin Afsha. Mereka juga berasal dari kaum Anshar. Dengan ini, jumlah syuhada bertambah menjadi 12 jiwa.

Perang ini adalah perang yang sangat sengit meski jumlah korban hanya sedikit dari pihak muslim. Di dalam peperangan ini Khalid Radhiyallâhu ‘anhu telah menunjukkan suatu kegigihan yang sangat mengagumkan. Imam Bukhari meriwayatkan dari Khalid sendiri bahwa ia berkata:

“Dalam perang Mu‘tah, sembilan bilah pedang patah di tanganku kecuali sebilah pedang kecil dari Yaman.” (HR. Al-Bukhari 4265-4266)

Ibnu Hajar mengatakan, hadits ini menunjukkan bahwa kaum Muslimin telah banyak membunuh musuh mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah? Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 249)

4. IBRAH YANG KITA BISA AMBIL DARI PERANG MU’TAH

Kita merasa berat padahal kita tidak pernah berjihad. Kita mengeluh sering pulang malam dan kecapekan karena kita tidak pernah membayangkan mobilitas para sahabat seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang menempuh perjalanan beberapa pekan, lalu berperang beberapa pekan pula. Kita mengeluhkan hari libur yang tersita sehingga jarang berekreasi bersama keluarga karena kita tak pernah menempatkan diri seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang setiap kali berangkat jihad mereka meninggalkan wasiat pada istri dan keluarganya. Kita mengeluh korban tenaga, kehujanan, sampai terkena flu bahkan masuk rumah sakit. Karena kita tak pernah membayangkan jika kita yang menjadi para sahabat. Bukan flu yang menyerang tetapi anak-anak panah yang menancap di badan. Bukan panas dan meriang yang datang tetapi tombak yang menghujam. Bukan batuk karena kelelahan tapi sayatan pedang yang membentuk luka dan menumpahkan darah.

Kita mengeluh dengan pengeluaran sebagian kecil uang kita karena kita tidak membayangkan betapa besarnya biaya jihad para sahabat. Mulai dari membeli unta atau kuda, baju besi sampai senjata. Kita mengeluhkan masyarakat kita yang tidak juga menyambut dakwah sementara Zaid, Ja’far, dan Ibnu Rawahah bahkan tak pernah mengeluh meskipun berhadapan dengan 100.000 pasukan musuh. Kita merasa berat dan seringkali mengeluh karena kita tak memahami bahwa perjuangan Islam resikonya adalah kematian. Maka yang kita alami bukan apa-apa dibandingkan tombak yang menghujam tubuh Zaid bin Haritsah. Yang kita keluhkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sabetan pedang yang memutuskan dua tangan Ja’far bin Abu Thalib dan membelah tubuhnya. Yang kita rasa berat tidak seberapa dibandingkan luka-luka di tubuh Ibnu Rawahah yang membawanya pada kesyahidan.

Lalu pantaskah kita berharap Rasulullah menangis karena kematian kita? Pantaskah kita berharap malaikat datang menyambut kita? Atau bidadari menjemput kita? Kemudian pintu surga dibukakan untuk kita?

Ya Allah, jika kami memang belum pantas untuk itu semua, jangan biarkan kami mengeluh di jalan dakwah ini. Ya Allah, anugerahkanlah hidayah-Mu kepada kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau memberi hidayah pada kami. Amin.

B. KEMENANGAN UMAT ISLAM ATAS IMPERIUM ROMAWI
1. PETA PERLAWANAN UMAT ISLAM
1400 tahun silam, tidak ada yang menyangka kelompok kecil di bawah komando Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib akan menjadi sebuah Negara besar dan ideologinya mendunia. Dan apa yang terjadi di masa-masa selanjutnya sepeninggal beliau, telah beliau kabarkan kepada para sahabatnya. Beliau Shallallah ‘alahi wa sallam bersabda:
“Kaum muslimin akan menang atas bangsa Arab. Kemudian menang atas imperium Persia. Selanjutnya menang atas kekaisaran Romawi. Dan terakhir akan menang atas si buta sebelah, Dajjal.”

Berawal dari beberapa gelintir orang di bawah asuhan Muhammad Shallallah ‘alahi wa sallam di pedalaman Jazirah Arab, Islam menjadi kekuatan adidaya yang ditakuti lawan-lawannya di kemudian hari. Dua kerajaan besar kala itu, Persia dan Romawi, menjadi korban kehebatan pasukan Islam. Beliau Shallallah ‘alahi wa sallam mengabarkan tentang perlawanan umat Islam menghadapi imperium Persia dan kehebatan kekaisaran Romawi dalam sabdanya:
“Bangsa Persia akan melakukan serangan sekali atau dua kali, setelah itu tidak ada lagi bangsa Persia. Sedangkan bangsa Romawi memiliki beberapa era. Setiap kali hancur satu era, akan digantikan era berikutnya. Mereka ahli di daratan (tempat yang berbatu besar dan keras) dan lautan. Mustahil mereka akan menjadi sekutu kalian sampai kapan pun selagi ada kebaikan dalam hidup ini.”

Apa yang beliau Shallallah ‘alahi wa sallam sabdakan terbukti. Sebagian pakar sejarah mencoba menghitung peperangan-peperangan yang terjadi antara kaum muslimin melawan bangsa Romawi. Mereka menemukan angka peperangan yang terjadi sebanyak 3.600 kali selama kurun waktu 1.410 tahun. Itu berarti, setiap tahunnya terjadi pertempuran tiga sampai empat kali, baik skala kecil maupun besar.

Benturan senjata pertama kali antara umat Islam dengan imperium Romawi terjadi pada tahun 8 Hijriyah (629 M) yang disebut Perang Mu’tah. Pada waktu itu, 3.000 pasukan Islam berhasil meladeni 200.000 pasukan Romawi yang bersenjatakan lengkap. Meskipun pasukan Islam tidak bisa dikatakan menang, tapi kenyataannya mereka juga tidak pulang sebagai pihak yang kalah menghadapi pasukan yang jumlahnya 60 kali lipat. Ini merupakan prestasi yang sangat mengagumkan bagi pasukan Islam.

Benturan kedua hampir terjadi setahun kemudian setelah Perang Mu’tah. Mendengar informasi bahwa pasukan Romawi membuat kekacauan di perbatasan wilayah Islam, Rasulullah Shallallah ‘alahi wa sallam memobilisasi kaum muslimin untuk berjihad menghadapi pasukan Romawi. Beliau berangkat ke Tabuk dengan 30.000 pasukan. Namun, kontak senjata urung terjadi, karena Heraklius dan pasukannya memutuskan untuk mundur dan menghindari benturan bersenjata dengan pasukan Islam.

Bagaimana mungkin mereka tidak memilih mundur, setahun yang lalu, pasukannya yang berjumlah 200.000 tidak berkutik menghadapi 3.000 pasukan Islam di Mu’tah. Dan sekarang, yang mereka hadapi jumlahnya sepuluh kali lipat dan dikomandoi langsung oleh pimpinan tertinggi umat Islam, Muhammad Shallallah ‘alahi wa sallam.

Ini adalah kemenangan pertama umat Islam secara mutlak atas pasukan Romawi. Sebuah kemenangan yang diraih tanpa melalui pertempuran. Dan pertempuran-pertempuran antara umat Islam melawan imperium Romawi di masa mendatang selalu dimenangkan oleh kaum muslimin. Bahkan ketika Islam dalam keadaan carut marut karena terjadi perang saudara antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘anhuma, pasukan Romawi lebih memilih mundur teratur daripada menghadapi kekuatan Islam.
2. Perubahan Strategi Imperium Romawi
Raja Perancis, Louis IX, merenung di dalam penjara Al-Qal’ah. Ia merefleksi kegagalan invasi militer dalam menaklukkan wilayah-wilayah Islam. Ia mengoreksi sebab-sebab kekalahan pasukannya menghadapi pasukan Islam di era Perang Salib I. Di akhir perenungannya, ia menyimpulkan bahwa perang melawan umat Islam harus dimulai dengan melancarkan perang propaganda (ghazwul fikri). Umat Islam tidak bisa dikalahkan dengan senjata. Jika ingin mengalahkan mereka, maka kalahkan dulu pikirannya. Jauhkan umat Islam dari agamanya, Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Hasil evaluasi terhadap Perang Salib I yang dimenangkan umat Islam memunculkan strategi baru bagi orang-orang Nashrani dalam menghadapi kekuatan Islam. Perang ini disebut Perang Salib Modern, yaitu perang yang tegak di atas program kristenisasi dan westernisasi.

Mereka tidak lagi menggunakan kekuatan senjata, tapi menggunakan kekuatan media. Mereka menyebarkan ajaran Kristen dan budaya Barat ke wilayah-wilayah Islam. Misionaris-misionaris disebar ke segenap penjuru wilayah Islam. Mendoktrin sedemikian rupa pemuda-pemuda Islam. Melobi dan menawarkan banyak kepada penguasa-penguasa wilayah Islam. Hingga akhirnya, lahirlah tokoh-tokoh Islam yang berpikiran ala Barat. Muncul sosok-sosok manusia yang mengaku Islam, tapi mendukung dan melanggengkan program-program Yahudi dan Nashrani. Tidak ketinggalan, penguas-penguasa negeri Islam mulai termakan tawaran-tawaran yang diajukan para pelobi Yahudi dan Nashrani.

Semua usaha yang digalakkan oleh orang-orang Barat tidak lain adalah untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya. Menjadikan kaum muslimin asing dengan dua sumber ajarannya, Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan puncak dari apa yang mereka usahakan adalah penghapusan Khilafah Utsmaniah Turki pada tahun 1924 secara resmi. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian wilayah-wilayah Islam yang sebelumnya menjadi satu, dipecah-pecah menjadi negara-negara kecil. Contohnya adalah wilayah Syam yang hari terbagi menjadi 4 negara: Syiria, Yordania, Libanon, dan Palestina.

Kemenangan mereka semakin nyata atas Dunia Islam setelah berhasil menanamkan paham nasionalisme ke seluruh kaum muslimin. Islam yang dulu menyatukan seluruh manusia tanpa melihat bangsa dan suku, kini telah hancur lebur. Kaum muslimin tidak lagi meneriakkan, “Kami umat Muhammad… kami muslim.” Umat Islam tekotak-kotak sesuai batas-batas wilayah yang dibuat oleh orang-orang Barat. Kaum muslimin yang berada di Mesir mengaku, “Kami warga Mesir.” Kaum muslimin yang berada di Palestina mengaku, “Kami warga Palestina.” Dan kaum muslimin yang ada di Indonesia mengaku, “Kami warga Indonesia.”

Mereka lupa bahwa agama mereka satu, Rabb mereka satu, rasul mereka satu, dan kiblat mereka juga satu. Lebih parah lagi, loyalitas tidak lagi berdasarkan agama, tapi berdasarkan bangsa dan Negara. Kata “Islam” tidak lagi dihiraukan, tapi yang mereka hiraukan adalah kami bangsa ini dan kamu bangsa itu, padahal mereka sama-sama memeluk agama Islam.
3. Usaha Perlawanan yang Tak Kunjung Menang
Allah Ta’ala berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa Islam tidak akan pernah padam, seberapa pun dahsyatnya gelombang serangan yang dilancarkan orang-orang Nashrani dan Yahudi. Allah Ta’ala berfirman:
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” (QS. Ash-Shaf: 8)

Benar apa yang Allah Ta’ala firmankan, Islam tidak akan pernah bisa padam. Setelah runtuhnya Turki Utsmani, sekelompok umat Islam yang sadar terus melakukan perlawanan menghadapi penjajahan kolonialisme. Di berbagai wilayah Dunia Islam terpantik api perlawanan. Mulai dari Afghanistan dengan Taliban, Chechnya dengan Mujahidin Kaukasus, Somalia dengan Syabab Al-Mujahidin, kawasan Maghrib (Maroko) dengan AQIM, Yaman dengan AQAP, Mindanao dengan MILF, MNLF, dan BIFF, dan yang paling menggetarkan Amerika cs hari ini adalah kelompok Al-Qaeda yang memiliki jaringan di berbagai wilayah Dunia Islam.

Hanya saja, usaha sekelompok kecil umat Islam ini belum berhasil. Mereka belum cukup kuat menghadapi musuh-musuh Islam yang bersatu padu, sedangkan mereka sendiri hanya sekelompok umat Islam yang sadar, bukan umat Islam secara keseluruhan.
4. Peta Perlawanan Umat Islam dari Masa ke Masa.
Pada masa Rasulullah saw hingga Perang Salib I, umat Islam mendominasi kemenangan atas orang-orang Romawi. Pada fase ini, umat tidak melakukan perlawanan hanya dengan diwakili beberapa kalangan, kelompok-kelompok kecil, atau organisasi-organisasi terbatas, tapi seluruh lapisan umat Islam bersatu padu menghadapi orang-orang Yahudi dan Nashrani. Hasilnya, kemenangan berpihak kepada kaum muslimin.

Berikutnya adalah Perang Salib II (fase kolonialisme lama, 1800-1970). Orang-orang Kristen bersatu dengan bangsa Yahudi melawan umat Islam di bawah payung kekhilafahan Abbasiah. Hasilnya, umat Islam tetap meraih kemenangan meski melawan dua kelompok yang bersatu, Yahudi dan Nasrani.

Berikutnya adalah Perang Salib II (era neo-kolonialisme/fase kemerdekaan). Pada fase ini, orang-orang Barat menggunakan stategi baru dalam menghadapi kekuatan Islam. Mereka tidak lagi menghadapi pasukan Islam secara frontal, tapi mereka melancarkan perang pemikiran sebelum memulai kontak senjata. Mereka menyebarkan misionaris-misionaris ke berbagai negeri Islam untuk menyebarkan ideologi Barat dan merusak akidah kaum muslimin. Mereka juga merekrut generasi-generasi muda Islam, kemudian didoktrin dengan ideologi Barat. Hingga akhirnya, pemuda-pemuda itu lebih loyal terhadap budaya Barat daripada mencintai ajaran Islam.

Walhasil, pada fase ini umat Islam mulai tercerai-berai. Kaum muslimin tidak bersatu untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah Barat. Hanya kelompok-kelompok kecil dan organisasi-organisasi terbatas yang melakukan perlawanan. Itu pun selalu dikecam dan diprotes oleh saudara mereka sendiri dari kaum muslimin. Peperangan yang terjadi antara orang-orang Kristen, bangsa Yahudi, dan penguasa-penguasa murtad melawan Harakah Islam. Hasilnya, Harakah Islam kalah dan Umat Islam keluar dari arena pertempuran.

Berikutnya adalah Perang Salib III (fase Amerika). Pada fase ini, orang-orang Barat semakin menggila menunjukkan dominasinya. Mereka gencar melancarkan propagan-propaganda dan perang media untuk menjatuhkan sekelompok kecil umat Islam yang bercita-cita mengembalikan kemuliaan agamanya.

Musuh yang dihadapi sekelompok kecil pejuang Islam semakin bertambah. Kelopok kecil ini dipaksa menghadapi kekuatan gabungan yang terdiri dari bangsa Yahudi (Israel), umat Kristen (Amerika dan Inggris), penguasa-penguasa murtad di dunia Islam, dan orang-orang munafik (dipimpin lembaga-lembaga agama resmi, ulama-ulama pemerintahan, dan tokoh-tokoh pergerakan Islam yang rusak). Hasilnya, kekuatan perlawanan kalah, arus pergerakan jihad dipersempit, gerakan Islam dilumpuhkan dan umat Islam keluar dari arena pertempuran.

Fase yang hari ini sedang berjalan adalah fase jihad modern. Sebagian umat Islam mulai bangkit menyerukan jihad fi sabilillah melawan Amerika dan sekutunya. Muncul gerakan-gerakan jihad di berbagai Negara yang dihuni kaum muslimin, memanjang dari Maroko yang berada di ujung barat dunia hingga Indonesia, Filipina, dan Thailand selatan yang berada di ujung timur dunia.

Gerakan-gerakan jihad yang beraksi di wilayah masing-masing mengalami kemajuan yang sangat signifikan, meski sampai saat ini belum mampu meruntuhkan Tatanan Dunia Baru yang dibangun Amerika dkk. Tapi setidaknya, itu merupakan tahap awal dari kembalinya Islam ke kancah perjuangan untuk meraih kemuliaan. Dan di fase jihad modern ini, musuh gerakan jihad bertambah satu kubu, yakni sekte Syi’ah dengan berbagai variannya. Pusatnya ada di Iran, dan cabangnya tersebar di berbagai Negara di Timur Tengah hingga Indonesia.

Hanya ada satu jawaban kenapa umat Islam meraih kemenangan pada Perang Salib II (fase kolonialisme lama) dan sebelumnya, yaitu bersatu melawan musuh. Pasukan Salib dan sekutunya menjadi PR bersama, bukan hanya sekelompok kecil pejuang. Dan hanya ada satu kata kenapa umat Islam kalah pada fase Perang Salib neo-kolonialisme, yaitu bercerai-berai. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak lagi menjadi beban dan PR bersama, tapi hanya milik pejuang Islam yang jumlahnya tidak seberapa, itu pun terus mengalami hujatan dan celaan dari kaum muslimin yang lain. Wallahu Ta’ala a’lam.
C. PERANG YARMUK
1. Pengangatar
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan.

Pertempuran Yarmuk adalah perang antara Muslim Arab dan Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 636. Pertempuran ini, oleh beberapa sejarawan, dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia, karena dia menandakan gelombang besar pertama penaklukan Muslim di luar Arab, dan cepat masuknya Islam ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia yang rakyatnya menganut agama Kristen. Pertempuran ini merupakan salah satu kemenangan Khalid bin Walid yang paling gemilang, dan memperkuat reputasinya sebagai salah satu komandan militer dan kavaleri paling brilian di zaman Pertengahan. Pertempuran ini terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, khalifah Rasyidin kedua.

Pertempuran ini terjadi empat tahun setelah Nabi Muhammad meninggal pada 632. Dia dilanjutkan oleh khalifah pertama, Abu Bakar, yang mencoba membawa seluruh bangsa yang bertutur bahasa Arab di bawah kendali Kaum Muslimin. Pada 633 pasukan Muslim menyerang Suriah, dan setelah berbagai penghadangan dan pertempuran kecil berhasil merebut Damaskus pada 635. Kaisar Romawi Timur Heraclius mengatur sebuah pasukan sekitar 40.000 orang setelah mengetahui lepasnya Damaskus dan Emesa. Pergerakan pasukan Romawi Timur yang besar ini, menyebabkan Kaum Muslimin di bawah Khalid ibn Walid meninggalkan kota-kota, dan mundur ke selatan menuju Sungai Yarmuk, sebuah penyumbang Sungai Yordan.

Sebagian pasukan Romawi Timur di bawah Theodore Sacellarius dikalahkan di luar Emesa. Muslim di bawah Khalid ibn Walid bertemu komandan Romawi Timur lainnya, Baänes di lembah Sungai Yarmuk pada akhir Juli. Baänes hanya memiliki infantri untuk melawan kavaleri ringan Arab, karena Theodor telah mengambil kebanyakan kavaleri bersamanya. Setelah sebulan pertempuran kecil-kecilan, tanpa aksi yang menentukan, kedua pasukan akhirnya berkonfrontasi pada 20 Agustus.

Menurut sumber Muslim, datanglah pertolongan Allah SWT. kepada tentara Islam dengan berhembusnya angin selatan yang kuat meniup awan debu ke wajah prajurit Romawi Timur, kejadian ini sama persis seperti yang terjadi pada pasukan persia dalam pertempuran Qadisiyyah. Prajurit menjadi lesu di bawah panas matahari Agustus. Meskipun begitu Khalid terdorong mundur, namun meskipun jumlah pasukannya hanya setengah prajurit Romawi Timur, mereka lebih bersatu dari pada pasukan multinasional Tentara Kekaisaran yang terdiri dari orang Armenia, Slavia, Ghassanid dan juga pasukan Romawi Timur biasa.

Menurut beberapa sumber, Kaum Muslimin berhasil memengaruhi unsur-unsur di pasukan Romawi Timur untuk beralih sisi, tugas ini dipermudah oleh kenyataan bahwa Kristen Arab, Ghassanid, belum dibayar selama beberap bulan dan yang Kristen Monofisitnya ditekan oleh Ortodoks Romawi Timur. Sekitar 12.000 Arab Ghassanid membelot. Kemajuan pasukan Kristen di sisi kanan, menuju kamp berisi wanita Arab dan keluarganya, akhirnya diusir dengan bantuan dari beberapa wanita Arab. Dan memperbaharui serangan-balik. Prajurit Baänes berhasil dipukul mundur hingga ke sebuah jurang terjal. Sebagai hasilnya, seluruh Suriah terbuka bagi Kaum Muslimin. Damaskus direbut kembali oleh Kaum Muslimin dalam waktu sebulan, dan Yerusalem jatuh tidak lama kemudian.

Ketika bencana ini terdengar Heraclius di Antioch, dinyatakan dia mengucapkan selamat tinggal kepada Suriah, berkata, “Selamat tinggal Suriah, provinsiku yang indah. Kau adalah seorang musuh sekarang”; dan meninggalkan Antiokia ke Konstantinopel. Heraclius mulai memusatkan pasukannya untuk mempertahankan Mesir.
Gugurnya Panglima Romawi Gergorius Teodorus Dalam Perang Yarmuk

Pertempuran Yarmuk adalah perang antara pasukan Muslim dibawah komando Panglima Khalid bin Walid melawan Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 636 M/13 Hijriyah. Terjadi pada masa akhir Khalifah Abu Bakar. Saat pertempuran Yarmuk berlangsung Khalifah Abu Bakar wafat di Madinah dan digantikan Khalifah Umar.

Pertempuran ini, oleh beberapa sejarawan, dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia, karena dia menandakan gelombang besar pertama penaklukan Muslim di luar Arab, dan cepat masuknya Islam ke wilayah Syam (Palestina, Suriah) yang rakyatnya menganut agama Kristen. Pertempuran ini merupakan salah satu kemenangan Khalid bin Walid yang paling gemilang, dan memperkuat reputasinya sebagai salah satu komandan militer dan kavaleri paling brilian di zaman Pertengahan.

Saat itu wilayah yang disebut Syam (Palestina dan Suriah) dibawah kekuasaan Kekaisaran Romawi. Kota Yarmuk saat ini masuk wilayah Suriah (Syria).

Jumlah pasukan Islam yang dikirim Khalifah Abu Bakar sebanyak 40.000 personil yang dipimpin Panglima Tertinggi Khalid bin Walid (yang dijuluki Saifullah/Pedang Allah) dengan dibantu 4 Panglima: Abu Ubaidah bin Jarrah, Yazid bin Abi Sufyan, Syurahbil bin Hasanah, Amru bin Ash.

Mendengar kabar pasukan Islam yang hendak masuk ke wilayah Syam, Kaisar Heraklius segera mengumpulkan pasukan Romawi sebanyak 240.000 personil. Sebanyak 80.000 pasukan infantri, 80.000 pasukan penunggang kuda, dan 80.000 pasukan yang diikat dengan rantai besi agar tidak melarikan diri saat berkecamuk perang.

“Demi Tuhan, kita akan sibukkan (khalifah) Abu Bakar sehingga ia tidak akan pernah berpikir lagi untuk mengirim kuda-kudanya ke daerah kita,” ucap Kaisar Heraklius.

“Demi Allah, aku akan sibukkan pasukan Nasrani dengan mengutus Khalid bin Walid,” ujar Khalifah Abu Bakar.

Pasukan Romawi dipimpin Panglima Tertinggi Theodore dengan beberapa panglima yang membantu: Panglima Caicarius Nastus,Panglima Dracus, dan Panglima Gergorius Teodorus.

Pertempuran Yarmuk akhirnya dimenangkan pasukan Islam. Allah SWT mengkaruniakan kemenangan kepada pasukan Khalid bin Walid. Dari pihak Romawi jumlah korban terbunuh total sebanyak 120.000 orang. Sedang gugur sebagai syahid dari pihak kaum muslimin kurang lebih 3.000 Mujahid.

Historians’ History of the World, terbitan Encyclopedia Britannica Co. Ltd, London, volume III (Arabs) halaman 148, menulis tentang kehancuran pasukan Romawi itu dengan segala akibatnya sebagai berikut:

On the second morning they moved forward, ang enganged in all parts with all imaginable vigour. The fight, or rather the slaughter, continued till evening. The Christian army was entirely routed and defeated. The Saracens killed the day fifty thousand men. Those that escape fled, some of them to Caesarea, other to Damascus, and some to Antioch. The Saracens took plunder of inestimable value, and a great banners, and crosses made of gold and silver, precius stones, silver and gold chains, rich clothes, and arms without number; which Khalid said he would not divide until Damascus was taken.

Bermakna:

Mereka (pasukan Islam) itu pada pagi hari kedua bergerak maju, dan seluruh bagiannya terlibat dengan semangat tempur yang dapat dibayangkan. Pertempuran itu, atau lebih tepat disebut dengan penyembelihan besar-besaran itu, berlangsung sampai senja hari. Pasukan Kristen diobrak-abrik seluruhnya dan hancur. Pasukan Islam menewaskan lawannya pada hari itu sejumlah 50.000 orang. Mereka yang sempat meluputkan dirinya segera lari, sebagian menuju Caesarea, yang lain menuju Damaskus, dan sebagian menuju Antiokia.

Pasukan Islam beroleh harta rampasan perang yang tidak ternilai: sekian banyak panji-panji, dan salib-salib yang terbikin dari emas dan perak, dan kalung-kalung rantai yang terbikin dari emas dan perak,dan pakaian-pakaian mewah, dan alat persenjataan tanpa terhitung jumlahnya; dan terhadap sekian harta rampasan perang itu, Panglima Besar Khalid berkata, bahwa belum akan dibagikannya kepada seluruh anggota pasukan sebelum Damaskus direbut dan dikuasai.

Berita kemenangan di Yarmuk itu disampaikan ke Madinah dan disambut oleh Khalifah Umar (yang menggantikan Khalifah Abu Bakar sesudah wafat) beserta penduduk dengan Takbir dan kumandang adzan.

Pasukan Islam berturut-turut kemudian menguasai Damaskus, Levantine, Emessa, Aleppo, Antiokia, Agnadine, dan akhirnya menguasai kota suci Jerussalem, jantung Palestina. Jerussalem akhirnya diserahkan oleh Uskup Agung Sophorius kepada Khalifah Umar yang langsung datang ke Jerussalem.

2. Perang Yarmuk yang Menentukan

Heraclius pernah menerima surat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang dibawa oleh Dihya bin Khalifah al-Kalbi

KALAH terus menerus digempur pasukan muslimin pimpinan Sang Pedang Allah, Khalid ra., Kekaisaran Bizantium mengerahkan pasukan besar-besaran yang menjadi klimaks benturan terbesar antar dua kekuatan pada bulan Agustus 636 M. Sejumlah 200.000 lebih pasukan Romawi dibantu suku Arab Kristen Ghasan, Yunani, Prancis, Armenia, Rusia, Slavic dan lainnya berhadapan dengan hanya 25.000 pasukan muslimin. (Versi lain menyebutkan jumlah kekuatan Muslimin yaitu 40.000 orang)

Heraclius menunjuk Theodorus Trithurius sebagai panglima tertinggi. Sementara Ghasan dipimpin Jabalah bin Aisham Dairjan, Armenia dipimpin rajanya, Mahan, dan Rusia dipimpin Buccinator (Qanateer). Gabungan seluruh pasukan Eropa dipimpin oleh Gregory (Gregorius) dan Dairjan (alWaqidi hal.106).

Para sejarawan menyebut perang Yarmuk yang terjadi di tepi Sungai Yarmuk sebagai salah satu perang menentukan di dunia. Perang ini juga menempatkan Khalid ra. sebagai seorang Panglima perang terbaik dan komandan kavaleri terbaik pada Zaman Pertengahan (Middle Ages).

Heraklius bertekad untuk mengusir kaum muslimin dari daerah jajahannya, namun ia sebenarnya sangsi apakah bisa atau tidak melawan arus Islam yang terus menebarkan pesonanya. Jauh bertahun-tahun sebelumnya, Heraclius pernah menerima surat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang dibawa oleh Dihya bin Khalifah al-Kalbi.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius penguasa Romawi.

Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk. Masuk Islamlah, niscaya kamu selamat. Masuk Islamlah, niscaya Allah memberimu pahala dua kali lipat. Jika kamu berpaling, kamu akan menanggung dosa orang-orang Romawi.

Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang sama di antara kita, bahwa kita tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah, dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun; dan tidak (pula)sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai sembahan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :

“Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”

Heraklius kemudian mengundang Abu Sofyan dan pedagang Quraisy lainnya yang kebetulan sedang berdagang di Syam untuk mendiskusikan tentang Muhammad. Setelah bertanya-tanya panjang lebar, Heraclius lalu berkomentar tentang Muhammad, “Jika apa yang telah kau katakan adalah benar maka ia akan dapat memiliki tempat kedua kakiku berdiri ini. Aku tahu bahwa ia akan diutus. Aku tidak menyangka ternyata ia dari bangsa kalian. Jika saja aku dapat memastikan bahwa aku akan bertemu dengannya niscaya aku memilih bertemu dengannya. Jika aku ada di sisinya, pasti aku cuci kedua kakinya.”

Persiapan perang sudah dilakukan sejak akhir tahun 635. Pada bulan Mei 636, kekuatan pasukan Bizantium dan sekutu sudah berkonsentrasi di Antiokia dan daerah Syiria Utara. Sementara di pihak muslimin, pasukan dibagi menjadi 4 satuan, satuan Amru bin Ash ra. di Palestina, satuan Syurahbil ra. di Yordania, satuan Yazed ra. di Caesarea (Sekarang Tel Aviv) dan yang terakhir satuan Abu Ubaidah ra. bersama Khalid ra. di Emessa.

Sebuah pertempuran yang menentukan nasib masa depan masing- masing panji. Benturan antara panji tauhid dan panji kebatilan. Panji kekufuran yang diusung Theod orus memiliki sebuah rencana strategi tempur sebagai berikut :

Qanateer akan bergerak sepanjang jalur pantai menuju Beirut, kemudian mendekati Damaskus dari arah Barat dan mencegat pasukan Abu Ubaidah.

Jabalah membawa pasukannya dari Aleppo (Halab), menuju Emessa (Hims) melalui Hama dan menggempur pasukan muslim di daerah Emessa. Pasukan ini yang kemungkinan pertama bertempur.

Dairjan bergerak pada jalur antara pantai dan Aleppo kemudian mendekati Emessa dari arah barat. Berikutnya menyerang pasukan muslimin dari samping saat sedang bertempur dengan Jabalah.

Gregory membantu menyerang ke Emessa dari arah Timur Laut dan menyerang dari sisi kanan bersamaan dengan serangan Dairjan.

Mahan membantu pasukan Jabalah dari arah belakang dan menjadi pasukan cadangan.

Pada pertengahan Juni 636 M, parade tempur Bizantium bergerak dari Antiokia, namun tercium oleh intelijen muslimin yang tersebar di seluruh daratan Suriah. Khalid ra. segera meminta pasukan muslimin untuk mundur dan bergabung sehingga menjadi lebih kuat. Ia menyarankan pada Abu Ubaidah untuk mundur ke selatan meninggalkan daerah teritorinya menuju Jabbiya serta mengembalikkan Jizyah yang diberikan oleh rakyat yang baru dikuasai. Sebuah sikap belas kasih dan pemurah yang jarang dimiliki oleh para penakluk (alBaladuri hal.143).

Saat Jabalah tiba di Emessa, ia tidak menemukan seorang Muslimin di sana. Qanater pun memasuki Damaskus tanpa tersisa seorang pasukan Muslimin. Semua mundur ke selatan. Gerakan Muslimin begitu cepat sehingga tidak terdeteksi oleh musuh.

Pada pertengahan Juli 636 M, situasi mulai kritis, Abu Ubaidah sangat cemas memikirkan kondisi terburuk yang mungkin menimpa Muslimin mengingat begitu besarnya kekuatan yang dihimpun Bizantium. Melalui rapat dewan perang, berbagai pendapat dilontarakan para komandan Muslimin. Ada mengusulkan mundur kembali ke Arabia. Ada yang bersemangat untuk terus berperang dan yakin diberi kemenangan oleh Allah. Abu Ubaidah menoleh kepada Khalid yang diam sedari awal.

“Wahai Abu Sulaiman, apa pendapatmu?”

“Apa yang mereka kemukakan baik, aku punya pandangan berbeda namun tidak bertentangan dengan mereka.”

“Bicaralah, kami akan mengikutimu.”

“Wahai Jendral, ketahuilah, jika engkau tetap disini (Jabiya), engkau akan membantu musuh untuk menghancurkanmu. Di Caesarea tidak jauh dari Jabiya, ada 40.000 pasukan Romawi pimpinan Konstantin, putra Heraklius.

Aku menyarankanmu, untuk bergerak ke pedataran Yarmuk dan menempatkan Azra di belakangmu. Ini akan memudahkan Khalifah untuk mengirim pasukan bantuan, dan di daerah pedataran, memudahkan kita dalam mobilisasi kavaleri.” (Al‐Waqidi hal.109).

Pasukan muslimin bergerak menuju Yarmuk dan terjadi pertempuran kecil antar kavaleri (pasukan berkuda) kedua belah pihak. Khalid menjaga barisan belakang Muslimin yang melakukan mobilisasi ke selatan.

Setelah tiba di Yarmuk, Abu Ubaidah menetapkan garis markas pada bagian timur Yarmuk dan disinilah Abu Ubaidah bergabung dengan pasukan Amru bin Ash, Syurahbil dan Yazid. Beberapa hari berikutnya pasukan Jabalah datang dan membuat markas di sebelah utara Wadi ar-Raqad.

Heraklius memerintahkan Mahan, untuk tidak memulai perang sampai dilakukan negoisasi dan diperoleh kesepakatan damai. Mahan mengutus Gregory untuk bernegoisasi dengan pemimpin muslimin, Abu Ubaidah, namun gagal. Kelak Gregory masuk Islam setelah berdialog dengan Khalid ra. Dalam salah satu episode Perang Yarmuk. Terakhir, Jabalah yang berdarah Arab dikirim, namun tetap gagal.

Mahan kemudian mengirim Jabalah dengan sejumlah pasukan besar untuk menjajal kekuatan Muslimin sekaligus sebagai bentuk gertakkan terhadap Muslimin. Majulah Jabalah dengan kavalerinya mendekati barisan infantri Muslimin yang bersiap-siap bertahan. Tiba-tiba datanglah sang Pedang Allah dengan kavalerinya sehingga terjadi bentrokan yang berlangsung singkat, dimana Jabalah kembali mundur menghadap Mahan dan melaporkan bahwa pertempuran akan berlangsung sengit nantinya.
Malam harinya dijalani Muslimin dengan bertaqarub kepada Allah. Mereka berdoa mengharapkan hidup mulia atau mati syahid
PERSIAPAN Pasukan perang pun tak terhindarkan. Mahan membagi pasukannya dalam 4 satuan regular yang menyebar dari Yarmuk sampai daerah selatan perbukitan Jabiya sepanjang 12 mil (sekitar 20 km, sangat panjang).

Sayap kanan dipimpin oleh Gregory, sayap kiri oleh Qanateer dan pasukan tengah tersusun oleh satuan Dairjan dan pimpinan satuan Mahan sendiri. Pasukan kavaleri dibagi pada semua satuan, dimana pasukan infantri pada barisan depan dan pasukan kavaleri bagian belakang sebagai cadangan. Barisan terdepan terdiri dari pasukan Jabalah dengan kekuatan kuda dan untanya.

Khusus pasukan Gregory, ia menggunakan rantai yang mengikat antar pasukannya untuk meredam serangan kavaleri persis dengan taktik Hurmuz dalam Perang Rantai di Irak Persia sebelumnya. Sejumlah 30.000 pasukan Bizantium dipimpin Gregory dimana rantai-rantainya mengikat tiap 10 orang.

Khalid ra. sang penakluk Iraq, memimpin rapat dewan perang. Ia membagi pasukannya menjadi satuan infantri dan kavaleri. Jumlah kavalerinya hanya seperempat dari seluruh pasukan. Kemudian ia membagi seluruhnya menjadi 36 resimen infantri dan 4 resimen kavaleri serta pasukan khusus dinamis (mobile guard) sebagai cadangan.

Pasukan tengah dipimpin Abu Ubaidah (bagian kiri) dan Syurahbil (bagian .kanan). Sayap kiri dipimpin Yazid dan sayap kanan dipimpin Amru bin Ash, sehingga terbagi menjadi 4 batalion.

Barisan sayap kanan dan kiri membawahi 1 resimen kavaleri yang Dipersiapkan sebagai counter-attack atas tekanan Bizantium. Di belakang barisan tengah disiapkan 1 resimen kavaleri cadangan dan mobile guard di bawah komando Khalid ra. langsung. Jika Khalid ra. sibuk memimpin pertempuran,maka mobile guard dipimpin Dhirar.
Tiap-tiap batalion terdiri dari 9 resimen infantri. Pembagian resimen dibagi berdasarkan kesukuan, sehingga member motivasi khusus bagi tiap-tiap resimen untuk menunjukkan kemampuannya.

Jika barisan Bizantium terdiri dari sekitar 30 baris sepanjang 20 KM, sementara muslimin hanya sekitar 4 baris pasukan memanjang mengimbangi panjangnya pasukan musuh, cukup signifikan perbedaan kekuatan pasukan antar kedua belah pihak.

Selama satu bulan lamanya tidak terjadi pertempuran antara kedua belah pihak selain hanya saling menunggu. Pasukan Muslimin tidak mau gegabah melakukan serangan karena jumlahnya musuh yang terlampau besar.

Sementara pihak Bizantium juga belum memiliki keberanian besar untuk lebih dulu menyerang Muslimin. Masa senggang ini justru membantu kekuatan Abu Ubdaiah dengan datangnya 6.000 pasukan baru yang datang dari Yaman.

Ratusan sahabat Rasul juga tidak mau ketinggalan dalam ajang perang hidup mati yang menentukan nasib Islam ke depan. Terdapat di dalam pasukan baru tersebut seperti Zubair bin Awwam, Abu Sufyan dan istrinya, Hindun.

Akhirnya, pada pekan ketiga Agustus 636 M, Perang Yarmuk mengguncang Timur Tengah, goncangan yang bergetar sampai pedataran Eropa, Afrika, bahkan Asia pada dekade berikutnya. Perang yang direkam oleh seluruh sejarawan dan menjadi salah satu referensi strategi perang bagi Jendral-jendral saat ini.

Menjelang perang bergema, Mahan kembali mengundang muslimin untuk negoisasi, dan Abu Ubaidah mengutus Khalid ra.

“Kami mengetahui, bahwa yang mendorong kalian keluar dari negeri kalian tak lain hanyalah kelaparan dan kesulitan. Jika kalian setuju, saya beri masing-masing kalian 10 dinar lengkap dengan pakaian dan makanan, asalkan kalian pulang kembali ke negeri kalian. Di tahun yang akan datang saya kirimkan sebanyak itu pula…!” tawar Mahan.

“Sebenarnya, yang mendorong kami keluar dari negeri kami, bukan karena lapar seperti yang anda sebutkan tadi, tetapi kami adalah satu bangsa yang biasa minum darah. Dan kami tahu benar, bahwa tak ada darah yang lebih manis dan lebih baik dari darah orang-orang Romawi, karena itulah kami datang!” jawab Khalid ra. menteror lawan. (Ibnu Katsir, 7/14)

Selama satu hari penuh kedua belah pihak kembali mengatur posisi dan formasi. Masing-masing pihak berupaya membangun semangat dan doa mengharap kemenangan dari Allah. Para mujahidin memanjatkan impian untuk memperolah mati syahid atau kemuliaan. Sementara pasukan Kristen juga tidak ketinggalan meminta pertolongan pada patung Yesusnya. Mereka jugabersumpah untuk bertempur sampai mati dan tidak lari pertempuran.

Khalid berinisiatif untuk meminta amanah kepada Abu Ubaidah sebagai pimpinan umum Muslimin dalam Perang Yarmuk, “Wahai Jendral, mintalah kepada semua pimpinan resimen untuk mengikuti semua perintahku.”

Dengan senang hati Abu Ubaidah memberinya kesempatan untuk kembali menjadi Pedang Allah yang terhunus kepada orang-orang kafir.

Semua pimpinan Muslimin pun merasa puas dan lega dipimpin Khalid yang sampai saat itu belum pernah terkalahkan di medan perang.

Konsolidasi terus dilakukan sepanjang hari. Setiap detiknya berjalan dengan degup dan kegalauan. Abu Ubaidah dan Khalid terus melakukan kontrol dan menyemangati setiap mujahid yang dilewatinya.

“Genggam tiang tenda ditanganmu dan kumpulkan bebatuan,” ucap Abu Ubaidah kepada para wanita yang bertugas di bagian belakang barisan,”jika kita menang, maka itu sebuah kebaikan. Namun jika kalian melihat ada pasukan yang lari dari medan perang, serang wajahnya dengan tiang tenda dan lemparlah dengan batu. Tahan anaknya dan katakan padanya agar berperanglah demi istrinya, anaknya dan demi Islam!” (Al‐Waqidi, hal.129)

Seorang pasukan muda berseloroh ketika Khalid lewat di depannya, “Betapa besarnya pasukan Romawi dan betapa kecilnya kita.” Khalid berbalik dan menatap mata sang pemuda, “Begitu kecilnya Romawi dan begitu besarnya kita! Kekuatan pasukan perang bukan berdasarkan jumlah pasukan, tapi karena pertolongan Allah. Kita menjadi lemah kalau ditinggalkan Allah!” (At‐Thabari, 2/594).

Mereka lantas saling mengingatkan sebuah firman Allah, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al‐Baqarah : 249).

Malam harinya dijalani Muslimin dengan bertaqarub kepada Allah. Mereka berdoa mengharapkan hidup mulia atau mati syahid. Sebagian besar melakukan pembacaan dan perenungan surat al-Anfal yang banyak berisi tentang jihad, sehingga semakin bergemuruhlah semangat mujahidin dalam berjuang di jalan Allah. Esok harinya, Perang Yarmuk dimulai.
PEPERANGAN Yarmuk terjadi pada tahun 13 H sebelum penaklukan Damaskus. Perang Yarmuk (Battle of Hieromyax) diakui oleh sejarawan Barat sebagai perang yang paling gemilang dalam sejarah.

Hari Pertama

Para mujahidin melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan khusyu. Setelah berdoa, mereka kembali ke barisan dan posisinya masing-masing dengan semangat jihad yang berkobar dan wajah yang sangat mengharapkan pertolongan Allah, Penguasa Langit dan Bumi. Medan arena Yarmuk hening selama lebih satu jam, dimana belum ada pihak yang mengambil inisiatif untuk menyerang duluan. Tiba-tiba keluar seorang komandan Bizantium yang bernama Georgius menuju barisan Muslimin dan minta bertemu dengan Khalid. Ia berdialog dan bersyahadat di hadapan Khalid sebagaimana akan dikisahkan bab berikutnya.

Episode duel menjadi genderang pembuka Perang Yarmuk sebagaimana pertempuran sebelumnya. Beberapa jagoan Bizantium maju menghadapi jawara Muslimin. Beruntung, dengan pertolongan Allah jawara Muslimin berhasil menumbangkan begitu banyak jagoan-jagoan Bizantium.

Abdurrahman bin Abu Bakar menjadi jawara terbaik dengan kehebatannya membunuh lima jago perangnya Bizantium. Mahan mulai khawatir moral pasukannya menurun karena melihat kehebatan dan terampilnya personil Muslimin dalam bertempur. Ia lalu mengumumkan serangan umum saat matahari berada di puncak langit.

Mahan melakukan serangan terbatas sekedar untuk menjajal dan mengetahui kekuatan dan strategi pasukan Muslimin, dan jika memungkinkan, ia akan melakukan tekanan kuat pada bagian terlemah Muslimin. Majulah barisan infantri Bizantium yang berjalan perlahan-lahan menuju barisan Muslimin. Saat mereka berada dalam jarak jangkauan panah, Khalid memerintahkan untuk menghujani mereka dengan panah. Saat jarak kedua pasukan semakin kecil, Muslimin mulai menghunuskan pedangnya.

Bentrokan pun tak terhindarkan. Sayangnya banyak pasukan Bizantium tidak memiliki kemampuan tinggi dalam melakukan serangan sebagaimana gempuran Muslimin yang berpengalaman dalam kancah jihad sebelumnya.

Ada barisan yang bertempur sangat keras dan ada barisan front yang tidak terlalu intensif bergesekan antar pasukan. Saat matahari terbenam, pertempuran usai dan masing-masing kembali ke perkemahannya. Pasukan Bizantium menderita lebih banyak daripada Muslimin.

Para Muslimah dan mujahidah mulai menjalankan tugasnya untuk mengobati luka-luka Muslimin sambil memberi semangat jihad.

Mereka bersyukur berhasil memukul mundur musuh. Dan seperti malam sebelumnya, mereka kembali menghabiskan waktu malamnya untuk berdzikir dan merenungkan al-Qur’an sebelum tidur. Memasuki waktu tengah malam, beberapa pasukan Bizantium pergi ke medan perang untuk menghambil jasad-jasad pasukannya yang tewas. Malam itu berjalan dengan tenang tanpa pertikaian apapun.

Hari Kedua

Mahan, melalui rapat dewan perang di malam hari, memutuskan untuk menyerang Muslimin di waktu fajar, saat pasukan Muslimin diperkirakan tidak siap tempur. Dalam kegelapan malam, beberapa jam lamanya Mahan mempersiapkan serangan. Taktik yang disusunnya yaitu menghantam pasukan tengah Muslimin dengan pasukan tengah, begitu pula pasukan sayap Muslimin dengan pasukan sayapnya, kemudian menggiring tekanan ke arah tengah.

Untuk mengamati jalannya pertempuran, ia membangun menara besar di belakang sayap kanan pasukan dan dijaga oleh 2.000 bodyguard dari Armenia.

Saat masuk waktu fajar, pasukan Bizantium langsung menyerbu Muslimin yang memang dalam kondisi tidak siap. Namun Khalid ra. Telah menyiapkan pasukan penjaga di garis depan sepanjang malam. Pasukan ini menahan singkat gempuran mendadak dari musuh, namun memberi waktu bagi pasukan utama untuk mempersiapkan diri. Matahari belum lagi memancarkan sinarnya saat benturan dua gunung sudah mengguncang bumi.

Bizantium melancarkan serangan untuk menjepit pasukan tengah, terjadi pertempuran yang seimbang dan tidak terlalu keras di bagian tengah.

Namun di sayap kanan, pasukan Bizantium di bawah komando Pangeran Qanater menghantam keras pasukan infantri sayap kanan Muslimin pimpinan Amru bin Ash sehingga tertekan mundur ke belakang. Amru berhasil memukul balik musuh, namun Qanater segera mengganti pasukannya yang masih segar.

Amru berhasil untuk kedua kalinya memukul lawan. Saat pasukan Qanater maju dengan kekuatan barunya (baris ketiga), pasukan Muslimin sudah letih sehingga tertekan dan mundur perlahan-lahan akibat desakan Bizantium.

Amru meminta bantuan dari 2.000 kavaleri MG (Mobile Guard).

Setelah berhasil menahan sesaat serangan musuh, mereka pun terpukul mundur. Beberapa pasukan infantri Amru lari ke belakang yang sudah begitu dekat dengan markas. Namun tiba-tiba saja mereka dihadang oleh para Muslimah dan mujahidah dengan tiang tenda tajam dan lemparan batu.

“Semoga Allah mengutuk mereka yang lari dari musuh!” teriak seorang Muslimah.

“Engkau bukan suamiku jika engkau tidak bisa menyelamatkan kami dari orang-orang kafir!” teriak yang lain.

Merasa malu mendapat celaan dan takut akan murka Allah, beberapa pasukan yang mundur, kembali maju ke depan. Amru bin Ash kemudian melancarkan counter attack yang kedua dengan infantri dan kavalerinya.

Pada bagian sayap kiri, pertempuran tidak kalah keras, pasukan Gregory bertemu dengan Yazid. Pasukan rantai Gregory bergerak lambat namun solid sehingga menekan pasukan Muslimin. Yazid mengerahkan kavaleri kudanya, namun tidak bisa membalas tekanan Bizantium. Beberapa barisan Muslimin pun mulai koyak sehingga ada yang lari ke belakang.

Tidak sedikit yang lari dari medan pertempuran. Seorang penunggang kuda dari satuan Yazid yang pertama tiba di belakang (markas) adalah Abu Sofyan. Ia disambut pasukan wanita yang dipimpin Hindun (istrinya) dan Khaulah. Mereka juga meneteng tiang tenda dan bebatuan.

“Mau kemana putra Harb? Kembalilah bertempur dan tunjukkan keberanianmu, dengan begitu semoga engkau mendapat ampunan Allah karena memiliki dosa melawan Rasulullah!” sergah Hindun sambil memukulkan tongkatnya ke kepala kuda suaminya, Abu Sofyan.

Pasukan wanita lainnya juga menyindir dan menyemangati kembali pasukan yang mundur sehingga kembali ke depan barisan. Bahkan ada beberapa mujahidah yang maju ke depan dengan kuda dan berhasil membunuh pasukan Bizantium dengan pedangnya.

Rencana Mahan berhasil, pasukan tengah terjepit dan tertekan ke belakang, begitu pula pasukan sayap Muslimin. Namun belum berhasil menceraiberaikan pasukan pimpinan Khalid ra. itu. Di pertengahan hari, Khalid ra. memutuskan menggunakan mobile guard-nya dan kavaleri cadangan untuk membalas tekanan musuh serta untuk menstabilkan situasi.

Khalid ra. bergerak ke sayap kanan bersama mobile guard dan kavaleri cadangan sayap kanan untuk menyerang sisi pasukan Qanater, pada saat yang sama, Amru bin Ash membalas serangan dari barisan depan. Diserbu dari dua arah terus menerus, membuat pasukan yang terdiri dari orang Slavia ini mundur ke tempat awalnya semula. Amru bin Ash kembali mengambil alih panggung sayap kanan dan menata ulang pasukannya untuk ronde berikutnya.

Khalid ra. kemudian bergerak ke arah sayap kiri, bersama Yazid membalas tekanan pasukan Gregory. Khalid ra. juga menggerakkan satu resimen kavaleri pimpinan Dhirar untuk menghantam barisan depan pimpinan Dairjan (bagian kanan dari barisan tengah) sehingga mundur ke belakang.

Khalid ra. lalu menerjang pasukan Gregory dengan mobile guard-nya, menyebabkan barisan Gregory mundur, namun bergerak lambat karena adanya rantai yang mengikat antar pasukannya.

Perang Yarmuk Hari Kedua, counter attack sayap kanan Counter attack sayap kiri. Situasi kritis justru melanda pasukan Bizantium, Dhirar berhasil menghancurkan barisan Dairjan bahkan membunuhnya. Saat matahari terbenam, pertempuran pasukan tengah sudah mereda, dan Bizantium kembali mundur seperti pada posisinya di pagi hari. Bizantium juga kembali mengalami kerugian besar seperti di hari pertama, ditambah moral pasukan yang mulai menurun. Di barisan Muslimin, hanya satuan Amru yang merasakan pertarungan terberat. Secara umum, pasukan Muslimin kembali menunjukkan taring imannya, dimana senjata dan jumlah tidak pernah menjadi prinsip dalam pertempuran jihad.

Para Muslimah pada malam harinya kembali mengobati luka-luka yang diderita para mujahidin. Semangat mereka berkobar karena para mujahidin berhasil memukul mundur pasukan musuh yang lebih besar jumlahnya. Di pihak Bizantium, mereka menderita kerugian besar dimana ribuan pasukannya tewas termasuk salah seorang jendral elite-nya, Dairjan. Mahan lantas menunjuk Qaren sebagai pengganti Dairjan.
Hari Ketiga

Setelah kegagalan rencana tempurnya yang terlalu ambisius serta kematian komandan seniornya, Mahan mencoba taktik yang lebih realistis.

Yakni menghantam daerah antara barisan tengah dan sisi kanan pasukan Muslimin yang nampak lemah berdasarkan pengalaman sebelumnya. Qanater memimpin penyerangan ini. Pertempuran pun dimulai dengan benturan antara Bizantium dengan Amru bin Ash dan Syurahbil.

Medan pertempuran terkeras dialami kembali oleh Amru. Jumlah pasukan musuh yang besar sementara pasukan Muslimin mulai keletihan karena tidak memiliki pasukan cadangan yang cukup untuk mengganti pasukan yang terlukan dan kecapaian. Beberapa front mulai koyak akibat serangan pasukan Qanater. Tak ayal sebagian Muslimin mundur lari ke belakang, dan lagi-lagi mereka berhadapan dengan para mujahidah, sehingga terpaksa mereka kembali lagi ke depan.

“Lebih mudah menghadapi orang-orang romawi daripada wanita kita!” celetuk seorang prajurit Muslimin.

Seorang mujahidah menghampiri Khalid dan menyarankannya untuk segera membantu pasukan Amru. Sang panglima Khalid ra. segeramengirimkan mobile guard-nya memukul sisi kanan pasukan Qanater yang merupakan pasukan tengah bagian kanan Bizantium. Pada saat yang sama Amru juga melancarkan serangan balasan kavalerinya dengan memukul sisi kiri Qanater. Sementara Syurahbil memukul balik dari garis depan.

Benturan keras terjadi antar kedua pihak. Qanater pun kelabakan digerus dari berbagai sisi sehingga ketika masuk waktu sore, ia terpaksa mundur kembali pada posisi awalnya seperti di pagi hari. Pertempuran usai saat matahari terbenam. Ribuan pasukan Bizantium tewas di hari ketiga, sedangkan pasukan Muslimin hanya kehilangan ratusan mujahid. Pada malam harinya, Khalid dan Abu Ubaidah berjalan mengunjungi setiap satuan tempurnya dengan memberi semangat terhadap mereka yang terluka.

Hari Keempat

Lebih 500 Muslimin kehilangan matanya karena terkena mata panah sehingga pertempuran pada hari keempat dikenal juga sebagai Hari Kehilangan Mata

PADA hari keempat intensitas pertempuran meningkat. Mahan merencanakan pertempuran pada hari keempat sebagai pertempuran yang menentukan. Khalid pun berpikir serupa, ia melihat hari itu sebagai titik kritis.

Walaupun pasukan Muslimin keletihan dibanding Bizantium, namun semangat dan moral mereka jauh melebihi pasukan musuh. Pasukan Bizantium mengulang taktik perang seperti hari sebelumnya, menghantam sayap kanan Muslimin. Taktik ini sudah dibaca oleh Khalid sehingga sebelum perang berkecamuk, ia sudah menempatkan pasukan kuat untuk mendukung pertahanan Amru.

Qanater kembali bertemu dengan Amru bin Ash dan Syurahbil. Pasukan Amru bin Ash sempat memukul mundur Qanater namun tidak terlalu berhasil sehingga ia harus menahan keras gebrakan musuh. Sementara Syurahbil kerepotan ditekan Bizantium Armenia yang dibantu pasukan Kristen Arab Jabalah. Akibatnya, pasukan Syurhabil terpukul mundur nyaris mendekati markasnya.

Khalid, seperti biasa, mengerahkan mobile guard-nya untuk merobek tekanan Bizantium pada Syurahbil. Khalid ra. memecah mobile group-nya menjadi dua. Grup 1 dipercayakan kepada Qais bin Khubaira untuk memukul sisi kanan Bizantium, dan grup satunya lagi tetap ia pegang untuk memukul sisi kiri Bizantium yang menekan Syurahbil. Majulah pasukan Muslimin dari sisi kiri Qais, dari tengah Syurahbil, dan Khalid ra. dari kanan. Pasukan Bizantium terpukul mundur dimana pada siang hari mereka kembali pada posisi semula.

Sementara pertempuran terus berlangsung di daerah kanan Muslimin, pada bagian kiri, Yazid dan Abu Ubaidah juga berjuang memukul Bizantium.

Pasukan sayap kiri Muslimin mengalami pertempuran berimbang dengan pasukan Gragory, namun banyak Muslimin yang menjadi korban serangan panah Bizantium sehingga banyak yang buta. Ribuan pemanah Bizantium yang berbaris di belakang infantri, menghujani ribuan panah ke arah Muslim sehingga begitu banyak terluka. Begitu banyaknya panah yang melayang di udara, sampai-sampai cahaya matahari seolah meredup seketika. Lebih 500 Muslimin kehilangan matanya karena terkena mata panah sehingga pertempuran pada hari keempat dikenal juga sebagai Hari Kehilangan Mata.

Pasukan pimpinan Yazid dan Abu Ubaidah mundur untuk mengorganisir pasukan dan menghindari jangkauan panah musuh. Kesempatan emas ini tidak disia-siakan Mahan untuk menyerang lebih ganas ke arah Muslimin sehingga pertempuran keras terus berkobar. Akibatnya Muslimin terpukul mundur lagi, namun tidak bagi Ikrimah bin Abu Jahal yang berada disisi kiri satuan Abu Ubaidah.

Ikrimah bersama 400 Muslimin bersumpah untuk mati syahid dan maju memburu syahid ke dalam gelombang pasukan Bizantium. Setelah membunuh lebih dari 400 pasukan Bizantium, mereka pun syahid termasuk Ikrimah dan anaknya Amru. Jika ayah Ikrimah, Abu Jahal yang dikenal musuh yang getol meresahkan kaum Muslimin saat di Mekah, maka anaknya, Ikrimah justru menjadi penghuni surga yang diperebutkan bidadari-bidadari menawan hati.

Situasi kritis yang menimpa satuan Abu Ubaidah dan Yazid tidak membuat mereka patah arang dan lari dari medan tempur. Para mujahidah yang berjaga di belakang lantas berinisiatif untuk membantu mujahidin dan saudaranya di front terdepan. Beberapa yang bahkan ikut bertempur di barisan terdepan seperti Khaulah, Ummu Hakim dan lainnya. Mereka bertempur tanpa komando, kesadaran dan azzam mereka untuk berjihad berhasil menumbangkan beberapa orang Bizantium.

Saat senja bertandang, pertempuran pun usai, semua pasukan kembali

baraknya masing-masing. Jumlah pasukan yang mati di kedua belah pihak semakin bertambah dari hari sebelumnya. Pasukan Muslimin yang terluka bahkan jauh lebih banyak dari yang sehat tanpa luka. Khalid ra. pada hari itu merasakan luka yang mendalam atas syahidnya Ikrimah yang merupakan teman kecilnya dulu. Pertempuran hari itu menjadi perang yang paling keras dimana Bizantium hampir mencapai kemenangan, dan Khalid sangat tahu makna dibaliknya, masa kritis telah lewat.

Malam itu berjalan dengan tenang dan damai. Pasukan Muslimin sangat keletihan begitu banyak terluka. Abu Ubaidah, pimpinan tertinggi, biasanya memerintahkan komandannya untuk melakukan pengecekan pada penjaga pos terdepan. Namun pada malam itu ia menyadari semua komandannya keletihan sehingga ia sendiri, dengan menahan rasa letihnya yang amat sangat, pergi melakukan patrol sendiri ke pasukan-pasukan penjaga pos terdepan. Inilahsebuah teladan dari seorang pemimpin yang benar-benar kepercayaan umat.

Hari Kelima

Pada awal hari kelima, kedua pasukan membentuk formasi tempur seperti biasanya. Sebagian besar pasukan Muslimin sulit untuk berdiri tegak, bahkan ada yang sulit berdiri karena luka-luka. Kedua belah pihak membentuk barisan siap perang, namun tidak ada yang maju. Setelah lebih 2 jam berdiri, perang belum juga bergema. Tiba-tiba seseorang muncul dari tengah barisan Bizantium, utusan Mahan datang untuk menawarkan gencatan senjata dalam beberapa hari ke depan guna membicarakan kesepakatan perdamaian. Mahan berharap bisa bernegoisasi kembali dengan pasukan Muslimin.

Abu Ubaidah menerima dan menyetujui utusan itu, namun Khalid ra. menginterupsi dan menolak tawaran Bizantium dengan mengatakan;

“Kita akan menyelesaikan urusan ini segera!”

Hari itu merupakan hari istirahat dari pertempuran yang berlangsung hebat beberapa hari sebelumnya. Khalid ra. mengetahui bahwa Bizantium sudah tidak memiliki semangat bertempur lagi. Jika sebelumnya pasukan Muslimin hanya menggunakan strategi bertahan, maka kali ini Khalid ra. engubahnya menjadi strategi ofensif sebagai serangan balasan. Ia menyiapkan pasukan Muslimin untuk itu. Semua pasukan kavaleri dijadikan satu grup bersama mobile guard untuk melakukan serangan penuh. Semuanya berjumlah 8.000 ksatria tempur berkuda yang akan melakukan tekanan penuh pada hari berikutnya.

Khalid ra. merancang taktik besar. Ia akan mengerahkan kavalerinya untuk menghantam seluruh kavaleri Bizantium dan mengusirnya dari arena pertempuran. Sehingga Bizantium hanya memiliki pasukan infantri tanpa dukungan dan pertolongan kavaleri. Setelah itu ia akan menggerus pasukan infantri Bizantium dari sisi kiri dan belakang hingga tamatlah pasukan Romawi Bizantium.

Pasukan kuda Bizantium yang jumlahnya lebih besar ini akhirnya tercerai berai kemudian lari dari medan pertempuran ke arah utara, termasuk Mahan dan pasukan Jabalah.
Hari keenam

SINAR matahari merekah di ufuk timur saat kedua pasukan telah berhadap-hadapan untuk saling menghancurkan. Bendera tauhid Muslimin berhadapan dengan kibaran bendera kafir Bizantium. Ketika Khalid hampir menggaungkan sinyal penyerangan, tiba-tiba keluar dari pasukan Bizantium seorang komandan pasukan sayap kanannya, Gregorius untuk menantang duel.

Abu Ubaidah berazam untuk menghadapi sendiri sang penantang. Walaupun ia diperingatkan Khalid bahwa Gregorius seorang jagoan perang, Abu Ubaidah sama sekali tidak menyurutkan langkahnya untuk ikut andil dalam berburu syahid. Ia pun maju kemudian mulai saling beradu pedang di atas kuda dengan lawannya. Beberapa menit keduanya saling mengayunkan pedang untuk menebas musuh.

Gregorius mencoba melakukan gerakan tipuan saat mengayunkan pedangnya ke arah Abu Ubaidah, namun ia tidak mengetahui siapa lawannya. Secepat kilat Abu Ubaidah melakukan serangan ke arah leher Gregorius sehingga ia pun terjerembab mati terkapar.

Saat Abu Ubaidah kembali ke barisan Muslimin, Khalid ra. mewujudkan rencananya pada hari penentuan dari Perang Yarmuk dengan memerintahkan serangan umum. Seluruh pasukan Muslimin tumpah ruah menuju barisan Bizantium yang mengambil taktik defensif. Sementara pasukan Muslimin bagian tengah dan sayap kiri menggempur Bizantium seperti biasanya, Khalid keluar bersama kavalerinya dari sayap kanan pimpinan Amru, secepat kilat menghantam sisi kiri Bizantium. Kavaleri Khalid ra.memecah menjadi dua, 1 grup memukul infantri dan 1 grup menyerang kavaleri Bizantium yang berada di belakang infantri Bizantium. Pada saat yang sama Amru bin Ash mengerahkan seluruh kekuatan penuhnya menggempur frontal pasukan kiri Bizantium.

Pasuakan infantri sayap kiri Bizantium di bawah komando Qanateer, terdesak akibat diserang dari dua sisi, infantri Amru bin Ash dari depan dan kavaleri dari sisi kiri. Tanpa batuan kavaleri bizantium yang sibuk dengan serangan kuda Khalid, memaksa infantri Qanateer mundur ke belakang barisan tengah sebelah kiri Bizantium.

Kosongnya sayap kiri Bizantium, memudahkan Amru bin Ash memobilisasi pasukannya menghantam pasukan tengah sebelah kiri Bizantium.

Pasukan yang terdiri dari orang Armenia menjadi tertekan akibat gerusan Amru bin Ash dari sisi kiri, dan Syurahbil dari arah depan. Sementara pasukan kavaleri Bizantium sayap kiri telah lari keluar dari medan pertempuran ke arah utara akibat gempuran Khalid sang Pedang ALlah. Selepas mengusir kavaleri di belakang Qanater, Khalid mengarahkan pasukan berkudanya ke kavaleri Bizantium berikutnya. Mahan segera mengatur seluruh kavalerinya dalam satu grup besar untuk mengusir kavaleri Khalid ra.

Mahan belum selesai mengkonsolidasikan pasukan kavalerinya, Khalid ra. sudah datang menggempur dari arah depan dan sisinya. Pasukan Khalid lalu mengobrak-abrik barisan kavaleri Mahan. Sehingga pasukan kavaleri Mahan mengalami kekacauan barisan dan formasi. Hari masih pagi, pergumulan antar kedua pasukan makin intensif. Kali ini, pasukan Bizantium sangat tertekan akibat serangan gencar Muslimin. Ada satu yang yang kurang pada hari itu, para mujahidin tidak melihat keberadaan Dhirar, sang petarung tanpa tameng dan baju. Hanya Khalid yang mengetahui dimana posisinya.

Pasukan kuda Bizantium yang jumlahnya lebih besar ini akhirnya tercerai berai kemudian lari dari medan pertempuran ke arah utara, termasuk Mahan dan pasukan Jabalah. Maka tinggalah pasukan infantri tanpa bantuan dari pasukan kavaleri. Sebuah kondisi yang sangat gawat mendera pasukan Superpower Bizantium. Saat itu pasukan Armenia yang berada paling kiri, mampu menahan gempuran dua arah dari Syurahbil dan Amru. Ketahanannya teruji kuat.

Saat kaveleri Bizantium meninggalkan medan tempur, Khalid ra. memutar kavalerinya untuk menyerang pasukan inti infantri Bizantium (Armenia Mahan) dari arah belakang. Armenia dikenal sebagai petarung keras, dan sempat merepotkan Muslimin di hari kedua. Gempuran dua arah Muslimin belum mampu menghancurkannya, namun, saat diserang dari tiga sisi, Khalid dari belakang, Amru bin Ash dari kiri dan Syurahbil dari arah depan, serta tanpa bantuan kavaleri, kekuatan Armenia pun akhirnya patah dan melarikan diri juga ke arah Barat Daya.

Arah barat daya merupakan satu-satunya arah yang tidak dijaga oleh Muslimin, sehingga pasukan Armenia bergerak tanpa gangguan dan sama sekali tidak diburu oleh kavaleri Khalid. Mereka sama sekali tidak mengetahui sesuatu yang menanti mereka di bagian barat medan Yarmuk. Mundurnya pasukan Armenia semakin memudahkan pasukan Muslimin untuk menghancurkan formasi pasukan Bizantium yang tersisa. Mau tidak mau, pasukan sayap kanan dan pasukan tengah bagian kanan Bizantium pun ikut mundur ke arah barat.

Posisi matahari belum melewati tengah hari ketika pasukan Bizantium lari dengan rasa panik, sebagian yang lain mundur teratur dengan rapi. Khalid ra. langsung menggerakkan kavaleri ke arah utara untuk mengepung dan mengisolasi pasukan infantri Bizantium yang lari ke arah barat dimana sungai dengan jurang terjal menanti. Mereka menuju Wadi ar-Raqad, satu-satunya daerah yang bisa dilewati walaupun berbentuk jurang.

Pimpinan pelarian pasukan Bizantium berupaya menyeberangi tepi sungai kering yang terjal. Barisan terdepan berhasil melewati sungai dengan susah payah dan sedang berjuang mendaki tepi sungai sebelah barat. Saat mereka hampir mencapai puncak dengan rasa gembira, mereka melihat barisan Muslimin telah menanti di puncak dengan seorang pimpinan tanpa baju, sang jawara Dhirar, berdiri tegak dengan pedang terhunus.

Malam sebelum pertempuran di hari keenam, Khalid diam-diam menggerakkan 500 kavaleri pimpinan Dhirar menuju Wadi ar-Raqad untuk memblokir pasukan Bizantium yang kemungkinan lari ke arah tersebut. Sebuah rencana dan visi yang tajam dari seorang pemimpin. Terbukti, penempatan Dhirar membuahkan hasil, dimana pasukan Bizantium kehilangan jalan satu- satunya untuk melarikan diri.

Pasukan Romawi ditekan pasukan infantri Muslimin dari arah timur, dan kavaleri Khalid ra. dari arah utara, sebagian pasukan Bizantium masuk ke dalam jurang, sebagian bertempur dan menjadi korban. Pada fase terakhir pertempuran menjelang senja, seluruh pasukan Bizantium bertempur hingga titik darah penghabisan. Pertempuran kembali berkecamuk keras tanpa ada manuver apapun selain pertempuran frontal. Ruang gerak Bizantium semakin sempit karena tekanan Muslimin. Akhirnya, satu per satu pasukan Bizantium tumbang meregang nyawa.

Mimpi buruk mulai menghantui pasukan Bizantium, sehingga mereka kembali terdesak menuju jurang. Aroma kematian berikutnya merebak di sekitar jurang dimana pasukan Bizantium satu per satu masuk ke jurang karena desakan pasukan Muslimin. Akhirnya, ratusan ribu pasukan Superpower Bizantium menyerah pada puluhan ribu pasukan Muslimin yang jauh lebih sedikit jumlahnya. Berakhirlah perang terbesar dan terhebat yang dipimpin sang Pedang Allah, Khalid bin Walid.

Pertempuran usai persis yang diperkirakan oleh sang kaisar, Heraklius, “Ia (Muhammad) akan dapat memiliki tempat kedua kakiku berdiri ini.”

Sehari setelah perang Yarmuk, Khalid ra. menggerakkan mobile guard- nya mengejar sisa-sisa pasukan Bizantium. Mereka ditemukan di dekat Damaskus, Khalid pun menyerang pasukan Romawi yang melarikan diri, termasuk Mahan, Raja Armenia, Jendral tertinggi Bizantium, tewas dalam penyergapan Khalid. Sisa pasukannya terus melarikan diri ke arah utara dan pantai Mediterania di barat. Setelah melanjutkan perjanjian dengan Damaskus, Khalid lantas kembali ke Yarmuk.

Suriah jatuh ke tangan Muslimin, Heraklius dengan rasa sedih meninggalkan Antiokia menuju Konstantinopel, sebuah kota besar dunia yang satu milennium berikutnya pun berhasil ditaklukkan Muslimin.
3. Ulasan: Perang Terdahsyat Sepanjang Sejarah
Berbicara soal perang dahsyat, mungkin yang terpikir adalah perang-perang yang terkenal seperti Battle of Thermopylae, antara Leonidas dari Sparta melawan Xerxes penguasa Persia, yang dikemas secara …hiperbolis dalam film 300. Mungkin juga perang saudara antara pasukan Amerika Serikat melawan Konfederasi Amerika alias American Civil War. Atau yang paling terkenal Perang Dunia II.

Wajar kalau perang-perang tersebut lebih dikenal, saking seringnya difilmkan dan diangkat oleh berbagai media. Akan tetapi yang mengabadikan peperangan kaum muslimin jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Bahkan kalau dicari di google dengan keyword “the greatest battle”, atau “top ten war in history”, dll, sedikit sekali yang objektif dengan memasukkan peperangan kaum muslimin dalam daftar mereka. Padahal, banyak diantara peperangan yang dilakukan umat Islam itu dinilai sebagai salah satu pertempuran yang sangat berpengaruh dalam menentukan masa depan dunia.

Salah satu perang yang dianggap sangat menentukan alur sejarah peradaban dunia adalah perang Yarmuk (Battle of Hieromyax). Perang diakui oleh sejarawan Barat sebagai perang yang paling gemilang dalam sejarah. Bayangkan saja, pasukan yang jauh lebih kecil jumlahnya mampu membabat habis pasukan lawan yang jumlahnya jauh lebih besar melalui taktik dan strategi perang yang brilian.

Kemenangan Islam dalam perang Yarmuk juga semakin mengukuhkan prestasi sang Jendral, Khalid bin Walid, sebagai salah satu komandan kavaleri dan panglima perang terbaik sepanjang sejarah. Tak heran jika Erwin Rommel, komandan kavaleri Jerman dalam Perang Dunia II yang terkenal dengan Blitzkrieg (perang kilat) di Eropa, rupanya terinspirasi dari elite mobile guard-nya Khalid bin Walid. Dalam perang Yarmuk pun, pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid bin Walid memegang kunci kemenangan.

Dalam Perang Yarmuk, Daulah Islam yang dipimpin Khalifah Umar bin Khattab melawan Kekaisaran Bizantium yang dipimpin oleh Heraklius. Perang ini terjadi selama 6 hari penuh, tepatnya pada 15-20 Agustus 636 M, empat tahun setelah Rasulullah SAW mangkat. Medan pertempuran terletak di dataran Yarmuk, sebelah timur laut Galilee, 65 km dari dataran tinggi Golan. Perang ini dianggap sebagai perang yang sangat penting karena menandakan gelombang besar pertama penaklukan dan penyebaran Islam ke wilayah-wilayah di luar Jazirah Arab.

Ahli sejarah kemiliteran abad pertengahan asal Inggris, David Nicolle, dalam buku Yarmuk 636 A.D.: The Muslim Conquest of Syria, menjelaskan bahwa perang Yarmuk adalah turning point (titik balik) sejarah. Seandainya Bizantium yang menang, maka dominasi dan pengaruh peradaban Yunani-Romawi akan terus berlanjut di wilayah Timur Tengah, dan antara kontak bangsa Eropa dengan bangsa Asia Timur –yang dibuka oleh peradaban Islam- akan tertunda.

Seandainya pasukan Muslim kalah di Yarmuk, penaklukan kaum Muslimin ke Mesir dan Palestina akan tertahan, bahkan mungkin tidak akan terjadi untuk jangka waktu yang lama. Kekalahan di perang Yarmuk juga akan mempengaruhi kekuatan kaum Muslimin dalam perang Qadisiyah, yang terjadi tiga bulan setelah perang Yarmuk. Atau malah perang Qadisiyah tidak terjadi sama sekali. Seandainya dalam perang Qadisiyah pasukan Islam dikalahkan juga, maka Islam tidak akan menyebar ke wilayah Mesopotamia dengan mulus. Akibatnya agama Islam akan tertahan di wilayah Arab untuk sementara.

Padahal, setiap penyebaran Islam melalui penaklukan yang dilakukan kaum Muslimin selalu diikuti dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Catatan sejarah menunjukkan setiap daerah yang ditaklukkan Daulah Islam berkembang dengan sangat cepat, bahkan beberapa diantaranya menjadi mercusuar peradaban dunia, seperti Cordova dan Baghdad. Kalo saja penyebaran Islam tertahan di wilayah Arab, bisa-bisa wilayah di luar jazirah Arab masih zamannya Flinstone sampe sekarang. Makanya, jangan parno dulu dengan kata jihad karena sesungguhnya penaklukkan yang dilakukan oleh Khilafah kelak semata-mata untuk kebaikan masyarakat dunia. Catet tu![Ishaak]

Lima Banding Satu

Perang Yarmuk menunjukkan bahwa jumlah pasukan tidak menjamin kemenangan dalam sebuah pertempuran. Jumlah pasukan Islam saat itu sekitar 24.000 – 40.000 orang, sementara pasukan Bizantium berjumlah sekitar 100.000 – 400.000 orang, yang terdiri dari gabungan tentara Bizantium, dan orang-orang Armenia, Slavia, Franks, Georgia, dan Kristen Arab Ghassan. Akan tetapi berkat strategi perang yang brilian, perjuangan yang gigih, serta pertolongan dari Allah SWT, pasukan Islam yang berjumlah jauh lebih sedikit itu mampu memporakporandakan pasukan Bizantium.

Perkiraan modern menyebutkan bahwa pasukan Bizantium yang binasa mencapai 45%, sementara pasukan Islam hanya kehilangan 4000 mujahidin saja. Dengan kemenangan dalam perang ini wilayah Palestina, Suriah dan Mesopotamia akhirnya dikuasai oleh Kekhalifahan Islam, yang mengawali penyebaran Islam ke seluruh dunia.

Panglima Islam dan Romawi Perang Yarmuk

Perang Yarmuk adalah perang yang melibatkan antara pasukan muslim arab melawan tentara Kerajaan Romawi Timur (Byzantine), kerajaan super power kala itu. Perang ini terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab yaitu pada tahun 636 Masehi. Perang ini termasuk peristiwa penting dalam sejarah dunia, karena perang ini menyebabkan kembalinya wilayah Damaskus dan takluknya wilayah Palestina, Suriah dan Mesopotamia ketangan islam, serta pesatnya perkembangan islam keluar jazirah arab. Dalam perang ini juga

terdapat beberapa peristiwa menarik dan heroik, diantaranya komandan perang tentara romawi yang bernama Jurjah yang pindah islam dan berjihad bersama pasukan islam dan kemenangan pasukan muslim yang berjumlah tak lebih dari 45.000 pasukan menang melawan pasukan romawi yang berjumlah sekitar 240.000 pasukan bersenjata lengkap. Perang ini disebut Perang Yarmuk karena perang ini terjadi di sungai Yarmuk, sebuah sungai penyumbang aliran ke sungai Yordan.

Pasukan Islam dibawah komando Khalid bin Walid tidak gentar sediikitpun untuk menghadapi pasukan Romawi Timur dibawah pimpinan raja Heraklius. Padahal pada saat itu pasukan islam hanya berjumlah tidak lebih dari 45.000 pasukan. Sedangkan pasukan Romawi berjumlah sekitar 240.000 tentara multinasional kekaisaran yang terdiri dari berbagai wilayah, diantara Armenia, Slavia, Kristen Arab Ghassanid dan pasukan romawi timur biasa.

Sebelum berperang, pasukan muslim berkumpul dan Khalid bin Walid ra. Berpidato, “Sesungguhnya ini adalah satu hari di antara hari-hari Allah, tidak sepantasnya ada kesombongan dan kezaliman. Ikhlaskan niat jihad kalian dan tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan amal kalian!” Panglima terkuat didunia ini kemudian mengangkat panji-panji islam seraya menyerukan semangat takbir untuk berjihad. Perang yarmuk terjadi dengan sangat sengitnya, walaupun pasukan romawi yang seakan tidak habis-habisnya turun dari gunung untuk menghancurkan pasukan islam, namun pasukan romawi tidak mampu mengalahkan pasukan islam. Perang ini memperlihatkan betapa besarnya semangat perjuangan para pasukan muslimin dengan rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi agama islam. Padahal dalam hitungan-hitungan matematik, pasukan islam yang hanya berjumlah 45.000 pasukan harus mengalahkan pasukan 240.000 pasukan romawi yaitu sama dengan satu orang harus mengalahkan 6 musuh. Namun kelebihan pasukan muslim saat itu adalah lebih bersatu dan kompak dibanding dengan pasukan musuh yang terdiri dari pasukan multinasional.

Tentara Muslim seluruhnya berjumlah 45.000 orang itu, sesuai dengan strategi Khalid, dipecah menjadi 40 kontingen untuk memberi kesan seolah-olah mereka lebih besar daripada musuh. Strategi Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab Utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian, depan, belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraclus sebagai ketua tentara Romawi telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperangan. Romawi juga menggunakan taktik dan strategi tetsudo (kura-kura). Jenis tentara Rom dikenal sebagai ‘legions’, yang satu bagiannya terdapat 3000-6000 laskar berjalan kaki dan 100-200 laskar berkuda. Ditambah dengan dan ‘tentara bergajah’. Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi.

Kehebatan Khalid bin Walid dimedan perang dalam mengatur pasukan dan strategi sungguh gemilang dan membuat para komandan romawi tercengang. Salah satunya adalah Jurjah/Gregious Theodore. Jurjah pun mengundang Khalid bin Walid untuk bertemu disaat masa istirahat perang. Saat keduanya bertemu. Komandan pasukan romawi itu pun bertemu bertanya pada Khalid bin Walid.

Jurjah : “Wahai Khalid, jawablah dengan jujur dan jangan berbohong karena seorang yang merdeka tidak akan berbohong dan jangan pula engkau tipu aku karena seorang yang mulia tidak akan menipu orang yang berharap secara baik-baik. Demi Allah, apakah Allah pernah menurunkan sebuah pedang dari langit kepada Nabi-Nya lalu diberikannya kepadamu sehingga setiap kali engkau hunuskan pada suatu kaum engkau pasti bisa mengalahkannya?”.

Khalid : menjawab,”tidak.”
Jurjah : Kalau demikian, kenapa engkau dijuluki pedang Allah?”
Khalid : “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Nabi-Nya pada kami lalu ia menyeru kami, tapi kami lari dan menjauh darinya. Kemudian sebagian dari kami memercayai dan mengikutinya dan sebagian lagi menjauh dan mendustakannya. Mulanya aku termasuk yang mendustakan, menjauh, bahkan memeranginya. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala melembutkan hati kami dan memberi kami petunjuk sehingga kami mengikutinya. Kemudian beliau bersabda, “Engkau adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang Dia hunuskan kepada kaum musyrikin.”

Jurjah : “Engkau telah jujur, Wahai Khalid, beritahukanku, kepada apa kalian mengajak?”
Khalid : “Kepada syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya serta membenarkan segala hal yang dibawanya dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Jurjah : “Khalid, Ajarkan aku Islam.”

Akhirnya Jurjah/Gregious Theodore seorang komandan Romawi Timur masuk islam. Dia berwudlu lalu melaksanakan sholat dua rakaat kepada Allah dan hanya itu sholat yang dia kerjakan. Peperangan dimulai kembali dan akhirnya berjihad bersama pasukan muslim melawan bekas pasukannya tersebut. Jurjah berperang habis-habisan hanya untuk Allah SWT, dan dia pun meninggal oleh bekas pasukannya sendiri. Dia berhasil mengejar impiannya, yaitu mati secara syahid.

Peristiwa Gergorius Teodorus

Panglima Gergorius Teodorus itu dipanggil di dalam literatur Arab dengan Jirji Tudur/Jarajah. Pada suatu hari iapun keluar dari perkemahan pasukan Romawi dengan peralatan perangnya, turun dari kudanya dan menancapkan panji-panjinya ditengah medan, lalu menyerukan Panglima Besar Khalid supaya keluar untuk menghadapinya.

Panglima Gergorius itu ikut dalam perang Romawi-Persia yang belasan tahun lamanya dan karena senantiasa bergaul dengan lapisan bangsawan sukubesar Ghassani dalam medan-medan pertempuran itu maka lambat laun menguasai bahasa Arab dialek Syam (Palestina/Syiria). Gergorius juga sudah mendengar kabar ‘kesaktian’ Khalid bin Walid yang dijuluki ‘Pedang Tuhan’. Gergorius menantang Khalid karena penasaran apa hebatnya Khalid sehingga kabar tentang sosok Khalid tersiar dimana-mana. Khalid sosok panglima paling ditakuti saat itu karena tersiar kabar tak ada yang bisa mengalahkan Khalid, tak ada pasukan manapun yang tak bisa dikalahkan pasukan Khalid bin Walid. Kabar tersiar bahwa kehebatan Khalid karena dia memilik ‘Pedang’ yang langsung turun dari langit pemberian Allah sehingga dijuluki ‘Pedang Allah’.

Tantangan Panglima Gergorius itu diterima oleh Panglima Khalid dan lalu maju ketengah medan mengendarai kudanya.

Perang tanding itu berlangsung beberapa jurus lamanya. Tombak Panglima Gergorius itu akhirnya patah dua ditabas khanjar Panglima Khalid dan segera diganti dengan pedang berat.

Pada suatu kali, sewaktu pedang bersilang dan kuda bersisi-sisian dan saling tolak menolakkan pedang bagaikan penca-jari diatas meja, maka ahli sejarah sehabis pertempuran Yarmuk yang terkenal itu, mencatat percakapan yang berlangsung diantara keduanya berbunyi sebagai berikut:

“Hai Khalid! Coba katakan dengan benar dan jangan bohongi saya. Seorang merdeka tidak layak berbohong. Dan jangan tipu saya. Seorang mulia tidak layak menipu. Coba katakan: Apakah betul Allah telah turun kepada Nabimu membawa pedang dari Langit dan lalu menyerahkannya kepada Anda sehingga anda beroleh panggilan Pedang Allah. Setiap Anda mencabut pedang itu maka tidak ada lawan yang tidak tunduk!?”

“Bukan!”

“Lantas kenapa Anda dipanggilkan Pedang Allah.”

Panglima Khalid menatap lawannya itu, dan bagaikan timbul saling pengertian, lantas keduanya menghentikan saling adu tenaga itu dan Panglima Gergorius minta dijawab pertanyaannnya itu.

“Allah Maha Agung dan Maha Mulia mengutus seorang Nabi kepada kami. Bermula kami menantangnya dan memusuhinya. Sebagian diantara kami beriman dan mengikutinya. Aku termasuk pihak yang mendustakannya, memusuhinya dan memeranginya. Akan tetapi Allah kemudian menurunkan hidayah kedalam hatiku dan akupun beriman dan menjadi pengikutnya. Nabi Muhammad lalu berkata kepadaku: Engkau sebuah pedang diantara sekian banyak pedang Allah, terhunus bagi menghadapi kaum Musyrik. Ia mendoakan aku supaya tetap menang. Tersebab itulah aku dipanggilkan Pedang Allah.”

“Saya dapat menerima keterangan Anda itu daripada mendengarkan dongengan tentang diri Anda” ujar Gergorius. Iapun menyusuli lagi dengan sebuah pertanyaan: “Didalam menjalankan tugas anda itu, maka seruan (dakwah) apakah yang Anda ajukan?”

“Mengakui bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan mengakui bahwa Muhammad itu Rasul Allah”

“Jika tidak bersedia menerimanya?”

“Membayar Jizyah, mengakui kekuasaan Islam, dan kami berkewajiban menjamin hak-hak miliknya dan nyawanya dan keyakinan yang dianutnya.”

“Jika tetap tidak bersedia menerimanya?”

“Pilihan lainnya adalah perang dan kami siap untuk perang.”

“Bagaimana kedudukan (al-Manzilat) dari seseorang yang masuk ke dalam lingkungan kamu dan menerima pilihan pertama (masuk Islam) itu pada hari ini, apakah sama kedudukannya dengan yang lainnya (yang duluan masuk Islam) dalam segala hal?”

“Ya, benar.”

“Kenapa bisa sama dengan kamu, sedangkan kamu sudah lebih duluan dari padanya?”

“Kami memeluk Islam dan mengikat bai’at terhadap Nabi Muhammad. Ia hidup bersama kami, dan kami menyaksikan kebesarannya dan mukjizat-mukjizat bagi pertandaan kebenarannya. Sedangkan yang sekarang masuk Islam, orang itu tidak pernah berjumpa dengan Nabi Muhammad dan tidak pernah menyaksikan mukjizat dan kebesarannya itu, tetapi ia membenarkannya. Jikalau masuk Islamnya itu jujur dan niatnya jujur maka sebetulnya dia lebih mulia daripada kami.”

“Keterangan Anda bersifat benar, tidak menipu, tidak membujuk. Demi Allah, saya terima ajakan yang pertama itu (masuk Islam)”

Sejarah mencatat bahwa Panglima Gergorius Teodorus itu melemparkan perisainya dan lalu berangkat bersama Khalid ke dalam perkemahan pasukan Islam. Khalid menyediakan satu bejana air lalu menyuruhnya mandi, kemudian shalat bersamanya dua rakaat.

Sejarah mencatat bahwa pada saat pecah Pertempuran Yarmuk yang terkenal itu, Gergorius Teodorus bahu membahu dengan Panglima Khalid dan Syahid dalam pertempuran.
Peristiwa Heroik

Masih banyak peristiwa yang heroik dalam perang ini, diantaranya kisah Asma binti Yazid bin As-Sakan seorang perempuan islam bersama para kaum muslimah yang bertugas dalam memnyuplai logistik, senjata dan medis untuk para pasukan islam yang terluka. Dalam kisahnya dia juga membantu pasukan islam untuk melawan serta membunuh 9 tentara romawi. Dia mengetahui bahwa dia hanya seorang perempuan dan bukan pasukan perang. Sehingga dia tidak memiliki pedang maupun tombak. Akhirnya dia berperang, masuk dalam medan perang hanya dengan menggunakan tongkat tenda. Beliau memukul musuh-musuh Allah ke kanan ke kiri hingga dapat membunuh sembilan orang tentara Romawi, sebagaimana yang dikisahkan oleh Imam Ibnu Hajar.

Masih ada kisah yang menarik, yaitu Ikrimah bin Abu Jahal, Kata Az-Zuhri: “Waktu itu, ‘Ikrimah adalah orang yang paling hebat ujiannya. Luka sudah memenuhi wajah dan dadanya, sampai ada yang mengatakan kepadanya, ”Bertakwalah engkau kepada Allah, kasihanilah dirimu.” Tapi Ikrimah menukas, “Dahulu aku berjihad dengan diriku demi Latta dan ‘Uzza, bahkan aku serahkan jiwaku untuk mereka. Lantas, sekarang, apakah harus aku biarkan jiwaku ini tetap utuh karena (membela) Allah dan Rasul-Nya? Tidak. Demi Allah, selamanya tidak.” Ikrimah akhirnya gugur sebagai syuhada, dengan luka tidak kurang dari 70 tikaman pedang, tombak dan anak panah setelah berjuang habis-habis membela dan memperjuangkan agama islam.

Perang pun dimenangkan oleh pasukan muslim. Kemenangan yang sangat mengagumkan. Betapa hebatnya pasukan muslim yang hanya seper-enamnya dari pasukan Kristen harus melawan musuh dengan senjata yang lebih hebat. Namun semua ini adalah kekuasaan Allah SWT. Ini adalah bukti yang nyata bahwa sesungguhnya kemenangan itu bersumber dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas bantuan Allah pasukan islam mampu mengalahkan pasukan Kekaisaran Romawi Timur. Perang ini pun membuat kembalinya wilayah Damaskus. Tidak hanya itu, perang ini juga menyebabkan islam berhasil merebut wilayah Palestina, Suriah dan Mesopotamia dari genggaman Kekaisaran Romawi Timur.

Ketika bencana ini terdengar Heraklius di Antioch, mengucapkan selamat tinggal kepada Suriah, berkata, “Selamat tinggal Suriah, provinsiku yang indah. Kau adalah seorang musuh sekarang”, dan dia meninggalkan Antiokia ke Konstantinopel. Heraklius mulai memusatkan pasukannya untuk mempertahankan Mesir.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu, setelah menjadi pahlawan perang yarmuk. Khalid menyerahkan kembali kepemimpinan kepada Amin al-Ummah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah. Khalid tetap menjadi seorang tentara yang jenius dan legendaris. Keikhlasannya tidak kurang dan semangatnya tak pernah melemah. Ia tak pernah kekurangan ide-ide hebat karena ia adalah pedang Allah dan seorang pejuang Islam sejati.
4. Takluknya Kerajaan Romawi dibawah Pasukan Islam
Dalam perang Yarmuk, pasukan Romawi memiliki tentara yang banyak, pengalaman perang yang mumpuni, peralatan perang yang lengkap, logistik lebih dari cukup, namun dapat dikalahkan oleh pasukan kaum muslimin, dengan izin Allah SWT.

Ini adalah bukti yang nyata bahwa sesungguhnya kemenangan itu bersumber dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pertempuran ini, oleh beberapa sejarawan, dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia, karena perang ini menandakan gelombang besar pertama penaklukan Muslim di luar Arab, dan cepat masuknya Islam ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia yang rakyatnya menganut agama Kristen.
Pengangkatan Khalid bin Walid

Khalid_bin_Walid Entah apa yang ada di benak Khalid bin Walid ketika Khalifah Abu Bakar ra. menunjuknya menjadi panglima pasukan sebanyak 46.000 orang tersebut. Hanya Abu Bakar ra. dan Allah saja yang tahu kiranya. Khalid tak hentinya ber-istighfar. Ia sama sekali tidak gentar dengan peperangan yang akan ia hadapi, 240.000 tentara Bizantium. Ia hanya khawatir tidak bisa mengendalikan hatinya karena pengangkatan itu.

Kaum muslimin tengah bersiap menyongsong Perang Yarmuk sebagai penegakan izzah Islam berikutnya. Hampir semua tentara muslim gembira dengan penunjukan itu. Selama ini memang Khalid bin Walid adalah seorang pemimpin di lapangan yang tepat. Abu Bakar pun tidak begitu saja menunjuk pejuang yang berjuluk Pedang Allah itu. Sejak kecil, Khalid dikenal sebagai seorang yang keras.

Padahal ia dibesarkan dari sebuah keluarga yang kaya. Sejak usia dini, ia menceburkan dirinya ke dalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang. Hanya Khalid bin Walid lah seorang yang pernah memporak-porandakan pasukan kaum muslimin, semasa ia masih belum memeluk Islam dalam perang Uhud.

Strategi Perang Kaum Muslimin

ikhwan_4-1Khalid bin Walid sekarang memutar otak. Bingung bukan buatan. Tentara Bizantin Romawi berkali-kali lipat banyaknya dengan jumlah pasukan kaum muslimin. Ditambah, pasukan Islam yang dipimpinnya tanpa persenjataan yang lengkap, tidak terlatih dan rendah mutunya. Ini berbeda dengan angkatan perang Romawi yang bersenjatakan lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih banyak. Dan mereka akan berhadapan di dataran Yarmuk.

Tentara Romawi yan hebat itu berkekuatan lebih dari 3 lakh serdadu bersenjata lengkap, diantaranya 80.000 orang diikat dengan rantai untuk mencegah kemungkinan mundurnya mereka. Tentara Muslim seluruhnya berjumlah 45.000 orang itu, sesuai dengan strategi Khalid, dipecah menjadi 40 rombongan besar untuk memberi kesan seolah-olah mereka lebih besar daripada musuh.

Strategi Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab Utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian, depan, belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraclus sebagai ketua tentara Romawi telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperangan.

Romawi juga menggunakan taktik dan strategi tetsudo (kura-kura). Jenis tentara Romawi dikenal sebagai ‘legions’, yang satu bagiannya terdapat 3000-6000 laskar berjalan kaki dan 100-200 laskar berkuda. Ditambah dengan ‘tentara bergajah’. Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan menaklukkan wilayah itu.

Jalannya Peperangan

Panglima Romawi, Gregorius Theodore -orang-orang Arab menyebutnya “Jirri Tudur”– ingin menghindari jatuhnya banyak korban. Ia menantang Khalid untuk berduel. Dalam pertempuran dua orang itu, tombak Gregorius patah terkena sabetan pedang Khalid. Ia ganti mengambil pedang besar. Ketika berancang-ancang perang lagi, Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperang serta tentang Islam.”Allah”, jawab Khalid.

Mendengar jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas, sempat menunaikan salat dua rakaat, lalu bertempur di samping Khalid. Gregorius syahid di tangan bekas pasukannya sendiri. Namun pasukan Islam mencatat kemenangan besar di Yarmuk, meskipun sejumlah sahabat meninggal di sana. Di antaranya adalah Juwariah, putri Abu Sofyan.

Pada perang Yarmuk, Az-Zubair bertarung dengan pasukan Romawi, namun pada saat tentara muslim bercerai berai, beliau berteriak: “Allahu Akbar” kemudian beliau menerobos ke tengah pasukan musuh sambil mengibaskan pedangnya ke kiri dan ke kanan, anaknya Urwah pernah berkata tentangnya :

“Az-Zubair memiliki tiga kali pukulan dengan pedangnya, saya pernah memasukkan jari saya didalamnya, dua diantaranya saat perang badar, dan satunya lagi saat perang Yarmuk”.

Salah seorang sahabatnya pernah bercerita :

“Saya pernah bersama Az-Zubair bin Al-’Awwam dalam hidupnya dan saya melihat dalam tubuhnya ada sesuatu, saya berkata kepadanya : Demi Allah saya tidak pernah melihat badan seorangpun seperti tubuhmu. dia berkata kepada saya : Demi Allah tidak ada luka dalam tubuh ini kecuali ikut berperang bersama Rasulullah saw dan dijalan Allah.

Dan diceritakan tentangnya : sesungguhnya tidak ada gubernur/pemimpin, penjaga dan keluar sesuatu apapun kecuali dalam mengikuti perang bersama Nabi saw, atau Abu Bakar, Umar atau Utsman.

Hari ke-4, Hari Hilangnya Mata

Peristiwa ini terjadi pada hari keempat perang Yarmuk, dimana dari sumber ini dikabarkan 700 orang dari pasukan Muslim kehilangan matanya karena hujan panah dari tentara Romawi. Dan hari itu merupakan hari peperangan terburuk bagi pasukan Muslimin.

Hari ke-6, Terbunuhnya Gregory, Komandan Pasukan Romawi

Hari keenam dari perang Yarmuk fajar benderang dan jernih. Itu adalah minggu ke empat Agustus tahun 636 M (minggu ketiga Rajab, 15 H). Kesunyian pagi hari tidak menunjukkan pertanda akan bencana yang akan terjadi berikutnya. Pasukan muslim saat itu merasa lebih segar, dan mengetahui niat komandan mereka untuk menyerang dan sesuatu di dalam rencananya, tak sabar untuk segera berperang. Harapan-harapan pada hari itu menenggelamkan semua kenangan buruk pada ’Hari Hilangnya Mata’. Di hadapan mereka berbaris pasukan Romawi yang gelisah – tidak terlalu berharap namun tetap berkeinginan untuk melawan dalam diri mereka.

Seiring dengan naiknya matahari di langit yang masih samar di Jabalud Druz, Gregory, komandan pasukan yang dirantai, mengendarai kudanya maju ke depan di tengah-tengah pasukan Romawi. Dia datang dengan misi untuk membunuh komandan pasukan Muslimin dengan harapan hal itu akan memberikan efek menyurutkan semangat pimpinan kesatuan dan barisan kaum Muslimin. Ketika ia mendekati ke tengah-tengah pasukan Muslimin, dia berteriak menantang (untuk berduel) dan berkata,

”Tidak seorang pun kecuali Komandan bangsa Arab!

Abu Ubaidah seketika bersiap-siap untuk menghadapinya. Khalid dan yang lainnya mencoba untuk menahannya, karena Gregory memiliki reputasi sebagai lawan tanding sangat kuat, dan meang terlihat seperti itu. Semuanya merasa bahwa akan lebih baik apabila Khalid yang keluar menjawab tantangan itu, namum Abu Ubaidah tidak bergeming. Ia berkata kepada Khalid,

”Jika aku tidak kembali, engkau harus memimpin pasukan, sampai Khalifah memutuskan perkaranya.”

Kedua komandan berhadap-hadapan di atas punggung kudanya masing-masing, mengeluarkan pedangnya dan mulai berduel. Keduanya adalah pemain pedang yang tangguh dan memberikan penonton pertunjukkan yang mendebarkan dari permainan pedang dengan tebasan, tangkisan dan tikaman. Pasukan Romawi dan Muslim menahan nafas. Kemudian setelah berperang beberapa menit, Gregory mundur dari lawannya, membalikkan kudanya dan mulai menderapkan kudanya. Teriakan kegembiraan terdengar dari pasukan Muslimin atas apa yang terlihat sebagai kekalahan sang prajurit Romawi, namun tidak ada reaksi serupa dari Abu Ubaidah. Dengan mata yang tetap tertuju pada prajurit Romawi yang mundur itu, ia menghela kudanya maju mengikutinya.

Gregory belum beranjak beberapa ratus langkah ketika Abu Ubaidah menyusulnya. Gregory, yang sengaja mengatur langkah kudanya agar Abu Ubaidah menyusulnya, berbalik dengan cepat dan mengangkat pedangnya untuk menyerang Abu Ubaidah. Kemundurannya dari medan pertempuran adalah tipuan untuk membuat lawannya lengah. Namun Abu Ubaidah bukanlah orang baru, dia lebih tahu mengenai permainan pedang dari yang pernah dipelajari Gregory.

Orang Romawi itu mengangkat pedangnya, namun hanya sejauh itu yang dapat dilakukannya. Ia ditebas tepat pada batang lehernya oleh Abu Ubaidah, dan pedangnya jatuh dari tangannya ketika dia rubuh ke tanah. Untuk beberapa saat Abu Ubaidah duduk diam di atas kudanya, takjub pada tubuh besar jendral Romawi tersebut. Kemudian demgan meninggalkan perisai dan senjata yang berhiaskan permata orang Romawi itu, yang diabaikannya karena kebiasaannya tidak memandang berharga harta dunia, prajurit yang shalih itu kemudian kembali kepada pasukan Muslimin.

Kepahlawanan Asma binti Yazid bin As-Sakan

Keinginannya untuk terjun ke medan jihad baru terwujud setelah Rasulullah saw wafat, yaitu ketika terjadi perang Yarmuk pada tahun ke-13 Hijriyyah. Dalam perang besar (Yarmuk) itu Asma binti Yazid bersama kaum mukminah lainnya berada di barisan belakang laki-laki. Semuanya berusaha mengerahkan segenap kekuatannya untuk mensuplai persenjataan pasukan laki-laki. Memberi minum kepada mereka, mengurus mereka yang terluka, dan mengobarkan semangat jihad mereka. Ketika peperangan berkecamuk dengan begitu serunya, ia berjuang sekuat tenaganya. Akan tetapi, dia tidak menemukan senjata apapun, selain tiang penyangga tendanya. Dengan bersenjatakan tiang itulah, dia menyusup ke tengah-tengah medan tempur dan menyerang musuh yang ada di kanan dan kirinya, sampai akhirnya dia berhasil membunuh sembilan orang tentara Romawi.

Dalam bagian lain beliau berkata:

“Para wanita menghadang mujahidin yang lari dari berkecamuknya perang dan memukul mereka dengan kayu dan melempari mereka dengan batu.” Adapun Khaulah binti Tsa`labah berkata: “Wahai kalian yang lari dari wanita yang bertakwa .Tidak akan kalian lihat tawanan. Tidak pula perlindungan. Tidak juga keridhaan”

Beliau juga berkata dalam bagian lain: “Pada hari itu kaum muslimah berperang dan berhasil membunuh banyak tentara Romawi, akan tetapi mereka memukul kaum muslimin yang lari dari kancah peperangan hingga mereka kembali untuk berperang”.

Hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar,

”Dia adalah asma binti Yazid bin As-Sakan yang ikut terjun dalam perang Yarmuk. Pada hari itu dia berhasil membunuh sembilan orang tentara Romawi dengan menggunakan tiang tendanya. Setelah perang Yarmuk ia masih hidup dalam waktu yang cukup lama. Asma keluar dari medan pertempuran dengan luka parah sebagaimana juga banyak dialami pasukan kaum muslimin. Akan tetapi, Allah berkehendak ia tetap hidup dalam waktu yang cukup lama. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Asma binti Yazidd bin As-Sakan dan memuliakan tempatnya di sisi-Nya atas berbagai Hadits yang diriwayatkannya dan atas segala pengorbanannya.

Akan tetapi manakala berkecamuknya perang, manakala suasana panas membara dan mata menjadi merah, ketika itu Asma` lupa bahwa dirinya adalah seorang wanita. Beliau hanya ingat bahwa dirinya adalah muslimah, mukminah dan mampu berjihad dengan mencurahkan dengan segenap kemampuan dan kesungguhannya. Hanya beliau tidak mendapatkan apa-apa yang di depannya melainkan sebatang tiang kemah, maka beliau membawanya dan berbaur dengan barisan kaum muslimin. Beliau memukul musuh-musuh Allah ke kanan ke kiri hingga dapat membunuh sembilan orang tentara Romawi, sebagaimana yang dikisahkan oleh Imam Ibnu Hajar tentang beliau: “Dialah Asma` binti Yazid bin Sakan yang menyertai perang Yarmuk, ketika itu beliau membunuh sembilan tentara Romawi dengan tiang kemah, kemudian beliau masih hidup selama beberapa tahun setelah peperangan tersebut.

Asma` keluar dari peperangan dengan membawa luka di punggungnya dan Allah menghendaki beliau masih hidup setelah itu selama 17 tahun karena beliau wafat pada akhir tahun 30 Hijriyah setelah menyuguhkan kebaikan kepada umat.

Dia telah berbuat sesuatu agar dijadikannya contoh bagi wanita muslimah lainnya, yaitu kerelaan dan tekadnya yang kuat untuk membela dan mempertahankan agama Allah dan mengangkat panji Islam sampai agama Allah tegak di muka bumi.

Kisah Rela Berkorban untuk Saudara Seiman

Setelah perang selesai dan dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin, di medan Yarmuk tergeletak beberapa pejuang Islam, sahabat Rasulullah saw dengan badan penuh luka. Mereka adalah Ikrimah bin Abi Jahal, disekujur tubuhnya tidak kurang ada 70 luka, Al Harits bin Hisyam (paman Ikrimah) dan Ayyasy bin Abi Rabi’ah, dalam riwayat lain Suhail bin ‘Amru.

Saat ketiganya sedang letih, lemah, dan kehausan serta dalam keadaan kritis, datanglah seorang yang mau memberikan air kepada salah seorang diantara mereka yang sedang kepayahan.

Ketika air akan diberikan kepada Al Harits dan hendak diminumnya, dia melihat Ikrimah yang sedang kehausan dan sangat membutuhkan, maka dia berkata, “Bawa air ini kepadanya !”.

Air beralih ke Ikrimah putra Abu Jahal, ketika dia hendak meneguknya, dilihatnya Ayyasy menatapnya dengan pandangan ingin minum, maka dia berkata, “Berikan ini kepadanya !”.

Air beralih lagi kepada Ayyasy, belum sempat air diminum, dia sudah keburu syahid. Maka orang yang membawa air bergegas kembali kepada kedua orang yang membutuhkan air minum, akan tetapi ketika ditemui keduanya juga sudah syahid.

Dalam riwayat yang lain pula ditambahkan:

“Sebenarnya Ikrimah bermaksud untuk meminum air tersebut, akan tetapi pada waktu ia akan meminumnya, ia melihat ke arah Suhail dan Suhail pun melihat ke arahnya pula, maka Ikrimah berkata: “Berikanlah saja air minum ini kepadanya, barangkali ia lebih memerlukannya daripadaku.” Suhail pula melihat kepada Haris, begitu juga Haris melihat kepadanya. Akhirnya Suhail berkata: “Berikanlah air minum ini kepada siapa saja, barangkali sahabat-sahabatku itu lebih memerlukannya daripadaku.”

Begitulah keadaan mereka, sehingga air tersebut tidak seorangpun di antara mereka yang dapat meminumnya, sehingga mati syahid semuanya. Semoga Allah melimpahkan kurnia dan rahmat-Nya kepada mereka bertiga.

Gugurnya Ikrimah bin Abu Jahal

Ikramah-320x532Yarmuk, salah satu daerah di negeri Syam menceritakan bagaimana singa-singa Allah Subhanahu wa Ta’ala menerkam musuh-musuh mereka. Kekuatan dan perlengkapan musuh yang begitu dahsyat, ternyata tidak meluluhkan tekad mereka; menang atau mati syahid.

Ketika ‘Ikrimah sudah bersiap menembus pasukan musuh, Khalid bin Al-Walid saudara sepupunya berkata: “Jangan lakukan. Kematianmu sangat merugikan kaum muslimin.” Kata ‘Ikrimah: “Biarlah, hai Khalid, karena kau telah pernah ikut bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apalagi ayahku sangat hebat memusuhi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

‘Ikrimah menerobos ke tengah-tengah pasukan musuh yang berjumlah puluhan ribu orang bersama beberapa ratus prajurit muslim lainnya.

Diceritakan, bahwa dia pernah berkata ketika perang Yarmuk: “Aku dahulu memerangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di setiap medan pertempuran. Hari ini, apakah aku akan lari dari kalian (yakni pasukan lawan, red.)?” Lalu dia berseru: “Siapa yang mau berbai’at untuk mati?” Maka berbai’atlah Al-Harits bin Hisyam, Dhirar bin Al-Azwar bersama empat ratus prajurit muslim lainnya.

Mereka pun maju menggempur musuh di depan kemah Khalid sampai satu demi satu mereka jatuh berguguran sebagai kembang syuhada.

Kata Az-Zuhri: “Waktu itu, ‘Ikrimah adalah orang yang paling hebat ujiannya. Luka sudah memenuhi wajah dan dadanya sampai ada yang mengatakan kepadanya: ‘Bertakwalah engkau kepada Allah, kasihanilah dirimu’.”

Tapi ‘Ikrimah menukas:

“Dahulu aku berjihad dengan diriku demi Latta dan ‘Uzza, bahkan aku serahkan jiwaku untuk mereka. Lantas, sekarang, apakah harus aku biarkan jiwaku ini tetap utuh karena (membela) Allah dan Rasul-Nya? Tidak. Demi Allah, selamanya tidak.”

Maka, hal itu tidaklah menambahi apapun selain beliau semakin berani menyerang hingga gugur sebagai syahid. Pada waktu Ikrimah gugur, ternyata di tubuhnya terdapat lebih kurang tujuh puluh luka bekas tikaman pedang, tombak dan anak panah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhai ‘Ikrimah.

Setelah Peperangan

Umar bin Khattab kemudian memecat Khalid, dan mengangkat Abu Ubaidah sebagai Panglima Besar pengganti. Umar khawatir, umat Islam akan sangat mendewakan Khalid. Hal demikian bertentangan prinsip Islam. Khalid ikhlas menerima keputusan itu. “saya berjihad bukan karena Umar,” katanya. Ia terus membantu Abu Ubaidah di medan tempur. Kota Damaskus berhasil dikuasai. Dengan menggunakan “tangga manusia”, pasukan Khalid berhasil menembus benteng Aleppo. Kaisar Heraklius dengan sedih terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan seluruh wilayah Syria yang telah lima abad dikuasai Romawi.

Penguasa Yerusalem juga menyerah. Namun mereka hanya akan menyerahkan kota itu pada pemimpin tertinggi Islam. Maka Umar pun berangkat ke Yerusalem. Ia menolak dikawal pasukan. Jadilah pemandangan ganjil itu. Pemuka Yerusalem menyambut dengan upacara kebesaran. Pasukan Islam juga tampil mentereng. Setelah menaklukkan Syria, mereka kini hidup makmur.Lalu Umar dengan bajunya yang sangat sederhana datang menunggang unta merah. Ia hanya disertai seorang pembantu. Mereka membawa sendiri kantung makanan serta air.

Kesederhanaan Umar ra. itu mengundang simpati orang-orang non Muslim. Apalagi kaum Gereja Syria dan Gereja Kopti-Mesir memang mengharap kedatangan Islam. Semasa kekuasaan Romawi mereka tertindas, karena yang diakui kerajaan hanya Gereja Yunani. Ketika ditawari bersembahyang di gereja Kebaktian, Umar menolaknya dengan mengatakan: “Kalau saya berbuat demikian, kaum Muslimin di masa depan akan melanggar perjanjian ini dengan alasan mengikuti contoh saya.” Syarat-syarat perdamaian yang adil ditawarkan kepada orang Kristen. Sedangkan kepada orang-orang Yahudi, yang membantu orang Muslimin, hak milik mereka dikembalikan tanpa harus membayar pajak apa pun.

Maka, Islam segera menyebar dengan cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria hingga Tripoli, di bawah komando Amr bin Ash dan Zubair, menantu Abu Bakar ra..


Ditulis dalam Uncategorized

PENGETAHUAN MANUSIA SECARA UMUM

PENGETAHUAN MANUSIA SECARA UMUM

Karya : Dra. Sri Mulyani Nasution, M.Psi.
Sumber : https://srimulyaninasution.wordpress.com/literature/pengetahuan-manusia-secara-umum/
Diakses : 21-12-15

Kajian tentang pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Namun demikian, ada satu kekhawatiran mengenai boleh atau tidaknya mengkaji filsafat dalam Islam. Isu mengenai hal ini memang sudah lama menjadi perdebatan, seperti yang di kemukakan Nasr bahwa pengajaran filsafat kepada mahasiswa Muslim bukan hanya harus dimulai dengan pemahaman Islam tentang arti filsafat, tetapi dengan kajian cermat tentang seluruh tradisi intelektual Islam.
Sebelum mahasiswa terpapar pada Descartes dan Kant atau bahkan Plato dan Aristoteles seperti yang tampak melalui mata pelajaran filsafat Barat modern, ia harus menerima landasan yang cermat dalam filsafat Islam dan bidang keahlian lainnya yang memiliki impor filosofis.
Akan tetapi, mengingat bahwa filsafat adalah suatu istilah polisemik – suatu kata dengan banyak arti – maka sudah pasti dapat dikatakan bahwa tidak mungkin mempunyai sistem pendidikan tanpa “filsafat” dalam arti “tertentu”, sekalipun mata pelajaran ini tidak disebutkan dengan nama demikian. Karena itu, harus diterima bahwa tidak mungkin menanamkan pengetahuan dan sistem pendidikan formal tanpa filsafat, baik sebagai pandangan-dunia maupun metode untuk mendisiplinkan pikiran. Karena itu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah orang harus mengajarkan filsafat kepada mahasiswa Muslim; jenis atau jenis-jenis filsafat apa yang harus diajarkan; dan bagaimana materi ini harus didekati.
Dengan kata lain, kita tidak mungkin mengelak dari belajar filsafat karena mengkaji pengetahuan juga berarti berfilsafat. Namun demikian, kita harus selalu menjadikan Al Qur’an sebagai sumber rujukan utama. Sesuai dengan apa yang dicanangkan dalam “The First International Muslims Education” di Mekkah bahwa sumber utama dari semua pendidikan Islam yang otentik adalah Al Qur’an.
Bagi banyak Muslim tradisional yang belum tersentuh pendidikan modern, istilah filsafat masih mengimplikasikan ‘wisdom’, al-hikmah, yang diasosiasikan dengan para nabi dan juga orang-orang suci Muslim. Memang benar bahwa tradisi intelektual Islam terlalu kaya dan beraneka ragam untuk memberikan hanya satu arti untuk istilah al-Quran ini (al-hikmah), juga benar bahwa beberapa perspektif intelektual yang dipupuk di dalam Islam segala yang memenuhi doktrin ketunggalan (al-tawhid) dan bahwa orang bisa sampai pada pemahaman tentang arti dari istilah, filsafat, sebagai pengetahuan tentang sifat dari segala sesuatu yang menghasilkan dan yang didasarkan pada al-tawhid dan karenanya sangat Islami sekalipun pada awalnya bukan berasal dari sumber-sumber Islam. Pandangan para filsuf Islam tradisional bahwa ‘filsafat berasal dari lentera nubuat’ (the lamp of prophecy) berkembang langsung dari landasannya al-tawhid sebagai kriteria untuk ke-Islaman pengajaran tertentu. Dalam setiap kasus filsafat dapat didefinisikan ulang menurut standar Islam guna memberikan kekuatan intelektualnya tetapi dalam waktu yang bersamaan tetap melekat pada penyataannya dan doktrin utamanya yang tiada lain adalah ketunggalan.
Sejak awalnya ide filsafat yang berlaku sekarang ini sebagai sikap skeptis dan keraguan, sebagai aktivitas individualistik manusia sebagai orang yang memberontak terhadap Allah, dan sebagai objektivisasi limitasi manusia tertentu yang disebut filsuf, haruslah dibuang jauh-jauh dari pemikiran mahasiswa. Itu haruslah diganti dengan ide hikmat, universalitas, kepastian dan sifat supra-individual dari bukan hanya Kebenaran tetapi juga rumusan-rumusan dan tradisional dan kristalisasinya sehingga filsafat menjadi identik dengan perspektif intelektual kekal seperti yang selalu tampak demikian di Timur dan bukan penafsiran individualistik atas realitas sebagaimana halnya dengan filsafat Barat sejak masa Descartes.

A. Cara Memperoleh Pengetahuan
Berbicara mengenai cara memperoleh pengetahuan berarti berbicara mengenai epistemologi. Epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji tentang asal usul pengetahuan.
Terminologi ini pertama sekali dipakai oleh J.F. Feriere yang membagi dua cabang utama filsafat kepada ontologi dan epistemologi. Secara umum ontologi dapat disejajarkan dengan metafisika, namun pengertiannya dalam bahasa Latin adalah teori mengenai “Ada” (theory of being), sedangkan epistemologi sebagai teori pengetahuan (theory of knowledge). Hunnex memberikan definisi yang secara umum dapat diterima untuk menjelaskan fokus pembahasan epistemologi yaitu: dari mana kita memperoleh pengetahuan (sumber pengetahuan)? Bagaimana hubungan antara subyek yang mengetahui dengan obyek yang diketahui (struktur, situasi pengetahuan)? Apa kriteria pengetahuan yang disebut benar? Apakah yang menjadi batas (wilayah) ilmu pengetahuan? Jadi epistemologi adalah cabang filsafat yang secara sistematis membahas tentang sifat dasar, sumber, dan validitas pengetahuan.
Epistemologi pada dasarnya merupakan satu upaya evaluatif dan kritis tentang pengetahuan (knowledge) manusia, sedangkan filsafat ilmu adalah refleksi kritis atas ilmu pengetahuan (science). Ilmu pengetahuan merupakan salah satu bentuk pengetahuan yang memiliki ciri-ciri dan metode khusus.
Menurut Holt, epistemologi merupakan studi tentang teori pengetahuan dan merupakan bidang yang sangat penting dalam filsafat.
“Epistemology, the study of the theory of knowledge, is among the most important areas of philosophy.”

Masalah yang pertama kali muncul dalam epistemologi adalah dalam hal mendefinisikan pengetahuan sedangkan isu penting yang kedua berminat pada sumber utama pengetahuan. Para ahli filsafat menggunakan the tripartite theory of knowledge yang menganalisa pengetahuan sebagai keyakinan akan kebenaran yang sah, sebagai model kerja sepanjang waktu.
Sayangnya The Tripartite Theory tidak sepenuhnya diterima; Kasus Gettier menunjukkan bahwa beberapa keyakinan akan kebenaran yang pada awalnya sudah diterima ternyata tidak merujuk pada pengetahuan. Sumber pengetahuan adalah apa yang menjadi titik tolak atau apa yang merupakan objek pengetahuan itu sendiri. Sumber itu bisa bersifat dunia eksternal atau yang terkaitan dengan kemampuan subjek (dunia internal).
Menurut van Peursen, dalam sejarah filsafat ada dua macam bentuk pengetahuan yang dengan cepat menjadi pusat perhatian, yaitu pengetahuan melalui pancaindera dan pengetahuan melalui akal budi.
Pengetahuan yang berdasarkan pancaindera digambarkan sebagai pengetahuan yang tidak menentu dan menyesatkan; sedangkan pengetahuan berdasarkan akal budi dihormati sebagai pengetahuan sejati. Pancaindera menyajikan pengalaman dan observasi. Akal budi ditafsirkan sebagai bakat pengetahuan aktif (akal budi dapat mengadakan abstraksi, melihat adanya hubungan ini dan itu) sedangkan pancaindera dianggap pasif, menerima saja kesan-kesan dari luar. Namun demikian, mengamati dan mencatat sesuatu dengan pancaindera pada dasarnya sudah menunjukkan adanya aktivitas.
Kedua sumber pengetahuan ini pada dasarnya telah tercantum dalam al-Qur’an seperti yang tersirat dalam surah an-Nahl 78:

78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Demikian pula pada dalam surah al-A’raf 179:
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
Prof. Dr. Quraish Shihab menafsirkan bahwa QS an-Nahl 78 menunjuk kepada alat-alat pokok yang digunakan guna meraih pengetahuan. Alat pokok pada objek yang bersifat material adalah mata dan telinga, sedangkan objek yang bersifat immaterial adalah akal dan hati. Dalam pandangan al-Qur’an, ada wujud yang tidak tampak betapapun tajamnya mata kepala atau pikiran. Banyak hal yang tidak dapat terjangkau oleh indera bahkan oleh akal manusia. Yang dapat menangkapnya hanyalah hati, melalui wahyu, ilham dan intuisi. Dari sini pula sehingga al-Qur’an, disamping menuntun dan mengarahkan pendengaran dan penglihatan, juga memerintahkan agar mengasah akal, yakni daya piker dan mengasuh pula daya kalbu.
Sementara Prof. Dr. Hamka menjelaskan bahwa pendengaran dan penglihatan (QS. An-Nahl 78) dituntun oleh perkembangan hati, yaitu perasaan dan pikiran. Manusia diberi pendengaran sehingga tidak tuli, diberi alat penglihatan sehingga tidak buta diberi pula hati buat mempertimbangkan apa yang didengar dan apa yang dilihat.
Pengetahuan lewat akal budi dan pengetahuan lewat pancaindera pada dasarnya memang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Abstraksi-abstraksi yang menjauh dari dunia konkrit akan mengalami konflik dengan pengalaman sehari-hari. Oleh karena itu, pengertian konseptual selalu membutuhkan pengalaman inderawi, karena pengalaman itulah yang semula menjadi titik pangkalnya. Pengalaman yang semata-mata inderawi juga pada dasarnya tidak ada. Bila kita hidup dengan sadar, kita selalu sadar akan sesuatu.
George Edward Moore memperkenalkan sumber pengetahuan melalui akal sehat (common sense). Bradley berpendapat bahwa segala sesuatu yang diyakini akal sehat adalah sekedar permukaan (appearance), sedangkan kita menyelam ke titik ekstrim sebaliknya dan berpikir bahwa segala sesuatu yang dianggap real oleh akal sehat yang belum terpengaruhi oleh filsafat atau teologi adalah memang real. Russel yang pada awalnya sependapat dengan Moore belakangan menemukan alasan untuk meragukan akal sehat. Di antaranya Russel mengatakan bahwa tidak ada pemahaman akal sehat yanag membantu dengan baik pemahaman tentang dunia.
Vauger menyatakan bahwa titik tolak penyelidikan epistemologi adalah situasi kita, yaitu kejadian. Kita sadar bahwa kita mempunyai pengetahuan lalu kita berusaha untuk memahami, menghayati dan pada saatnya kita harus memberikan pengetahuan dengan menerangkan dan mempertanggung jawabkan apakah pengetahuan kita benar dalam arti mempunyai isi dan arti.
Bertumpu pada situasi kita sendiri itulah sedikitnya kita dapat memperhatikan perbuatan-perbuatan mengetahui yang menyebabkan pengetahuan itu. Berdasar pada penghayatan dan pemahaman kita dan situasi kita itulah, kita berusaha untuk mengungkapkan perbuatan-perbuatan mengenal sehingga terjadi pengetahuan.
Akal sehat dan cara mencoba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk menemukan penjelasan mengenai berbagi gejala alam.
Walau demikian, menurut Zakaria, akal sehat dan cara mencoba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk menemukan penjelasan mengenai berbagai gejala alam. Ilmu dan filsafat dimulai dengan akal sehat sebab tidak mempunyai landasan lain untuk berpijak. Tiap peradaban betapapun primitifnya mempunyai kumpulan pengetahuan yang berupa akal sehat. Randall dan Buchlar mendefinisikan akal sehat sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan. Sedangkan karakteristik akal sehat, menurut Titus adalah (1). Karena landasannya yang berakar pada adat dan tradisi maka akal sehat cenderung untuk bersifat kebiasaan dan pengulangan, (2). Karena landasannya yang berakar kurang kuat maka akal sehat cenderung untuk bersifat kabur dan samar, dan (3). Karena kesimpulan yang ditariknya sering berdasarkan asumsi yang tidak dikaji lebih lanjut maka akal sehat lebih merupakan pengetahuan yang tidak teruji.
Trial dan error dalam teori belajar merupakan cara belajar melalui pengalaman, dimana dalam memperoleh pengetahuan dan ketrampilan melalui serangkaian upaya coba-coba. Agar diperoleh pendekatan dan strategi yang efektif maka setiap keberhasilan dipertahankan dan kegagalan disingkirkan.
Sir Karl Popper memandang belajar bukan sebagai proses menerima informasi secara pasif, tetapi lebih sebagai hasil dari usaha aktif dalam memecahkan persoalan dengan belajar coba-coba (trial and error). Bagi Popper, persoalan yang penting adalah bagaimana seseorang pembelajar mengalami pengalaman tentang sesuatu yang bertentangan dengan harapan-harapannya. Gangguan atau ketidasesuaian dengan harapan ini merupakan sebuah awal yang baik dalam proses belajar trial and error. Trial (mencoba-coba) adalah usaha untuk mengoreksi harapan-harapan kita sehingga konsisten dengan peristiwa yang mengejutkan, mengagetkan atau mengherankan. Error (kesalahan) dalam berusaha adalah sebuah kegagalan dalam menerangkan peristiwa yang mengejutkan maupun pengalaman masa lalu kita yang lain. Revisi atas pandangan-pandangan kita yang diperoleh melalui trial and error juga dapat dilakukan bila ada pengalaman tambahan yang tidak sesuai dengan harapan.
Ada dua tradisi: empirisme yang meyakini bahwa sumber utama pengetahuan didasarkan pada pengalaman., dan rationalisme, yang berpegang pada prinsip bahwa pengetahuan didasarkan pada reason (akal). Walaupun pandangan ilmiah modern sangat memihak pada empirisme, namun pemakaian reason (akal) dalam berpikir yang merupakan sintesa dari kedua tradisi lebih dapat diterima daripada bila berdiri sendiri-sendiri. Rasionalisme dan empirisme dalam epistemologi Barat merupakan dua aliran yang paling banyak diterima dan paling dominan di antara sumber pengetahuan lainnya.
Aliran-aliran filsafat yang menitik beratkan pencerapan inderawi dinamakan aliran empirisme (Intelektualisme-sensualisme). Sementara filosof dari daratan Eropa yang hidup semasa Hume dan Locke biasanya mengikuti aliran yang berbeda sama sekali. Menurut pandangan mereka, pengetahuan kita berakar dari akal budi. Aliran ini dinamakan Rasionalisme (Inneisme). Ahli-ahli dalam aliran ini antara lain Descartes dan Leibniz.
Ahli filsafat dari aliran empirisme meyakini bahwa hanya empiri atau pengalaman yang dapat diterima sebagai sumber pengetahuan. Di antara golongan empiris ini, Lock dan Hume lah yang paling terkenal. Dalam pandangan mereka akal budi hanya mengkombinasikan pengalaman inderawi.
Di luar perbedaan tersebut, baik kaum rasionalis maupun empiris meyakini bahwa ada dua jenis pengetahuan :
1. Necessary knowledge (a priori knowledge) yakni pengetahuan yang diperoleh tanpa pengalaman disebut dengan a priori (a priori knowledge, necessary knowledge), yang cara kerjanya berdasarkan penalaran deduktif, logis, dan matematis.. Apriori berasal dari Latin: a = dari, dan prior = yang mendahului, yang berarti tidak tergantung atau yang mendahului pengalaman. Jadi pengetahuan apriori artinya pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui pengalaman umumnya. Penyangkalan terhadap dalil ini merupakan self contradictory.
2. Empirical knowledge (a posteriori knowledge) yakni pengetahuan yang diperoleh/tergantung dari pengalaman. Misalnya : “Desks are brown“ yang merupakan syntetic statement.

Lain halnya dengan Bertrand Russel membedakan dua macam pengetahuan yaitu :
1. Pengetahuan melalui pengalaman, (knowledge by acquaintance) yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui:
a. data indrawi (sense data);
b. benda-benda memori (objects of memory);
c. keadaan internal (internal states);
d. diri kita sendiri (ourselves).
2. Kategori pengetahuan kedua adalah pengetahuan melalui deskripsi (knowledge by description).. Yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui:
a. orang lain;
b. benda-benda fisik, namun bukan hasil pengamatan akan tetapi konstruksi.

Kaum rasionalis umumnya mengakui adanya kesejajaran antara rasionalitas dengan realitas (alam). Misalnya Pythagoras salah seorang rasionalis mengemukakan bahwa alam diciptakan oleh Tuhan dengan perhitungan matematis, jadi realitas disusun secara rasional, sehingga ada kesesuaian antara rasionalitas dengan realitas. Jadi begitu logika dikuasai maka alam semesta dapat dideduksi dari prinsip-prinsip atau hukum-hukumnya (pandangan ini berbeda dengan Empirisme, positivisme-logis, intuisionisme, Relasionisme). Hegel menyatakan, Semua raelitas itu rasional dan semua yang rasional itu real. Rasionalisme yang disebut sebelumnya tidak sama dengan rasionalisme kritis (critical rationalism) atau empirisme kritis yang muncul tahun 1960-an/70-an melalui pemikiran Karl R. Popper dan Paul Feyerabend sebagai kecenderungan filsafat ilmu pengetahuan di Eropa dan Amerika tahun 1960-an, awal berkembangnya pembahasan tentang postmodern.
Selain rasio dan empiri masih ada sumber-sumber pengetahuan lain yang secara umum kurang diakui dan kurang dikembangkan. Ted Honderich dalam, The Oxford Companion to Philosophy, mengemukakan sumber pengetahuan (sources of knowledge) berupa: perception (persepsi, pengamatan indrawi); memory ( ingatan); reason (rasio): deduction, induction, abduction, dialectic; introspection (introspeksi); dan sumber-sumber lain (other alleged sources) berupa :intuisi (intuition); telepati (telepathy); Clairvoyance; precognition. Rasionalisme dan empirisme juga masuk dalam sumber pengetahuan yang dikemukakan Honderich. Ia menggunakan istilah persepsi untuk empirisme dan rasio untuk rasionalisme. Sedangkan John R. Hospers mengemukakan sumber pengetahuan berasal dari: pengalaman indrawi (sense experience);akal-budi (reason); otoritas (authority); intuisi (intuition); wahyu (revelation); keyakinan (faith).

B. Pengertian dan Perbedaan antara Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat
Pengetahuan yang dikumpulkan manusia melalui penggunaan akalnya untuk kemudian disusun menjadi suatu yang berpola disebut ilmu aqliah atau ilmu falsafiyyah, yaitu ilmu yang diperoleh melalui penggunaan akal dan kecendikiaan. Ilmu ini pulalah yang dinamakan sains dan disebut juga ilmu pengetahuan. Menurut Beerling, Kwee, Mooij, van Peursen Pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan yang mempunyai dasar pembenaran, bersifat sistematik dan bersifat intersubjektif. Ada saling hubungan antar ketiga macam ciri pengenal tersebut.
Sains atau ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu akan penjelasan mengapa suatu hal terjadi yang kemudian dikait-kaitkan dan digolong-golongkan sehingga hal yang tersendiri itu dapat dianggap sebagai mewakili suatu peristiwa yang berlaku lebih umum. Dengan demikian, sasaran sains adalah mengadakan penataan dan penggolongan pengetahuan atas dasar azas-azas yang dapat menerangkan terjadinya pengetahuan itu. Mohr mendefinisikan sains secara operasional sebagai suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat-azas menuju penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar.
Metode induktif merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan eksperiensial, yang juga sah di bidang ilmu humaniora. Beerling, Kwee, Mooij, van Peursen menyatakan bahwa ciri-ciri pengenal yang dipunyai oleh pengetahuan ilmiah baru akan tampak jelas apabila dilatarbelakangi oleh pengalaman prailmiah. Sesungguhnya ilmu timbul berdasarkan atas hasil penyaringan, pengaturan, kuantifikasi, objektifikasi, singkatnya berdasarkan atas hasil pengolahan secara metodologi terhadap arus bahan-bahan pengalaman yang dapat dikumpulkan. Pengalaman prailmiah juga bukan semata-mata pengetahuan manusia yang terdapat sebelum adanya ilmu, melainkan juga pengetahuan manusia yang sampai kini masih tetap melandasi pengetahuan ilmiah, artinya pengetahuan yang telah disalurkan secara metodik, yang ada dewasa ini.
Proses kegiatan ilmiah, menurut Riychia Calder dimulai ketika manusia mengamati sesuatu. Secara ontologis ilmu membatasi masalah yang diamati dan dikaji hanya pada masalah yang terdapat dalam ruang lingkup jangkauan pengetahuan manusia. Jadi ilmu tidak mempermasalahkan tentang hal-hal di luar jangkauan manusia. Karena yang dihadapinya adalah nyata maka ilmu mencari jawabannya pada dunia yang nyata pula. Einstein menegaskan bahwa ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta, apapun juga teori-teori yang menjembatani antara keduanya. Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesusaian dengan obyek yang dijelaskannya. Suatu penjelasan biar bagaimanapun meyakinkannya, harus didukung oleh fakta empiris untuk dinyatakan benar. Di sinilah pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan empiris dalam langkah-langkah yang disebut metode ilmiah. Secara rasional, ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta dari yang tidak dalam.
Filsafat adalah ilmu khusus yang mempelajari dan menyelidiki semua bidang/aspek dalam kehidupan manusia yang juga dikaji oleh ilmu-ilmu khusus, dengan obyek dan pendekatan yang berbeda dengan ilmu-ilmu khusus. Karena itu selain filsafat ilmu pengetahuan yang umum, ada pula filsafat ilmu pengetahuan khusus, yaitu filsafat yang berefleksi tentang masalah ilmu yang khusus itu. Filsafat lebih berupa “scondary level science”, refleksi atas asumsi-asumsi dasar, teori, metode pada ilmu khusus itu. Budi Hardiman menyebutkan filsafat sebagai bentuk-bentuk pengetahuan yang berkaitan dengan bentuk-bentuk kehidupan.
Filsafat menurut Immanuel Kant adalah dasar semua pengetahuan yang mempersoalkan cara-cara kita mengetahui dan mengembangkan pemikiran, yang mencakup sampai batas apa kita dapat mengetahui sesuatu, bagaimana perilaku manusia, serta untuk apa kita dapat memanfaatkan pengetahuan yang kita ketahui. Filsafat terfokus pada permasalahan epistemologi.
Bila ilmu pengetahuan secara khusus menyelidiki salah satu bidang/aspek tertentu saja, maka filsafat menyelidiki berbagai hal tentang ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam bahasa Jerman ilmu pengetahuan sama dengan Wissenschaft, sedangkan filsafat sebagai ajaran tentang ilmu pengetahuan disebut Fichte (1762 M-1814 M.) dengan “Wissenschaftslehre” Dengan demikian ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan (wisseschaftslehre) Fichte itu sama dengan epistemologi. Penelitian di bidang filsafat pada dasarnya berpijak pada gaya inventif, sehingga mampu memberikan evaluasi. Untuk itu seorang peneliti filsafati harus mempunyai pendapat pribadi. Agar mampu menyusun sistematika, dibutuhkan inspirasi komunikasi – bahkan konfrontasi – dengan pemikiran filsuf lain. Pemikiran seperti ini merupakan syarat mutlak bagi pengembangan ilmu filsafat.
Berfikir secara filosofis bersifat radikal, konsisten, sistematik dan bebas. Radikal artinya berpikir secara mendasar atau mengakar. Maksud radikal atau mengakar adalah pemikiran mencoba mencari sumber pemikiran dan mencapai hakekat atau esensi sesuatu. Pemikiran yang radikal ini berkaitan dengan ciri lain yang disebut universal atau bersifat umum (komprehensif) dan bukan bersifat partikular/fragmentalis. Perbedaan antara kajian filsafat dengan ilmu pengetahuan terutama justru terletak ciri radikal dan komprehensif ini. Jika filsafat mengkaji tentang manusia (disebut obyek material) misalnya, maka kajian tentang manusia dilakukan secara menyeluruh/utuh, sedangkan ilmu pengetahuan mengkaji manusia dari aspek (obyjek formal) tertentu.
Meskipun ada perbedaan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga ada persamaan dan keterkaitan satu sama lain. Persamaan dan keterkaitan itu terlihat pada ciri berpikir dan penjelasannya yang sistematis, rasional, dan koheren.

C. Metode Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode, menurut Senn, merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Metodologi ilmiah merupakan pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
Salah satu cara terbaik untuk mengenal ilmu pengetahuan adalah dengan mengenal metode yang digunakannya. Ilmu pengetahuan manusia berkembang dari yang sederhana kepada yang rumit hingga yang canggih. Suatu bidang ilmu kemudian berkembang dan terpecah kepada beberapa cabang yang berdiri sendiri sebelum kemudian terbagi lagi dalam disiplin-disiplin tertentu. Masing-masing disiplin ilmu berkembang atas, sekaligus mengembangkan metodenya sendiri. Metode tersebut banyak yang sama, tetapi biasanya beberapa ilmu mengutamakan metode tertentu.
Lubis membagi metode ilmiah ke dalam beberapa metode :
1. Metode Observasi
Metode yang paling mendasar dan umum adalah metode observasi (pengamatan). Pengamatan adalah bidang indera. Atas pengamatan indera, kita mengambil kesimpulan tentang suatu benda atau keadaan dan mengungkap hubungan antara beberapa benda dan keadaan. Pengamatan yang cermat dapat diuji kebenarannya oleh pengamat lain yang tidak memihak. Pengujian ini merupakan syarat penting pada penyelidikan ilmiah.
2. Metode Trial and Error
Metode trial and error (coba-coba) mencobakan beberapa cara dan tindakan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam metode yang juga disebut belajar dari kesalahan ini, setiap kesalahan – termasuk dari para pencoba sebelumnya – dicatat. Demikian pula setiap kesuksesan, semua dihimpun.
3. Metode Eksperimentasi
Merupakan pengembangan dari metode trial and error. Eksperimentasi melibatkan suatu upaya sadar untuk mengadakan manipulasi dan kontrol. Walaupun metode obsevasi dan coba-coba sering dipakai, namun keduanya memiliki banayak keterbatasan. Kemajuan-kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan baru dapat terpakai setelah teknik mengontrol diketahui. Dalam eksperimen, si ilmuwan mengontrol kondisi objek, mengganti suatu faktor pada suatu waktu untuk dapat dicatat reaksinya.
4. Metode Statistik
Metode statistik yang mulai muncul sejak dulu pada awalnya dipakai untuk membantu penguasa dan Negara mengumpulkan informasi dan memantau perkembangan hingga dapat diambil kebijakan yang tepat. Statistik membantu ilmuwan untuk meramalkan kemungkinan berbagai kejadian, untuk merumuskan hubungan sebab akibat, untuk melukiskan contoh fenomena dan untuk membuat perbandingan.

Metode-metode di atas merupakan metode-metode utama dalam ilmu pengetahuan, disamping metode-metode tambahan lainnya. Metode-metode ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling tekait dan saling menyempurnakan. Metode ilmiah adalah gabungan dari berbagai proses dan langkah yang dilalui dalam ilmu pengetahuan.
Pengetahuan manusia setidaknya memiliki tiga struktur yang berbeda menurut tingkat dan kualitas kemampuannya, namun pada hakikatnya merupakan kesatuan. Masing-masing struktur tersebut memiliki penekanan yang khas.
1. Pengetahuan Inderawi
Pengetahuan inderawi dimiliki manusia melalui kemampuan indera. Kemampuan ini dimiliki manusia sebagai makhluk biotik, tetapi tidak semua makhluk biotik memilikinya, misalnya bunga dan pohon tidak memiliki kemampuan ini. Bila suatu mahkluk biotik mengandung taraf psikis – misalnya hewan – maka ia memiliki indra biologis tersebut. Berkat inderanya, ia mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik-vital dan masuk ke dalam medan intensional, walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal konkret-material dalam ketunggalannya, entah real atau semu.
Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara indera yang satu dengan lainnya, berhubungan dengan sifat khas fisiologis indera, dan dengan objek yang dapat ditangkap sesuai inderanya. Masing-masing indera menangkap aspek yang berbeda mengenai barang atau makhluk yang menjadi objek. Pengetahuan inderawi berbeda menurut perbedaan indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu. Pengetahuan indera hanya menangkap permukaan dari suatu kenyataan, karena terbatas pada hal-hal inderawi secara individual dan dilihat hanya dari segi tertentu saja. Oleh sebab itu, secara objektif pengetahuan yang ditangkap oleh satu indera saja tidak dapat dipandang sebagai pengetahuan yang utuh.
2. Pengetahuan Naluri
Persepsi dan naluri merupakan daya khas yang dimiliki oleh semua makhluk yang memiliki psike (jiwa. Pen.) dalam rangka mempertahankan hidup dan melangsungkan kehidupannya di alam ini. Naluri merupakan bagian misteri alam kehidupan, sejauh telah memperlihatkan kesadaran yang pertama entah secara lemah atau kuat. Pada hewan, naluri merupakan kelebihan yang dimiliki dibandingkan makhluk lain. Naluri hewani sangat didukung oleh kemampuan fisik hewan tersebut dalam rangka mempertahankan hidupnya.
Manusia secara prinsipal juga memiliki pengetahuan naluriah. Manusia dilengkapi dengan pengetahuan natural-spontan, serta kehendak yang cenderung menjalankan hidup sesuai dengan pengetahuan tersebut. Pada manusia, naluri tidak sepenuhnya didukung oleh kemampuan fisik — sebagaimana halnya pada hewan — tetapi manusia memiliki kekuatan nonfisik yang secara terpadu mampu membangun alam sesuai kebutuhannya.
3. Pengetahuan Rasional
Pengetahuan ini dicirikan oleh kesadaran akan sebab musabab suatu keputusan; ia tak terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek tertentu. Pengetahuan rasional memiliki tiga tingkatan dan satu tingkatan pengetahuan lain yang sifatnya khusus:
a. Pengetahuan biasa
Setiap orang memiliki pengetahuan biasa, yakni pengetahuan tanpa usaha khusus. Pengetahuan ini bersifat intuitif-spontan dan tidak banyak memakai penalaran formal. Pengetahuan jenis ini diperoleh melalui pergaulan normal dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
b. Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang terorganisasi, yang dengan system dan metode berusaha mencari-hubungan-hubungannya tetap di antara gejala-gejala . Pengetahuan ilmiah empiris mengumpulkan gejala-gejala tersebut dan tetap tinggal dalam garis kawasan horizontal.
4. Pengetahuan intuitif dan Imajinatif
Di samping tiga tingkatan tersebut, pengetahuan intuitif dan imajinatif seolah menjadi tingkatan tersendiri meskipun sebenarnya masih bagian dari pengetahuan rasional. Kedua macam pengetahuan tersebut menurut dasar biotiknya secara global tetapi tidak ekslusif dialokasikan dalam kedua belahan otak manusia. Belahan kanan otak manusia terutama menjadi sumber bagi kemampuan berbahasa, pemahaman perasaan orang lain, kreativitas spontan, fantasi dan feeling. Sedangkan belahan kiri cenderung menjadi sumber bagi kegiatan spasial, bagi perhitungan matematis, bagi logika lurus, bagi yang lazimnya disebut kegiatan rasional. Akan tetapi pembagian tugas tersebut tidak eksklusif, sebab belahan lainnya juga selalu ikut aktif.
Pengetahuan imajinatif dan intuitif dapat dimanifestasikan dalam empat fungsi :
a. Kemampuan fantasi bebas
Pengetahuan imajinatif atau intuitif merupakan kegiatan mental yang menghasilkan kembali dan menciptakan gambaran-gambaran (images). Tanpa adanya objek real yang sesuai dengannya. Gambaran-gambaran ini dapat dipadukan tanpa arah dan dengan kombinasi tak terduga.
b. Kemampuan imajinasi estetis
Unsur-unsur yang terbentuk oleh permainan fantasi yang disengaja akan membentuk kombinasi yang harmonis, dan mengungkapkan situasi batin penciptanya dalam bentuk yang baru, dan mampu menggerakkan pengalaman yang sama pada orang lain.
c. Kemampuan fantasi dalam fungsi praktis
Fungsi fantasi dapat menjelaskan dan menyempurnakan penalaran. Pemikiran masalah-masalah konkret seringkali tidak dilaksanakan orang semata-mata dengan perhitungan lurus dan matematis, tetapi juga dengan fantasi.
d. Kemampuan imajinasi dalam penemuan ilmiah
Imajinasi ikut membentuk bangunan intelekual ilmu pengetahuan dan filsafat. Imajinasi dapat dengan tiba-tiba membuka pemahaman tanpa ada suatu metode yang terarah.

D. Berbagai Trend Penelitian Ilmiah
Ilmu pengetahuan menuntut persyaratan-persyaratan khusus dalam pengaturannya. Dalam hal ini, yang terpenting adalah sistem dan metode ilmu pengetahuan. Menurut Koentjaraningrat, sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak; suatu cabang ilmu niscaya mempunyai objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu umumnya dibatasi. Setiap ilmu lazimnya dimulai dengan perumusan definisi perihal apa yang hendak dijadikan objek studinya. Setelah dibatasi, objek studi tersebut ditempatkan dalam suatu susunan tertentu sehingga jelas kedudukannya yang relatif di antara objek-objek studi lainnya (meskipun selalu ada hubungannya). Kedekatan yang terdapat antara objek studi dari suatu cabang ilmu tertentu dengan hal-hal lain di luar ilmu tersebut, tetapi yang ada hubungannya dengan objeknya akan terwujud dalam apa yang disebut kerjasama inter atau multidisipliner.

1. Kajian Multidisipliner
Kajian multidisipliner merupakan salah satu trend penelitian yang banyak dikembangkan saat ini. Menurut Pusat Studi Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui riset multidisiplin penyelesaian permasalahan akan menjadi lebih komprehensif, dan para peneliti bertindak lebih professional dibidang ilmunya masing-masing, serta mereka bersifat kooperatif dan saling menghargai bidang ilmu peneliti mitranya. Dengan riset multidisipliner banyak masalah besar dan kompleks dapat diselesaikan, dan tentu saja dengan dana riset yang lebih besar.
Penelitian multidisiplin tentunya perlu didukung oleh sarana lainnya, misalkan saja seperti yang dilakukan UGM, dalam rangka meningkatkan kinerja riset multidisipliner, UGM telah membentuk empat forum komunikasi, yaitu 4 (empat) Klaster Riset: Sosial-Humaniora, Agro, Sains-Teknik dan Kesehatan-Kedokteran. Empat riset unggulan UGM telah diterapkan oleh keempat Klaster Riset tersebut, yaitu riset di bidang: Social Welfare System (Klaster Sos-Hum), Food Safety and Security (Klaster Agro), Smart Materials (Klaster Sain-Tek) dan Cancer Studies (Klaster Kes-Ked) Keempat Klaster Riset tersebut secara rutin bertemu dan berdiskusi.
2. Kajian Interdisiplner
Disamping penelitian multidisiplin, saat ini, para analis menyatakan bahwa ilmu pengetahuan telah melakukan transformasi dalam melakukan penelitian, dari disiplin yang homogeneous, disciplinary, hierarchical kepada pendekatan yang heterogeneous, interdisciplinary, horizontal, and fluid. Lainnya bahkan menyarankan dilakukannya metamorfosa di universitas (perguruan tinggi. Pen.) ke arah interdisipliner (Hakala and Ylijoki ; Hicks and Katz; Slaughter and Leslie dalam Rhoten, 2008. 1). Namun demikian, sebagian justru menyangkal bahwa tidak ada bukti empiris mengenai adanya perubahan mendasar sehubungan sistem ilmiah di universitas (perguruan tinggi. Pen.).
Dalam kenyataannya, perguruan tinggi cenderung melakukan pendekatan interdisipliner sebagai trend daripada sebagai transisi yang nyata sehingga usaha interdisiplinnya hanyalah menjadi potongan-potongan dan tidak saling berhubungan; padahal seharusnya lebih komprehensif serta pembaharuan secara mendasar dan keseluruhan. Hasilnya, usaha yang telah dilakukan serta enerji yang telah disalurkan dapat mencapai tujuannya.

3. Spesialisasi
Spesialisasi tampaknya juga menjadi satu trend dalam penelitian ilmiah. Specialization (spesialisasi) dimaknai sebagai ‘pengkhususan’ dalam Kamus Inggris Indonesia karya Echols dan Shadily sementara Hornby dalam Oxford Advanced Dictionary of Current English memaknai kata ini sebagai berikut : “…; give special or particular attention to;…” Jadi dalam penelitian yang berfokus pada spesialisasi, peneliti memberikan perhatian khusus atau istimewa pada bidang tertentu saja.
Institut Pertanian Bogor pada awal berdirinya adalah satu contoh spesialisasi ilmu pengetahuan yang menyelenggarakan studi di bidang pertanian. Dalam RENSTRA IPB (Rencana Strategis Institut Pertanian Bogor) Tahun 2008-2012 disebutkan bahwa spesialisasi awal IPB di bidang pertanian memberikan keuntungan berupa banyak dan luasnya aset lahan yang diberikan negara kepada IPB. Sejalan dengan perkembangan tantangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks, IPB memperlebar mandatnya ke dalam pengertian pertanian dalam arti luas yaitu sistem pengelolaan sumberdaya hayati dan lingkungannya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan manusia. Pertanian dalam pengertian ini merupakan keseluruhan proses kegiatan agribisnis, tidak hanya sub-sistem on-farm, namun juga sub-sistem dari hulu hingga hilir serta sub-sistem pendukung. Dalam kaitan tersebut, tujuan pendidikan sebagai tujuan pendidikan institusional IPB diderivasi mengikuti tantangan dan ranah kompetensi tersebut.
Bila IPB berawal dari spesialisasi yang kemudian berkembang ke dalam lingkup yang lebih luas (walaupun spesialisasinya tetap di bidang pertanian), maka berbagai bidang penelitian lain justru memperkecil ruang lingkup kepada bidang yang lebih khusus dengan berorientasi pada kedalaman. Misalnya bidang kedokteran gigi yang berkembang pada bidang-bidang yang lebih khusus seperti spesialisasi Bedah Mulut, spesialisasi Ortodonti dan lainnya.

4. Studi Kawasan
Trend penelitian lainnya adalah studi Kawasan (Regional Science) Bagi ilmuwan regional science (studi kawasan), region/kawasan digambarkan sebagai area geografis yang lebih kecil dari bangsa yang ada di dalamnya. Jadi kawasan bisa saja sebuah kota, kota kecil, kumpulan kota kecil atau negara bagian. Kawasan seringkali melanggar batas pemerintahan. Ilmuwan sosial telah mempelajari kawasan selama ratusan tahun, tetapi baru pada tahun 1954, setelah dibentuk “the Regional Science Association”, maka regional science mulai dikenal secara resmi sebagai bidang ilmu yang sifatnya interdisipliner. Eksistensi RSA (sekarang dikenal dengan nama “Regional Science Association International”) dan turunannya (beberapa “regional” dan “superregional” dari asosiasi studi kawasan) mengusung metode kodifikasi yang lebih baik dan melakukan pertukaran dalam hal pembatasan ide-ide dari bidang terkait seperti geografi, sosiologi, perencanaan, statistik, dan ekonomi.
Studi Kawasan biasanya membahas aspek sosial dan ekonomi dari suatu wilayah. Pembahasan dalam Ilmu Kawasan Klasik meliputi :
a. Faktor penentu lokasi industri (terhadap bangsa dan kawasannya).
b. Dampak ekonomi regional karena masuk atau keluarnya suatu bentuk usaha. Di suatu kawasan.
c. Faktor penentu pola migrasi internal dan perubahan dalam penggunaan lahan.
d. Spesialisasi dan pertukaran regional.
e. Dampak lingkungan yang diakibatkan perubahan sosial ekonomi.
f. Assosiasi geografis atas kondisi ekonomi dan sosial.

Pendekatan holistik dalam regional science berarti bahwa model perilaku sosial ekonomi tidak hanya menyesuaikan dengan konsep berskala nasional dan menjadi model bagi konteks regional, tetapi juga harus memasukkan fitur fisikal dari pemandangan alamnya/landscape.
Beberapa kemungkinan untuk menggabungadalah sebagai berikut:
a. Analisis lokasi dengan input-output, ekonometri, dan programming.
b. Analisis akunting sosial dengan analisis keseimbangan interregional umum terapan.
c. Proses pengembangan metropolitan dengan model interaksi tipe gravity spasial dan analisis kompleksitas perkotaan.
d. Teknik analisis regional dengan resolusi konflik.
Kemajuan dalam hal teknis dalam mengawinkan model regional dengan data, dikombinasikan dengan meningkatnya pemahaman dari sistem kompleks yang mempengaruhi perubahan regional. Hal ini menunjukkan bahwa ketrampilan para ahli studi kawasan akan sangat dibutuhkan pada millenium baru ini. Masa depan studi kawasan tampaknya akan cerah.


Ditulis dalam Uncategorized

KONTAK AWAL UMAT ISLAM DENGAN PUSAT INTELEKTUAL PRA-ISLAM

KONTAK AWAL UMAT ISLAM DENGAN PUSAT INTELEKTUAL PRA-ISLAM

Karya : Sri Mulyani Nasution

Sumber : https://srimulyaninasution.wordpress.com/islamic-education/kontak-awal-umat-islam-dengan-pusat-intelektual-pra-islam/
Diakses : 20-12-15

I. Pendahuluan

Keunggulan dan dominansi umat Muslim pada satu abad pertama Islam – melalui prestasi yang telah dicapai— memang menakjubkan, termasuk bagi musuh-musuh Islam terdahulu. Prestasi ini berhasil dicapai berkat ideologi Islam dan mukjizat al-Qur’an serta Sunnah Rasulullah, Saw. Hampir 40 generasi sejak Nabi Muhammad, kaum Muslim dikuasai konflik politik. Dengan Berkat dan Rahmat Allah, mereka mampu menyingkirkan rintangan dan memenangkan pertempuran, bahkan menaklukkan hati para musuh-musuhnya. Inilah gambaran bangsa Muslim di balik berbagai kesulitan dan konflik internal –yang terjadi dari waktu ke waktu— sebagai situasi yang tak dapat dihindarkan dan saat ini hampir secara keseluruhan telah mampu dikendalikan.
Gambar1: Wilayah Arab pada masa kejatuhan Dinasti Umayyah pada 750 M.

Secara umum, peradaban Barat modern diklaim berasal dari peradaban Barat yang lebih tua (biasanya diasosiasikan dengan Yunani dan Romawi). Namun demikian, mengingat jarak yang demikian jauh antara kedua fase ini, maka klaim tersebut perlu dicermati kembali secara serius. Realitasnya, pada waktu peradaban Barat sedang mengalami kemunduran, saat itu justru merupakan abad-abad perkembangan dan kejayaan peradaban Islam. Bagaimana kita dapat mengungkap realitas yang sebenarnya tentu dibutuhkan penelusuran kembali terhadap situasi pada masa itu.

Menelusuri sejarah peradaban Islam sama artinya dengan membuka kembali lembaran-lembaran sejarah yang menggambarkan perjalanan umat Islam untuk memperoleh kemajuan sebagai hasil usaha keras dari generasi terdahulu. Sejarah mencatat bahwa Islam pernah mengalami zaman keemasan yang dikenal dengan sebutan ‘The Golden Age‘, dimana saat itu kaum Muslim berhasil mencapai puncak kejayaan di bidang sains dan ilmu pengetahuan yang memberikan kemaslahatan yang amat besar bagi peradaban dunia. Pada masa itulah berbagai cabang sains dan teknologi lahir. Sains dan teknologi yang telah diletakkan dasar-dasarnya oleh peradaban-peradaban sebelum Islam mampu digali, dijaga, dikembangkan, dan dijabarkan, secara sederhana oleh kaum Muslim. Sains dan teknologi tersebut kemudian diwariskan kepada generasi dan peradaban modern serta turut memberikan andil yang amat besar bagi proses kebangkitan kembali (renaissance) bangsa-bangsa Eropa.

Menurut Amroeni Drajat, secara historis, transformasi peradaban Yunani ke dunia Islam pada garis besarnya melalui dua jalur. Pertama jalur perluasan wilayah; dan kedua, jalur alih bahasa atau terjemahan. Peradaban Yunani dan Hellenistik sebelum Islam tersebar secara merata di sekitar kawasan yang pada masa sekarang merupakan wilayah Islam. Sejumlah hasil pikiran para tokoh Yunani banyak dipelajari dan diadopsi oleh para pemikir Islam dengan sentuhan kreativitas intelektual yang tinggi. Banyak ide-ide yang disesuaikan dengan ajaran Islam sehingga muncul peradaban yang bercorak Islam. Kondisi seperti itu mengisyaratkan tingginya tingkat apresiasi dari umat Islam dan penguasanya. Ajaran Islam yang menganjurkan sikap rasional, kritis dan terbuka sangat menunjang perkembangan dialog peradaban. Ketika Islam muncul, pemikiran rasional Aristoteles dan pemikiran mistis Plato serta Plotinus banyak diadopsi oleh para intelektual Muslim. Hal ini membuktikan bahwa Islam dan para pemeluknya tidak antipati terhadap peradaban yang ada di luarnya. Dalam hal ini, Islam mampu membuktikan sikap terbuka sehingga proses asimilasi kebudayaan berjalan dengan baik.

Disamping sikap Islam terhadap alam dan sains, dunia juga harus mengakui karakter bahasa Arab sebagai sarana pembawa wahyu dan sebagian besar sains Islam. Bahasa ini tak diragukan lagi menjadi lingua franca dunia Islam sekaligus sebagai bahasa suci. Tidak hanya karena memiliki ketepatan yang membuatnya menjadi alat yang unggul bagi wacana ilmiah, tetapi juga menjadi dimensi inti yang membuatnya mampu menjadi sarana sempurna untuk mengekspresikan sebagian besar bentuk isoteris pengetahuan. Fleksibilitas ini memudahkan para penerjemah awal dalam menerjemahkan teks bahasa Yunani, Suria, Sanskerta, dan Pahlavi ke dalam bahasa Arab, untuk membentuk kata-kata baru dengan relarif mudah, serta untuk memperluas arti dari terma yang telah lebih dulu ada dan memasukkannya ke dalam konsep baru.

II. Pembahasan

Sejak zaman Dinasti Umayyah, dunia ilmiah Muslim sebenarnya telah mulai menapak ke arah pengembangan berbagai disiplin ilmu. Perkembangan ini terus berlanjut pada masa dinasti Abbasyiah yang pada akhirnya mengalami kemunduran yang antara lain disebabkan serangan Mongol yang memporak-porandakan wilayah Arab dan peradabannya. Mongol menghancurkan institusi yang yang sebelumnya memang telah lama mati suri. Namun demikian, kejayaan dinasti Umayyah dan Abbasiyah era awal tidak akan pernah hapus dari kesadaran umat Muslim. Di masa ini, pasukan Mongol yang dikenal sebagai bangsa bar-bar dan tidak mengenal peradaban melakukan pembakaran, termasuk terhadap dokumen-dokumen ilmiah yang selayaknya dilindungi untuk kepentingan perkembangan peradaban dunia.

Gambar 2: Penaklukan Mongol. Memperlihatkan serangan utama Mongol.

Sebuah peradaban merupakan hasil kejeniusan sebuah bangsa atau budaya. Sebagaimana peradaban Yunani merupakan hasil dari para jenius bangsa Yunani, peradaban Cina sebagai hasil dari para jenius bangsa Cina, dan peradaban Barat yang saat ini sedang jaya-jayanya merupakan hasil dari para jenius bangsa-bangsa Barat; maka peradaban Islam merupakan hasil dari para jenius Islam.[8] Bagaimana Islam mampu mencapai zaman keemasan dalam peradabannya tentulah tidak terlepas dari kejeniusan serta usaha gigih masyarakat Arab-Islam periode awal. Kemajuan yang dicapai berkaitan erat dengan terjadinya perkembangan peradaban sejalan dengan terjadinya perluasan wilayah. Perluasan wilayah Arab yang membentang dari Spanyol sampai India ini berhasil dicapai hanya dalam kurun waktu kurang dari satu abad, sehingga digambarkan oleh J.J. Saunders[9] sebagai satu di antara hal luar biasa dan mencengangkan dalam sejarah. Lebih daripada itu, pengalihan pengetahuan ilmiah dan filsafat Yunani ke dunia Islam serta penyerapan dan pengintegrasian pengetahuan itu ke dalam batang tubuh khazanah intelektual Islam adalah suatu prestasi budaya yang mengagumkan.

Para filosof Islam sendiri pada dasarnya tidak memiliki akses langsung dengan pusat intelektual pra-islam (dalam hal ini para pemikir Yunani). Bagaimana kontak awal mereka dengan para pemikir Yunani sebagai awal saling keterkaitan kedua peradaban tersebut merupakan topik yang menarik untuk dibahas. Dalam bab pendahuluan, telah disinggung bagaimana terjadinya transformasi peradaban Yunani ke dunia Islam menurut Amroeni Drajat. Pendapat lain yang juga perlu disimak adalah pendapat dari Oliver Leaman. Menurut Oleiver Leaman,[11] para filosof Islam kala itu tidak mempelajari karya para pemikir Yunani dalam bahasa asli mereka atau bahkan –dalam banyak kasus– tidak melalui terjemahan yang akurat. Mereka juga tidak sepenuhnya tepat dalam menafsirkan isi tulisan. Semua ini terjadi karena interpretasi mereka terhadap filsafat Yunani sangat dipengaruhi oleh tradisi Hellenistik dan Neoplatonik sehingga gagal dalam merepresentasikan secara jelas mengenai inti perdebatan. Namun demikian, apa yang dikemukakan Leaman tersebut sebaiknya tidak diinterpretasikan secara negatif, pernyataan tersebut justru menunjukkan kejeniusan ilmuan Muslim dalam mereinterpretasi dan membangun kembali konsep-konsep keilmuan yang berasal dari pemikir Yunani menjadi suatu konsep ilmu yang bernilai tinggi dan sejalan dengan nilai-nilai keislaman –dalam hal ini, didasarkan pada nilai-nilai Qur’ani.

Penerjemahan karya intelektual Yunani sudah dimulai jauh sebelum lahirnya agama Islam atau penaklukan Asia Barat Daya oleh bangsa Arab pada tahun 641 M. Pekerjaan besar tersebut telah dirintis oleh para pengikut Kristen Monophysit dan Nestorian, untuk kemudian dilanjutkan oleh kaum Muslim.[12] Upaya penerjemahan ini pada dasarnya bukan merupakan sumber ketertarikan atas sains yang berkembang pada masa itu, namun merupakan suatu konsekuensi dari ketertarikan ini. Transfer massif ilmu pengetahuan ilmiah ke dalam bahasa Arab merupakan suatu fenomena kompleks yang tidak dapat direduksi sebagai suatu proses penerjemahan mekanis. Kita tidak dapat mengatakan bahwa gerakan penerjemahan merupakan sebab utama kemunculan sains bahasa Arab. Munculnya sains ini merupakan hasil-usaha sungguh-sungguh dan tekun yang dilakukan oleh para ahli yang merespon tuntutan masyarakatnya. Merupakan usaha yang didukung oleh berbagai segmen masyarakat dan distimulasi oleh kebutuhan internal dan riset ilmiah. Sebagaimana semua fenomena sosial yang muncul, kebangkitan sains dalam masyarakat Islam secara historis memiliki ketergantungan, mendapatkan agensi aktif sebanyak determinan eksternalnya. Dalam hal ini, tak dapat dipungkiri bahwa tubuh pengetahuan ilmiah yang paling berpengaruh adalah Yunani.[13]

Kebesaran para ilmuan Arab tersebut diakui oleh Leaman yang mengklaim bahwa para filosof Muslim merupakan sosok-sosok yang kreatif. Mereka tidak begitu saja mengadopsi konsep para filosof Yunani, tetapi mampu mengembangkan konsep-konsep tersebut seluas mungkin dan membangun konsep baru sehingga memiliki makna sebagaimana mereka memandangnya. Kita juga dapat melihat bagaimana mereka mampu menangani suatu isu dengan cara yang baru. Para filosof Muslim secara umum juga memodifikasi teori Aristotelian sehingga sejalan dengan al-Qur’an.[14]

Secara umum Nakosteen menyimpulkan bahwa transmisi ilmu-ilmu Yunani, Hellenik dan Hellenistik ke dunia Islam disebabkan oleh beberapa faktor historis yang biasa. Di antara faktor-faktor terpenting adalah sebagai berikut:

Terjadinya penganiayaan dan pengusiran oleh kelompok Kristen ortodoks terhadap kelompok Kristen lain yang memiliki perbedaan doktrin, terutama kaum Nestorian dan Monophysit. Kaum Nestorian berpindah ke kerajaan Persia, sedangkan kaum Monophysit ke Persia dan Semenanjung Arabia. Mereka membawa serta warisan ilmiah Yunani dan Hellenistik.
Penaklukan Alexander Agung beserta para penerusnya yang menyebarkan ilmu pengetahuan Yunani sampai ke Persia dan India. Ilmu pengetahuan dan filsafat ini kemudian diperkaya dengan ide-ide lokal.
Yang paling signifikan adalah keberadaan Akademi Jundi Shapur milik kerajaan Persia yang mengembangkan model kurikulum Universitas Alexandria dengan cara memadukannya dengan budaya India, Yunani, Syria, Helenisme, Yahudi dan Persia sendiri. Di akademi ini penerjemahan ke dalam bahasa Pahlavi dan bahasa Syiria berlangsung secara intensif. Pada era Islam awal, tradisi klasik tersebut ditransfer ke dunia Islam dan Barat, sampai tugas ini diambil alih oleh Baghdad di wilayah Islam bagian Timur; Sisilia dan Kordoba di wilayah Islam bagian Barat.
Kegiatan ilmiah bangsa Yahudi juga merupakan faktor penting lainnya. Para penerjemah Yahudi merupakan instrumen yang paling berperan dalam transmisi ini karena kemampuan bahasa mereka, terutama dalam penerjemahan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Ibrani dan Arab pada masa sebelum dan awal Islam.[15]

A. Athena Klasik : The School of Hellas

Sejarah panjang peradaban Yunani mengantarkannya ke puncak peradaban manusia di seluruh dunia. Kemajuan di berbagai bidang dengan mudah terlihat sebagai simbolisasi dari kuatnya peradaban ini. Tidak ada pembicaraan tentang ilmu pengetahuan modern yang bisa mengelak dari merujuk akarnya ke Yunani.[16]

1. Isi Peradaban

Sebagai sebuah kota yang berada di bawah kekuasaan Romawi Timur, Athena mengalami kemakmuran dan kemajuan budaya serta menjadi salah satu pusat kegiatan intelektual kerajaan Romawi. Sejumlah pusat pendidikan berdiri di kota ini. Filsafat dan ilmu-ilmu lainnya berkembang dengan baik.[17]

Peradaban ini melahirkan sederet nama-nama besar di berbagai bidang pengetahuan semisal Thales, Anaximenes, Anaximender, Protogoras, Socrates, Aristoteles, Plato, Plotinus dan Phytagoras. Di Athena, Plato yang wafat tahun 347 SM mendirikan Akademi Filsafat yang belakangan dikenal sebagai museum Athena. Merupakan sebuah lembaga besar dan terbuka, tempat para ilmuan dari berbagai latar belakang bangsa dan agama bersama-sama mengembangkan pengetahuan.[18]

2. Modus Interaksi

Kemunduran Yunani mencapai puncaknya ketika Kaisar Justinian I berkuasa, karena Kaisar ini memiliki pandangan keagamaan yang sempit dan tidak terlalu menghargai ilmu pengetahuan. Pada tahun 529 M, dia memutuskan untuk menutup Museum Athena maupun sekolah-sekolah lain yang ada di kota tersebut.[19]

Keadaan ini menyebabkan banyak ilmuan yang meninggalkan Athena dan umumnya pindah ke daerah-daerah di pantai timur Laut Tengah yang sekarang masuk wilayah Palestina, Lybia, Syria, Mesir, Libanon, Irak dan Persia. Proses ini berperan besar bagi perkembangan pemikiran Hellenisme yang memadukan tradisi intelektual Yunani dan tradisi intelektual Timur.[20]

3. Cultural Attitude

Pandangan keagamaan Justian I yang demikian fanatik dan tidak bisa mentolerir keberadaan penganut sekte atau agama lain menjadi latar belakang penutupan museum Athena. Disamping itu, penutupan museum ini juga berkaitan dengan sikap Justinian I yang tidak terlalu antusias terhadap dunia ilmu pengetahuan dan filsafat, di samping-alasan-alasan ekonomi.[21]

B. Alexandria Hellenistik

Alexandria (al-Iskandaryah) dibangun sekitar abad ke-3 SM, terletak di pantai laut Tengah dan termasuk wilayah Mesir. Kota ini berada di bawah kekuasaan Romawi Timur hingga datangnya Islam.[22] Pada abad ke-1 M, Alexandria telah menjadi pusat ilmiah dan fillsafat Yunani bersamaan dengan pertemuan Hellenisme dengan pengaruh Oriental dan Mesir Kuno.[23] Walaupun Athena memberikan jalan bagi Alexandria sebagai pusat intelektual bagi lingkungan Yunani, namun demikian tradisinya tetap meneruskan tradisi Hellas dengan menciptakan dua sistem filsafat baru yang akan menempatkan mereka berdampingan dengan Plato, Aristoteles dalam pengeruhnya bagi pemikiran Barat.[24]

1. Cultural Attitude

Sebagai pusat ilmiah, kota Alexandria mendapat dukungan yang baik dari para Kaisar di Konstantinopel, paling tidak hingga abad ke-4 M. Keterbukaan dan kebebasan ilmiah yang dulunya berhasil memajukan Athena kembali diterapkan di Aleksandria. Para ilmuan dari berbagai latar belakang budaya dan agama dengan bebas berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan ilmiah di kota ini.[25]

Sama halnya dengan periode Athena, fanatisme agama tampaknya berperan besar dalam proses kemunduran kegiatan intelektual di Alexandria. Sejak awal abad ke-5 M., kegiatan intelektual di kota ini terus mengalami kemunduran.[26]

2. Modus Interaksi

Interaksi ilmiah antara Athena dengan Alexandria sudah dimulai sejak sebelum kota ini berdiri. Tahun 345 SM Aristoteles berangkat dari Athena ke ibukota Macedonia memenuhi panggilan Raja Philip II untuk menjadi guru pribadi bagi putra Raja sekaligus penerusnya, Alexander Agung. Aristoteles kembali ke Athena pada 335 SM setelah satu tahun Alexander agung menggantikan tahta Macedonia.[27] Alexandria sendiri baru dibangun oleh Alexander Agung pada tahun 331 SM di tepi percabangan sungai Nil.[28]

Transmisi pengetahuan dari Athena menuju Roma salah satunya terjadi melalui Alexandria. Pesatnya pertukaran budaya terjadi setelah tahun 155 SM, ketika kedutaan Athena tiba di Roma untuk menyampaikan suatu keputusan yang tidak disukai yang telah diambil oleh penengah Yunani dalam percekcokan dengan ibu kota negara bagian Oropus. Seruan tersebut tidak berhasil dan sang duta besar kembali ke Athena, tanpa menghasilkan apa-apa kecuali stimulasi ceramah filsafat di Roma.[29] Transmisi ini dibawa pula oleh ilmuan yang pindah dari Alexandria ke Athena sehingga membawa kembali sains ke tempat asalnya. Ada keyakinan bahwa Plotinus (205 M.- 270 M.) –filosof Yunani— dilahirkan di Mesir; ia belajar di Alexandria sebelum pindah ke Roma di usia 40 tahun.[30]

3. Isi Peradaban

Kota ini sangat besar peranannya karena sejak abad pertama Masehi telah menjadi pusat pengembangan filsafat dan ilmu yang berasal dari tradisi Timur (India dan Cina) maupun tradisi Ilmiah Mesir yang sudah sangat tua. Mengalami kemajuan sejak abad pertama hingga abad ke 15 M. Sejumlah besar ilmuan meniti karirnya di kota ini Di antara yang paling terkenal adalah Euclid dan Ptolemy. Di sini sempat dibangun berbagai lembaga pendidikan; yang paling terkenal adalah museum Alexandria, yang dilengkapi ruang-ruang belajar, perpustakaan besar dan observatorium raksasa.[31]

C. Romawi Timur

Ketika kerajaan Yunani mengalami kemunduran dan kemudian kaisar Augustus mendirikan kerajaan Romawi Pada tahun 27 SM. Saat itu, Athena tetap berfungsi sebagai pusat pengembangan intelektual.[32] Sayangnya, filsafat dan sains tidak pernah tumbuh subur di Roma seperti hal nya di Athena dan Alexandria. Namun demikian, para filosof dan ilmuan pada masa Romawi mencakup orang-orang yang sangat berpengaruh dalam perkembangan intelektual Eropa masa pertengahan.[33]

1. Isi Peradaban

Produktivitas ilmiah benar-benar mengalami kemunduran di bawah kekuasaan Romawi ini. Chester G. Starr[34] menyebut abad kedua kekuasaan Romawi ini sebagai abad mandul – dalam arti tidak memproduksi karya ilmiah yang monumental. Adapun penyebab kemandulan ini adalah :

Absolutisme sistem imperial yang diterapkan benar-benar bertentangan dengan kebebasan sebagai syarat perkembangan ilmiah.
Peralihan besar-besaran dalam struktur kelas sosial dimana kelas atas yang sebelumnya merupakan penyangga peradaban Yunani mengalami kehancuran.
Bangkitnya individualisme menggerogoti sistem kemasyarakatan sehingga tidak memberi kemungkinan berkembangnya peradaban yang tinggi.

Di antara karya yang sempat ada pada masa ini adalah karya Plotinus yang mencakup keseluruhan filsafat termasuk Kosmologi dan Fisika. Karya-karya ini merupakan sintesis dari pemikiran Platonik, Phytagorean, Aristotelian, dan Stoic, yang kemudian dikenal dengan nama Neoplatonisme. Merupakan filsafat yng dominan dalam dunia pemikiran Yunani-Roman; sisa-sisa purbakala sampai pada era pertengahan.[35]

2. Modus Interaksi

Pesatnya pertukaran budaya terjadi setelah tahun 155 SM, ketika kedutaan Athena tiba di Roma untuk menyampaikan suatu keputusan yang tidak disukai yang telah diambil oleh penengah Yunani dalam percekcokan dengan ibu kota negara bagian Oropus. Seruan tersebut tidak berhasil dan sang duta besar kembali ke Athena, tanpa menghasilkan apa-apa kecuali stimulasi ceramah filsafat di Roma.[36]

Transmisi pengetahuan dari Athena menuju Roma salah satunya terjadi melalui Alexandria. Ada keyakinan bahwa Plotinus (205 M.- 270 M.) –filosof Yunani— dilahirkan di Mesir; ia belajar di Alexandria sebelum pindah ke Roma di usia 40 tahun.[37]

3. Cultural Attitude

Kerajaan baru ini memiliki karakter yang berbeda dengan pendahulunya. Sifat ilmiah dan kontemplatif dari peradaban Yunani sebelumnya telah digantikan oleh sebuah peradaban yang cenderung agak praktikal.[38]

D. Konstantinopel

Pada tahun 330 M., pusat kekaisaran Roman dipindahkan ke Timur., ketika Konstantin Agung memindahkan ibukotanya dari Itali ke kota milik Yunani, Byzantium di Bosphorus. “Roma Baru” itu kemudian dinamakan Konstantinopel.[39]

1. Isi Peradaban

Sumbangan Konstantinopel terhadap perkembangan pengetahuan salah satunya adalah dengan didirikannya Universitas oleh Konstantin di Konstantinopel. Institusi ini diakui oleh Theodosius II pada tahun 425. merupakan universitas baru yang menjadi pusat belajar terpenting di kerajaan tersebut.[40] Disamping itu, perlu pula dicatat beberapa peninggalan seperti karya-karya Proclus yang mencakup komentar terhadap buku I dari Euclid yang berjudul ‘Element‘ yang berisikan sejarah geometri Yunani yang sangat kaya serta sebuah risalah yang berjudul ‘Outline of Astronomical Hypothesis’, yang merupakan ringkasan dari teori Hipparchus dan Ptolemy.[41]

2. Modus Interaksi

Di antara ilmuan yang ikut berperan dalam transmisi pengetahuan Yunani ke masa renaisan adalah Proclus. Proclus (410 M – 480 M.) merupakan, filosof Neoplatonis terbesar yang terakhir lahir di Konstantinopel tetapi pindah ke Athena pada masa remajanya untuk belajar di Akademi. Ia menetap di Athena pada sisa hidupnya kecuali pada masa pengasingan yang terpaksa ia jalani karena faham paganisme. Dia memimpin Akademi pada masa akhir hidupnya. Ia merupakan ahli sintesa filsafat Yunani terbesar terakhir yang sangat ekstrim mempengaruhi pemikiran abad pertengahan dan masa renaisan.[42]

3. Cultural Attitude

Kwartal ketiga abad kelima merupakan periode kacau dalam sejarah bagian barat kerajaan. Kerajaan dipimpin secara berturut-turut oleh sepuluh penguasa. Terakhir adalah Romulus Agustus.yang digulingkan pada tahun 476 M. pada masa itu, sebagian besar Eropa Barat telah hilang karena menjadi bagian dari kerajaan tersebut dan sejak itu kaisar di Konstantinopel menjadi penguasa tunggal dari yang tersisa.[43]

E. Jundi Shapur

Pusat intelektual lain yang juga penting adalah Jundi Shapur, sebuah kota tua di bagian Tenggara lembah Mesopotamia dan berada di bawah kekuasaan kerajaan Persia Sasaniyah. Kegiatan ilmiah di kota ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke enam, namun kota ini masih relatif vital sampai sekitar abad ke 4/10 M, setelah berada di bawah kekuasaan Muslim.[44]

1. Isi Peradaban

Jundi Shapur menjadi pusat intelektual terbaik di zamannya, khususnya di bidang kedokteran, matematika dan musik.[45] Nama Jundi Shapur menjadi terkenal selama periode Islam. Jundi Shapur secara cepat menjadi pusat ilmu pengetahuan yang utama, khususnya bagi Pengobatan Hipokratik, yang kemudian diperkuat lagi setelah tahun 489 M., ketika aliran Edessa ditutup atas perintah penguasa Byzantine.[46]

2. Modus Interaksi

Pada abad ke-5 M, tanda kemunduran kegiatan ilmiah mulai kelihatan menerpa Alexandria. Agaknya fanatisme agama yang berlebihan telah menyebabkan kebebasan intelektual mulai terganggu. Keadaan ini membuat sejumlah ilmuan tidak betah lagi di kota ini dan mencari tempat yang lebih menjanjikan kebebasan dan fasilitas yang lebih baik. Sebagian besar memilih untuk masuk ke daerah-daerah yang dikuasai kerajaan Persia Sasaniyah, sebab di bawah Sasaniyah kebebasan relatif lebih terjamin. Kemunduran Alexandria ini berlanjut terus, sehingga pada saat tentara Islam menaklukkannya pada tahun 643 M, yang tersisa hanyalah sebagian kecil dari lembaga-lembaga ilmiah yang dulunya sangat megah.[47]

Bersamaan dengan berkembangnya kegiatan ilmiah di kawasan Sasaniyah Kerajaan Romawi Timur tampaknya lebih banyak dikuasai oleh Kaisar-kaisar yang tidak mendukung kegiatan ilmiah yang mengakibatkan ditutupnya sejumlah akademi di beberapa kota. Hal ini secara langsung menguntungkan kota Persia, Jundi Shapur; banyak ilmuan yang kemudian meninggalkan Athena, Alexandria dan kota-kota Romawi lainnya lalu memilih untuk menetap di Jundi Shapur.[48]

3. Cultural Attitude

Raja Shapur II (310 M – 379M) memperluas kota ini dan membangun sebuah akademi ilmiah dengan dukungan fasilitas dan finansial yang baik. Akademi ini kemudian melanjutkan usaha bangsa Persia yang sejak awal telah berupaya mengembangkan pengetahuan yang mereka warisi dari peradaban Babilonia dan India.[49]

F. Edessa, Harran dan Nisibis: Jalan menuju Baghdad

Di antara kota tujuan para ilmuan yang meninggalkan Athena dan Alexandria adalah Edessa dan Harran, dua kota Mesopotamia Utara dimana Kebudayaan Syria Kuno sudah berkembang sejak awal. Meskipun pada umumnya penduduk daerah ini adalah penganut Kristen Nestoris, tetapi sebagai sebuah kota ilmiah, para ilmuan pagan pun mendapat tempat terhormat di sini. Bahkan kegiatan kota Harran cenderung lebih didominasi oleh para ilmuan pagan, sedangkan Edessa menjadi pusat kegiatan intelektual yang didominasi oleh para ilmuan Kristen (Nestoris).[50]

1. Isi Peradaban

Karya-karya yang diterjemahkan saat ini mencakup bidang-bidang matematika, astronomi, kedokteran dan filsafat. Pada paruh pertama abad ke-6 M kota Nisibis memiliki sebuah akademi pendidikan yang mungkin bisa disebut terbaik di dunia kala itu. Di sini berlangsung kegiatan penerjemahan karya-karya penting Yunani dan Sanskerta ke dalam bahasa Persia lama (Pahlavi) dan bahasa Syria, oleh para ilmuan Syria, Yahudi, Persia dan lain-lain.[51] Karya-karya yang diterjemahkan antara lain bidang-bidang matematika, kedokteran, astronomi, dan filsafat.[52]

2. Modus Interaksi

Kemunduran Alexandria yang menyebabkan terjadinya eksodus ilmuan berperan besar dalam penyebaran sains ke daerah-daerah ini. Setelah dimusuhi di belahan Barat, kelompok ini melarikan diri ke wilayah Syria dan mendirikan sekolah di Edessa. Ketika pada tahun 489 M, kaisar Romawi Timur memerintahkan agar akademi ilmiah Edessa ditutup, para ilmuan kembali harus pindah, kali ini ke Nisibis, masih di Mesopotamia Utara.[53]

3. Cultural Attitude

Masa penyebaran dan perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah ini dimulai dari dukungan penuh hingga permusuhan sengit.[54]

G. Baghdad

Era Islam mulai pada 622 M. saat Muhammad Saw. hijrah dari Mekkah ke Madinah. Saat dipimpin oleh Khalifah I, Tentara Arab menaklukkan Syria pada 637 M., Mesir pada 639 M., Peersia pada 640 M., Tripolitania pada 647 M., Afrika Barat Laut pada 670 M. Arab kemudian menyerang Konstantinopel pada 674 M. Berakhirnya dinasti Umayyah pada 661 M digantikan oleh dinasti Abbasyah. Di masa pemerintahan Abu Ja’far al-Mansur dari dinasti Abbasyah, Baghdad dibangun sebagai ibu kota yang baru. Merupakan awal dari periode yang penuh warna dalam sejarah Islam.[55]

Baghdad muncul sebagai pusat budaya yang besar. Pada masa ini telah dilakukan penterjemahan pertama buku asing ke dalam bahasa Arab, termasuk buku Aristoteles tentang logika dan subjek lainnya; juga buku-buku klasik lain dari Yunani, Yunani-Bizantin, Pahlavi, Neo Persian dan Syria. Program penerjemahan berlanjut pada masa al-Mahdi yang merupakan anak dari al-Mansur. Institusi intelektual yang paling penting di Baghdad pada masa Abbasiyah adalah ‘Bayt al-Hikma’ atau ‘House of Wisdom’, yang pada dasarnya adalah perpustakaan. Di masa ini bermunculan ilmuan-ilmuan Muslim terkenal seperti al-Khawarizmi, al-Kindi, dan lainnya.[56]

Program penerjemahan terus berlanjut sampai pertengahan abad ke-11, baik di Timur maupun Muslim Spanyol. Pada saat itu, sebagian besar karya ilmiah dan filsafat penting dari Yunani bisa ditemukan dalam terjemahan Arab, bersamaan dengan komentar terhadap karya-karya tersebut; di samping risalah-risalah asli dari ilmuan Islam yang telah diproduksi secara intern. Dengan demikian, melalui kontak mereka dengan lingkungan budaya dan tulisan ilmiah berbahasa Arab, maka mereka mampu berperan penting di bidang sains dan filsafat; dengan menyerap apa yang telah mereka pelajari dari Yunani dan memberikan penambahan untuk memulai masa kebangkitan Islam, yang hasilnya disampaikan ke Eropa Barat. Para sarjana Islam memulai pencerahan pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid.[57]

H. Masa Kebangkitan Islam

Masa Kebangkitan Islam mulai sebelum gerakan penerjemahan berakhir, menyebar ke Timur ke Asia Tengah dan ke Barat ke Afrika Utara dan Spanyol, membuka jalan bagi kebangkitan karya-karya semua cabang ilmu yang berasal dari Yunani Kuno.[58]

Gambar 3: Wilayah Islam tahun 800 H.[59]

Dinasti Abbasiyah berakhir pada 1258 ketika Baghdad di serang Bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu dari Jengis Khan. Hulagu membunuh khalifah Abbasiyah bersama-sama dengan rakyat Baghdad. Seperempat kota dirampas dan dihancurkan, termasuk mesjid besar, dan menurut laporan sejarah tumpukan manuskrip terkubur, termasuk yang berasal dari ‘Bayt al-Hikma‘ di Baghdad. Bersamaan dengan itu, berakhirlah masa keemasan Islam.[60]

III. Penutup

Kontak awal Islam dengan peradaban klasik terjadi karena proses perluasan wilayah. Dalam kurang dari satu abad, umat Islam telah berhasil memperluas kekuasaannya melampaui batas tradisional semenanjung Arabia, sehingga dengan sendirinya mereka berhadapan dengan daerah-daerah kekuasaan Romawi Timur dan Persia. Kedua Kerajaan ini telah pernah memiliki peradaban yang jauh lebih maju, sebab mereka merupakan pewaris peradaban Yunani kuno, meskipun pada umumnya adalah dalam bentuk yang berciri Hellenistik.

Bangsa Muslim mampu melakukan perluasan wilayah yang kecepatannya sulit dicari tandingannya dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia, terbukti dalam kurang lebih satu abad mereka telah mampu menguasai sebagian besar wilayah yang semula dikuasai Romawi Timur dan Sasaniyah yang memang sedang dalam proses keruntuhannya, terutama akibat peperangan yang berkepanjangan.[61] Dengan demikian, Islam telah berhasil menstimulasi lahirnya satu peradaban anggun.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara peradaban Barat dan peradaban Islam, dimana perkembangan peradaban Islam mengambil manfaat dari peradaban Barat dan pada masa sesudahnya peradaban Barat mengambil manfaat pula dari jaman keemasan peradaban Islam. Seperti yang dikatakan Ahmad Dallal, Sains Arab melakukan lebih dari sekedar memelihara keabsahan sains Yunani dan menyampaikannya kepada ahli waris Eropanya, sebab tradisi ilmiah Arab berhasil memberikan nilai tambah bagi warisan Yunani tersebut sehingga akhir dari transformasi ini adalah munculnya satu sains baru yang disampaikan oleh ilmuan Arab.[62]


Ditulis dalam Uncategorized

ZIONISME

ZIONISME

Disusun oleh: Ading Nashrulloh

 

 
A. ARTI ZIONISME

Zionis digunakan untuk menyebut pengikut gerakan politik Zionisme.

Zionisme merupakan gerakan politik yang bertujuan mendukung keberadaan negara Israel.

Di Perjanjian Lama atau Taurat, Yerusalem dan Israel disebut sebagai Zion.

Zionisme atau gagasan yang berupaya membentuk sebuah negara Yahudi merdeka, dimulai pada abad ke-19 dengan berbagai tulisan seperti yang ditulis oleh Theodor Herzl.

Meskipun demikian, gagasan tentang negara Israel sebenarnya telah muncul jauh sebelum itu.

Yudaisme merupakan keyakinan yang lahir di daerah yang sekarang dikenal sebagai Israel. Akibatnya, orang-orang Yahudi pada era sebelum masehi menganggap Israel sebagai rumah mereka.

Meskipun memiliki dukungan teks agama terutama dari Taurat, gerakan Zionis lebih bersifat politis daripada religius.

Tujuan utama Zionisme adalah untuk mengakhiri pengasingan Yahudi dari tanah leluhur mereka, sehingga negara Israel lebih mewakili entitas negara (politik) dibandingkan entitas agama.

Gerakan Zionisme mendapatkan momentumnya setelah Holocaust pada PD II yang mengarah pada pembentukan Israel pada tahun 1948.

Migrasi awal orang Yahudi ke Palestina (nama daerah tersebut sebelum tahun 1948) dalam jumlah besar terjadi pada tahun 1947 yang melibatkan perpindahan sekitar 630.000 orang Yahudi.

Sangat penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang Yahudi adalah Zionis. Bahkan, sekte-sekte keagamaan Yahudi tertentu sangat menentang pembentukan negara Yahudi.

Yahudi Hasid, misalnya, cenderung bersikap kritis terhadap Zionisme. Mereka berkeyakinan bahwa negara Yahudi seharusnya dibentuk setelah kedatangan Mesias.

Oposisi terhadap Zionisme juga muncul diantara bangsa Arab dan muslim.

Akibat perpindahan massal orang Yahudi, populasi Palestina semakin menurun dan pindah ke negara tetangga seperti Yordania.

Konflik semakim mengeras karena orang Yahudi dan muslim sama-sama menganggap Yerusalem sebagai tempat suci mereka.

Sebagai informasi, istilah Zionis dapat merujuk pula kepada pendukung non-Yahudi atas negara Israel.

Misalnya, pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dikenal sebagai negara non-Yahudi yang mendukung Israel.

Banyak pihak, terutama setelah Holocaust, merasa bahwa pembentukan sebuah negara Yahudi memiliki legitimasi.

Setelah menyaksikan kengerian dan eksekusi massal, banyak pihak bersimpati dengan usaha pembentukan negara Yahudi.

Ini diperkuat oleh fakta sejarah bahwa di sepanjang periode diaspora, Yahudi selalu menjadi objek diskriminasi dimanapun mereka tinggal.

Orang Yahudi mengalami diskriminasi di hampir setiap tempat mereka menetap, termasuk Mesir, Yunani, Eropa abad pertengahan, dan Rusia abad ke-20 serta Eropa Timur.

Namun Zionisme tetap menjadi isu panas. Permasalahan tidak hanya berkisar mengenai perebutan wilayah melainkan diperumit dengan sentimen keagamaan yang pekat.
DIASPORA

Istilah “diaspora” digunakan untuk merujuk pada penyebaran kelompok agama atau kelompok etnis dari tanah air mereka, baik dipaksa maupun dengan sukarela.

Kata ini juga digunakan untuk merujuk pada penyebaran orang-orang sebagai kelompok kolektif dan masyarakat.

Sejarah manusia menunjukkan sejumlah diaspora. Tercerabut dari tanah kelahiran dan budaya, bisa menjadi suatu peristiwa besar bagi seseorang atau sekelompok orang.

Diaspora berasal dari istilah Yunani Kuno yang berarti “menyebarkan atau menabur benih.”

Diaspora berbeda dengan imigrasi. Diaspora mengharuskan anggota suatu masyarakat pergi bersama dalam periode waktu yang singkat, bukan pergi perlahan-lahan dalam waktu lama meninggalkan kampung halaman.

Masyarakat yang melakukan diaspora juga dicirikan dengan usaha mereka untuk mempertahankan budaya, agama, dan kebiasaan lainnya di tempat baru.

Mereka biasanya hidup berkelompok dengan sesamanya, dan kadang tidak mau berinteraksi dengan warga lokal.

Salah satu contoh diaspora yang terkenal adalah diaspora Yahudi yang dimulai pada tahun 600 SM.

Orang-orang Yahudi sering digunakan sebagai contoh klasik diaspora karena telah berpindah beberapa kali, dengan banyak diantaranya melalui paksaan.

Meskipun beberapa kali berpindah tempat, orang Yahudi yang mengalami diaspora tetap berusaha mempertahankan ikatan komunitas yang kuat beserta dengan tradisi, budaya, dan agama mereka.

Konsep diaspora juga bisa digunakan dalam konteks diaspora Afrika. Orang Afrika banyak mengalami pemindahan paksa oleh orang Eropa untuk kemudian dijadikan budak.

Banyak diaspora terjadi sepanjang sejarah, dengan penyebab mulai dari bencana alam, usaha mencari tempat yang lebih baik, hingga akibat paksaan.

Selin berusaha untuk mempertahankan identitas mereka, banyak anggota dari diaspora berharap suatu saat nanti kembali ke tanah air mereka untuk sekedar berkunjung atau untuk hidup permanen.
MOSSAD
Mossad atau HaMossad leModi’in v’leTafkidim Meyuhadim adalah salah satu dari lima lembaga intelijen utama Israel.

Kantor pusat Mossad terletak di Tel Aviv dengan jumlah anggota yang tidak diungkap ke publik.

Perkiraan menyebutkan lembaga ini mempekerjakan sekitar 1.200 orang yang bertanggung jawab pada operasi intelijen, operasi rahasia, dan kontra terorisme bagi Israel.

Banyak yang menganggap Mossad menjadi bagian paling penting dari semua lembaga intelijen yang dimiliki Israel.

Sebelum negara Israel didirikan pada tahun 1948, Mossad Le’aliyah Bet adalah kelompok yang bertanggung jawab untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina.

Mereka berusaha “menyelundupkan” orang Yahudi masuk ke Palestina secara rahasia untuk menghindari kuota yang ditetapkan oleh Mandat Inggris.

Ketika negara Yahudi terbentuk, Reuven Shiloah, direktur pertama Mossad, merekomendasikan bahwa organisasi keamanan terpusat perlu dibentuk untuk mengorganisasi semua upaya intelijen negara.

Mossad lantas didirikan pada Desember 1949. Pada tahun 1951, lembaga ini menjadi bagian dari kantor perdana menteri Israel.

Mossad telah melakukan sejumlah operasi besar dalam upaya melindungi kepentingan Israel serta meringkus mantan anggota Nazi dan militan Arab yang dipandang merugikan serta mengancam warga negara Israel.

Contoh operasi Mossad paling terkenal adalah penangkapan penjahat perang Nazi, Adolf Eichmann, dari Buenos Aires, Argentina pada tahun 1960.

Menghindari keruwetan ekstradisi, Mossad menculik Eichmann dari bus di Argentina, mengadilinya di pengadilan Israel, dan kemudian dihukum mati.

Operasi terkenal Mossad lainnya adalah “Wrath of God”, yang dilakukan untuk membalas para pelaku pembantaian sebelas atlet Israel selama Olimpiade Munich tahun 1972 oleh kelompok militan Palestina.

Operasi ini ditujukan mencari para penculik yang masih hidup dan orang-orang dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang diyakini terlibat dalam pembantaian karena memberikan dukungan dan pembiayaan.

Sampai sekarang, (2013) Mossad telah dipimpin oleh 10 direktur dengan Meir Dagan merupakan direktur saat ini yang menjabat sejak tahun 2002.

 
B. SEJARAH ZIONIS
Zionisme sebagai sebuah gerakan terorganisir umumnya dianggap telah ayah oleh Theodor Herzl pada tahun 1897, namun sejarah Zionisme dimulai awal dan terkait dengan Yudaisme dan sejarah Yahudi. The Sion Hovevei, atau Pecinta Sion, bertanggung jawab untuk menciptakan 20 pemukiman Yahudi baru di Palestina antara 1870 dan 1897.

Sebelum Holocaust bertujuan pusat gerakan adalah penciptaan Home Nasional dan pusat kebudayaan Yahudi di Palestina dengan memfasilitasi migrasi Yahudi. Setelah Holocaust, gerakan difokuskan pada pembentukan sebuah “negara Yahudi” (biasanya didefinisikan sebagai negara sekuler dengan mayoritas Yahudi), mencapai tujuannya pada tahun 1948 dengan pendirian negara Israel.

Sejak penciptaan Israel, pentingnya gerakan Zionis sebagai sebuah organisasi telah menurun, sebagai negara Israel telah tumbuh kuat. Gerakan Zionis terus ada, bekerja untuk mendukung Israel, membantu orang-orang Yahudi dianiaya dan mendorong emigrasi Yahudi ke Israel. Sementara partai politik yang paling Israel terus mendefinisikan diri mereka sebagai Zionis, pemikiran politik modern Israel tidak lagi dirumuskan dalam gerakan Zionis.

Keberhasilan Zionisme berarti bahwa persentase penduduk Yahudi dunia yang tinggal di Israel telah terus tumbuh selama bertahun-tahun dan hari ini 40% dari orang-orang Yahudi dunia tinggal di Israel. Tidak ada contoh lain dalam sejarah manusia sebuah “bangsa” dipulihkan setelah sekian lama keberadaan sebagai diaspora.

->Kembali ke Sion adalah istilah yang mengacu pada peristiwa yang ditulis dalam buku-buku Alkitab Ezra-Nehemia di mana orang-orang Yahudi kembali ke Tanah Israel dari pembuangan ke Babel mengikuti Keputusan oleh kaisar Persia Cyrus Agung, penakluk Babel kerajaan di 538 SM, juga dikenal sebagai Deklarasi Cyrus.

Meskipun istilah itu pertama kali diciptakan setelah kehancuran Bait Suci Kedua (disebutkan dalam Kidung Degrees), itu dikaitkan dengan peristiwa kembalinya orang Yahudi dari pembuangan ke Babel ke Tanah Israel setelah penghancuran Bait Pertama , mengikuti Keputusan Cyrus yang Agung.

Yang dimaksud Alkitab tentang “Kembali untuk Sion”, Aliyah, kemudian pada dipinjam dari event kuno dan diadopsi sebagai definisi dari semua imigrasi orang Yahudi ke Tanah Israel dan Negara Israel di zaman modern. Aliyah modern mulai di tengah-tengah abad ke-19, untuk Jaffa, dari pengikut Rabi Yehuda Bibas dan Rabbi Yehuda Alkalai, dikenal sebagai Herald Zionisme perintis Zionisme modern, dan sampai dengan sisa Aliyot (jamak dari Aliyah) dilakukan setelah pembentukan Negara Israel.

Periode antara Kembali alkitabiah untuk Sion dan yang modern terdiri dari beberapa upaya kelompok-kelompok kecil untuk berimigrasi ke Tanah Israel, dan periode ini bisa dibagi menjadi dua kategori: satu untuk Aliyah selama Abad Pertengahan dan selama periode Renaissance, dan yang lainnya untuk Aliyah selama era modern (abad ke-18 dan pada awal abad ke-19).

Era Pencerahan di Eropa menyebabkan gerakan pencerahan abad ke-18 dan 19 Yahudi di Eropa, yang disebut Haskalah. Pada 1791, Revolusi Perancis yang dipimpin Prancis untuk menjadi negara pertama di Eropa untuk memberikan Yahudi kesetaraan hukum. Inggris memberikan hak orang-orang Yahudi yang sama tahun 1856, Jerman pada tahun 1871. Penyebaran ide-ide liberal barat di antara orang-orang Yahudi yang baru emansipasi dibuat untuk pertama kalinya kelas dari orang Yahudi sekuler yang menyerap ide-ide pencerahan yang berlaku, termasuk rasionalisme, romantisme, dan nasionalisme.

Namun, pembentukan negara modern di Eropa disertai perubahan dalam prasangka terhadap Yahudi. Apa yang sebelumnya telah penganiayaan agama sekarang menjadi sebuah fenomena baru, antisemitism Rasial dan memperoleh nama baru: antisemitism. Antisemites melihat Yahudi sebagai kelompok agama, nasional dan ras asing dan aktif berusaha untuk mencegah orang-orang Yahudi dari memperoleh hak yang sama dan kewarganegaraan.

Proto-Zionis termasuk (Lituania) Vilna Gaon, (Rusia) Rabbi Menachem Mendel dari Vitebsk, (Bosnia) Rabbi Yehuda Solomon Alkalay dan (Jerman) Rabi Zvi Hirsch Kalischer. Pendukung kemerdekaan…

SEJARAH ISRAEL

Israel sudah berdiri di Palestina selama kurang lebih 60 tahun. Jumlah yang sangat lama. Mereka menjajah Palestina dan hanya menyisakan Gaza saja yang belum futuh mereka taklukan. Di Gaza, ada sebuah tembok besar yang tak pernah berhasil diruntuhkan oleh Israel: Hamas. Bagaimanakah Israel berdiri?

Gerakan antisemit di seluruh dunia melahirkan reaksi balik berupa gerakan Zionisme sedunia, yang digagas oleh Dr. Theodore Herzl (1896), seorang Yahudi Hongaria di Paris. Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi antisemitisme adalah adalah dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.

Melalui pamfletnya yang berjudul “Der Yuden Staat,” Herzl mulai mempropagandakan cita-citanya tersebut. Awalnya Herzl belum menegaskan di mana letak tanah air bangsa Yahudi akan dibangun. Mula-mula disebut Argentina atau Palestina. Tetapi dalam kongres kaum Zionis pertama di Basel, Swiss tahun 1897, mereka menetapkan Palestina sebagai pilihannya.

Alasan pemilihan Palestina adalah latar belakang historis untuk mengembalikan ”Haikal Sulaiman” yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di tanah Palestina (sekitar 975 – 935 SM). Maka, sejak 1930 eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat tajam, terutama pada Era Nazi Jerman (Perang Dunia II).Berdirinya Israel tidak lepas dari keruntuhan khilafah. Khalifah Turki Utsmani Sultan Abdul Hamid sebagai penghalang terbesar diturunkan sebagai Khalifah oleh gerakan Turki Muda.

Waktu itu, tahun 1909, Sultan Abdul Hamid mengeluarkan pernyataan keras kepada Yahudi: ”Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniyah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian!” Tidak heran kalau kemudian Yahudi berkonspirasi menghancurkan Sultan Abdul Hamid.

Pada Perang Dunia I (1914-1918), Turki Utsmani bergabung dengan Poros Central (Jerman, Austria-Hungaria) melawan Sekutu. Namun pada 1916, Inggris dan Prancis berkongkalingkong untuk membagi wilayah Timur Tengah dan terkenal dalam Perjanjian Sykes Picot. Dalam Deklarasi Balfor tahun 1917, Inggris mendukung pembentukan Negara Yahudi di tanah Palestina.

Berikut adalah isi surat dari Arthur James Balfour yang berdiri di belakang perjanjian laknat itu. ”Lord Rothschild yang terhormat, saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet.

Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya . Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.”

Tahun 1918, Palestina jatuh. Jendral Allenby merebut Palestina dari Khilafah Turki Utsmani. Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh LBB. Pada tahun 1947, PBB dengan sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. 1948 menjadi tahun bersejarah bagi Yahudi karena merupakan tahun deklarasi pembentukan Israel. Tepat hari berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina dideklarasikan Pendirian Negara Israel, 14 Mei 1948.

Ada beberapa perang yang pantas diingat dalam sejarah berdarah Yahudi. Pada 1948 ada Perang Arab Israel I. Mesir, Jordania, dan Syria masing-masing menduduki Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan. Pada 1967 terjadi Perang 6 Hari, Mesir, Jordani, Syiria menyerang Israel, tapi justru kehilangan ketiga daerah hasil perang 1948 bahkan Gurun Sinai lepas dari Mesir. Dan pada tahun 1973 terjadi Perang Yom Kippur, Mesir dan Syria menyerang Israel. Diikuti embargo minyak kepada negara-negara Barat.

Tapi pada tahun 1978 dalam Perjanjian Camp David, Mesir mendapatkan kembali Gurun Sinai dengan syarat tidak lagi memerangi Israel. Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan tetap dalam kontrol Israel. Puncaknya pada tahun 1992 dibuat Perjanjian Oslo. Pengakuan PLO atas eksistensi Israel dan penunjukkan PLO sebagai otoritas resmi atas Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sejak saat itu Israel semakin berdiri kokoh di tanah jajahannya, Palestina.

 

C. GERAKAN ZIONISME INTERNASIONAL
PETA JERUSALEM KUNO

Ketika kongres pada 1897 itu berlangsung namgsa Arab-Palestina mencapai angka 95%, dan mereka menguasai 99% dari tanah Palestina. Jadi jelas sejak awal Zionisme bertujuan untuk menghapuskan kepemilikan dari tangan mayoritas Arab-Palestina, baik secara politik maupun fisik, merupakan suatu persyaratan yang tak dapat dihindari untuk dapat membentuk sebuah negara Yahudi. Dalam tujuan itu tidak hanya terbatas pada tanah, tetapi tanah tanpa penduduk lain di tengah-tengah mayoritas penduduk Yahudi.

Setelah kegagalannya dengan Sultan Abdul Hamid II, setahun setelah Kongres Zionisme Internasional ke-1di Bazel, pada tahun 1898 Tehodore Herzl mengalihkan perhatiannya kepada Jerman dan Kaizer Wilhelm II yang memiliki ambisi ke Timur Tengah. theodore Herzl secara ketus memberi-tahukan orang Jerman, “Kami membutuhkan sebuh protektorat, dan Jerman kami anggap paing cocok bagi kami”. Ia mengemukakan bahwa para pemimpin Zionisme adalah oang-orang Yahudi berbahasa Jerman. Jadi sebuah negara Yahudi di Palestina akan memperkenalkan budaya Jerman ke wilayah tersebut. Namun Kaizer menolak usul Theodore Herzl, sebab utamanya, ia tidak ingin menyinggung perasaan kesultanan Usmaniyah, yang merupakan langganan utama produk persenjataan Jerman, atau membuat murka kaum Kristen di dalam negeri.

Sementara itu pada tahun 1899 walikota Jerusalem, Youssuf Zia Khalidi, seorang cendekiawan Palestina san anggota parlemen Usmaniyah, menuis sepucuk surat yang diteruskan kepada Theodore Herzl, memperingatkan klaim Zionis terhadap Palestina. Bangsa Arab-Palestina secar khusus menentang tuntutan Zionisme yang didasarkan pada dalih oang Yahudi mempunyai hak atas tanah Palestina hanya karena mereka pernah hidup dua milenia yang silam. Khalidi mencatat bahwa klaim kaum Zionis atas Palestina tidak dapat dilaksanakan mengingat tanah palestina telah berada di bawah kekuasaaan Islamselama 13 abad terakhir dan bahwa orang nusli dan Kristen memiliki kepentingan yang sama mengingat tempat-tempat suci yang ada. Lagipula ia menambahkan penduduk mayoritas Arab-Palestina menentang pnguasaan kaum Yahudi. Ketika Istambul memutuskan pada tahun 1901 untuk memberikan penduduk asing, yang pada intiya bermakna imigran baru Yahudi, hak yang sama untuk membeli tanah, sekelompok tokoh-tokoh terkemuka Arab-Palestina mengirim sebuah petisi ke ibukota Usmaniyah memprotes kebijakan itu.

Di pihak Theodore Herzl tanpa mengenal putus-asa ia memalingkan mukanya ke Inggris. itu dilakukannya pada tahun 1902. Di sini ia menemukan lahan yang subur. Ada tradisi di kalangan Kristen Protestan dan para penulis Inggris sepanjang 2 abad sebelumnya untuk mendukung “kembalinya orang yahudi ke Palestina”, tradisi yang juga bergerak ke Amerika Serikat. lagipula kepentingan Inggris tentang keamanan Terusan Suez sebagai urat-nadi ke jajahan-jajahannya di Timur Jauh telah menggiringnya untuk merebut Mesir pada tahun 1882, dan pengamanan Terusan Suez tetap merupakan fokus kepentingan London di wilayah tersebut. Mempunyai penduduk yang bersahabat di wilayah itu akan memberikan keuntungan yang tak terperikan bagi Inggris.

JERUSALEM 1917

Sebagaimana Jerman, Inggris pun merasa tidak memiliki kepentingan berhadapan dengan Sultan, membuka duungan Inggris terhadap Palestina bukan hal yang menarik bagi Inggris. Lalu Theodore Herzl meminta membuka hubungan denga teritori Inggris yang terdekat: Siprus, El Arish, atau Semenanjung Sinai. Menteri daerah jajahan Joseph Chamberlain mencoret Siprus, karena kehadiran Yahudi akan menimbulkan murka penduduk Yunani dan Turki, dan Mesir tidak disetujui, karena gubernur Inggris setempat menentang memberikan tanaha sejengkal pun dari wilayah Messir. lalu Chamberlain menyarankan sebuah teritori sebagai kompromi, kira-kira seluas Palestina didaerah Afrika Timur milik Inggris. Meskipun pada waktu itu daerah itu dinamakan Uganda, wilayahnya kini kira-kira ada di Kenya.

Theodore Herzl bersuka-cita dengan tawaran itu. Menurut Herzl kalau bukan menjadi pengganti bagi Palestina, paling tidak berperan sebagai batu-oncatan. Tetapi saran itu berhadapan dengan badai protes dari kaum Zionis terutama datang dari Rusia dan juga daerah-daerah jajahan Inggris. pada awal 1904 baik Thedore Herzl maupun Joseph Chamberlain dengan senang-hati bersepakat melupakan pikiran itu.

Pengalaman itu sangat menguntungkan bagi Zionisme. Sebuah koneksi penting telah terjalin dengan pejabat-pejabat tinggi pemerintahan Inggris, suatu hubungan yang diramalkan Theodore Herzl dengn tepat, bahwa pada suatu saat akhirnya kelak akan membawa hasil yang nyata. Sebelum meninggalnya pada tanggal 3 Juli 1904 theodore Herzl berkata kepada seorang kawan, “Anda akan lihat waktunya akan tiba Inggris akanmelakukan apa saja yang ada dalam kekuasaaannya untuk menyerahkan Plaestina kepada kita untuk beridirnya suatu negara Yahudi”. Sesudah ini ambisi kaum Zionis difokuskan semata-mata pada Palestina sebagai tempat bagi negara Yahudi yang diharapkan.

Masyarakat Palestina tidak banyak mengetahui langkah-langkah yang ditempuh Theodore herzl selama itu. Hubungan antara orang Arab_palestina dengan orang Yahudi secara umum cukup bersahabat sampai dengan revolusi turki Muda pada 1908. menurut sejarawan Neville J. Mendell, “Menjelang malam Revolusi turki Muda … sentimen anti-Zionisme mapa masyarakat Arab belum nampak. Sebaliknya memang ada keresahan bekenaan dengan makin meluasnya masyarakat anti-Yahudi di Palestina, dan penentangan yang kian meluas terhadap hal itu”. Sejarawan Israeli, Gershon Shafir, menambahkan, “Revolusi turki Muda pada bulan Juli 1908 harus dipandang sebagai permulaan konflik Yahudi-Arab secara terbuka, demikian juga lahurnya gerakan nasionalisme Arab”.

Sebagian besar ketidak-pedulian masyarakat Arab-Palestina sampai tahun 1908 disebabkan oleh kenyataan bahwa para perintis Zionis berhasil menekankan bahwa permintaan mereka hanya ytanah dan hubungan persahabatan, sambil tetap menutupi tujuan yang sesungguhnya – mengusir orang Aeab-Palestina. Sesuai buku-buku Theodore Herzl tetntan perlunya tindakan “kehati-hatian dan kewaspadaaan”, bahkan di saat senja kolonialisme, gagsan yang nerisi niat untuk mengusir penduduk asli setempat untuk memeberikan ruang bagi imigran asing dianaggao berbau terlalu sinis, sehingga para perintis Zionisme berupaya menghindarinya demi pertimbangan politik, serta demi kebutuhan untuk memelihara hubungan baik dehari-hari dengan jiran mereka. Sehingga rencana untuk mengusir orang Arab-Palestunaitu kenudian secra eufemistik di kalangankaum Zionis dan dunia luar dikenal sebagai “masalaj pengalihan:. Kepada publik, kaum Zionis menekankan betapa manfaat yang akan didapat oleh masyarakat Arab-Palestina dan kesultanan Usmaniyah dengan kehadiran imigran Yahudi yang baru yang akan membawa serta bersama mereka odal, ilmu pengetahuan, dan hubungan dengan jaringan internasional.

PENGUSIRAN ORANG ARAB-PALESTINA

Pada tahun 1905 Israel Zangwill, seorang organisator zionosme di Inggris dan salah seorang propagandis Zionosme terkemuka yang menciptakan slogan, “sebuah tanah air tanpa rakyat untuk rakyat anpa tanah air”, mengakui di Manchester, bahwa Palestina bukanlah tanah tanpa rakyat. Sebenarnya tanah itu dihuni oleh bangsa Arab, “(Kami) menyiapkan diri, untuk mengusirdengan pedang kablah-kabilah (Arab) itu sebagaimana yang dilakukan nenek-moyang kami, atau menghadapi hadirnya penduduk asing dalam jumlah besar, tarutama kaum Mohammedan yang selama berabad-abad terbiasa menghinakan kami”24. Komentar itu disuarakan pada waktu dimana ada 645.000 juwa orang muslim dan Kristen di Palestina, sementara hanya ada 55.000 jiwa orang Yahudi, sebagian besar non-Zionis atau anti-Zionis, yang terutama tinggal di kawasan Orthodoks Jerusalem dan kota-kota lainnya.

David Ben-Gurion, tokoh yang bersama Theodore Herzl dan Chaim Weizzman, menjadi salah seorang penggagas negara Israel, dengan gamblang menjelaskan hubungan antara Zionisme dengan pengusiran sebagai berikut, “Zionisme adalah pemindahan orang Yahudi.Pemindahan orang Arab jauh lebih mudah daripada cara-cara lainnya.”. Atau, sebagaimana ditandaskan cendekiawan Israeli, Benjamin Beit Hallahmi, “Kalau masalah dasar yang dihadapi oleh Yahudi Diaspora adalah bagaimana bertahan hidupsebagai kaum minoritas, maka masalah dasar Zionisme di Palestina adalahbagaimana melenyapkanpenduduk aslidan menjadikan kaum Yahudi sebgai mayoritas”.

 
E. ISRAEL, YAHUDI, ZIONIS, FREEMASONRY & ILLUMINATI

Istilah Israel, Yahudi, Zionis, Freemasonry dan Illuminati sering terdengar, dan memang satu sama lainnya saling berkaitan erat.

ISRAEL adalah nama bangsa yang dalam sejarahnya sering membunuh para Nabi dan Rasul serta orang Sholeh. Dan kini dijadikan sebagai nama negara.

YAHUDI adalah nama agama yang dianut bangsa Israel dan “diklaim” sebagai pengikut Nabi Musa AS dengan kitab Suci Taurat yang kini sudah tidak asli lagi.
ZIONIS ialah gerakan politik Yahudi Israel untuk membangun Kerajaan Israel Raya dengan Yahudi sebagai Agama Negara.

FREEMASONRY ialah Organisasi Rahasia Yahudi tertua dan sangat berpengaruh serta paling berbahaya, untuk melindungi kepentingan Yahudi di seluruh Dunia.

ILLUMINATI adalah Kelompok Konspirasi Yahudi Internasional yang bertujuan tidak hanya mendirikan Negara Israel, tapi juga mendirikan Tatanan Dunia Baru (New World Order).

Karakter Yahudi

Allah SWT menginformasikan melalui Surat Al-Baqarah ayat 120 bahwa Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada umat Islam hingga mau mengikuti agama mereka. Lalu, dalam Surat Al-Maa-idah ayat 82, Allah SWT menyatakan bahwa Yahudi adalah yang paling keras permusuhannya terhadap Islam.

Jadi, sudah merupakan Karakter Yahudi untuk memusuhi Islam, bahkan permusuhan Yahudi terhadap Islam lebih keras dibandingkan permusuhan Nashrani terhadap Islam.

Selain itu, Yahudi Bani Israil terkenal dengan kezoliman mereka terhadap para Nabi dan Rasul, sehingga mereka menjadi terkutuk, sebagaimana Allah SWT firmankan dalam Surat Aali ‘Imraan ayat 112. Informasi ilahi tentang karakter dan perilaku Yahudi pasti benar dan tidak mungkin meleset.

Lahirnya Negara Israel

Sejak lama, Yahudi telah mendirikan Organisasi Rahasia yang disebut “Freemason” yang bermakna “Gerakan Pembangun Kebebasan”. Tidak diketahui dengan pasti tentang siapa pendirinya dan kapan berdirinya. Hanya saja pada tahun 1717, Freemason mulai mendeklarasikan diri secara terbuka di Inggris.

Belakangan, melalui Freemason pada tahun 1890, Nathan Birnbaum untuk pertama kalinya memperkenalkan kata “Zionis” yang diambil dari kitab Taurat sebagai sebutan bagi Yerusalem dan Bangsa Israel. Lalu istilah “Zionis” dipopulerkan oleh Theodore Hertzel pada tahun 1896 melalui bukunya yang berjudul “A Jewish State”.

Selanjutnya, pada Tahun 1897 istilah “Zionis” dikukuhkan dalam Kongres Zionis Pertama di Basel – Swiss, yang melahirkan Protokol Zionis dengan 24 (dua puluh empat) butir kesepakatn Yahudi Internasional.

Di tahun 1917, Zionis berhasil membujuk Inggris menggelar “Deklarasi Balfour” yang berisi dukungan pendirian Negara Israel. Namun hingga Tahun 1940-an, Inggris tak kunjung mewujudkan keberadaan Negara Israel, sehingga Zionis melakukan Aksi Terorisme dengan menciptakan aneka Kelompok Zionis Teroris Bersenjata yang menebar teror dan melakukan huru hara dimana-mana.

Tahun 1944, Menteri Inggris Urusan Timur Tengah, Lord Moyne dibunuh di Cairo – Mesir oleh dua Kelompok Teroris Zionis, yaitu Eliyahu Bet-Zuri dan Eliyahu Hakim. Dan pada tahun 1946, Kelompok Teroris Zionis Irgun meledakkan Markas Militer Inggris di Hotel King David di Yerusalem hingga menewaskan 91 orang dan melukai 46 orang.

Akhirnya, pada tahun 1948 Zionis berhasil mendirikan Negara Israel di Bumi Palestina dengan bantuan Amerika Serikat dan Inggris dengan memperalat Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Jadi, terbentuknya Negara Israel sebagai Negara Zionis Yahudi merupakan hasil dari AKSI TERORISME Yahudi yang menebar huru-hara dimana-mana.

Tatanan Dunia Baru

Freemason berhasil mendorong terbentuknya Illuminati yang merupakan Kelompok Konspirasi dengan tujuan untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru (New World Order).

Illuminati yang dipelopori oleh Adam Welshaupt dan didirikan pada tanggal 1 Mei 1776, berhasil merekrut Tokoh-Tokoh Dunia, baik Yahudi mau pun Non Yahudi, untuk melakukan persengkokolan dalam mewujudkan cita-cita Zionis, yang bukan saja hendak mendirikan Negara Israel, tapi juga hendak menguasai Dunia.

Illuminati ini disebut-sebut sebagai dalang dari Pertempuran Waterloo dan Revolusi Perancis, bahkan Pembunuhan Presiden AS John F Kennedy.

Menejmen Konflik memang Strategi Unggulan Yahudi. Adu Domba dan Huru Hara merupakan jalan Yahudi untuk meraih kekuasaan dan kekayaan.

Gerakan Freemasonry dan Illuminati telah berhasil menguasai para pemimpin Dunia, melalui Loby Yahudi di PBB dan IMF serta World Bank. Dan sekaligus juga berhasil menjadikan AS sebagai Polisi Dunia untuk kepentingan Yahudi, sehingga AS setiap saat selalu siap menggebuk siapa saja yang berani mengganggu kepentingan Yahudi.

Perang Salib

Perang Salib pun disebut-sebut sebagai produk adu domba Yahudi agar Islam dan Nashrani perang abadi.

Pada saat lahirnya Protokol Zion pada tahun 1897 yang dijadikan target penaklukan utama Zionis adalah Nashrani di Eropa. Namun saat ini, Protokol Zion tersebut diarahkan kepada Islam, karena Nashrani telah berhasil ditaklukan dan dikendalikan.

Nah, untuk menghemat tenaga dan biaya, maka jalan terbaik bagi Zionis adalah adu domba Islam dan Nashrani secara terus menerus, sehingga Israel bisa meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Kini, kebersamaan AS dan Eropa dalam mendukung Israel untuk melawan Dunia Islam merupakan episode Perang Salib terbaru yang diciptakan Zionis untuk keuntungan Israel.

Holocaust

Holocaust adalah cerita tentang Pembantaian Yahudi oleh Nazi di Eropa, yang “konon” katanya jutaan Yahudi dibunuh oleh Nazi dan sekutunya. Cerita ini dieksploitasi secara besar-besaran oleh Zionis hingga hari ini.

Ceritanya pun didramatisir agar fantastis, korban satu menjadi seribu, dan korban seribu menjadi sejuta, dan seterusnya. Saking sakralnya cerita Holocaust, maka siapa pun yang mengingkari dan tidak mempercayainya, akan diberi sanksi berat oleh Zionis melalui kaki tangannya di berbagai negara.
Padahal, Holocaust itu Takhayyul dan Khurofat yang dikarang Zionis untuk menarik simpatik bangsa-bangsa di Dunia kepada Yahudi, seolah Yahudi itu bangsa lemah yang terzalimi dan patut dibela serta dikasihani.

Gerakan Yahudi Di Indonesia

Gerakan Yahudi di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman Hindia Belanda melalui Freemasonry dan Illuminati. Bahkan sejumlah Tokoh Indonesia tercatat menjadi anggotanya.

Di antara sayap Freemason yang terkenal di Indonesia dan banyak digandrungi pejabat dan selebritis Indonesia karena tergiur dengan aneka fasilitas internasional, adalah Rotary Club dan Lion Club.
Sebuah buku berjudul “Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indie en Indonesie 1764 – 1962” karya Dr. Th.

Stevens yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Pericles Katopo dengan judul “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764 – 1962” yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan pada tahun 2004, menyebutkan sederetan Tokoh Nasional Indonesia yang menjadi anggota Freemason sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1764 hingga tahun 1962.

Waspadailah, di Indonesia gerakan Freemason pada awalnya masuk dengan menggunakan nama “Tarekat Mason”, sebagai kamuflase agar bisa menyusup lebih dalam ke komunitas muslim yang kental dengan aneka Tarekat Keagamaan. Dan cara kamuflase semacam ini masih tetap digunakan hingga sekarang.

Gerakan Yahudi di Indonesia hingga kini masih tetap ada dan subur. Di tahun 2002 di Jakarta didirikan IIPAC (Indonesia – Israel Public Affaurs Committee) oleh warga Jember – Jatim, Benyamin Ketang, seorang alumni The Hebrew Univeraity of Jerusalem. Ia dibantu oleh seorang warga Jakarta peranakan Arab Indonesia yang menggunakan nama Mr.Hans Seqof, bersama-sama dengan Mr. Sakata Barus dan Mr. Poppe Alexander Z.

IIPAC ini setiap tahun secara sembunyi-sembunyi dan berpindah-pindah di wilayah Indonesia, merayakan Hari Jadi Negara Israel. Usai perayaan selalu mereka ungguh di Internet untuk dipublikasikan dengan rasa bangga dan senang.

Di tingkat pemerintahan pun, sejumlah Kementerian RI secara diam-diam menjalin hubungan dagang dengan Israel. Dan sejumlah anggota Dewan melakukan kunjungan ke Israel.

Begitu juga para pengusaha Indonesia banyak yang telah menjalin hubungan Bisnis dengan Israel. Salah satunya adalah Telkom yang menyerahkan System Billing Telekomunikasinya kepada sebuah perusahaan Israel yang berdomisili di AS dan membuka cabang di Singapura.

Protokol Zionis

Sebagaimana telah disinggung di atas bahwasanya Kongres Zionis Pertama di Basel – Swiss pada tahun 1897 telah melahirkan Protokol Zionis yang berisi 24 (dua puluh empat) butir kesepakatan Yahudi Internasional.

F. MENGAPA YAHUDI ISRAEL SERAKAH DAN LUPA SEJARAH?

Belum lama terjadi gencatan senjata Israel dan Hamas, dunia tiba-tiba dikejutkan dengan rencana Israel untuk membangun 3.000 permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem. Dunia pun tersengat. Bahkan, sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana Israel itu. Metrotvnews.com (30/11/2012) melaporkan, bahwa Gedung Putih mengecam keputusan Israel itu. AS menyebut rencana pembangunan 3.000 rumah baru pemukim di Yerusalem Timur dan Tepi Barat sebagai “kontraproduktif” dan akan mempersulit pembukaan kembali perundingan perdamaian.

Sebelumnya, Israel mengungkapkan rencana-rencana pembangunan rumah baru itu setelah Palestina memperoleh pengakuan sebagai negara non-anggota di PBB. Menurut seorang pejabat Israel kepada AFP, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan membangun 3.000 rumah sebagai tanggapan atas keberhasilan Palestina di PBB. Sekjen PBB Ban Ki Moon juga mengecam rencana Israel dan menyebut tindakan itu melanggar hukum internasional. Inggris dan Perancis sampai memanggil Duta Besar Israel di negara masing-masing. Dunia Islam tentu saja lebih keras lagi mengecam aksi Israel.

Tapi, seperti biasa, Israel terus membandel. Negara Yahudi ini seperti tak menggubris semua protes yang ditujukan kepadanya. Situs sahabatalaqsha.com melaporkan, Perdana Menteri Zionis Israel’ Benjamin Netanyahu semakin tidak peduli pada kritik dan kecaman masyarakat internasional. Maan News melaporkan, kemarin (2/12/2012) Netanyahu menyatakan pihaknya akan tetap membangun 3.000 unit rumah baru bagi pemukim ilegal Yahudi di atas tanah Palestina. “Kami akan melakukan pembangunan di Yerusalem dan tempat-tempat lainnya yang berada dalam peta strategis ‘Israel’,” ujar Netanyahu.

Keputusan pembangunan itu diungkapkan setelah PBB menaikkan status Palestina sebagai “negara pemantau non-anggota” dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York. Melalui status barunya ini, Palestina dapat bergabung dengan badan-badan PBB, terlibat dalam perjanjian internasional serta memungkinkan Palestina menuntut zionis ke pengadilan internasional.

Lupa sejarah

Keputusan Yahudi Israel untuk membangun 3.000 permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yeusalem – selain melanggar hukum internasional – juga membuktikan keserakahan kaum Yahudi Israel. Al-Quran sudah mengingatkan salah satu ciri yang menonjol pada kaum ini adalah serakah dan tamak terhadap dunia. “Dan kamu akan jumpai mereka adalah manusia-manusia yang paling tamak terhadap dunia, bahkan dibanding kaum musyrik… (QS 2:96).
Ketamakan Yahudi Israel itu juga menunjukkan betapa mereka adalah kaum yang tidak tahu berterimakasih. Mereka lupa, bahwa sebelum negara Yahudi Israel berdiri di Palestina, 14 Mei 1948, mereka adalah bangsa yang teraniaya di berbagai penjuru dunia; terusir dari negeri mereka sendiri, dan kemudian selama beratus tahun mendapatkan perlindungan dari kaum Muslimin di Andalusia dan Turki Utsmani.

Yahudi Israel seperti lupa sejarah. Selama beratus tahun, sejarah Eropa bergelimang dengan kisah penindasan dan pembantaian Yahudi. Sejumlah Paus di Vatikan dikenal sangat anti-Yahudi. Pada tanggal 17 Juli 1555, hanya dua bulan setelah pengangkatannya, Paus Paulus IV, mengeluarkan dokumen (Papal Bull) bernama “Cum nimis absurdum”. Paus menekankan, bahwa para pembunuh Kristus, yaitu kaum Yahudi, pada hakekatnya adalah budak dan seharusnya diperlakukan sebagai budak. Yahudi kemudian dipaksa tinggal dalam ‘ghetto’, yang hanya memiliki satu pintu masuk. Yahudi dipaksa menjual semua miliknya kepada kaum Kristen dengan harga sangat murah; maksimal 20 persen dari harga yang seharusnya. Di tiap kota hanya boleh ada satu sinagog. Di Roma, tujuh dari delapan sinagog dihancurkan. Di Campagna, 17 dari 18 sinagog dihancurkan. Yahudi juga tidak boleh memiliki Kitab Suci. Saat menjadi kardinal, Paus Paulus IV membakar semua Kitab Yahudi, termasuk Talmud. Paus Paulus IV meninggal tahun 1559. Tetapi cum nimis absurdum tetap bertahan sampai tiga abad.

Sikap tokoh-tokoh Gereja semacam itu terbukti sangat berpengaruh terhadap nasib Yahudi di wilayah Kristen Eropa. Di Spanyol, misalnya, Yahudi sudah ada di wilayah ini, sekitar tahun 300 M. Raja Aleric II (485-507), diilhami oleh Code of Theodosius, memberikan batasan ketat terhadap Yahudi. Nasib Yahudi Spanyol semakin terjepit, menyusul konversi Raja Recarred I (586-601) menjadi Katolik. Sang Raja melakukan konversi itu pada The Third Council of Toledo (589), dan kemudian menjadikan Katolik sebagai agama negara. The Council of Toledo itu sendiri membuat sejumlah keputusan: (1) larangan perkawinan antara pemeluk Yahudi dengan pemeluk Kristen, (2) keturunan dari pasangan itu harus dibaptis dengan paksa, (3) budak-budak Kristen tidak boleh dimiliki Yahudi (4) Yahudi harus dikeluarkan dari semua kantor publik, (5) Yahudi dilarang membaca Mazmur secara terbuka saat upacara kematian.

Dalam periode 612-620, banyak kasus tejadi dimana Yahudi dibaptis secara paksa. Ribuan Yahudi melarikan diri ke Perancis dan Afrika. Pada 621-631, di bawah pemerintahan Swinthila, perlakuan Yahudi agak lebih lunak. Pelarian Yahudi kembali ke tempat tinggalnya semula dan mereka yang dibaptis secara paksa kembali lagi ke agama Yahudi. Tetapi, Swinthila ditumbangkan oleh Sisinad (631-636), yang melanjutkan praktik pembaptisan paksa. Pada masa pemerintahan Chintila (636-640), dibuatlah keputusan dalam The Six Council of Toledo (638), bahwa selain orang Katolik dilarang tingal di wilayahnya. Euric (680-687) membuat keputusan: seluruh Yahudi yang dibaptis secara paksa ditempatkan di bawa pengawasan khusus pejabat dan pemuka gereja. Raja Egica (687-701) membuat keputusan: semua Yahudi di Spanyol dinyatakan sebagai budak untuk selamanya, harta benda mereka disita, dan mereka diusir dari rumah-rumah mereka, sehingga mereka tersebar ke berbagai profinsi. Upacara keagamaan Yahudi dilarang keras. Lebih dari itu, anak-anak Yahudi, umur 7 tahun keatas diambil paksa dari orang tuanya dan diserahkan kepada keluarga Kristen.

Di Perancis, Louis IX (1226-1270), memerintahkan pengusiran semua orang Yahudi dari kerajaannya, sesaat setelah Louis berangkat menuju medan Perang Salib. Perintah itu memang tidak dijalankan dengan sempurna. Banyak orang Yahudi yang meninggalkan Perancis kemudian kembali lagi. Tetapi, Philip the Fair (1285-1314) kemudian memerintahkan semua Yahudi Perancis untuk ditangkap. Kemudian, Raja Charles IV, kembali mengusir Yahudi Perancis pada tahun 1322. Josephine Bacon mencatat pengusiran dan pembantaian orang-orang Yahudi di Perancis dalam kurun tahun 800-1500. Tahun 1420, komunitas Yahudi dimusnahkan dari Toulouse. Pada tahun yang sama, Yahudi juga diusir dari Kota Lyon. Tahun 1321, 160 Yahudi dikubur dalam satu lobang di Kota Chinon. Tahun 1394, seluruh Yahudi diusir dari Kota Sens. Pada tahun 1495, orang-orang Yahudi diusir dari Lithuania. Padahal di negara ini, orang-orang Yahudi itu mengungsi dari persekusi kaum Kristen Barat, karena mereka tidak menerima agama Kristen. Di Rusia, sebagai akibat dari kebencian yang disebarkan oleh gereja Kristen Ortodoks Rusia, kaum Yahudi dikucilkan dan diusir dari Rusia dalam kurun waktu mulai abad ke-15 sampai dengan tahun 1722. Ketika itu, secara umum, bisa dikatakan, tanah Kristen Eropa bukanlah tempat yang aman bagi kaum Yahudi.

Abad ke-15 menyaksikan pembantaian besar-besaran kaum Yahudi dan Muslim di Spanyol dan Portugal. Pada tahun 1483 saja, dilaporkan 13.000 orang Yahudi dieksekusi atas perintah Komandan Inqusisi di Spanyol, Fray Thomas de Torquemada. Selama puluhan tahun berikutnya, ribuan Yahudi mengalami penyiksaan dan pembunuhan. Jatuhnya Granada, pemerintahan Muslim terakhir di Spanyol, pada 20 Januari 1492, telah mengakhiri pemerintahan Muslim selama 781 tahun di Spanyol. Kejatuhan Granada ke tangan Kristen ini dirayakan dengan upacara keagamaan di seluruh Eropa. Kemudian, Paus mengundang seluruh bangsa Kristen untuk mengirimkan delegasi ke Roma, guna mendiskusikan rencana ‘crusade’ terhadap Turki Uthmani.

Tahun 1494, pasangan Ferdinand dan Isabella diberi gelar ‘the Catholic Kings’ oleh Paus Alexander VI. Pasangan itu sebenarnya telah banyak melakukan pembantaian terhadap Yahudi dan Muslim sejak dibentuknya Inquisisi di Castile dengan keputusan Paus tahun 1478. Puncaknya adalah tahun 1492, saat mereka memberikan pilihan kepada Yahudi: pergi dari Spanyol atau dibaptis. Setelah jatuh ke tangan Kristen, kaum Muslim Granada (yang oleh diberi sebutan Moors oleh kaum Kristen Spanyol) masih diberi kebebasan menjalankan beberapa ritual dan tradisi agama mereka. Archbishop yang diangkat di Granada juga seorang yang memiliki interes terhadap kebudayaan Arab. Ia diharapkan melakukan konversi kaum Muslim ke Kristen secara gradual. Tapi, Isabella tidak sabar, dan memaksakan dilakukannya pembaptisan massal. Akhirnya, kaum Muslim melakukan perlawanan pada tahun 1499, tetapi berhasil ditumpas pasukan Kristen. Setelah itu, sebagaimana kaum Yahudi, mereka juga diberi pilihan: meninggalkan Spanyol atau dibaptis. Jika menolak, kematian sudah menunggu.

Jatuhnya Granada, juga sekaligus merupakan bencana bagi kaum Yahudi di Spanyol. Hanya dalam beberapa bulan saja, antara akhir April sampai 2 Agustus 1492, sekitar 150.000 kaum Yahudi diusir dari Spanyol. Sebagian besar mereka kemudian mengungsi ke wilayah Turki Uthmani yang menyediakan tempat yang aman bagi Yahudi. Ada yang mencatat jumlah Yahudi yang terusir dari Spanyol tahun 1492, sebanyak 160.000. Dari jumlah itu, 90.000 mengungsi ke Turki/Uthmani, 25.000 ke Belanda, 20.000 ke Maroko, 10.000 ke Perancis, 10.000 ke Itali, dan 5.000 ke Amerika.

Yang mati dalam perjalanan diperkirakan 20.000 orang. Sedangkan yang dibaptis dan tetap di Spanyol sebanyak 50.000. Selain bermotif keagamaan, pengusiran kaum Yahudi dan Muslim dari Spanyol oleh Ferdinand dan Isabella juga memberikan banyak kekayaan kepada para penguasa Kristen Spanyol. Dengan pengusiran itu, mereka berhasil menguasai seluruh kekayaan Yahudi dan Muslim dan menjual mereka sebagai budak. Bahkan, diantara mereka yang diusir itu, mereka dirampok di tengah jalan dan sering dibedah perutnya untuk mencari emas yang diduga disembunyikan dalam perut kaum yang terusir itu. Masa kekuasaan Ferdinand dan Isabella dicatat sebagai puncak persekusi kaum Yahudi di Spanyol. Keduanya dikenal sebagai “the Catholic Kings”, yang dipuji sebagai pemersatu Spanyol.

Di bawah Muslim

Kondisi Yahudi di wilayah Kristen Eropa itu begitu bertolak belakang dengan perlakuan yang diterima Yahudi saat di bawah kekuasaan Islam. Sejumlah penulis Yahudi menggambarkan kondisi Yahudi di Spanyol di bawah pemerintahan Islam ketika itu sebagai suatu “zaman keemasan Yahudi di Spanyol” (Jewish golden age in Spain). Martin Gilbert, sebagai misal, mencatat tentang kebijakan penguasa Muslim Spanyol terhadap Yahudi. Dia katakan, bahwa para penguasa Muslim itu juga mempekerjakan sarjana-sarjana Yahudi sebagai aktivitas kecintaan mereka terhadap sains dan penyebaran ilmu pengetahuan. Maka mulailah zaman keemasan Yahudi di Spanyol, di mana penyair, dokter, dan sarjana memadukan pengetahuan sekular dan agama dalam metode yang belum pernah dicapai sebelumnya. Kaum Yahudi itu bahkan menduduki jabatan tertinggi di dunia Muslim, termasuk perdana menteri beberapa khalifah di wilayah Islam bagian Timur dan Barat.

Mantan biarawati yang juga penulis terkenal Karen Armstrong juga menggambarkan harmonisnya hubungan antara Muslim dengan Yahudi di Spanyol dan Palestina. Menurut Armstrong, di bawah Islam, kaum Yahudi menikmati zaman keemasan di al-Andalus. Musnahnya Yahudi Spanyol telah menimbulkan penyesalan seluruh dunia dan dipandang sebagai bencana terbesar yang menimpa Israel sejak kehancuran (Solomon) Temple. Abad ke-15 juga telah menyaksikan meningkatnya persekusi anti-Semitik di Eropa, dimana kaum Yahudi dideportasi dari berbagai kota. “Under Islam, the Jews had enjoyed a golden age in al-Andalus,” tulis Karen Armstrong.

Setelah mengalami berbagai kekejaman di Eropa, kaum Yahudi di wilayah Utsmani merasakan hidup di tanah air mereka sendiri. Selama ratusan tahun mereka tinggal di sana, menikmati kebebasan beragama, dan berbagai perlindungan sebagai kaum minoritas dengan status sebagai ahlu dhimmah. Selama itu, kaum Yahudi tidak berpikir untuk memisahkan diri dari Utsmani. Sebagai contoh, di Jerusalem, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman Agung (Suleiman the Magnificent–1520-1566), Yahudi hidup berdampingan dengan kaum muslim.

Sejumlah pengunjung Yahudi dari Eropa sangat tercengang dengan kebebasan yang dinikmati kaum Yahudi di Palestina. Pada tahun 1535, David dei Rossi, seorang Yahudi Italia, mencatat bahwa di wilayah Utsmani, kaum Yahudi bahkan memegang posisi-posisi di pemerintahan, sesuatu yang mustahil terjadi di Eropa. Ia mencatat, “Here we are not in exile, as in our own country. ‘Kami di sini bukanlah hidup di buangan, tetapi layaknya di negeri kami sendiri.’” (NB. Referensi dan paparan lebih jauh tentang sejarah Yahudi, lihat: Adian Husaini, Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen dan Islam (Jakarta: GIP, 2007).

CM Pilkington, dalam bukunya, Judaism (London: Hodder Headline Ltd., 2003). Menyebut jumlah kaum Yahudi kini hanya sekitar 13 juta jiwa, di seluruh dunia. Bangsa yang kecil ini begitu banyak disebut sifat-sifatnya dalam al-Quran. Salah satunya, adalah sifat tidak tahu berterimakasih, lupa diri, dan serakah. Sampai-sampai Nabi Musa a.s. yang menyelamatkan mereka dari penindasan Fira’un pun mereka khianati dan sakiti hatinya. “Dan ingatlah saat Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, mengapa kalian menyakiti aku, dan sungguh kalian tahu bahwa aku adalah utusan Allah untuk kalian.” (QS 61:5).

Agar jangan mencontoh sifat buruk kaum Yahudi itu, kita selalu berdoa: “Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus; yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat; bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.” Amin.

G. MISTERI PERMINTAAN AZRIEL WEIZMANN

CHAIM Azriel Weizmann lahir pada tahun 1874. Dia merupakan seorang pakar kimia yang menjadi Presiden Organisasi Zionis Dunia dan Presiden Israel pertama yang terpilih pada pertengahan Mei 1948. Orang ini juga mendirikan institut riset Israel yang akhirnya menjadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Weizmann.

Setelah mempelajari biokimia di Swiss dan Jerman, Weizmann hijrah ke Inggris pada tahun 1905 dan dipercaya sebagai Juru Bicara Zionis Eropa. Dalam perang dunia pertama, Jerman selangkah lebih maju dalam teknologi persenjataan ketimbang pihak Sekutu. Namun berkat penemuan Weizmann, yang berhasil mensintesakan aseton melalui proses fermentasi, yang diperlukan dalam menghasilkan cordite, bahan pembakar yang berguna bagi katalisator amunisi, Inggris berhasil mensejajarkan diri dengan Jerman.

Banyak kalangan menyatakan, tanpa penemuan Weizmann, Inggris akan menderita kekalahan dalam perang dunia pertama. Sebab itulah, sosok Weizmann sangat dihormati kalangan elit Inggris dan menjadi warga kehormatan. Sejak itu lobi Weizmann menjadi sangat kuat di Inggris.

Permintaan Weizmann

Usai perang dunia pertama, PM Inggris David Lloyd-George secara khusus mengundang Weizmann. George memberi Weizmann sejumlah uang dan berjanji bahwa Inggris akan memberikan apa saja permintaan Weizmann.

Pucuk dicinta ulam tiba. Sebagai salah seorang tokoh gerakan Zionis tentu saja ini kesempatan terbaik bagi dirinya untuk meminta tanah air bagi bangsa Yahudi yang saat itu masih tersebar di banyak negara dan benua.

Arthur Balfour

Weizmann menjawab, “Tuan, hanya satu yang saya inginkan… Hal itu adalah ‘rumah’ bagi saudara-saudara saya…”

Lloyd-George mengerti. Permintaan khusus Weizmann itu menjadi perhatian utama Kabinet Inggris. Menteri Luar Negeri Balfour setengah tidak percaya dengan apa yang diminta Weizmann.

Dengan tertegun, Balfour bertanya kembali kepada Weizmann, seolah ingin mendengar lewat telinganya sendiri, “Tuan Weizmann, mengapa harus Palestina?”

“Tuan Balfour, jika pun saya menginginkan Paris atau London apakah akan Anda berikan?” Weizmann balik bertanya.

Balfour mengangguk, “Mengapa tidak?”

Weizmann tersenyum. “Saya percaya Tuan Balfour. Namun sayang, kami telah memiliki Yerusalem, jauh ketika London masih berupa rawa-rawa.”

Balfour terdiam. Dia sangat paham bahwa permintaan Weizmann tersebut sangat dilematis. Di satu pihak Inggris sangat berterima kasih kepada Weizmann dan juga tokoh-tokoh Yahudi Internasional, namun jika permintaan itu dituruti maka Dunia Arab akan memusuhi Inggris. Sebab itulah, draft Deklarasi Balfour yang keluar pada tanggal 2 November 1917 ditulis dengan sangat hati-hati dan tidak secara eksplisit mencantumkan kata “tanah air”. Namun demikian, pihak Zionis tetap saja menerjemahkan deklarasi ini sebagai surat sakti untuk menjajah Tanah Palestina yang saat itu memang dikuasai Inggris.

Deklarasi Balfour dianggap sebagai mandat Inggris kepada gerakan Zionis Internasional untuk mendirikan sebuah negara Israel di Palestina.Pada 1918, Weizmann diangkat sebagai ketua Komisi Zionis dan dikirim ke Palestina oleh pemerintah Inggris untuk menganjurkan pembangunan masa depan di negeri itu. Di sana, ia meletakkan batu pertama Universitas Ibrani.

Pada tahun yang sama Weizmann bertemu di Aqaba dengan Emir Feisal, putra Syarif Husain dari Makkah, orang Arab yang telah bersekongkol dengan Perancis dan Inggris dalam memusuhi khilafah Turki Utsmani untuk merundingkan kemungkinan jangkauan kemungkinan pada berdirinya negara Arab dan Yahudi yang ‘merdeka’.

Segera setelah itu, Weizmann memimpin delegasi Zionis pada Konferensi Perdamaian di Versailles. Pada tahun 1920, dia menjadi pimpinan Organisasi Zionis Dunia (WZO) dan mengepalai Agen Yahudi yang berdiri pada tahun 1929.Di tahun 1930-an, Weizmann meletakkan dasar Institut Riset Daniel di Rehovot, yang kemudian menjadi Institut Weizmann, tenaga penggerak di belakang riset ilmiah Israel.

Pada tahun 1937, ia membangun rumahnya di Rehovot. Chaim Weizmann kembali menjabat sebagai pemimpin WZO pada tahun 1935-1946. Selama tahun itu pada zaman PD II, ia menyumbang banyak usaha dalam pendirian angkatan bersenjata Israel.

Setelah berakhirnya PD II dan konspirasi Barat yang kemudian membentuk “negara” Israel, pada 29 November 1947, Weizmann diangkat sebagai presiden pertama Israel, hingga meninggal dunia pada tahun 1952.
H. ZIONISME-YAHUDI GERAKAN POLITIK ATAU AGAMA?

Zionisme awalnya merupakan gerakan politik Yahudi sekuler yang menginginkan berdirinya negara Yahudi di atas bukit Zion di Palestina dan sekitarnya. Gerakan ini dilatarbelakangi klaim sepihak Yahudi atas Palestina seperti yang tercantum ada kitab iblis Talmud dan kemudian diperkuat oleh ribuan catatan kaki yang memenuhi Injil Scofield dan Injil versi King James yang awalnya banyak dipakai orang Barat. Injil Scofield inilah yang melahirkan kelompok Judeo-Christian, sebuah kelompok Kristen yang mendukung Zionisme.

Zion merupakan nama sebuah bukit yang terletk di barat day Al-Quds (Yerusalem). Kaum Yahudi percaya, pada lokasi tersebut, King Solomon (Nabi Sulaiman a.s.) pernah membangun istananya (haikalnya) dan menyimpan banyak harta karun di bawah tanah tersebut. Harta tersebut bukan hanya banyak sekali, namun memiliki daya magis yang sangat besar sehingga mereka percaya akan bisa menjadi pemimpin dunia jika memilikinya.

Tepat di hari jatuhnya Yerusalem, Godfroy de Bouillon mendirikan Ordo Sion yang kemudian melahirkan Ordo militer Ksatria Templar. Semua ini balik ke Eropa setelah berhasil dikalahkan Shalahudin Al-Ayyubi (1187). Di Eropa, mereka ditumpas King Philip Le Bell dan Paus Clement pada 13 Oktober 1307.

Dua peneliti Inggris, Knight dan Lomas, di dalam bukunya “The Hiram Key” menulis bahwa mereka telah menemukan sisa-sisa penggalian yang dilakukan Templar di salah satu bagian tanah yang masih masuk dalam markasnya. Apa yang dilakukan para Templar ini terus berjalan selama berabad-abad hingga sekarang, di mana kaum Zionis-Yahudi terus melakukan penggalian di lokasi tersebut.

Seiring dengan perjalanan waktu, istilah ‘Zion’ tidak lagi menjadi nama tempat, namun juga sebuah nama gerakan bagi orang-orang Yahudi Sekuler untuk mendirikan satu negara di Tanah Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Nathan Bernbaum merupakan tokoh Zionis-Yahudi pertama yang ‘menyeret’ istilah yang pada awalnya netral ini menjadi begitu politis.

Pada 1 Mei 1776 Nathan mencetuskan Zionisme sebagai gerakan politik bangsa Yahudi untuk mendiami kembali tanah Palestina. Gagasan Bernbaum didukung sejumlah tokoh Yahudi. Salah seorang tokohnya bernama Yahuda Kalaj yang melemparkan gagasan mendirikan ‘negara Israel’ di tanah Palestina. Dalam bukunya berjudul “Derishat Zion” (1826), Izvi Hirsch Kalischer dengan getol mendukung Yahuda Kalaj dan memaparkan kemungkinan-kemungkinannya.

Ide berawal dari Nathan Bernbaum ini kemudian terus dimasak oleh tokoh-tokoh Yahudi sehingga menjadi rencana aksi yang matang. Seorang Yahudi Jerman bernama Moses Hess, menyatakan jika untuk menguasai Palestina, maka kaum Yahudi harus menggandeng orang-orang Barat dan mempengaruhi mereka untuk mau kembali ke Palestina setelah kekalahan yang memalukan dari umat Islam yang dipimpin Salahuddin Al-Ayyubi beberapa abad silam. Gagasan tokoh Yahudi ini akhirnya mendapat dukungan dari sejumlah tokoh kolonialis Barat merasa memiliki irisan kepentingan yang sama, yakni untuk menguasai wilayah Arab yang kaya.

Sejak itu maka mulailah orang-orang Yahudi mengalir ke Palestina dan daerah sekitarnya. Apalagi keberadaan orang Yahudi di Eropa sesungguhnya tidak disukai oleh orang-orang Kristen. Pada 1891 sejumlah pengusaha Palestina dengan nada prihatin mengirim telegram ke Istambul, ibukota kekhalifahan Turki Utsmaniyah di mana kala itu Tanah palestina merupakan bagian dari kekuasaannya. Dengan penuh nada cemas, para pengusaha Palestina menyatakan imigrasi orang-orang Yahudi ke wilayahnya akan benar-benar jadi ancaman jika tidak dihentikan dengan segera.

Lima tahun kemudian, terbit buku “Der Judenstaat” (1896) yang ditulis seorang wartawan Yahudi-Austria bernama Theodore Hertzl. Buku itu secara detil mengajukan konsep tentang upaya pendirian ‘negara Israel’ di Palestina. Hertzl akhirnya dinobatkan sebagai ‘Bapak Zionisme Modern’. Strategi perjuangan Yahudi, oleh Hertzl, secara singkat bisa diungkapkan dalam sebuah kalimat yang singkat namun penuh arti: “Bila kita tenggelam, kita akan menjadi suatu kelas proletariat revolusioner, pemanggul ide dari suatu partai revolusioner; bila kita bangkit, dipastikan akan bangkit juga kekuasaan keuangan kita yang dahsyat.” Sebuah kalimat yang memiliki arti sangat dalam dan sungguh-sungguh dijalankan oleh gerakan Zionisme, karena gerakan inilah yang kemudian melahirkan ide komunisme yang menyatakan sebagai pejuang garda terdepan dalam membebaskan proletariat, dan juga kapitalisme yang merupakan negasi dari ide komunisme. Dan kaum Zionis mengambil keuntungan dari pergolakan kedua kutub tersebut.

Dalam bukunya Hertzl tanpa sungkan menegaskan bahwa untuk mewujudkan satu negara Yahudi di atas tanah Palestina, maka mustahil dengan cara-cara demokratis. Bahkan Hertzl memberikan resep jitu agar Tanah Palestina bisa dikuasai Yahudi yakni dengan jalan memenuhi tanah Palestina dengan orang Yahudi sehingga Yahudi menjadi mayoritas. Untuk memperkecil populasi orang Palestina maka segala cara harus dilakukan seperti teror, perang, pembersihan etnis, penyebaran penyakit, pembukaan lahan kerja di negara tetangga, dan sebagainya. Agar segala yang dilakukan gerakan Zionisme bisa diterima oleh dunia internasional, maka tokoh-tokoh Yahudi seluruh dunia harus bisa memaksakan dunia internasional untuk mensahkan satu undang-undang yang melegitimasi eksistensi Yahudi di Palestina.

Dalam bukunya Hertzl menulis, “Kami akan mengeluarkan kaum tidak berduit (maksudnya bangsa Palestina) dari perbatasan dengan cara membuka lahan-lahan pekerjaan di negara-negara tetangga, dan bersamaan dengan itu mencegah mereka memperoleh pekerjaan di negeri kami. Kedua proses itu harus dilakukan secara rahasia.”

Gerakan ini mengadakan kampanye ke seluruh dunia. Kaum Yahudi mencetak buku-buku yang kelihatannya ilmiah yang menyatakan jika sebenarnya Tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Yahudi. Buku-buku ini disebar ke seluruh negeri. Bahkan kitab suci orang Kristen pun diberi catatan kaki yang banyak yang seluruhnya menjadikan ayat-ayat Injil sebagai dukungan bagi berdirinya negara Israel di Palestina. Scofield adalah orang yang ditugaskan untuk memberi ribuan catatan kaki pro-Zionistik di dalam Injil versi James yang menjadi Injilnya orang-orang Barat. Berbagai kelompok kajian alkitab disusupi dan menjadikan orang-orang Eropa yang tadinya memusuhi Yahudi menjadi kini banyak yang menjadi pendukung negara Israel.

Di dalam masa-masa itulah Hertzl menemui Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah dari kekhalifahan Turki Utsmaniyah (1876-1909). Dengan segala bujuk rayu, Hertzl berusaha agar Sultan mengizinkan oarng-orang Yahudi mendirikan negara Israel di Palestina. Jika Sultan bersedia, maka para pemilik modal Yahudi di seluruh Eropa akan memulihkan kas keuangan Turki Utsmani yang sedang kosong. Namun Sultan menolak mentah-mentah hal ini sehingga Zionis-Yahudi menghancurkan Turki Utsmaniyah lewat seorang agen Yahudi dari Tsalonika bernama Mustafa Kamal Pasha.

Hertzl menggelar Kongres Zionis Internasional I di Swiss sebagai upaya penyatuan sikap tokoh Zionis Dunia. Salah satu hasil kongres berbunyi: “Zionisme bertujuan untuk membangun sebuah Tanah Air bagi kaum Yahudi di Palestina yang dilindungi oleh undang-undang.” Theodore Hertzl terpilih sebagai pimpinan gerakan ini dan menulis dalam buku hariannya, “Kalau saya harus menyimpulkan apa hasil dari kongres Bassel itu dalam satu kalimat pendek, yang sungguh tidak berani saya ungkapkan kepada masyarakat, saya akan berkata: ‘Di Bassel saya menciptakan negara Yahudi!’” Protocolat of Zion yang berisi 24 strategi Zionis-Yahudi menguasai dunia juga disahkan menjadi agenda bersama.

Selain menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani, Yahudi Internasional juga bekerja siang-malam mempersiapkan segala hal untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Pada 2 November 1917, Menlu Inggris, Lord Arthur James Balfour, mengirim sebuah surat yang ditujukan kepada Pemimpin Komunitas Yahudi Inggris, Rothschild, untuk diteruskan kepada Federasi Zionis, yang berisi pemberitahuan tentang persetujuan pemerintahan Inggris yang telah menggelar rapat Kabinet tanggal 31 Oktober 1917, atas permintaan bangsa Yahudi untuk bisa mendapatkan tanah Palestina. Saat itu, sebagian terbesar wilayah Palestina masih berada di bawah Khilafah Turki Utsmani, hanya saja kekhalifahan ini sudah diambang kehancuran. Batas-batas yang akan menjadi wilayah Palestina telah dibuat sebagai bagian dari Persetujuan Sykes-Picot, 16 Mei 1916, antara Inggris dan Prancis.

Kata-kata Deklarasi ini kemudian digabungkan ke dalam perjanjian damai Sèvres dengan Turki Utsmani dan Mandat untuk Palestina. Penyebutan Palestina sebagai satu-satunya nominator tempat berdirinya negara Yahudi sebenarnya memiliki catatan yang panjang. Awalnya ada sejumlah tempat yang dianggap bisa menjadi tempat berdirinya negara Yahudi di Afrika dan Amerika Selatan, seperti Mozambique, Kongo, Afrika, Uganda, bahkan Argentina dicalonkan pada 1897, Cyprus pada 1901, Sinai pada 1902, dan atas usulan pemerintahan Inggris, Uganda diusulkan kembali pada 1903.

Penyebutan tempat-tempat tersebut mendapat tentangan keras dari para Rabbi Yahudi Konservatif. Apa yang digalang oleh Hertzl dan kelompok Zionisnya dianggap sebagai gerakan sekularis yang menunggangi agama Yahudi. Bahkan dalam Kongres Para Rabbi di Philadelphia-AS, pada akhir abad ke-19, salah satu putusannya adalah menentang adanya satu negara Yahudi yang dipaksakan.

Menurut kelompok Rabbi Konservatif ini, Zionisme merupakan gerakan sekuler yang berlandaskan Talmud, sebuah kitab iblis, dan bukan Taurat Musa. Bagi para Rabbi, negara Yahudi akan didirikan pada akhir zaman, yakni ketika Sang Messias Yahudi muncul dan memimpin orang-orang Yahudi untuk mendirikan negaranya di Palestina. Bagi kalangan Zionis, berdirinya negara Yahudi tidak harus menunggu kedatangan Messias di akhir zaman, hal ini malah harus dilakukan secepatnya guna menyambut datangnya Messias. Inilah titik tolak perbedaan pandangan antara Yahudi Zionis dengan Yahudi Anti Zionis yang sekarang ini salah satu kelompoknya adalah Neturei Karta dan juga International Jews Anti Zionist (IJAN).

Dr. Chaim Weizmann, jurubicara organisasi Zionisme di Inggris dan pendukung utama Zionisme merupakan seorang pakar kimia yang berhasil mensintesiskan aseton melalui fermentasi. Aseton diperlukan dalam menghasilkan cordite, bahan eksplosif yang sangat berguna dalam semua persenjataan Inggris. Jerman diketahui telah memonopoli ramuan aseton kunci, kalsium asetat. Tanpa kalsium asetat, Inggris tak bisa menciptakan aseton dan tanpa aseton takkan ada cordite. Jadi, tanpa cordite, Inggris saat itu mungkin akan kalah dalam Perang Dunia I. Sebab itu, Inggris sangat berhutang budi pada Yahudi, khususnya kepada Weismann. Inilah mengapa Inggris begitu mendukung kaum Yahudi untuk mendirikan negara di Palestina.

Pada 14 Mei 1948 Israel sebagai sebuah negara dideklarasikan dan David Ben Gurion diangkat sebagai PM pertama. PBB mensahkan negara Israel. Langkah PBB ini membuktikan kepada dunia jika lembaga internasional tersebut mendukung penjajahan bangsa Palestina yang dilakukan oleh Zionis Israel. Berdirinya Israel didahului upaya teror, pembunuhan, dan pengusiran terhadap bangsa Palestina, pemilik sah atas Tanah Suci tersebut.
I. SARJANA YAHUDI BONGKAR KEPALSUAN SEJARAH ZIONIS

Dasar pendirian negara Israel berawal dari kata-kata Nabi Musa dalam ‘kitab Perjanjian Lama’, bahwa Tuhan “menganugerahkan” tanah Israel untuk orang-orang Yahudi dan tanah tersebut akan menjadi milik mereka untuk selama-lamanya.

Kemudian ada cerita mengenai persebaran kaum Yahudi/Diaspora – setelah kaum Yahudi memberontak kepada pasukan Romawi pada abad pertama dan kedua, kaum Yahudi kemudian “diasingkan” dari tanah Israel dan kemudian menyebar di masyarakat Eropa, menjalani “kehidupan tersiksa”, dan akhirnya “disapu bersih” dalam “Holocaust” oleh Nazi Jerman.

Setelah berabad-abad berdoa agar dapat kembali ke Israel, kaum Yahudi mampu mencapai tujuannya usai mengalahkan pasukan Arab di Palestina dan mendirikan Israel pada tahun 1948. Kisah ini adalah elemen tunggal dan pendukung utama bagi berdirinya negara Israel sebagai negara Yahudi.

Namun, sebuah buku yang ditulis oleh sarjana Israel, Shlomo Sand, meruntuhkan segala klaim bangsa Israel tersebut. Shlomo memaparkan bahwa peristiwa Diaspora dengan bangsa Romawi tidak pernah ada, atau salah dipahami.

Dalam bukunya yang berjudul “Kapan dan Bagaimana Bangsa Yahudi Berdiri?”, Dr. Sand, seorang pakar sejarah Eropa di Universitas Tel Aviv, menyatakan bahwa peristiwa Diaspora hanya mitos belaka – bahwa kaum Yahudi sama sekali tidak pernah diasingkan secara massal dari “Tanah Suci” dan bahwa populasi Yahudi yang ada di Eropa berasal dari orang-orang Eropa yang kemudian berpindah keyakinan berabad-abad kemudian.

Berikutnya, banyak orang-orang Israel saat ini yang nenek moyangnya pindah dari Eropa pada masa Perang Dunia II, hanya memiliki sedikit – atau bahkan tidak sama sekali – hubungan silsilah dengan tanah yang kini mereka sebut negara Israel. Menurut analisa sejarah Sand, mereka sebenarnya adalah keturunan dari bangsa Eropa yang berpindah keyakinan, khususnya yang berasal dari kerajaan Khazars di Rusia timur, yang berpindah keyakinan menjadi seorang Yahudi pada abad ke-8.

Keturunan dari kerajaan Khazar kemudian terusir dari tanah kelahiran mereka karena invasi dan takluknya kerajaan mereka, setelah bermigrasi mereka kemudian membentuk komunitas Yahudi di Eropa Timur, beber Sand. Sand juga berpandangan bahwa kaum Yahudi Spanyol berasal dari suku Berber – yang berpindah keyakinan –, Afrika utara yang kemudian berpindah ke Eropa.

Cerita Karangan Zionis

Sand sendiri merupakan seorang Yahudi keturunan Eropa yang lahir pada tahun 1946 dari pasangan korban selamat Holocaust di Austria. Sand menyatakan bahwa hingga satu abad yang lalu, kaum Yahudi merasa bahwa diri mereka Yahudi karena memeluk keyakinan yang sama, bukan karena memiliki garis keturunan langsung dari Israel.

Namun, pada permulaan abad ke-20, kaum Yahudi Zionis (gerakan “pulang” ke “tanah asal”) mulai mengunpulkan arsip sejarah nasional untuk menjadi alasan pembenar atas berdirinya negara Yahudi, mereka lalu mengarang cerita bahwa kaum Yahudi adalah orang-orang yang tinggal terpisah dari agamanya sehingga mereka kemudian memiliki “hak” atas tanah yang dikenal dengan nama Palestina.

Kaum Zionis pula yang mengarang cerita bahwa Yahudi yang tinggal di pengasingan berkewajiban untuk kembali ke tanah yang dijanjikan, sebuah konsep yang sebenarnya asing bagi agama Yahudi, kata Sand.
Seperti setiap hal di Timur Tengah, buku baru ini dipenuhi dengan pembahasan keagamaan, sejarah, dan politik. Dalam bukunya, Sand menyatakan bahwa warga Arab Palestina lebih berhak atas tanah yang kini diduduki Israel dibandingkan dengan kaum Yahudi pendatang dari Eropa yang datang ke sana karena perintah Tuhannya.

Namun demikian, Sand juga memiliki teori bahwa banyak kaum Yahudi, yang tetap tinggal di Yudea setelah kehancuran kekaisaran Romawi pada tahun 136 Masehi, pada akhirnya berganti keyakinan menjadi Kristen atau Islam, hal ini berarti bahwa warga Palestina yang kini memenuhi Gaza atau terkonsentrasi di Tepi Barat, mungkin saja merupakan keturunan langsung dari Yahudi era Romawi.

Buku tersebut kontan memantik serangan dari kaum sayap kanan Israel. Kritikan tersebut rata-rata disandarkan pada bukti bahwa Sand adalah pakar sejarah Eropa, bukan sejarah Timur Tengah, sebuah sanggahan yang disadari olehj Sand sendiri.

Sebuah kritikan datang dari Israel Bartal, dekan Fakultas Sastra di Universitas Ibrani, menyerang kemampuan Sand dengan menyebut bahwa tulisan Sand “tidak memiliki dasar”, dia juga tidak setuju dengan tulisan Sand bahwa Diaspora adalah karangan belaka dari kaum Yahudi Zionis untuk menghubung-hubungkan Yahudi yang tersebar di seluruh dunia dengan Israel.

“Tulisan Sand merupakan bagian dari upaya untuk membuat warga Israel melupakan asal-usul mereka dari Yahudi Polandia dan Rusia, atau untuk membuat kisah pengasingan kaum Yahudi terlihat sebagai sebuah cerita karangan.”

Dengan kata lain, Bartal, seperti halnya para pengkritik lainnya, tidak terlalu memperdebatkan klaim sejarah Sand mengenai Diaspora atau asal-usul dari Yahudi Eropa Timur, dia mempertanyakan tulisan Sand bahwa kaum Zionis mengarang sejarah palsu untuk tujuan politis.

“Setelah dipaksa diasingkan dari tanah mereka, orang-orang tetap teguh pada iman mereka dan tidak pernah berhenti berharap dan berdoa untuk bisa kembali ke tanah kelahiran mereka, lalu membangunnya demi kebebasan politik,” bunyi salah satu paragraf pembukaan Deklarasi Kemerdekaan Israel.

Kenyataan dan Mitos

Pada Januari 2009, ketika militer Israel membombardir rakyat Palestina di Gaza untuk “membalas” tembakan roket ke selatan Israel, dunia melihat sebuah serangan membahayakan yang ditujukan kepada orang lain walaupun hanya didasarkan pada mitos sejarah belaka.

Setelah konflik berakhir, dengan sekitar 1.400 korban jiwa dari pihak rakyat Palestina, termasuk banyak anak-anak dan warga sipil, tentara Israel menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukannya dan mendengar kesaksian dari tentara Israel bahwa sejumlah Rabbi ekstrimis telah menyamakan invasi tersebut dengan peransg suci.

Pihak tentara mengatakan bahwa para Rabbi memberikan buku-buku kecil dan artikel yang bertuliskan: “Kami adalah bangsa Yahudi. Kami datang ke tanah ini dengan keajaiban. Tuhan membawa kami kembali ke tanah ini, dan sekarang kami harus bertempur untuk mengenyahkan orang-orang non-Yahudi yang mengganggu upaya kami menaklukkan tanah suci.”

Dalam bukunya – dan juga dalam wawancara dengan Haaretz – Sand menentang mitos inti tersebut. Dalam wawancara, dia mengatakan:

“Saya mulai mencari dalam buku-buku penelitian mengenai pengusiran dari tanah suci – sebuah kejadian yang masuk dalam konstitusi sejarah Yahudi, hampir sama dengan Holocaust. Namun saya terkejut ketika menemukan bahwa kejadian ini sama sekali tidak ada dalam buku dan bacaan manapun. Dan hal tersebut karena dari awalnya memang tidak pernah ada pengusiran.

“Tentara Romawi tidak pernah mengusir orang dan mereka tidak bisa melakukan hal tersebut meski mereka mampu melakukannya. Karena memang belum ada kereta api dan truk untuk mengangkut orang, tidak hingga abad ke-20. Berdasarkan hal inilah buku saya ditulis: untuk menyadarkan bahwa kaum Yahudi tidak pernah dibubarkan apalagi sampai diasingkan.”

Pemilik Tanah Yang Sebenarnya

Ketika ditanyakan apakah Sand beranggapan bahwa penghuni sebenarnya dari tanah suci adalah rakyat Palestina, dia menjawab:

“Tidak ada populasi masyarakat yang tetap murni hingga beribu-ribu tahun. Namun rakyat Palestina kemungkinan besar memang merupakan keturunan langsung dari Tanah Suci, kemungkinannya jauh lebih besar dibandingkan dengan orang Yahudi.

“Kaum Zionis generasi pertama, hingga terjadinya revolusi Arab (1936-1939), tahu bahwa tidak pernah ada yang namanya pengusiran, dan bahwa orang-orang Palestina merupakan keturunan langsung dari para pemilik tanah. Mereka juga tahu bahwa petani tidak akan pergi hingga mereka diusir.

“Bahkan Yitzhak Ben-Zvi, presiden kedua Israel, pada tahun 1929 menuliskan bahwa, ‘mayoritas masyarakat petani bukan keturunan dari bangsa Arab penakluk, termasuk para petani Yahudi yang jumlahnya besar.’

Sand memberikan bantahan lebih lanjut bahwa kaum Yahudi memang tidak pernah berbentuk negara, namun merupakan campuran etnis dari orang-orang yang berbeda yang memeluk agama Yahudi dalam periode waktu tertentu. Sand mementahkan argumen para Zionis yang mengatakan bahwa kaum Yahudi merupakan etnis yang berhubungan dan terisolir yang menjadi target pengusiran dari bangsa Romawi.

Walaupun merupakan penguasa yang lalim, bangsa Romawi selalu memberikan kemerdekaan yang besar kepada rakyat jajahannya, termasuk kemerdekaan beragama, berpendapat dan berkelompok.
Ribuan orang Yahudi yang tercatat pernah melayani kekaisaran Romawi, bahkan ada komunitas Yahudi dengan jumlah anggota besar di Roma. Herod the Great, Kaisar Yahudi dari Yerusalem, menurunkan tiga keturuna Yahudi yang mengabdi di senat kota Roma.

Hukum mengenai makanan bagi kaum Yahudi juga dihormati dibawah hukum Romawi, sebagaimana hak untuk tidak bekerja di hari Sabbath. Budak-budak Yahudi – 1.000 orang dibawa oleh Kaisar Titus setelah berhasil emmadamkan pemberontakan Yahudi pada tahun 70 Masehi – dibawa dan kemudian dibebaskan oleh keluarga-keluarga Yahudi yang sudah lama bermukim di Roma.

Setelah pemberontakan Yahudi yang terakhir, pemberontakan Bar Kokhba pada tahun 132-136 Masehi, para sejarawan mengatakan bahwa bangsa Romawi menerapkan sejumlah pembatasan terhadap kaum Yahudi yang masuk Yerusalem, yang akhirnya membuat kawasan lain, seperti Galilee di sebelah utara Palestina menjadi pusat pembelajaran Yahudi. Namun tidak ada bukti pemindahan massal secara paksa terhadap kaum Yahudi.

Sand mengatakan bahwa Diaspora sebenarnya merupakan sebuah mitos Kristen yang menggambarkan kejadian tersebut sebagai bentuk penghukuman terhadap kaum Yahudi karena menolak ajaran Kristen.

Bukti Genetik

Sejauh ini, belum ada buku tandingan terhadap buku tulisan Sand, yang dinobatkan menjadi buku terlaris di Israel dan Eropa – dan akan diluncurkan ke pasar AS dalam tahun ini juga. Namun, sudah ada studi genetik yang berupaya untuk mendemonstrasikan garis keturunan Yahudi Ashkenazi Eropa dengan bangsa Israel.

Dalam sebuah studi genetik yang diadakan oleh Akademi Sains Nasional AS, kromosom Y dari kaum Yahudi Ashkenazi, Roma, Afrika Utara, Kurdi, Timur Dekat, Yemen, dan Ethiopia dibandingkan dengan 16 kelompok non-Yahudi dari lokasi geografis yang berdekatan. Hasilnya ditemukan bahwa walaupun tinggal di berbagai negara yang berbeda dalam waktu lama dan saling terisolir, gen dari kebanyakan populasi Yahudi tidak begitu berbeda satu sama lain.

Sebuah studi genetis yang berjudul “Perjalanan Manusia”, yang dilakukan pada tahun 2002 oleh Dr. Spencer Wells, seorang ahli genetik dari Universitas Stanford, memperlihatkan bahwa semua pria Eropa memiliki penanda gen yang sama dengan kromosom Y pria Timur Tengah.

Hal itu dikarenakan migrasi manusia dimulai dari Afrika lalu bergerak melalui Timur Tengah dan seterusnya, sehingga semua manusia memiliki penanda genetik yang mirip.

Khayalan Menggebu-gebu

Walaupun tidak memiliki bukti ilmiah dan sejarah, skenario Diaspora merupakan sebuah cerita yang dipaksakan, mirip dengan perbedaan penafsiran peristiwa eksodus dari Mesir, yang menjadi tanda tanya besar bagi para sejarawan dan arkeolog dalam beberapa tahun belakangan.

Memang benar bahwa semua bangsa memiliki mitos dan legenda, beberapa diantaranya berdasarkan fakta, sementara lainnya hanya karangan.

Namun, ketika mitos dan legenda dilebih-lebihkan untuk mewujudkan tujuan tertentu, maka hal itu bisa membenarkan ekstrimisme dan kekejaman.

Motif pendirian negara Israel adalah untuk menyediakan tempat peristirahatan bagi kaum Yahudi Eropa setelah Perang Dunia II, namun hal itu berubah menjadi obsesi kesetanan mengenai “hak” Israel untuk menganiaya dan menyiksa rakyat Palestina.

Kelompok Yahudi Neturei Karta anti Zionis

Kelompok Yahudi Neturei Karta yang berpusat di AS selama ini dikenal sebagai duri dalam daging bagi gerakan Zionisme Internasional. Walau sama-sama berdarah Yahudi, namun orientasi perjuangan antara Neturei Karta dengan Zionis-Israel amat berbeda. Jika Zionis-Israel mengagungkan dan menyucikan Talmud, maka kelompok Yahudi Ortodoks menuding bahwa Talmud adalah kitab iblis yang telah ‘mencemari kesucian’ Taurat yang diturunkan Tuhan kepada Musa.

Secara berkala, Kelompok Yahudi Neturei Karta melakukan aksi unjuk rasa di seluruh dunia, terutama di Yerusalem, Inggris, dan AS, dan mensosialisasikan bahwa kaum Yahudi telah ditakdirkan Tuhan untuk diaspora dan tidak memiliki negara. “Kami tidak setuju dengan pembentukan negara Israel. Kaum Zionis telah memperkosa Yudaisme dan menungganginya untuk ambisi politik. Yudaisme tidak mengenal Talmud dan negara Israel!” tegas Rabi Yisroil Dovid Weiss, Juru Bicara Neturei Karta AS.

Pada 24 Juli lalu, kelompok ini lagi-lagi menggelar aksi unjuk rasa. Kali ini bertepatan dengan hari kesembilan bulan Av—yang dianggap sebagai hari terkelam dalam perjalanan bangsa Yahudi di mana orang-orang Yahudi meyakini ribuan tahun silam Kuil Sulaiman telah dihancurkan oleh mush-musuh Tuhan. Ribuan kaum Yahudi Ortodoks menggelar aksi di depan Konsulat Israel di New York AS.

Juru Bicara Neturei Karta lagi-lagi dengan lantang menyerukan agar kaum Yahudi AS khususnya dan Yahudi seluruh dunia umumnya tidak lagi mendukung keberadaan negara Zionis-Israel.
J. INILAH PERNYATAAN MENGERIKAN TOKOH-TOKOH YAHUDI ATAS PENJAJAHAN ZIONIS DI PALESTINA

“Tidak ada artinya Israel jika tanpa Yerusalem. Tidak ada artinya Yerusalem tanpa Haikal Sulaiman!” –David Ben Gurion, Perdana Menteri Pertama Israel.

Zionis Israel dari hari ke hari semakin menjadi-jadi kelakuannya. Bukan lagi sekadar berpindah dan hidup di tanah orang, kini mereka berlomba-lomba menebar ketakutan di kehidupan umat Islam Palestina, mengguncang daratan dengan bom dan ancaman. Melepas roket yang berkeliaran di angkasa tak tahu akan menimpa daerah mana. Semuanya karena satu alasan: Mereka mengklaim diri sebagai Bangsa terbaik, sementara bangsa lain adalah budak mereka.
Dalam Talmud, kitab Zionis Israel hari ini, bahkan disebutkan bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang dijanjikan kepemimpinan di muka bumi, mereka berhak memerintah siapa saja dan menjadikan umat-umat selain mereka sebagai permainan. Membunuh jadi biasa, mengancam apalagi. Malah, suatu kesenangan bagi mereka jika melihat kaum muslimin dalam kesusahan yang sangat.

Berikut ini adalah sebagian pernyataan-pernyataan Tokoh Zionis Israel yang hingga hari ini diabadikan rakyat Israel sebagai pijakan mereka dalam berbuat, dan sebagai aturan main mereka dalam membantai. Pernyataan ini bersumber dari materi penting berjudul Aqliyyah Tausi’iyyah lil Yahud, yang diampu oleh Syaikh Ahmad Ali Muqbil, Ketua Dewan Ulama Palestina :
Pertama, Batas teritori Negara Israel tidak mempunyai aturan baku. Perdana Menteri pertama Israel, David ben Gurion pernah mengatakan, “Batas teritori Negara kita adalah batas akhir langkah kaki kita”. Perkataannya yang licik itu berumber dari Taurat yang sudah diubah yang berbunyi, “Setiap jengkal tanah yang dilalui oleh telapak kaki kalian, maka Akan Aku berikan pada kalian, seperti yang Aku janjikan pada Musa.”

Bukan sebuah rahasia, bahwa Negara Israel yang dirancang oleh Theodore Herzl pada tahun 1897 adalah sebuah negara theokrasi (sesudah Vatikan, Republik Islam Iran, dan Emirat Islam Afghanistan), yang terkait erat dengan ajaran Talmud tentang “Tanah Israel” (Erzt Israel). Negara Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki perbatasan yang’ jelas, atau dengan kata lain, tidak memiliki perbatasan sama sekali, baik dalam gagasan maupun dalam konstitusinya. Luas wilayah negara Israel yang dibentuk tidak pernah ditentukan.

Rencana “Israel Raya”, yang sedari awal berdirinya Israel oleh Theodor Hertzl direncanakan akan membentang dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat. Dengan kata lain, mereka memiliki rencana besar untuk menguasai tanah Mesir, Iraq, Jazirah Arab, Turki, dan Sudan. Sebuah skanario yang membahayakan. Hal itu secara tegas digambarkan lewat bendera Israel, di mana ada dua garis biru yang mengapit bintang david, yang maknanya adalah rencana besar mereka menguasai negeri-negeri dari sungai Nil sampai Sungai Eufrat di Iraq.

“Setiap kalian wajib berjuang dan bekerja keras dalam perang dan diplomasi, hingga tiba saatnya berdiri imperium Israel Raya yang wilayahnya membentang dari Sungai Nil sampai Sungai Eufrat”, ungkap David Ben Gurion dalam pidatonya di depan mahasiswa Universitas Ibrani tahun 1950 masehi.

Kedua, Menghancurkan seluruh sesuatu di atas Yerusalem selain milik Yahudi. Theodor Hertzl, pendiri Zionisme modern dalam pidatonya di Konferensi Zionis I di kota Basel Swiss 1897 berkata, “Jika suatu hari kita telah mendapatkan Kota Al-Quds, sedangkan Aku masih hidup dan masih bisa berdiri, maka akau tidak akan meyia-nyiakan kesempatan untuk menghancurkan segala hal di atas Al-Quds selain tempat suci Yahudi, dan Aku akan hancurkan seluruh bangunan yang telah bertahan sepanjang generasi.”

David ben Gurion berkata, “Tidak ada artinya Israel tanpa Al-Quds. Dan tidak ada artinya Al-Quds tanpa Kuil Sulaiman”.

Ketiga, Ekspansi dan peperangan adalah aqidah kaum Zionis Yahudi. David Ben Gurion berkata, “Sesungguhnya Taurat adalah kitab kepemilikan Israel yang abadi. Siapapun yang mengingkari dan melawan kehendak Yahudi, maka ia telah mengingkari perintah Tuhan”,dilanjutkan dengan Taurat yang telah dipalsukan di kitab kejadian pasal 15, “Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham, mengatakan, Kepada keturunanmu akan saya berikan tanah ini, dari sungai Mesir sampai ke sungai besar Eufrat.”

Keempat, Yahudi berada di atas segala bangsa dan umat manapun. Moshe Heiss, pemimpin gerakan Zionis pernah mengungkapkan dengan kesombongannya, “Bahwa Bangsa Yahudi berada di atas segala bangsa! Hak-hak sejarah mengatakan bahwa tanah Israel adalah janji Tuhan untuk kami, dan ini adalah keyakinan setiap Orang Yahudi, baik yang beriman maupun tidak.”

Kelima, Setelah menaklukkan Al-Quds, Zionis menargetkan penyerangan ke Madinah. Moshe Dayan, panglima tertingga tentara Zionis Israel, ketika ia memasuki gerbang Al-Quds setelah memenangkan perang melawan koalisi bangsa Arab berkata dengan angkuh, “Dari Yerusalem ini, kita akan berangkat menyerang Madinah! Hari ini telah aku buka jalan menuju Babil dan Yatsrib (Madinah), Saatnya membalas dendam di Khaibar!”

Begitu angkuhnya, tentara Israel ketika mereka pertama kali memasuki Al-Quds di tahun 1967 berteriak,” Muhammad telah mati dibelakang gadis-gadis kecil! Muhammad telah mati di belakang gadis-gadis kecil! Agama Muhammad telah mati dan pergi!”

Ketika Israel berhasil memasuki Al-Quds, David ben Gurion berteriak sombong, “Inilah hari terindah sejak hari didirikannya Negara Israel, ibukota kita Yerusalem telah menjadi bagian dari kita!” Lalu ia mengutip kalimat dari Talmud, “Hancurkan segala yang berdiri, nodai semua yang suci, bakar segala yang hijau, agar tanah ini bisa digunakan bagi Yahudi!”

Keenam, Mereka mengklaim kasar bahwa Bangsa selain Yahudi adalah Budak dan keledai yang mesti patuh pada Yahudi. Seperti yang tertera jelas di Protokol Zionisme, “Sesungguhnya para ghayyim –bangsa selain yahudi- telah Allah ciptakan sebagai keledai untuk bangsa pilihan Allah. Setiap kali satu keledai mati, maka yahudi bisa mengendarai keledai yang lain.”

Ketujuh, Mereka menganggap kekuasaan selain Yahudi adalah hasil rampasan dan Yahudi berhak merebutnya kembali. Seperti yang tertera di Taurat yang telah diubah oleh mereka di Yehezkiel, “Setiap hukum selain hukum Yahudi adalah hukum yang cacat. Setiap kekuasaan selain kekuasaan Israel adalah hasil rampasan.”

Inilah sekelumit dari rangkaian panjang penjelasan yang menerangkan kepada kita bagaimana Zionis Israel bekerja, untuk siapa mereka bekerja, dan dengan apa landasan yang mereka pakai untuk menghalalkan segala penjajahan di atas tanah Palestina. Semoga datang kesempatan lainnya kita bisa membahas lebih banyak agar semakin dalamlah pemahaman kita tentang Zionis Israel.

Zionis Israel Tidak Bertuhan

Apa yang menjadi sumber hukum Zionis Israel hari ini bukanlah berasal dari taurat Asli atau ajaran nabi Musa Alaihissalam. Mereka telah mengubah-ubahnya dengan sesuka hati mereka, sehingga isi kitab yang mestinya menunjukkan kebenaran pada mereka malah berisi teks-teks yang bermuatan nafsu belaka.

Zionisme sendiri bukanlah sebuah agama, ia adalah sebuah ideologi yang bahkan pengikutnya bukanlah seorang yahudi yang beriman. Kebanyakan dari pengikut pemahaman Zionisme adalah mereka yang telah jauh dari agama Yahudi dan lebih memilik menjadi ateis. Itulah mengapa, dalam setiap pekerjaan dan pembantaian yang mereka lakukan, selalu saja muncul ketakutan dan kepengecutan di setiap jiwa mereka.

Semoga akan datang suatu hari nanti, kita bisa membebaskan Al-Aqsha dari cengkraman penjajahan Zionis Israel, dan bersama-sama menjalankan shalat berjamaah dalam keadaan merdeka, tanpa tekanan, tanpa penindasan. InsyaAllah, kita sedang on the way menuju hari itu. Amin.
K. MUSLIM GAZA, YAHUDI DAN HITLER

Tiga kata di atas punya keterkaitan. Mungkin masih ingat dengan seorang tokoh partai Nazi yang bernama Adolf Hitler. Banyak orang menggolongkan Hitler adalah salah satu tokoh terkejam terhadap kemanusiaan, diktator, penjahat perang dan lain-lain. Ketika berbicara tentang Hitler, yang akan terbayang pada kepala adalah pembunuhan atas berjuta-juta kaum komunis Soviet dan Yahudi di Jerman pada masa Perang Dunia I. Atas kekejamannya membunuh jutaan kaum Yahudi tersebut, Hitler dianggap sebagai tokoh pelanggar HAM berat.

Masa berganti masa, namun cerita tentang Hitler seolah-olah tak pernah habis untuk dibahas. Banyak sekali pendapat-pendapat yang ditulis, riset-riset yang ditemukan tentang apa dan siapa Hitler. Namun pernahkah kita menganalisis secara sederhana mengapa Hitler begitu kejam terhadap Yahudi? Bangsa Yahudi diakui sebagai bangsa yang besar, ras manusia yang punya potensi unggul, bahkan terbukti banyak dari golongan Yahudi yang kemudian menjadi orang-orang terkenal, tokoh terkemuka di segala bidang.

Sentimen terhadap ras lah sebenarnya yang membuat Hitler begitu benci, karena ia menganggap bangsa Jerman (Ras Arya) adalah bangsa yang paling unggul dibandingkan dengan Yahudi. Sentimen tersebut kemudian ditambah lagi dengan suasan politik dan ekonomi yang dimainkan beberapa negara di Eropa pada masa Perang Dunia I.

Kekejaman Hitler terhadap kaum Yahudi sudah tidak diragukan lagi. Jutaan orang tewas di bunuh secara brutal dengan cara-cara yang beragam; ditembak, digantung, dan yang paling kejam adalah dibunuh secara massal dalam sebuah kamp konsentrasi yang diberi nama Auschwitz, dimana orang-orang Yahudi dibunuh dengan gas beracun secara massal dalam kamp tersebut. Apa dan bagaimana kekejaman Hitler di Auschwitz ini dapat kita saksikan dalam sebuah film dokumenter yang berjudul The Nazi’s and The Final Solution.

Nah, masa Hitler telah berlalu. Dihadapan kita sekarang masa telah berganti. Sekarang kita bisa saksikan saudara-saudara kita di Gaza, Palestina sana bagaimana mereka bertahan hidup dari serangan-serangan zionis Yahudi. Muncul satu pertanyaan dalam diri, inikah yang ditakutkan oleh Hitler dulu? Ketika bangsa Yahudi terus berkuasa dengan serakahnya, ketika dimana HAM yang mereka ciptakan toh mereka juga yang melanggarnya?

Jika saat ini kaum Muslim di seluruh dunia tengah mengutuki aksi zionis Yahudi yang membunuhi kaum Muslim Palestina secara membabi buta, bahkan menyatakan perang terhadap bangsa Yahudi, lantas bisakah kita memberikan apresiasi dan ucapan ‘terima kasih’ kepada mendiang Hitler atas jasanya-paling tidak- turut membantu dalam mengurangi jumlah kaum yahudi di dunia ini? Well, yang saya ketahui dan yang pernah saya baca, Hitler tidak pernah membantai kaum Muslim. Kaum Muslim bukan sasaran Hitler pada saat itu. Bahkan dari catatan Hitler yang telah dibukukan berjudul Mein Kampf pun tidak pernah ada tulisan Hitler yang menodai umat Muslim.

Terlepas dari benar atau tidaknya tindakan Hitler terhadap kaum Yahudi atau terlepas dari bagaimana sekarang zionis Yahudi membantai dengan sangat kejamnya umat Muslim Gaza Palestina, yang jelas perang adalah kekejaman, perang adalah kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan yang universal, dan perang hanya akan menimbulkan kesengsaraan. Siapapun kita, jika masih punya nurani kemanusiaan, maka sudah sepantasnya kita marah akan kekejaman yang dilakukan oleh zionis Yahudi terhadap umat Muslim di Gaza Palestina.

Benak saya pun pada akhirnya bertanya-tanya tentang tokoh bernama Hitler ini, benarkah Hitler penjahat perang, tokoh paling durjana, pelanggar HAM berat? Jika kita lihat pada sudut pandang kenyataan sekarang bagaimana kekejaman yang luar biasa yang dilakukan zionis Yahudi terhadap umat Muslim Palestina? Siapakah penjahat perang sebenarnya? Dan bisakah Hitler digolongkan sebagai seorang Mujahid untuk jutaan Yahudi yang telah berhasil dibunuhnya? Mari bersama kita renungkan.

“HOLOCAUST”

Setiap bulan Mei, tepatnya tanggal 9, dunia Barat, khususnya mantan pasukan Sekutu, merayakan berakhirnya Perang Dunia II. Bagaimana pun juga, perang yang akibatnya hampir melanda seluruh dunia itu telah menorehkan sejarah tersendiri bagi umat manusia. Dunia masih ingat, Perang Dunia II menyisakan kenangan tentang kekejaman paham ultra-nasionalis Nazi, dan holocaust.

Holocaust adalah peristiwa pemusnahan hampir seluruh Yahudi Eropa oleh Nazi Jerman dan kelompoknya selama Perang Dunia II. Orang Yahudi sering menyebut peristiwa ini sebagai Shoah, istilah Ibrani yang berarti malapetaka atau bencana hebat. Holocaust sendiri berasal dari bahasa Yunani, holo yang artinya seluruh, dan caustos yang berarti terbakar. Secara asal, holocaust artinya adalah persembahan api atau pengorbanan religius dengan pembakaran. Konon, Nazi Jerman dipercaya telah memusnahkan sekitar 5,6 sampai 5,9 juta orang Yahudi.

Kebencian Jerman

Latar belakang cerita pemusnahan ini terletak jauh setelah akhir Perang Dunia I (PD I) di mana Jerman berada pada pihak yang kalah. Waktu itu, banyak orang Jerman yang menyalahkan Yahudi sebagai sebab kekalahan Jerman pada PD I, beberapa bahkan mengklaim Yahudi telah berkhianat kepada negara selama perang. Tambahan lagi, pada akhir PD I, sekelompok Yahudi mencoba mengobarkan revolusi ala Bolshevik Soviet di negara bagian Jerman, Bavaria. Orang Jerman semakin menganggap Yahudi adalah musuh yang berbahaya bagi negara.

Saat itu, Nazi sebagai sebuah partai politik mampu menarik massa dengan basis pandangannya yang anti Semit. Hitler, pemimpin Nazi, menyalahkan keadaan buruk Jerman pada akhir PD I pada konspirasi Yahudi internasional. Nazi percaya Yahudi bertanggung jawab atas apa yang mereka sebut sebagai degenerasi masyarakat modern.

Ketika Nazi naik panggung politik, kebijakan yang menekan Yahudi pun diterapkan. Hak-hak Yahudi dicabut, harta benda mereka disita, rencana untuk mengusir mereka keluar Jerman dirancang, sampai, konon, pemusnahan fisik yang berarti pembantaian.

Musim semi 1941, Nazi mulai membantai Yahudi di Uni Soviet yang dianggap sebagai sumber hidup Bolshevisme. Orang Yahudi menggali lubang kubur mereka sendiri kemudian ditembak mati. Musim gugur tahun yang sama, Nazi meluaskan pembantaian ke Polandia dan Serbia. Kamp pembantaian untuk Yahudi mulai dibangun di Auschwitz, Dachau, Bergen-Belsen. Kamp itu dilengkapi kamar gas dan tungku besar. Mereka menggunakan kamar gas untuk membunuh orang Yahudi. Beberapa orang Yahudi dimasukkan ke dalam kamar gas, kemudian gas Zyklon-B, sebuah gas pestisida berbahan dasar asam hidrosianik, dialirkan. Ada juga cerita orang Yahudi yang dibakar hidup-hidup dalam tungku. Bahkan, ada yang percaya Nazi Jerman membuat sabun dari lemak orang Yahudi dan kelambu lampu dari kulit orang Yahudi.

Sejarah Dipertanyakan

Selama kurang lebih 2 dekade, ‘sejarah’ pembantaian ini bertahan di benak orang. Kesaksian dan memoar orang Yahudi yang bertahan hidup dari holocaust menceritakan semua kengerian di atas. Sampai pada 1964, Paul Rassinier, korban holocaust yang selamat, menerbitkan The Drama of European Jews yang mempertanyakan apa yang diyakini dari holocaust selama ini. Dalam bukunya, ia mengklaim bahwa sebenarnya tak ada kebijakan pemusnahan massal oleh Nazi terhadap Yahudi, tak ada kamar gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu.

Arthur Butz menerbitkan The Hoax of the 20th Century: The case against the presumed extermination of European Jewry pada 1976. Ia mengklaim bahwa gas Zyklon-B tidak digunakan untuk membunuh orang tapi untuk proses penghilangan bakteri pada pakaian.

Mengenai kematian massal di Auschwitz, Robert Faurisson, profesor literatur di University of Lyons 2 mengklaim tipus-lah yang membunuh para tawanan itu, dan bukan kamar gas.
Seorang ahli konstruksi dan instalasi alat eksekusi dari AS, Fred Leuchter, pergi ke Auschwitz dan mengadakan penyelidikan serta tes di tempat itu. Kesimpulannya adalah kamar gas di Auschwitz tidak mungkin digunakan untuk membunuh orang.

Setelah orang-orang ini mempertanyakan kebenaran holocaust, gelombang kritisasi dan penyangkalan terhadap apa yang terjadi di holocaust mulai bangkit. Mereka yang meragukan kebenaran holocaust ini menyebut dirinya sebagai revisionis.

Holocaust yang Meragukan

Secara umum, revisionis setuju dengan sejarawan lain bahwa negara Jerman di bawah Nazi memperlakukan Yahudi dengan kejam dan bengis. Pencabutan hak-hak Yahudi, penawanan di ghetto, kerja paksa, penyitaan harta benda dan deportasi dari Jerman merupakan hal-hal yang masih diiyakan oleh para revisionis. Yang disangkal para revisionis adalah bahwa Jerman mempunyai kebijaksanaan tertentu untuk memusnahkan orang Yahudi dengan memasukkan mereka ke kamar gas atau tungku. Revisionis juga menyatakan jumlah 5,9 atau 6 juta korban sebagai pernyataan tanpa bukti yang dibesar-besarkan.

Keraguan-keraguan revisionis ini bersumber dari tidak adanya dokumen Jerman yang berisi masterplan pemusnahan orang Yahudi di Eropa. Tidak ada dokumen tentang perintah, rencana, anggaran, rancangan senjata untuk pemusnahan Yahudi. Yang ada hanyalah ucapan-ucapan petinggi Nazi yang menggambarkan kebencian terhadap Yahudi.

Foto-foto tawanan di kamp-kamp di Dachau, Buchenwald, dan Bergen-Belsen juga dipertanyakan penggunaannya. Memang, foto-foto itu menampilkan kondisi tawanan yang memprihatinkan. Tapi, revisionis yakin bukan penyiksaan dan kamar gas-lah yang menyebabkan mereka seperti itu. Sebabnya adalah lebih karena malnutrisi, epidemi tipus, disentri, dan diare. Penyakit-penyakit ini malah timbul sebagai akibat pemboman pasukan sekutu yang memutus jalur distribusi pangan, obat, dan pelayanan sanitasi.

Anehnya lagi, foto-foto yang selalu ditampilkan dalam sejarah adalah foto-foto yang mengerikan. Padahal pihak revisionis berhasil menemukan foto-foto yang diambil pada saat yang sama namun menampakkan para tawanan yang sehat. Mereka bercakap-cakap sambil tertawa di kamp. Ada kerumunan tawanan yang bergembira melempaarkan topi merayakan pembebasan mereka. Namun, mengapa foto-foto yang terakhir ini tak pernah muncul?

Kamar gas memang ditemukan di Auschwitz. Namun, para revisionis mengklaim bahwa kamar gas beserta Zyklon-B tidak mungkin digunakan untuk eksekusi manusia, melainkan untuk pengasapan pakaian agar bakteri-bakteri di pakaian mati. Dari prosedur kesehatan inilah, mitor pembunuhan dengan kamar gas muncul.

Museum Auschwitz, museum tentang holocaust, selama 50 tahun mengklaim bahwa 4 juta manusia dibunuh di sana. Sekarang mereka malah mengklaim mungkin hanya 1 juta korban. Revisi klaim ini pun tidak didukung oleh dokumentasi 1 juta orang tersebut. Lalu, kebohongankah jumlah 3 juta manusia selama setengah abad itu?

Hal yang penting lagi adalah jika memang ada pembunuhan massal di Polandia terhadap Yahudi tentu Palang Merah, Paus, pemerintah sekutu, negara netral, pemimpin terkemuka waktu itu akan tahu dan menyebutnya dan mengecamnya. Tapi ternyata tidak ada.

Winston Churchill menulis 6 jilid karya monumentalnya, The Second World War, tanpa menyebut tentang program Nazi untuk membantai orang Yahudi. Eisenhower menulir memoarnya, Crusade in Europe, juga tak menyebut tentang kamar gas.

Keuntungan dari Cerita Sedih

Manakah yang benar? Revisionis atau pro-holocaust yang mempertahankan jumlah 6 juta korban, pembantaian terencana, dan kamar gas? Wallahu a’lam. Yang jelas ada keuntungan dari gembar-gembor holocaust yang mungkin dilebih-lebihkan ini. Keuntungan tersebut adalah untuk orang Yahudi.
Yahudi yang merasa menjadi korban kemudian meminta tanah di Palestina, meminta ganti rugi kepada Jerman, dan meminta dana pembangunan ke negara lain sambil terus memelihara ingatan dunia akan holocaust. Rakyat Palestina-lah yang menderita.

“Seluruh negara Yahudi dibangun di atas kebohongan holocaust.. apa bukti Hitler dan Nazi membunuh 6 juta Yahudi di kamar gas? Tidak ada bukti sama sekali, kecuali kesaksian dari sedikit Yahudi yang selamat. Jika 6 juta Yahudi telah dibakar, tentu akan ada segunung abu manusia, tapi kita tidak pernah mendengarnya. Tidak ada juga oven yang mampu membakar jutaan orang tanpa ada yang mencium baunya. Tidak ada bukti tentang sejumlah itu Yahudi yang hidup di Jerman pada 1930-an. Jumlah mereka kurang dari 4 juta dan setengah dari mereka telah mengungsi ke Soviet selama perang.” Kata Mahmud Al-Khatib di harian Al-Arab Al-Yaum di Yordania.

Mufti Jerusalem, Syaikh Ikrimah Sabri, di New York Times berkata, “Banyak terjadi pembunuhan massal di dunia ini. Mengapa holocaust ini terasa lebih penting? Jika ini adalah permasalahan kita, tak ada yg peduli –entah ketika tentara perang Salib membantai muslim atau pembunuhan massal terhadap rakyat Palestina oleh Israel. Dan kita tidak terus menerus menggunakan dan menggunakan pembantaian ini untuk mengingatkan dunia tentang hutang dunia terhadap kita.

Saya tidak pernah menolak bahwa holocaust terjadi, tapi kita percaya bahwa jumlah 6 juta itu dilebih-lebihkan. Yahudi menggunakan isu ini, dalam banyak cara, untuk memeras Jerman secara finansial. Holocaust merupakan alasan bahwa tidak ada kerusuhan yg lebih besar terhadap Israel sebagai sebuah kekuatan pendudukan. Holocaust melindungi Israel. Bukanlah kesalahan kita jika Hitler membenci Yahudi. Bukankah mereka (Yahudi) sangat dibenci di mana pun?”

Detil-detil holocaust masih merupakan misteri. Yahudi masih berkepentingan menjaga holocaust semengerikan mungkin sepanjang masa dengan cara apa pun. Revisionis masih mengungkap konspirasi di balik propaganda holocaust ini. Alhamdulillah, umat Islam di negeri kita sekitar sepuluh tahun lalu menolak beredarnya film Schlinder’s List yang menceritakan penderitaan Yahudi di bawah Nazi. Jika kita menontonnya, mungkin kita akan menangisi penderitaan orang Yahudi dan lupa akan betapa biadabnya Yahudi membantai rakyat Palestina.

 

L 24 PROTOKOL ZIONIS (THE PROTOCOLS OF THE LEARNED ELDERS OF ZION)

Rencana Jangka Panjang Zionisme Internasional Untuk Menghancurkan Ummat Kristen dan Ummat Muslim se Dunia “Protocols of Zion” yang sudah lama menjadi ‘kitab suci” Zionisme Internasional, selama ini dipahami sebagai sumber inspirasi kaum Yahudi untuk menata dunia sesuai dengan keinginannya, yaitu Dunia yang pada akhirnya hanya beragama satu, agama Yahudi. Inti ajaran agama Yahudi adalah pemujaan materi atau dikenal dengan istilah materialisme.

Protokol itu pertama kalinya dibuat tahun 1895 di Basel-Swiss oleh pemimpin Zionis saat itu, Theodore Hertzel. Dokumen itu berisi 24 pasal (24 protocols). Tadinya sangat dirahasiakan sekali, tapi kemudian bocor dan sampai ke tangan pendeta orthodox Rusia, Sergey Nylos, yang menterjemahkan ke dalam bahasa Rusia pada tahun 1921. Seorang wartawan Inggris,Victor E Marsden, kemudian menterjemahkannya kembali kedalam bahasa Inggris dengan judul “The Protocols of The Learned Elders of Zion” pada tahun 1917. Berikut terjemahannya dalam versi Indonesianya.

 

PROTOCOLS KE 1:
Semboyan kita (kita disini maksudnya: zionisme/warga yahudi se dunia, pen) hanya ingin mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup kita hanyalah mampu menindas terlebih dahulu, kemudian bertanggung-jawab dalam suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan kita

Kita pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi topik aktual sepanjang masa (kini falsafah itu dikenal dengan istilah ‘demokrasi’, pen). Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berfikir secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak masyarakat kaum awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi oleh awan gelap.

Kata-kata itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya padahal telah menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya. Orang-orang non-yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berfikiran cerdas tidak memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya itu; demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya, dan tidak pula menyadari bahkan dialam bebas tidak terdapat arti kata persamaan dalam bentuk apapun juga.

Slogan kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang kita kumandangkan hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa dan sebagai sarana yang dapat menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat falsafah itu mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan.

Dari sisi lain, falsafah itu akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai tempat perlindungan masyarakat yang hidup diatas planet bumi ini.

 
PROTOCOLS KE 2:
Kita harus berusaha sekuat tenaga agar pertempuran yang terjadi antara dua negara tidak menjalar ke negara lain. Sehingga peperangan itu masih bisa dikendalikan, agar pihak kita dapat menguasai.

Disamping itu pihak yang bertempur selalu membutuhkan bantuan dari kita. Kita harus mengangkat orang yang tidak berpengalaman luas dalam pemerintahan, agar mudah diatur untuk diarahkan ke tujuan tertentu. Kita membutuhkan publik opini melalui surat-surat kabar kepada orang-orang non-Yahudi.

Ideologi kita kini telah berhasil dengan gemilang. Kemenangan ideologi kita melalui otak Darwin, Karl Marx, Adam Smith dan Nitche. Pandangan pikiran mereka mampu menggoyahkan ketenagaan masyarakat dunia.

Bagi orang yang tak menjalankan ajaran agama, ideologi semacam ini mudah diterima. Surat kabar sebagai senjata utama, kini berada ditangan kita. Walaupun demikian kita harus bergerak di bawah tanah.

Kita harus mempertajam ketegangan pemerintah dengan rakyat. Agar wibawa pemerintah menjadi lemah dan rakyat pun tidak memiliki daya untuk bertindak, Kemudian kita akan mudah menguasai keduanya sesuai dengan tujuan kita.

 
PROTOCOLS KE 3:
Kini beban kita tinggal menerobos terowongan yang pendek, setelah itu daerah yang dikuasai oleh ular (lambang ‘Free Masonry’, organisasi bawah tanah dari gerakan Zionisme Internasional, pen) akan kita kunci. Bila sudah dikunci, berarti semua benua eropa akan tergenggam dalam tangan kita.

Kita harus mempertajam ketegangan pemerintah dengan rakyat. Agar wibawa pemerintah menjadi lemah dan rakyat pun tidak memiliki daya untuk bertindak, Kemudian kita akan mudah menguasai keduanya sesuai dengan tujuan kita.

Kita harus mampu memberikan semangat agar para aktifis partai saling berebut kursi pemerintahan.

Kita harus mampu memberikan nasihat kepada kaum buruh dan pekerja seakan-akan memperoleh prioritas yang memuaskan dari kebijaksanaan dan undang-undang yang tertulis diatas kertas. Padahal tulisan itu hanyalah kebohongan belaka. Dengan demikian agen-agen Yahudi akan kita kirim untuk mengatur roda perusahaan sesuai tujuan kita.

Kita harus mampu meningkatkan rasa benci dan dengki di kalangan buruh untuk meledakkan kemelut perekonomian dunia. Sarana yang tepat untuk menciptakan situasi seperti itu adalah emas yang telah kita genggam.

Kita harus mampu menanamkan rasa benci di hati kaum buruh agar tetap bermusuhan dengan orang kaya sejak kecil.

Untuk merealisir program itu, kita tidak akan terbentur oleh bahaya, lantaran masyarakat Kristen yang sudah lemah akan mudah dikuasai, terutama menguasai pemerintah yang akan membinasakan Yahudi dari muka bumi ini.

 
PROTOCOLS KE 4:
Gerakan ‘ Free Masonry’ akan melaksanakan tujuan-tujuan kita ini, dan sebagai penghalang bagi siapa saja yang akan membongkar program kita.

Gerakan ‘Free Masonry’ akan mampu menghapus keyakinan bertuhan di tengah masyarakat Kristen, dan diganti dengan teori matematika dan teori relativitas.

Kita harus berani mengarahkan orang-orang Kristen agar pikirannya hanya ke arah persaingan ekonomi dan industri. Situasi seperti itu diupayakan semakin tajam, agar terwujud masyarakat yang individualistis. Sehingga mereka akan apatis terhadap perjalanan politik, agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Mereka hanya mengurus tenaga dan memeras otak demi mendapatkan harta. Dengan demikian mereka bergelimang dengan kehidupan materialisme dan mengabaikan ajaran-ajaran agama (kini giliran orang-orang muslim karena orang-orang kristen sudah ditaklukkan, pen).

Paham Liberal harus kita sebarkan ke seluruh dunia agar pengertian mengenai arti kebebasan (liberal) itu benar-benar menimbulkan dis-integrasi dan menghancurkan masyarakat non-Yahudi. Maka industri harus dilandaskan atas dasar yang bersifat spekulatif.

 
PROTOCLOS KE 5:
Kita harus mencemarkan nama pendeta dan ulama. Agar keduanya dipandang hina oleh gelandangan dipinggir jalan.

Ada suatu langkah yang mampu membikin opini umum, yaitu kita harus mengajukan berbagai pandangan yang dapat menggoyahkan keyakinan-keyakinan sebelumnya yang sudah tertanam di hati dan pikiran masyarakat. Kalau usaha ini belum mendapatkan perhatian, maka masyarakat harus diberikan pandangan lagi yang secara sosial dapat diterima.

Dengan cara ini, keyakinan lama yang sudah tertanam di hati manusia akan tergoyahkan, dan pada akhirnya akan tumbang, lantaran terdepak oleh perkembangan zaman. Pada akhirnya pendapat dan pandangan yang tidak searah dengan tujuan Yahudi (yaitu menjadikan ummat manusia hanya memuja materi, pen) akan musnah, dan di dunia akan jatuh ke dalam perangkap kesesatan.

Kita harus mampu membuka jalan agar kebobrokan mental manusia semakin bertambah, dan adat-istiadat porak-poranda. Dengan demikian perpecahan antar kelompok masyarakat akan terjadi dimana saja. Segala kekuatan yang melawan yahudi akan lenyap. Segala semangat akan luntur. Akhirnya faktor yang memberikan kemenangan kepada pihak kita akan nampak.

Kita harus mengendalikan masyarakat Kristen dalam kondisi yang semakin rumit dan norma-norma sudah tidak dijunjung tinggi oleh masyarakat. Setelah itu mereka akan meminta kita memimpin dalam memasuki gerakan dunia. Bila posisi ini sudah kita raih, maka seluruh kekuatan pemerintah di dunia akan mudah diarahkan. Dari sini akan terwujud pemerintahan Internasional tertinggi yyang kekuasaannya meliputi seluruh dunia. Lembaga ini secara fungsional mempunyai peraturan yang berwibawa dan dipatuhi oleh seluruh umat manusia di dunia.

Kita harus mampu membuka jalan agar kebobrokan mental manusia semakin bertambah, dan adat-istiadat porak-poranda. Dengan demikian perpecahan antar kelompok masyarakat akan terjadi dimana saja. Segala kekuatan yang melawan yahudi akan lenyap. Segala semangat akan luntur. Akhirnya faktor yang memberikan kemenangan kepada pihak kita akan nampak.

 
PROTOCOL KE 6:
Kita harus mampu mengatur penimbunan kekayaan yang amat besar yang dimiliki oleh orang-orang non-yahudi. Administrasinya harus dapat mengikis habis kekayaan itu secara berangsur-angsur. Kita harus menggunakan segala cara agar Lembaga pemerintah Internasional (semacam PBB, IMF, World Bank sekarang ini, pen) memiliki daya polularitas yang tinggi, sehingga dikenal oleh seluruh umat manusia yang hidup di dunia ini. Diusahakan agar bangsa yang patuh kepada lembaga ini merasa memperoleh perlindungan yang terjunjung tinggi harkat bangsanya.

Kini segala keningratan non-Yahudi telah punah, tinggal sektor pertanian. Walaupun begitu sektor pertanian tidak boleh diabaikan. Sebab tuan tanah sendiri bisa hidup merdeka dari genggaman kita. Oleh karena itu, kita harus berjuang untuk membebaskan tanah itu dari miliknya. Barangkali cara yang tepat adalah pajak dan biaya pengolahan tanah pertanian harus menanjak. Dengan demikian, tuan tanah akan berfikir seribu kali untuk menanam lagi. Jika situasi seperti itu berjalan terus, maka mereka akan segera menjual tanah itu. Kita harus berani memberikan semangat kepada masyarakat agar senang berfoya-foya dan malas. Tindakan ini akan mengakibatkan kebangkrutan bagi perusahaan dan pabrik non-Yahudi.

Kita harus membentuk persaingan tajam dalam perdagangan (ciri utama ekonomi Liberal, pen). Kita harus berani berusaha menaikkan gaji kaum buruh untuk menipu mereka. Dalam waktu yang sama kita harus menaikkan harga barang-barang pokok. Dengan dalih hasil panen mengalami penurunan. Kita harus berani mendorong kaum buruh untuk menenggak minuman keras agar produksi pabrik menurun drastis.

 
PROTOCOLS KE 7:
Kita harus berani mendorong masyarakat Eropa dan selalu membantu menyebarkan isue buruk dan berbau permusuhan dengan penduduk yang tinggal di benua lain. Kebijaksanaan ini memberikan dua keuntungan bagi kita. Sebab, mereka mengetahui bahwa kita mampu melahirkan revolusi atau membuat peraturan sesuai dengan kehendak mereka. Bila ada pemerintah yang ingin menghambat tujuan kita, maka diupayakan negara tetangganya merasa terancam, pada akhirnya mengakibatkan peperangan dua negara. Apabila dua negara bersatu untuk menghancurkan kita, maka kita harus berani menyatakan perang dunia.

Agar segala rencana dapat dicapai, maka kita harus mampu membentuk opini masyarakat dunia. Tampaknya hal itu mudah kita capai, karena sarana yang paling efektif telah kita kuasai, yaitu surat kabar yang setiap hari terbit dengan oplag yang besar (dan kini ditambah stasiun tv, kantor berita, internet, pen).

Untuk menunjukkan kekuatan kita, maka salah satu negara harus diserbu dengan gerakan teroris dan tindakan-tindakan keji. Jika bangsa lain mengetahui kekuatan kita, maka Yahudi akan ditakuti oleh seluruh bangsa. Jika ada bangsa yang ingin melawan kita, maka akan kita gempur dengan senjata buatan Amerika dan buatan negeri lain yang menjadi sekutu kita.

 
PROTOCOLS KE 8:
Pemerintah kita harus memahami bahwa kebudayaan suatu bangsa mempunyai peranan yang amat penting. Oleh karena itu pemerintah harus mampu menghimpun orang-orang senior seperti pengarang, ahli hukum, eksekutif, politikus, administrator yang telah lama duduk di sekolah kita dan telah ditempa dengan dokrin Yahudi.

Para sarjana yang telah lulus universitas kita (universitas dengan kurikulum berbasis dokrin yahudi, pen) akan diterima dengan kewajiban ikatan kerja, yang penting biaya hidup mereka terjamin.

Pemerintah kita harus mampu menguasai sarjana ekonomi yang memiliki wawasan politik. Karena politikus yang ekonom memegang peranan penting dalam perjuangan kita. Kita berupaya agar kursi (kekuasaan) diduduki oleh orang yang tidak disegani oleh masyarakat. Minimal orang itu mempunyai perangai yang kurang baik sehingga rakyat akan mudah marah kepadanya, dan keduanya dapat kita kuasai.

 
PROTOCOLS KE 9:
Kita harus dapat menguasai pejabat-pejabat non-Yahudi yang mengatur administrasi, untuk dirombak sebagaimana yang kita harapkan. Selain itu harus menempatkan orang-orang kita dalam lembaga pengatur negara. Kita berusaha agar administrasi suatu negara berjalan timpang. Kita banyak mendudukkan wakil-wakil dalam tubuh Legislatif, dan ikut serta dalam pemilihan umum.
Kita harus mampu mengarahkan misi surat kabar, disamping menguasai departemen Pendidikan. Karena pendidikan merupakan tonggak terpenting dalam kehidupan yang merdeka. Kini aktivis kita harus mampu menodai masa depan generasi mendatang dan mencemari generasi sekarang. Kita harus memberikan pelajaran pada generasi masa kini dengan pandangan-pandangan yang mengandung unsur merusak citrta bangsa. Sebagian orang menanyakan:”Apa yang harus kita lakukan, bila ada yang mengetahui program kita yang ingin merusak citra bangsa! Jawabnya: Kita harus merahasiakan rencana itu dan dalam menyalurkan ke masyarakat harus dengan penuh perhitungan. Tetapi jika ada yang terjadi diluar perhitungan kita, kita pun sudah mempersiapkan diri dengan kekuatan militer dan alat-alat tempur yang canggih. Pada suatu saat kita akan menyerbu dengan kekuatan yang mampu menggetarkan lawan yang menghadapi kita. Untuk menghadapi perlawanan semacam itu kita mempersiapkan terowongan di bawah tanah yang akan digunakan untuk meledakkan seluruh kota di dunia, termasuk dokumen-dokumen akan hangus.

Agar segala rencana dapat dicapai, maka kita harus mampu membentuk opini masyarakat dunia. Tampaknya hal itu mudah kita capai, karena sarana yang paling efektif telah kita kuasai, yaitu surat kabar yang setiap hari terbit dengan oplag yang besar (dan kini ditambah stasiun tv, kantor berita, internet, pen).

 
PROTOCOLS KE 10:
Kita harus memecah-belah keluarga masyarakat non-Yahudi dan menghapus adat-istiadat, serta kebudayaan mereka. Kita berusaha untuk memperoleh setiap sarjana dan cendekiawan agar mau bergabung dengan barisan kita. Kita harus dapat mendirikan pemerintahan otokrasi yang mudah diatur menurut haluan kita. Hal itu bisa dijangkau apabila seluruh lembaga baik legislatif , eksekutif maupun yudikatif dipegang oleh orang-orang yang tidak segan-segan menerima uang siluman. Kepemimpinan tertinggi akan dipegang oleh agen-agen kita yang mampu menjalankan pemerintahan sesuai dengan petunjuk kita.

 
PROTOCOLS KE 11:
Tuhan telah menghendaki keturunan Israel sebagai petualang dunia yang hidup di berbagai negara. Kalau dipandang sepintas hal itu merupakan sisi kelemahan Israel. Namun petualangannya harus dimanfaatkan untuk memperkokoh posisi kita dan dijadikan sebagai jembatan emas untuk menduduki singgasana kerajaan dunia. Pesta-pesta yang diadakan oleh gerakan ‘Free Masonry’ merupakan tempat komunikasi antara kelompok-kkelompok kita (sekedar info saja, yayasan ‘Lions Club’ dan ‘Rotary Club’ di seluruh dunia dikendalikan oleh orang-orang ‘Free Masonry’ ini, pen).

Kita bagaikan Singa (bukankah ‘Lions Club’ berarti ‘klub para Singa?”) dan orang-orang non-Yahudi laksanan kelompok biri-biri. Bila singa memasuki kandangnya, biri-biri hanyalah bisa memejamkan matanya dan menerima nasib malangnya.
PROTOCOLS KE 12:
Dominasi kita harus merambah surat kabar yang membawa misi partai. Selain itu kita harus mampu mengontrolnya sebelum berita itu diedarkan, agar tidak mengungkap misi kita. Segala berita yang akan disiarkan lewat radio harus melalui pengawasan kita. Buku-buku berbobot harus dikenakan pajak yang tinggi, sedangkan buku murahan tidak dikenakan pajak, agar para sarjana enggan menulis buku.

Perusahaan surat kabar akan kita beli untuk mengimbangi dan menjawab isi surat kabar independen yang lepas dari genggaman kita (kini tentu tak sebatas surat kabar, tapi meliputi pula: stasiun tv, kantor berita, majalah dan website terkenal di internet, pen).

 
PROTOCOLS 13:
Kita harus berusaha agar opini umum tidak mengetahui permasalahan sebenarnya. Kita harus menghambat segala yang mengetengahkan buah pikiran yang benar. Hal itu bisa dilakukan dengan memuat berita lain yang menarik di surat kabar. Agen-agen kita yang menangani sektor penerbitan akan mampu mengumpulkan berita semacam itu. Pandangan masyarakat harus kita alihkan kepada hiburan (dunia entertaiment, pen), seni dan olah raga.

 
PROTOCOLS KE 14:
Diupayakan di dunia ini hanya satu agama, yaitu agama Yahudi (inti ajaran agama yahudi adalah pemujaan materi atau paham materialisme, pen). Oleh karena itu segala keyakinan lainnya harus dikikis habis. Kalau dilihat di masa kini, banyak orang yang menyimpang dari agama. Pada hakekatnya kondisi seperti itulah yang menguntungkan yahudi. Di masa akan datang masyarakat dunia akan berduyun-duyun memasuki agama Musa yang menundukkan mereka berada di bawah telapak kaki yahudi. Pada saat itu, suara kritikan hanya tertuju kepada agama selain yahudi. Orang tak akan berani menelanjangi agama kita. Karena rahasia yang terkandung dalam ajaran agama Yahudi sangat dalam, dan ajarannya selalu diperjuangkan oleh pendeta-pendeta kita. Segala karya tulis yang mengkritik agama kita tidak diperkenankan terbit dan tersebar di masyarakat. Kita terus berjuang menyebar-luaskan tulisan sastra picisan di masyarakat negara adidaya (contohnya sekarang ini novel Harry Potter?, pen).

 
PROTOCOLS KE 15:
Agen-agen rahasia kita harus disebar ke seluruh dunia. Mereka adalah anggota organisasi di bawah tanah dan gerakan ‘Free Masonry’. Bila bisa berjalan dengan baik, kita akan mempunyai polisi rahasia yang bergerak ke seluruh penjuru dunia. Dari mereka kita mendapatkan data-data akurat untuk mengatur segala persoalan yang penting. Kita harus sering mengadakan pertemuan anggota ‘Free Masonry’ sebelum memegang kekuasaan yang sempurna. Setelah berkuasa, kita akan mampu memusnahkan semua gerakan non-Yahudi dengan cara licin sehingga orang tidak akan menuding kita.

Diupayakan di dunia ini hanya satu agama, yaitu agama Yahudi (inti ajaran agama yahudi adalah pemujaan materi atau paham materialisme, pen). Oleh karena itu segala keyakinan lainnya harus dikikis habis.

 
PROTOCOLS KE 16:
Kita harus berani tampil di tengah masyarakat dan berjuang memimpin universitas yang ada sekarang. Setelah itu, penulisan sejarah akan kita tinjau kembali, dan menyisihkan sejarah yang menghujat nama bangsa Yahudi. Kritikan dari orang non-Yahudi tidak begitu bahaya, tetapi yang perlu diwaspadai adalah pendidikan yang berjalan dengan kurikulum mereka sendiri (bukan meniru kurikulum kita). Maka usahakan pendidikan semacam itu harus dilenyapkan. Bila tidak mampu, ia harus dikucilkan dari masyarakat. Segala macam yang melambangkan kemerdekaan berpendapat harus dilenyapkan, walaupun slogan itu pernah kita gunakan untuk meraih tujuan. Kita telah meletakkan program untuk menarik simpati masyarakat dengan memberi pelajaran empiris nyata (contohnya kurikulum berbasis kompetensi SD-SMA di Indonesia sekarang, pen), dan membuang pelajaran yang bersifat non-empiris (misalnya pendidikan budi-pekerti, pen). Pelajaran ini amat sistimatis, agar kaum pelajar tidak mampu berfikir luas, dan tidak mampu memecahkan persoalan tanpa bantuan orang lain. Jadi mereka bagaikan binatang ternak, yang dapat digiring menurut kehendak pengembala. Mereka hanya mentaati penjelasan dari guru tanpa berusaha untuk mendalaminya. Sistem ini telah berhasil kita suntikkan dalam sekolah di negeri Prancis, yang ditangani oleh aktivis yang bernama Bouro.

 
PROTOCOLS KE 17 :
Kita selalu dituntut untuk mencemarkan nama baik pendeta dan ulama non-Yahudi, agar mereka terhina dimata rakyat. Dengan usaha ini dapat mengurangi misi perjalanan mereka yang menghambat perjuangan kita. Bila ada peluang yang baik, istana Paus akan kita runtuhkan dengan memakai orang lain yang akan menembak Paus di Vatikan. Bila ini terjadi, para penduduk dunia akan berduyun-duyun ke Vatikan, dan kita akan tampil seolah-olah menjadi pelopor penuntutan terhadap pelaku pembunuhan itu (usaha pembunuhan Paus pernah dilakukan tahun 1981, tapi gagal, pen). Cara seperti itu agar kita yang akan menduduki singgasana Paus. Dan yahudi akan menjadi Paus sejati dan kepala uskup Gereja Internasional.

 
PROTOCOLS KE 18:
Di saat polisi menjaga keamanan negara dengan ketat, kita harus mampu mengadakan kerusuhan dan keonaran di masyarakat (departemen kepolisian di seluruh dunia selalu memperoleh bantuan Zionis Internasional untuk mendukung tujuan mereka, pen). Kemudian para penceramah diorganisir untuk menerangkan keadaan yang genting itu. Di saat itu kita dapat menemukan jalan keluarnya, sehingga masyarakat simpati kepada kita. Kebijaksanaan seperti ini akan kita gunakan secepatnya untuk memberikan perintah agar penjagaan semakin ditingkatkan. Peluang ini kita pakai untuk mengkoordinir para pendukung kita untuk mendapatkan tujuan.

 
PROTOCOLS KE 19:
Politikus yang kita tangkap diusahakan tidak dianggap sebagai pahlawan, tetapi martabat mereka kita samakan dengan penyamun, pencoleng, pembunuh dan narapidana berat lainnya. Usahakan masyarakat menyamakan narapidana politik dengan kriminil agar masyarakat menilai jelek para politikus.

Kita harus berusaha agar bantuan (hutang) luar negeri seakan-akan bantuan dalam negeri. Agar kekayaan negara yang hutang akan terus mengalir ke perbendahaaraan kita.

 
PROTOCOLS KE 20:
Kita harus berusaha agar bantuan (hutang) luar negeri seakan-akan bantuan dalam negeri. Agar kekayaan negara yang hutang akan terus mengalir ke perbendahaaraan kita. Akal hewan bangsa non-yahudi tidak akan mengerti bahwa hutang kepada negara kapitalis akan menguras kekayaan negaranya sendiri. Sebab, bunga hutang itu akan diambil dari hasil bumi negaranya atau masukan keuangan lainnya. Sekarang kita telah menguasai kekayaan dunia dengan jalan memegang saham surat-surat berharga lainnya (inilah alasan pemaksaan dibukanya Pasar Modal dan Pasar Uang di negara-negara yang berhasil mereka “liberalisasikan ekonominya”, pen). Kita akan membentuk pemerintah yang hutang agar terus membutuhkan bantuan dari bank kita sehingga pemerintah negaranya akan tergenggam oleh kaum kapitalis.

 
PROTOCOLS KE 21:
Kita akan mendukung pemerintahan di seluruh dunia dengan sejumlah besar ahli di bidang ekonomi. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan Ekonomi merupakan ilmu utama yang diajarkan oleh orang Yahudi (hampir di seluruh negara di dunia, fakultas ekonomi selalu saja jumlahnya melebihi jumlah fakultas ilmu sosial dan exacta yang ada. Dan pelajaran ekonomi di SMA selalu memiliki bobot materi yang paling lengkap dibanding mata pelajaran lainnya, tak terkecuali di Indonesia saat ini, pen). Kita akan dibantu oleh bankir, industrialis, kaum yang bermodal, dan terutama para milyuner yang tak terhitung banyaknya. Karena segala sesuatu diatur dengan angka yang pasti.

 
PROTOCOLS KE 22:
Emas selau memegang peranan terpenting, dan sekarang kita telah menguasainya dengan melewati beberapa usaha yang lama dan telah melintasi beberapa generasi. Oleh karena itu senjata ini harus mampu memainkan peranannya untuk menggapai tujuan kita dalam rangka menguasai dunia.

Untuk membentuk perdamaian diatas planet ini, perlu menggunakan sedikit kekerasan, yang semuanya dapat dilaksanakan di bawah panji-panji Zionisme.

 
PROTOCOLS KE 23:
Mula-mula yang kita lakukan untuk memperkokoh kekuatan kerajaan kita, yaitu harus melenyapkan yayasan dan organisasi yang dulu bergerak untuk membela kita. Sebab bila ia dibiarkan, akan menjadi membahayakan kerajaan kita.

Kerajaan Israel akan menjadi kokoh atas kehendak Allah. Langkah pertama untuk menegakkan kerajaan itu adalah membasmi pikiran orang yang tidak berwawasan luas. Walaupun mereka dulu pernah dipakai tangga untuk mencapai tujuan kita yang mulia.

 
PROTOCOLS KE 24:
Orang yang mengatur kerajaan kita harus dari keturunan Dawud (David), disamping tokoh-tokoh dari Zionis. Orang tersebut harus memiliki otak cemerlang, mampu mengendalikan hawa nafsunya, bisa bergaul dengan rakyat, bersih dari noda, berani berkorban untuk memenangkan kepentingan rakyat, lambang kejayaan, tangguh dan kharismatik (figur dimaksud dalam keyakinan ummat Islam, disebut Dajjal, pen).


Ditulis dalam Uncategorized

PERANG SALIB

PERANG SALIB

Disusun oleh : Ading Nashrulloh
Dari sumber-sumber Internet

A. Perang Salib, terjadi dalam 3 priode.

I. Periode pertama

Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemand, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar.

Pada tanggal 18 Juni 1097mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M mengusai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan Latin II di timur.
Bohemand dilantik menjadi rajanya.

Mereka juga berhasil menduduki Bait Al-Maqdis (15 Juli 1099 M). dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Bait Al-Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109 M), dan kota Tyre (1124 M). di Tropoli mereka mendirikan kerajaan latin IV, rajanya adalah Raymmond.

II. Periode kedua

Imaduddin Zanki, penguasa Moshul, dan Irak, berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M Namun, ia wafat tahun 1146 M Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut kembali Anthiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali.

Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja Prancis Lois VII dan raja Jerman Conrad II.

Keduanya memimpin pasukan salib untuk merebut wilayah Kristen di Syiria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Conrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya.

Nuruddin wafat tahun 1174 M Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Shalah Al-Din Al-Ayyubi yang beerhasil mendirikan Dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M

Hasil peperangan Shalah Al-Din yang terbesar adalah merebut kembali Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.

Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja jerman, Richard The Lion Hart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Prancis.

Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M meskipun mendapat tantangan berat dari Shalah alDin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin.

Akan tetapi, mereka tidak berhasil memasuki Palestina. Pada tanggal 2 November 1192 M, dibuat perjanjian antara tentara salib dengan Shalah al-Din yang disebut dengan Shul al-Ramlah.

Dalam perjanjian ini disebut bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Bait al-Maqdis tidak akan diganggu.

III. Periode ketiga

Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristenn Qitbhi.

Pada tahun 1219 M, mereka beerhasil menduduki Dimyat. Raja Mesir dari Dinasti Ayyubiah waktu itu, Al Malik Al-Kamil membuat perjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyat. Sementara Al malik Al-Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di sana dan Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria.

Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin tahun 1247 m, di masa pemerintahan Al-Malik Al-Shalih, penguasa mesir selanjutnya.

Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang menggantikan posisi dinasti Ayyubiah, pimpinan perang dipegang oleh Baybars dan Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum muslimin, tahun 1291 M.

Demikianlah, perang salib yang berkobar di timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.

Walupun umat Islam berhasil mempertahankan daerah-daerahnya dari tentara salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali, karena peperangan itu terjadi di wilayahnya.

Kerugian-kerugian ini mengakibatkan kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian, mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak Dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad.

B. “Salahudin Al Ayubi” Jenderal Muslim Pada Perang Salib

Salahudin Al Ayubi atau sering juga di sebut sebagai “Saladin” di dunia barat, merupakan panglima perang Muslim yang dikagumi kepiawaian berperang serta keshalihannya baik kepada kawan dan lawan-lawannya. Keberanian dan kepahlawanannya tercatat sejarah di kancah perang salib.

Juli 1192 sepasukan muslim dalam perang salib menyerang tenda-tenda pasukan salib diluar benteng kota Jaffa, termasuk didalamnya ada tenda Raja Inggris, Richard I. Raja Richard pun menyongsong serangan pasukan muslim dengan berjalan kaki bersama para prajuritnya.

Perbandingan pasukan muslim dengan Kristen adalah 4:1. Salahudin Al Ayubi yang melihat Richard dalam kondisi seperti itu berkata kepada saudaranya : ” Bagaimana mungkin seorang raja berjalan kaki bersama prajuritnya?

Pergilah ambil kuda arab ini dan berikan kepadanya, seorang laki-laki sehebat dia tidak seharusnya berada di tempat ini dengan berjalan kaki “.

Fragmen diatas dicatat sebagai salah satu karakter yang pemurah dari Salahudin, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Walaupun sedang diatas angin tetap berlaku adil dan menghormati lawan-lawannya.

1. Sejarah Hidup Salahudin

Dia dikenal sebagai raja, panglima perang yang jago strategi, pemimpin umat, dan sekaligus sosok yang santun dan penuh toleransi. Banyak manuskrip yang mencatat “Shalahuddin Sang Raja Mesir” (Saladin, King of Egypt) sebagai simbol kekuasaan Eropa.

Namanya tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Perang Salib yang membawa kejayaan Islam, namun tanpa menindas kaum Kristiani.

Sultan Shalahuddin lahir dengan nama Salahidun Yusuf Ibn Ayyub di Tikrit, dekat Sungai Tigris dari sebuah keluarga Kurdi.

Ia dikirim ke Damaskus, Suriah, untuk menimba ilmu. Selama sepuluh tahun ia berguru pada Nur ad-Din (Nureddin). Setelah berguru ilmu militer pada pamannya, seorang negarawan Seljuk dan pimpinan pasukan Shirkuh, ia dikirim ke Mesir untuk menghadang perlawanan Kalifah Fatimiyah tahun 1160.

Ia sukses dengan misinya yang membuat pamannya duduk sebagai wakil di Mesir pada tahun yang sama. Shalahuddin memperbaiki perekonomian Mesir, mengorganisasi ulang kekuatan militemya, dan mengikuti anjuran ayahnya untuk tidak memasuki area konflik dengan Nur ad Din.

Sepeninggal Nur ad Din, barulah ia mulai serius memerangi kelompok Muslim sempalan dan pembrontak Kristen. Dia bergelar Sultan di Mesir dan menjadi pendiri Dinasti Ayyubi serta mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir.

2. Terlibat dalam Perang Salib

Dalam dua kesempatan, tahun 1171 dan 1173, Shalahuddin diinvasi Kerajaan Kristen JerusaleM Nur ad Din saat ini bemiat membalas serangan. Namun Shalahuddin berpendapat bahwa mereka harus kuat terlebih dulu.

Sepeninggal Nur ad Din, Shalahuddin menjadi penguasa Damaskus. Ia menikahi janda Nur ad Din dan menaklukkan dua kota penting Aleppo dan Mosul yang dulu selalu gagal ditaklukkan Nuraddin.

Namun ia menjadi penguasa yang bersahaja. Sedapatnya, ia selalu menghindari pertumpahan darah, apalagi darah warga sipil. Saat menaklukkan Aleppo, 22 Mei 1176, nyawanya nyaris melayang karena usaha pembunuhan.

Ia melakukan konsolidasi di Suriah sambil sebisa mungkin menjaga agar jangan sampai tumpah perang dengan pasukan salib sebesar apapun provokasi dari pasukan salib.

Misalnya, ia masih belum bereaksi saat Raynald of Chatillon mengusik aktivitas perdagangan dan perjalanan ibadah haji di Laut Merah, wilayah yang menurut Shalahuddin harus selalu menjadi wilayah bebas.

Puncaknya adalah saat penyerangan terhadap rombongan karavan jamaah haji tahun 1185. Shalahuddin meradang.

Juli 1187, Shalahuddin menyerang Kerajaan Jerusalem dan terlibat dalam pertempuran Hattin. Ia berhasil mengeksekusi Raynald dan rajanya, Guy of Lusignan.

Dia kembali ke Jerusalem 2 Oktober 1187, 88 tahun setelah kaum Salib berkuasa. Berbagai medan pertempuran dilaluinya, dengan satu pesan yang sama kepada pasukannya; minimalkan pertumpahan darah, jangan melukai wanita dan anak-anak.

Perang Salib III menelan biaya yang tak sedikit dari kubu Kristen. Inggris mengucurkan dana bantuan yang dikenal dengan istilah ‘Shalahuddin Tithe’ (Zakat melawan Saladin).

Dalam satu pertempuran, ia berhadap-hadapan dengan King Richard I dari Inggris di medan perang Arsuf tahun 1191. Di luar perkiraan kedua pasukan, Shalahuddin dan King Richard I saling berjabat tangan dan menghormat satu sama lain.

Bahkan saat tahu pimpinan pasukan musuhnya itu sakit, Shalahuddin menawarkan bantuan seorang dokter terbaik yang dimiliki Damaskus. Begitu juga saat tahu Richard kehilangan kuda tunggangannya, ia memberikan dua ekor sebagai gantinya. Di medan itu, keduanya sepakat berdamai. Bahkan adik Richard dinikahkan dengan saudara Saladin.

Tak lama setelah kepergian Richard, Shalahuddin wafat pada tahun 1193 di Damaskus. Saat kotak penyimpanan harta Shalahuddin dibuka, ahli warisnya tidak menemukan cukup uang untuk membiayai pemakamanannya: ia selalu mendermakan hartanya kepada kaum yang membutuhkan.

Kini makamnya menjadi salah satu tempat tujuan wisata utama di Suriah. Nama Shalahuddin harum di seantero dunia hingga kini. Bukan hanya kalangan Muslim, kalangan non-Muslim juga sangat menghormatinya.

Satu yang dicatat dalam buku-buku sejarah: ketika pasukan Salib menyembelih semua Muslimin yang ditemui saat mereka menaklukkan Jerusalem, Shalahuddin memberikan amnesti dan kebebasan bagi kaum Katolik Roma begitu ia menaklukkan Jerusalem.

3. Ringkasan Kronologis Sultan Salahudin

1138: Lahir di Tikrit, Irak, sebagai putra dari pimpinan kaum Kurdi, Ayub.
1152: Mulai pekerja sebagai pelayan pimpinan Suriah, Nureddin.
1164: Mulai menunjukkan pekiawaiannya dalam bidang strategi militer dan dalam perang melawan pasukan Salib di Palestina.

1169: Shalahuddin menjadi orang kedua dalam kepemimpinan militer Suriah setelah pamannya, Shirkuh. Shirkuh menjadi wakil di Mesir namun meninggal 2 bulan kemudian. Ia menggantikannya. Namun karena kurang ada respons dan dukungan dari penguasa, ia kembali ke Kairo yang menjadi puas kekuatan Dinasti Ayyub.

1171: Shalahuddin menekan penguasa Fatimi dan menjadi pemimpin Mesir dengan dukungan kekhalifahan Abbasiah. Namun tidak seperti Nureddin yang ingin sesegera menggempur pasukan Kristen, ia cenderung lebih menahan diri. Inilah yang membuat hubungan antar keduanya merenggang.
1174: Nureddin meninggal. Shalahuddin menyususn kekuatan.
1175: The Syrian Assassin leader Rashideddin’ s men made two attempts on the life of Saladin, the leader of the Ayyubids. The second time, the Assassin came so close that wounds were infliceted upon Saladin.

1176: Shalahuddin besieges the fortress of Masyaf, the stronghold of Rashideddin. After some weeks, Shalahuddin suddenly withdraws, and leaves the Assassins in peace for the rest of his life. It is believed that he was exposed to a threat of having his entire family murdered.

1183: Penaklukan kota di utara Suriah, Aleppo.
1186: Penaklukan Mosul di utara Irak.
1187: Dengan kekuatan baru, menyerang Kerajaan Latin Jerusalem dengan pertempuran sengit selama 3 bulan.

1189: Perang Salib III meluas di Palestina setelah Jerusalem di bawah kontrol Saladin. (Lihat Film Versi Hollywood : Kingdom of Heaven)
1192: Menandatangani perjanjian dengan King Richard I dari Inggris yang membagi wilayah pesisir untuk Kaum Kristen dan Jerusalem untuk Kaum Muslim.

4 Maret 1193: Meninggal di Damaskus tidak lama setelah jatuh sakit.
4. Detail Sejarah Salahudin

Salahudin lahir disebuah kastil di Takreet tepi sungai Tigris (daerah Irak) tahun 1137 Masehi atau 532 Hijriyah. Bemama asli Salah al-Din Yusuf bin Ayub. Ayahnya Najm ad-Din masih keturunan suku Kurdi dan menjadi pengelola kastil itu.

Setelah kelahiran Salahudin keluarga Najm-ad-Din bertolak ke Mosul, akibat ada konflik didalam kastil. Di Mosul, keluarga Najm bertemu dan membantu Zangi, seorang penguasa arab yang mencoba menyatukan daerah-daerah muslim yang terpecah menjadi beberapa kerajaan seperti Suriah, Antiokhia, Aleppo, Tripoli, Homs, Yarussalem, Damaskus.

Zangi berhasil menguasai Suriah selanjutnya Zangi bersiap untuk menghadapi serbuan tentara Salib dari Eropa yang telah mulai memasuki Palestina. Zangi bersama saudaranya; Nuruddin menjadi mentor bagi Salahudin kecil yang mulai tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga ksatria.

Dari kecil sudah mulai terlihat karakter kuat Salahudin yang rendah hati, santu serta penuh belas kasih.

Zangi meninggal digantikan Nuruddin. Paman Salahudin, Shirkuh kemudian ditunjuk untuk menaklukan Mesir yang saat itu sedang dikuasai dinasti Fatimiyah.

Setelah penyerangan kelima kali, tahun 1189 Mesir dapat dikuasai. Shirkuh kemudian meninggal. Selanjutnya Salahudin diangkat oleh Nuruddin menjadi pengganti Shirkuh.

Salahudin yang masih muda dan dinggap “hijau” temyata mampu melakukan mobilisasi dan reorganisasi pasukan dan perekonomian di Mesir, terutama untuk menghadapi kemungkinan serbuan balatentara Salib.

Berkali-kali serangan pasukan Salib ke Mesir dapat Salahudin patahkan. Akan tetapi keberhasilan Salahudin dalam memimpin mesir mengakibatkan Nuruddin merasa khawatir tersaingi. Akibatnya hubungan mereka memburuk.

Tahun 1175 Nuruddin mengirimkan pasukan untuk menaklukan Mesir. Tetapi Nuruddin meninggal saat armadanya sedang dalam perjalanan. Akhimya penyerangan dibatalkan.

Tampuk kekuasaan diserahkan kepada putranya yang masih sangat muda. Salahudin berangkat ke Damaskus untuk mengucapkan bela sungkawa. Kedatangannya banyak disambut dan dielu-elukan.

Salahudin yang santun bemiat untuk menyerahkan kekuasaan kepada raja yang baru dan masih belia ini. Pada tahun itu juga raja muda ini sakit dan meninggal. Posisinya digantikan oleh Salahudin yang diangkat menjadi pemimpin kekhalifahan Suriah dan Mesir.

5. Salahudin dan Perang Salib

Saat Salahudin berkuasa, perang salib sedang berjalan dalam fase kedua dengan dikuasainya Yerussalem oleh pasukan Salib. Namun pasukan Salib tidak mampu menaklukan Damaskus dan Kairo. Saat itu terjadi gencatan senjata antara Salahudin dengan Raja Yerussalem dari pasukan Salib, Guy de Lusignan.

Perang salib yang disebut-sebut sebagai fase ketiga dipicu oleh penyerangan pasukan Salib terhadap rombongan peziarah muslim dari Damaskus. Penyerangan ini dipimpin oleh Reginald de Chattilon penguasa kastil di Kerak yang merupakan bagian dari Kerajaan YerussaleM Seluruh rombongan kafilah ini dibantai termasuk saudara perempuan Salahudin.

Insiden ini menghancurkan kesepakatan gencatan senjata antara Damaskus dan YerussaleM Maret 1187 setelah bulan suci Ramadhan, Salahudin menyerukan Jihad Qittal. Pasukan muslimin bergerak menaklukan benteng-benteng pasukan Salib. Puncak kegemilangan Salahudin terjadi di Perang Hattin.

Perang Hattin terjadi di bulan Juli yang kering. Pasukan muslim dengan jumlah 25000 orang mengepung tentara salib didaerah Hattin yang menyerupai tanduk. Pasukan muslim terdiri atas 12000 orang pasukan berkuda (kavaleri) sisanya adalah pasukan jalan kaki (infanteri).

Kavaleri pasukan muslim menunggangi kuda Yaman yang gesit dengan pakaian dari katun ringan (kazaghand) untuk meminimalisir panas terik di padang pasir. Mereka terorganisir dengan baik, berkomunikasi dengan bahasa Arab. Pasukan dibagi menjadi beberapa skuadron kecil dengan menggunakan taktik hit and run.

Pasukan salib terdiri atas tiga bagian. Bagian depan pasukan adalah pasukan Hospitaler, bagian tengah adalah batalyon kerajaan yang dipimpin Guy de Lusignan yang juga membawa Salib besar sebagai lambang kerajaan.

Bagian belakang adalah pasukan ordo Knight Templar yang dipimpin Balian dari Ibelin. Bahasa yang mereka gunakan bercampur antara bahasa Inggris, Perancis dan beberapa bahasa eropa lainnya. Seperti umumnya tentara Eropa mereka menggunakan baju zirah dari besi yang berat, yang sebetulnya tidak cocok digunakan di perang padang pasir.

Salahudin memanfaatkan celah-celah ini. Malam harinya pasukan muslimin membakar rumput kering disekeliling pasukan Salib yang sudah sangat kepanasan dan kehausan. Besok paginya Salahudin membagikan anak panah tambahan pada pasukan kavalerinya untuk membabat habis kuda tunggangan musuh.

Tanpa kuda dan payah kepanasan, pasukan salib menjadi jauh berkurang kekuatannya. Saat peperangan berlangsung dengan kondisi suhu yang panas hampir semua pasukan salib tewas.

Raja Yerussalem Guy de Lusignan berhasil ditawan sedangkan Reginald de Chattilon yang pemah membantai khafilah kaum muslimin langsung dipancung. Kepada Raja Guy, Salahudin memperlakukan dengan baik dan dibebaskan dengan tebusan beberapa tahun kemudian.

6. Salahudin Menuju Yerussalem

Dari Hattin, Salahudin bergerak menuju kota-kota Acre, Beirut dan Sidon untuk dibebaskan. Selanjutnya Salahudin bergerak menuju YerussaleM

Dalam pembebasan kota-kota ataupun benteng Salahudin selalu mengutamakan jalur diplomasi dan penyerahan daripada langsung melakukan penyerbuan militer. Pasukan Salahudin mengepung Kota Yerussalem , pasukan salib di Yerussalem dipimpin oleh Balian dari Obelin. Empat hari kemudian Salahudin menerima penawaran menyerah dari Balian.

Yerussalem diserahkan ketangan kaum muslimin. Salahuddin menjamin kebebasan dan keamanan kaum Kristen dan Yahudi. Fragmen ini di abadikan dalam film “Kingdom Of Heaven” besutan sutradara Ridley Scott. Tanggal 27 Rajab 583 Hijriyah atau bertepatan dengan Isra Mi’raj Rasulullah SAW, Salahudin memasuki kota Yerussalem.

Di Yerussalem, Salahudin kembali menampilkan kebijakan dan sikap yang adil sebagai pemimpin yang shalih. Mesjid Al-Aqsa dan Mesjid Umar bin Khattab dibersihkan tetapi untuk Gereja Makam Suci tetap dibuka serta umat Kristiani diberikan kebebasan untuk beribadah didalamnya.

Salahudin berkata: ” Muslim yang baik harus memuliakan tempat ibadah agama lain”. Sangat kontras dengan yang dilakukan para pasukan Salib di awal penaklukan kota Yerussalem (awal perang salib), sejarah mencatat kota Yerussalem digenangi darah dan mayat dari penduduk muslimin yang dibantai.

Sikap Salahudin yang pemaaf dan murah hati disertai ketegasan adalah contoh kebaikan bagi seluruh alam yang diperintahkan ajaran Islam.

Salahudin Al-Ayubi tidak tinggal di istana megah. Ia justru tinggal di mesjid kecil bemama Al-Khanagah di Dolorossa. Ruangan yang dimilikinya luasnya hanya bisa menampung kurang dari 6 orang. Walaupun sebagai raja besar dan pemenang perang, Salahudin sangat menjunjung tinggi kesederhanaan dan menjauhi kemewahan serta korupsi.
Salahudin berhasil mempertahankan Yerussalem dari serangan musuh besamya Richard The Lion Heart, Raja Inggris. Richard menyerang dan mengepung Yerussalem Desember 1191 dan Juli 1192.

Namun penyerangan-penyerangannya dapat digagalkan oleh Salahudin. Kepada musuhnya pun Salahudin berlaku penuh murah hati. Saat Richard sakit dan terluka, Salahudin menghentikan pertempuran serta mengirimkan hadiah serta tim pengobatan kepada Richard. Richard pun kembali ke Inggris tanpa berhasil mengalahkan Salahudin.

Sepanjang sejarah Yerussalem sebagai kota suci bagi tiga agama, sejak ditaklukan Salahudin, Yerussalem belum pemah jatuh ketangan pihak lain. Baru setelah Perang Dunia I, Yerussalem jatuh ketangan Inggris yang kemudian diserahkan ke tangan Israel.

Semasa hidupnya Salahudin lebih banyak tinggal di barak militer bersama para prajuritnya dibandingkan hidup dalam lingkungan istana. Salahudin wafat 4 Maret 1193 di Damaskus.

Para pengurus jenazah sempat terkaget-kaget karena temyata Salahudin tidak memiliki harta. Ia hanya memiliki selembar kain kafan yang selalu di bawanya dalam setiap perjalanan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang Suriah waktu itu).

Sampai sekarang Salahudin Al-Ayubi tetap dikenang sebagai pahlawan besar yang penuh sikap murah hati.

C. FAKTA UNIK DI SEKITAR PERANG SALIB
1. Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan konyolnya beliau tidak bisa bahasa inggris. Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.

2. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pemah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai ” The Absent King

3. Saking tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pemah mengatakan : “Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi ”

4. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum musliM Shalahuddin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.

5. Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Shalahuddin : mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Shalahuddin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Sedangkan menurutnya Richard, Shalahuddin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran

6. Ketika ada salah satu panglima perang Shalahuddin memberontak, Richard membunuhnya dan menyerahkan kepalanya pada Shalahuddin serta berkata, “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan “permainan” kecil kita”. Dan keesokan harinya mereka bertempur sengit.

7. Pemah dalam suatu pertempuran, Richard melihat bahwa pedang Shalahuddin tumpul dan dia menghentikan perang hari itu untuk memberikan kesempatan agar Shalahuddin mengasahnya

8. Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak seperti Salahuddin?

9. Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.

10. Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp crusaders. Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders yaitu tukang cuci baju. Bahkan kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini no.1. Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa. Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu

11. Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum musliM Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke Yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.

12. Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V. Beliau merasa di jaman itu (jaman dark ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan musliM Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).

13. Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenemya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya sultan Malik dari Mesir

14. Pemah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan al-Malik pemah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya ‘berbahaya’.

15. Kekalahan pasukan Arab lebih sering karena mereka terpancing melakukan serangan terbuka melawan kavaleri berat Eropa. Dimana disiplin serta pengalaman tempur sukarelawan Jihad kalah jauh dari satuan tempur veteran Eropa khususnya ordo-ordo militer seperti Templar, Hospitallers dan Teutonic Knight.

16. Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari insubordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para baron dan ordo militer yang sebenamya saling tidak suka satu sama lainnya. Selain itu dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran ( mercenary ) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya. Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenamya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack

17. Pasukan Turki khwaraziman yang menyerang jerusalem tahun 1244 waktu itu dikontrol oleh keturunan Genghis khan, Eljigidei. Yang lucu dari pasukan ini adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu khan juga seorang Buddhis.

18. Sebenamya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum kristiani ke Yerusalem sudah diusir oleh khalifah Mesir. Akan tetapi lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.

19. Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab. Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayap tapi menjadi pasukan khusus

20. Membangun sepasukan knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 – 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara full – time. Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.

21. Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.

22. Ada sebuah aturan yang tidak pemah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat MusliM Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Shalahuddin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin

23. Shalahuddin pemah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller ketika dia memenangkan pertempuran Hattin. Sementara Richard The Lion Heart juga pemah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Shalahuddin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko

24. Kalau selama ini kita mendengar bahwa Shalahuddin itu komandan yg santun, maka salah satu panglima mamluk yaitu Baybar adalah komandan yang garang. Tidak kalah garangnya dalam soal bunuh-membunuh seperti crusaders. Kalau crusaders dibawah pimpinan Richard pemah menghukum mati seluruh tawanan muslim di Aacre, pasukan Baybar juga membunuh semua orang kristen di Acre, termasuk pendeta dan perempuan. Bahkan dia berkirim surat ke komandan crusaders untuk menceritakan detil pembantaian di dalam suratnya. Baybar bahkan sampai membuat lingkungan acre jadi gurun agar di masa depan sulit untuk jadi pangkalan crusaders lagi.

25. Saat pengepungan kota Acre, Baybars menggunakan siege weaponnya selain sebagai senjata penghancur berat jarak jauh, juga sebagai senjata psikologi dan biologi. Senjata katapel-nya tidak hanya melontarkan batu ke arah kota, tapi juga mayat pasukan musuh, tawanan anak-anak yang masih hidup serta bangkai binatang spt kuda, unta dll. Di abad pertengahan hal itu kerap disebut sbg ‘humor pasukan artileri’. Namun Baybars melakukannya lebih intensif dan mengerikan.

26. Akibat dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Maka Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallaM Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad. Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya luar biasa. Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.

D. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERANG SALIB

1. Latar Belakang

Sejumlah ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap kekuatan muslim dalam periode 1096 – 2073 M dikenal sebagai perang salib. Hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa pihak Kristen dalam melancarkan serangan tersebut didorong oleh motivasi keagamaan, selain itu mereka menggunakan simbol salib. Namun jika dicermati lebih medalam akan terlihat adanya beberapa kepentingan individu yang turut mewamai perang salib ini. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang turut melatarbelakangi terjadinya perang salib.

Pertama, bahwa perang salib merupakan puncak dari sejumlah konflik antara negeri barat dan negeri timur, jelasnya antara pihak Kristen dan pihak musliM Perkembangan dan kemajuan ummat muslim yang sangat pesat, pada akhir-akhir ini, menimbulkan kecemasan tokoh-tokoh barat Kristen. Terdorong oleh kecemasan ini, maka mereka melancarkan serangan terhadap kekuatan muslim.

Kedua, munculnya kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia Kecil setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071, dan selanjutnya Saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan dinasti Fatimiyah tahun 1078 M Kekuasaan Saljuk di Asia Kecil dan yerusalem dianggap sebagai halangan bagi pihak Kristen barat untuk melaksanakan haji ke Bait al-Maqdis. Padahal yang terjadi adalah bahwa pihak Kristen bebas saja melaksanakan haji secara berbondong-bondong. Pihak Kristen menyebarkan desas-desus perlakuan kejam Turki Saljuk terhadap jemaah haji Kristen. Desas-desus ini membakar amarah umat Kristen-Eropa.

Ketiga, bahwa semenjak abad ke sepuluh pasukan Muslim menjadi penguasa jalur perdagangan di lautan tengah. Para pedagang Pisa, Vinesia, dan Cenoa merasa terganggu atas kehadiran pasukan lslam sebagai penguasa jalur perdagangan di laut tengah ini. Satu-satunya jalan untuk memperluas dan memperlancar perdagangan mereka adalah dengan mendesak kekuatan muslim dari lautan ini.

Keemnpat, propaganda Alexius Comnenus kepada Paus Urbanus ll. Untuk membalas kekalahannya dalam peperangan melawan pasukan Saljuk. Bahwa paus merupakan sumber otoritas tertinggi di barat yang didengar dan ditaati propagandanya. Paus Urbanus II segera mengumpulkan tokoh-tokoh Kristen pada 26 November 1095 di Clermont, sebelah tenggara Perancis. Dalam pidatonya di Clermont sang Paus memerintahkan kepada pengikut kristen agar mengangkat senjata melawan pasukan musim.

Tujuan utama Paus saat itu adalah memperluas pengaruhnya sehingga gereja-gereja Romawi akan bemaung di bawah otoritasnya. Dalam propagandanya, sang Paus Urbanus ll menjanjikan ampunan atas segala dosa bagi mereka yang bersedia bergabung dalam peperangan ini. Maka isu persatuan umat Kristen segera bergema menyatukan negeri-negeri Kristen memenuhi seruan sang Paus ini. Dalam waktu yang singkat sekitar 150.000 pasukan Kristen berbondong-bondong memenuhi seruangsang Paus, mereka berkumpul di Konstantinopel. Sebagian besar pasukan ini adalah bangsa Perancis dan bangsa Normandia.

2. Jalannya Peperangan

Perang salib yang berlangsung dalam kurun waktu hampir dua abad, yakni antara tahun 1095 – 1291 M., terjadi dalam serangkaian peperangan.

Perang Salib 1

Pada tahun 490 H/1096 M sebuah pasukan salib yang dipimpin oleh komandan Walter dapat ditundukkan oleh kekuatan Kristen Bulgaria. Kemudian Peter yang mengkomandoi kelompok kedua pasukan salib bergerak melalui Hungaria dan Bulgaria. Pasukan ini berhasil menghancurkan setiap kekuatan yang menghalanginya. Seorang sultan negeri Nice berhasil menghadapinya bahkan sebagian pimpinan salib berkenan memeluk lslam dan sebagian pasukan mereka terbunuh dalam peperangan ini.

Setahun kemudian yakni pada tahun 491 H/1097 M pasukan Kristen di bawah komandan Coldfrey bergerak dari Konstantinopel menyeberangi selat Bosporus dan berhasil menaklukkan Antioch (Antakia) setelah mengepungnya selama 9 bulan. Pada pengepungan ini pasukan salib melakukan pembantaian secara kejam tanpa prikemanusiaan.

Setelah berhasil menundukkan Antioch, pasukan salib bergerak ke Ma’arrat al-Nu’ man, sebuah kota termegah di Syria. Di kota ini pasukan Salib juga melakukan pembantaian ribuan orang. Pasukan salib selanjutnya menuju ke Yerusalem dan dapat menaklukkannya dengan mudah. Ribuan jiwa muslim menjadi kurban pembantaian dalam penaklukan kota Yerusalem ini.

“Tumpukan kepala, tangan dan kaki terdapat disegala penjuru jalan dan sudur kota”. Sejarah telah menyaksikan sebuah tragedi manusia yang memilukan. Goldfrey selanjutnya menjabat sebagai penguasa atas negeri YerusaleM Ia adalah penguasa yang cakap, dan komandan yang bersemangat dan agresif.

Pada tahun 503 H/1109 M., pasukan salib menaklukkan Tripoli. Mereka selain membantai masyarakat Tripoli juga membakar perpustakaan, perguruan dan sarana industri hingga menjadi abu.

Selama terjadi penyerangan di atas, kesultanan Saljuk sedang dalam kemunduran. Perselisihan antara sultan-sultan Saljuk memudahkan pasukan salib merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam

Dalam kondisi seperti ini muncullah seorang sultan Damaskus yang bemama Muhammad yang berusaha mengabaikan konflik intemal dan menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk untuk mengusir pasukan salib.

Baldwin, penguasa Yerusalem pengganti Goldfrey, dapat dikalahkan oleh pasukan Saljuk ketika ia sedang menyerang kota Damaskus. Baldwin segera dapat merebut kembali wilayah-wilayah yang lepas setelah datang bantuan pasukan dari Eropa.

Sepeninggal Sultan Mahmud, tampillah seorang perwira muslim yang cakap dan gagah pemberani. Ia adalah Imaduddin Zangki, seorang anak dari pejabattinggi Sultan Malik Syah. Atas kecakapannya, ia menerima kepercayaan berkuasa atas kota Wasit dari Sultan Mahmud.

Belakangan penguasa Mosul dan Mesopotamia juga berlindung kepadanya. la menerima gelar Attabek dari khalifah di Bagdad. Ia telah mencurahkan kemampuannya dalam upaya mengembalikan kekuatan pemerintahan Saljuk dan menyusun kekuatan militer, sebelum ia mengabdikan diri di kancah peperangan salib.

Masyarakat Aleppo dan Hammah yang menderita di bawah kekuasaan pasukan salib berhasil diselamatkan oleh Imaduddin Zangki setelah berhasil mengalahkan pasukan salib. Tahun berikutnya ia juga berhasil mengusir pasukan salib dari al- Asyarib. Satu-persatu Zangki meraih kemenangan atas pasukan salib, hingga ia merebut wilayah Edessa pada tahun 539 H/1144 M

Dalam pada itu, bangsa Romawi menjalin kekuatan gabungan dengan pasukan Perancis menyerang Buzza. Mereka menangkap dan membunuh perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa. Dari sini mereka melancarkan serangan ke Caesarea. Penguasa negeri ini yakni Abu Asakir nneminta bantuan pasukan Imaduddin Zangki.

Zangki segera mengerahkan pasukannya dan ia berhasil mengusir kekuatan Perancis dan Romawi secara memalukan. Wilayah perbatasan di Akra berhasil digrebek hingga menyerah, demikian pula kota Balbek segera ditaklukkan, untuk selanjutnya pendudukan kota Balbek ini dipercayakan kepada komandan Najamuddin, ayah Salahuddin.

Penaklukan Edesa merupakan keberhasilan Zangki yang terhebat. Oleh umat Kristen Edessa merupakan kota yang termulya, karenanya kota ini dijadikan sebagai pusat kepuasan. Dalam penaklukan Edessa, Zangki tidak berlaku kejam terhadap penduduk sebagaimana tindakan pasukan salib. Tidak seorang pun merasakan tajamnya mata pedang Zangki, kecuali pasukan salib yang sedang bertempur yang sebagian besar adalah pasukan Perancis.

Dalam perjalanan penaklukan Kalat Jabir, Zangki terbunuh oleh tentaranya sendiri. Selama ini Zangki adalah seorang patriot sejati yang telah berjuang demi membela tanah aimya. Baginya, “pelana kuda lebih nyaman dan lebih dicintainya dari pada kasur sutra, dan juga suara hiruk-pikuk di medan peperangan terdengar lebih merdu dan lebih dicintainya daripada alunan musik”.

Kepemimpinan Imaduddin Zangki digantikan oleh putranya yang bemama Nuruddin Mahmud. Ia bukan hanya seorang prajurit yang cakap, sekaligus juga ahli hukum, dan juga seorang ilmuan. Pada saat itu umat Kristen Edessa dengan bantuan pasukan Perancis herhasil mengalah pasukan muslim yang bertugas di kota ini dan sekaligus membantainya. Nuruddin segera mengerahkan pasukannya ke Edessa dan berhasil merebutnya kembali Sejumlah pasukan Edessa dan para pengkhianat dihukum dengan mata pedang, sedangkan bangsa Armenia yang bersekutu dengan pasukan salib diusir ke luar negeri Edesa.

Perang Salib 2

Dengan jatuhnya kembali kota Edesa oleh pasukan muslim, tokoh-tokoh Kristen Eropa dilanda rasa cemas. St Bemard segera menyerukan kembali perang salib melawan kekuatan musliM Seruan tersebut membuka gerakan perang salib kedua dalam sejarah Eropa. Beberapa penguasa Eropa menanggapi poiitif seruan perang suci ini.

Kaisar jerman yang bemama Conrad III, dan kaisar perancis yang bemama Louis VII segera mengerahkan pasukannya keAsia. Namun kedua paiukan ini iapat dihancurkan ketika sedang dalam perjalanan menuju Syiria. Dengan sejumlah pasukan yang tersisa mereka berusaha mencapai Antioch, dan dari sisi mereka menuju ke Damaskus.

Pengepungan Damaskus telah berlangsung beberapa hari, ketika Nuruddin tiba di kota ini. Karena terdesak oleh pasukan Nuruddin, pasukan salib segera melarikan diri ke Palestina, sementara Conrad III dan Louis VII kembali ke Eropa dengan tangan hampa. Dengan demikian beiakhirlah babak ke dua perang salib.

Nuruddin segera mulai memainkan peran baru sebagai sang penakluk. Tidak lama setelah mengalahkan pasukan salib, ia berhasil menduduki benteng Xareima, merebut wilayah perbatasan Apamea pada tahun 544 H/1149 M., dan kota Joscelin. Pendek kata, kota-kota penting pasukan salib berhasil dikuasainya.

la segera menyambut baik permohonan masyarakat Damaskus dalam perjuangan melawan penguasa Damaskus yang menindas. Keberhasilan Nuruddin menaklukkan koia damaskus membuat sang khalifah di Bagdad brerkenan memberinya gelar kehormatan “al-Malik al- ’Adil”.

Ketika itu Mesir sedang dilanda perselisihan intem dinasti Fatimiyah. Shawar, seorang perdana menteri Fatimiyah., dilepaskan dari jabatannya oleh gerakan rahasia. Nuruddin mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan komandan Syirkuh. Namun temyata Shawar justru memerangi Syirkuh berkat bantuan pasukan perancis hingga berhasil menduduki Mesir.

Pada tahun 563 H/1167 M Syirkuh berusaha datang kembali ke Mesir. Shawar pun segera meminta bantuan raja Yerusalem yang bemama Amauri. Gabungan pasukan Shawar dan Amauri ditaklukkan secara mutlak oleh pasukan Syirkuh dalam peperangan di Balbain.

Antara mereka terjadi perundingan yang melahirkan beberapa kesepakatan: bahwa Syirkuh bersedia kembali ke Damaskus dengan imbalan 50.000 keping emas, Amauri harus menarik pasukannya dari Mesir. Namun Amauri tidak bersedia meninggalkan Kairo, sehingga perjanjian tersebut batal secara otomatis. Bahkan mereka menindas rakyat.

Atas permintaan khalifah Mesir Syirkuh diperintahkan oleh Nuruddin agar segera menuju ke Mesir. Masyarakat Mesir dan sang khalifah menyambut hangat kedatangan Syirkuh dan pasukannya, dan akhimya Syirkuh ditunjuk sebagai perdana menteri.

Dua bulan sesudah penundukan ini, Syirkuh meninggal dunia, kedudukannya digantikan oleh kemenakannya yang bemama Salahuddin. Ketika kondisi politik dinasti Fatimiyah semakin melemah, Salahuddin al-Ayyubi segera memulihkan otoritas Khalifah Abbasiyah di Mesir, dan setelah dinasti Fatimiyah hancur Salahuddin menjadi penguasa Mesir (570-590 H/1174-1193 M).

Salahuddin, putra Najamuddin Ayyub, lahir di Takrit pada tahun 432 H/1137 M Ayahnya adalah pejabat kepercayaan pada masa lmaduddin Zangki dan masa Nuruddin. Salahuddin adalah seorang letnan pada masa Nuruddin, dan telah berhasil mengkonsolidasikan masyarakat Mesir, Nubia, Hijaz dan Yaman.

Sultan Malik Syah yang menggantikan Nuruddin adalah raja yang masih berusia belia, sehingga amir-amimya saling berebut pengaruh yang menyebabkan timbulnya krisis poiitik intemal. Kondisi demikian ini memudahkan bagi pasukan salib untuk menyerang Damaskus dan menundukkannya. Setelah beberapa lama tampillah Salahuddin berjuang mengamankan Damaskus dari pendudukan pasukan salib.

Lantaran hasutan Gumusytag, sang sultan belia Malik Syah menaruh kemarahan terhadap sikap Salahuddin ini sehingga menimbulkan konflik antara keduanya. Sultan Malik Syah menghasut masyarakat Alleppo berperang melawan Salahuddin. Kekuatan Malik Syah di Alleppo dikalahkan oleh pasukan Salahuddin.

Merasa tidak ada pilihan lain, Sultan Malik Syah meminta bantuan pasukan salib. Semenjak kemenangan melawan pasukan salib di Aleppo ini, terbukalah jalan lempang bagi tugas dan perjuangan Salahuddin di masa-masa mendatang hingga ia berhasil mencapai kedudukan sultan. Semenjak tahun 575H/1182M, kesultanan Saljuk di pusat mengakui kedudukan Salahuddin sebagai sultan atas seluruh wilayah Asia Barat.

Sementara itu Baldwin III menggantikan kedudukan ayahnya, Amaury. Baldwin III mengkhianati perjanjian genjatan senjata antara kekuatan muslim dengan pasukan Salib-Kristen. Bahkan pada tahun 582H/11 86 M Penguasa wilayah Kara yang bemama Reginald mengadakan penyerbuan terhadap kabilah muslim yang sedang melintasi benteng pertahanannya. Salahuddin segera mengerahkan pasukannya di bawah pimpinan Ali untuk mengepung Kara dan selanjutnya menuju Galilee untuk menghadapi pasukan Perancis. Pada tanggal 3 Juli 1187 M

Kedua pasukan bertempur di daerah Hittin, di mana pihak pasukan Kristen mengalami kekalahan. Ribuan pasukan mereka terbunuh, sedang tokoh-tokoh militer mereka ditawan. Sultan Salahuddin selanjutnya merebut benteng pertahanan Tiberia. Kota Acre, Naplus, Jericho, Ramla, Caesarea, Asrul Jaffra, Beyrut, dan sejumlah kota-kota lainnya satu persatu jatuh dalanr kekuasaan Sultan Salahuddin.

Selanjutnya Salahudin memusatkan perhatiannya untuk menyerang Yerusalem, di mana ribuan rakyat muslim dibantai oleh pasukan Salib-Kristen. Setelah mendekati kota ini, Salahuddin segera menyampaikan perintah agar seluruh pasukan Salib-Kristen Yerusalem menyerah.

Perintah tersebut sama sekali tidak dihiraukan, sehingga Salahuddin bersumpah untuk membalas dendam atas pembantaian ribuan warga musliM Setelah beberapa lama terjadi pengepungan, pasukan salib kehilangan semangat tempumya dan memohon kemurahan hati sang sultan. Jiwa sang sultan terlalu lembut dan penyayang untuk melaksanakan sumpah dan dendamnya, sehingga ia pun memaafkan mereka.

Bangsa Romawi dan warga Syria-Kristen diberi hidup dan diizinkan tinggal di Yerusalem dengan hak-hak warga negara secara penuh. Bangsa Perancis dan bangsa-bangsa Latin diberi hak meninggalkan Palestina dengan membayar uang tebusan 10 dinar setiap orang dewasa, dan 1 dinar untuk setiap anak-anak.

Jika tidak bersedia mereka dijadikan sebagai budak. Namun peraturan seperti ini tidak diterapkan oleh sang sultan secara kaku. Salahuddin berkenan melepaskan ribuan tawanan tanpa tebusan sepeser pun, bahkan ia mengeluarkan hartanya sendiri untuk menrbantu menebus sejumlah tawanan.

Salahuddin juga membagi-bagikan sedekah kepada ribuan masyarakat Kristen yang miskin dan lemah sebagai bekal perjalanan mereka pulang. Ia menyadari betapa pasukan Salib-Kristen telah membantai ribuan masyarakat muslim yang tidak berdosa, namun suara hatinya yang lembut tidak tega untuk melampiaskan dendam terhadap pasukan Kristen.

Pada sisi lainnya Salahuddin juga membina ikatan persaudaraan antara warga Kristen dengan warga muslim, dengan memberikan hak-hak warga Kristen sama persis dengan hak-hak warga muslim di YerusaleM Sikap Salahuddin demikian ini membuat umat Kristen di negeri-negeri lain ingin sekali tinggal di wilayah kekuasaan sang sultan ini.

“sejumlah warga Kristen yang meninggalkan Yerusalem menuju Antioch ditolak dan bahkan dicaci maki oleh raja Bahemond. Mereka lalu menuju ke negeri Arab di mana kedatangan mereka disambut dengan baik”, kata Mill. Perlakuan baik pasukan muslim terhadap umat Kristen ini sungguh tidak ada bandingannya sepanjang sejarah dunia. Padahal sebelumnya, pasukan Salib-Kristen telah berbuat kejam, menyiksa dan menyakiti warga muslim.

Perang Salib 3

Jatuhnya Yerusalem dalam kekuasaan Salahuddin menimbulkan keprihatinan besar kalangan tokoh-tokoh Kristen. Seluruh penguasa negeri Kristen di Eropa berusaha menggerakkan pasukan salib lagi. Ribuan pasukan Kristen berbondong-bondong menuju Tyre untuk berjuang mengembalikan prestis kekuatan mereka yang telah hilang.

Menyambut seruan kalangan gereja, maka kaisar Jerman yang bemama Frederick Barbarosa, Philip August, kaisar Perancis yang bemama Richard, beberapa pembesar kristen membentuk gabungan pasukan salib.

Dalam hal ini seorang ahli sejarah menyatakan bahwa Perancis mengerahkan seluruh pasukannya baik pasukan darat maupun pasukan lar.rtnya. Bahkan wanita-wanita Kristen turut ambil bagian dalam peperangan ini. Setelah seluruh kekuatan salib berkumpul di Tyre, mereka segera bergerak mengepung Acre.

Salahuddin segera menyusun strategi untuk menghadapi pasukan salib. Ia menetapkan strategi bertahan di dalam negeri dengan mengabaikan saran para Amir untuk melakukan pertahanan di luar wilayah Acre. ”Demikianlah Salahuddin mengambil sikap yang kurang tepat dengan memutuskan pandangannya sendiri’” ungkap salah seorang ahli sejarah. Jadi Salahuddin mestilah berperang untuk menyelamatkan wilayahnya setelah pasukan Perancis tiba di Acre.

Pada tanggal 14 September 1189 M Salahuddin terdesak oleh pasukan salib, namun kemenakannya yang bemama Taqiyuddin berhasil mengusir pasukan salib dari posisinya dan mengembalikan hubungan dengan Acre.

Dalam hal ini Ibn al-Athir menyatakan, “pasukan muslim mesti melanjutkan peperangan hingga malam hari sehingga mereka berhasil mencapai sasaran penyerangan. Namun setelah mendesak separuh kekuatan Perancis, pasukan muslim kembali dilemahkan pada hari berikutnya.

Kota Acre kembali terkepung selama hampir dua tahun. Sekalipun pasukan muslim menghadapi situasi yang serba sulit selama pengepungan ini, namun mereka tidak patah semangat. Segala upaya pertahanan pasukan muslim semakin tidak membawa hasil, bahkan mereka merasa frustasi ketika Richard dan Philip August tiba dengan kekuatan pasukan salib yang maha besar.

Sultan Salahuddin merasa kepayahan menghadapi peperangan ini, sementara itu pasukan muslim dilanda wabah penyakit dan kelaparan. Masytub, seorang komandan Salauhuddin akhimya mengajukan tawaran damai dengan kesediaan atas beberapa persyaratan sebagaimana yang pemah diberikan kepada pasukan Kristen sewaktu penaklukan Yerusalem dahulu. Namun sang raja yang tidak mengenal balas budi ini sedikit pun tidak memberi belas kasih terhadap ummat musliM la membantai pasukan muslim secara kejam.

Setelah berhasil menundukkan Acre, pasukan salib bergerak menuju Ascalon dipimpin oleh Jenderal Richard. Bersamaan dengan itu Salahuddin sedang mengarahkan operasi pasukannya dan tiba d i fucalon I e6l h awil. Ketika tiba di Ascalon, Richard mendapatkan kota ini telah dikuasai oleh pasukan Salahuddin.

Merasa tidak berdaya mengepung kota ini, Richard mengirimkan delegasi perdamaian menghadap Salahuddin. Setelah berlangsung perdebatan yang kritis, akhimya sang sultan bersedia menerima tawaran damai tersebut.

”Antar pihak Muslim dan pihak pasukan salib menyatakan bahwa wilayah kedua belah pihak saling tidak menyerang dan menjamin keamanan masing-masing, dan bahwa warga negara kedua belah pihak dapat saling keluar masuk ke wilayah lainnya tanpa, gangguan apa pun”. Jadi perjanjian damai yang menghasilkan kesepakatan di atas mengakhiri perang salib ke tiga.

Setelah keberangkatan Jenderal Richard, Salahuddin masih tetap tinggal di Yerusalem dalam beberapa lama. Ia kemudian kembali ke Damaskus untuk menghabiskan sisa hidupnya.

Perjalanan panjang yang meletihkan ini mengganggu kesehatan sultan dan akhimya ia meninggal enam bulan setelah tercapai perdamaian, yakni pada tahun 1193 M

Seorang penulis berkata, “Hari kematian Salahuddin merupakan musibah bagi Islam dan ummat lslam, sungguh tidak ada duka yang melanda mereka setelah kematian empat khalifah pertama yang melebihi duka atas kematian Sultan Salahuddin”.

Salahuddin bukan hanya seorang Prajurit, ia juga seorang yang mahir dalam bidang pendidikan dan pengetahuan. Berbagai penulis berkarya di istananya” Penulis yang temama di antara mereka adalah Imaduddin, sedang hakim yang termasyhur adalah al-Hakkari.

Sultan Salahuddin mendirikan berbagai lembaga pendidikan seperti madrasah, perguruan, dan juga mendirikan sejumiah rumah sakit di wilayah kekuasaannya.

Perang Salib 4

Dua tahun setelah kematian Salahuddin berkobar perang salib keempat atas inisiatif Paus Celestine III. Namun sesungguhnya peperangan antara pasukan muslim dengan pasukan Kristen telah berakhir dengan usianya perang salib ketiga. Sehingga peperangan berikutnya tidak banyak dikenal. Pada tahun 1195 M pasukan salib menundukkan Sicilia, kemudian terjadi dua kali penyerangan terhadap Syria. Pasukan kristen ini mendarat di pantai Phoenecia dan menduduki Beirut.

Anak Salahuddin yang bemama al-Adil segera menghalau pasukan salib. la selanjutnya menyerang kota perlindungan pasukan salib. Mereka kemudian mencari tempat perlindungan ke Tibinim, lantaran semakin kuatnya tekanan dari pasukan muslim, pihak salib akhimya menempuh inisiatif damai. Sebuah perundingan menghasilkan kesepakatan pada tahun 1198M, bahwa peperangan ini harus dihentikan selama tiga tahun.

Perang Salib 5

Belum genap mencapai tiga tahun, Kaisar Innocent III menyatakan secara tegas berkobamya perang salib ke lima setelah berhasil menyusun kekuatan miliier. Jenderal Richard di lnggris menolak keras untuk bergabung dalam pasukan salib ini, sedang mayoritas penguasa Eropa lainnya menyambut gembira seruan perang tersebut. Pada kesempatan ini pasukan salib yang bergerak menuju Syria tiba-tiba mereka membelokkan geiakannya menuju Konstantinopel. Begitu tiba di kota ini, mereka membantai ribuan bangsa romawi baik laki-laki maupun perempuan secara bengis dan kejaM pembantai ini berlangsung dalam beberapa hari. Jadi pasukan muslim sama sekali tidak mengalami kerugian karena tidak terlibat dalam peristiwa ini.

Perang Salib 6

Pada tahun 613 H/1216M, Innocent III mengobarkan propaganda perang salib ke enaM 250.000 pasukan salib, mayoritas Jerman, mendarat di Syria. Mereka terserang wabah penyakit di wilayah pantai Syria hingga kekuatan pasukan tinggal tersisa sebagian. Mereka kemudian bergerak menuju Mesir dan kemudian mengepung kota Dimyat. Dari 70.000 personil, pasukan salib berkurang lagi hingga tinggal 3.000 pasukan yang tahan dari serangkaian wabah penyakit. Bersamaan dengin ini, datang tambahan pasukan yang berasal dari perancis yang bergerak menuju Kairo. Namun akibat serangan pasukan muslim yang terus-menerus, mereka men jadi terdesak dan terpaksa menempuh jalan damai. Antara keduanya tercapai kesepakatan damai dengan syarat bahwa pasukan salib harus segera meninggalkan kota Dimyat.

Perang Salib 7

Untuk mengatasi konflik politik intemal, Sultan Kamil mengadakan perundingan kerja sama dengan seorang jenderal Jerman yang bemama Frederick. Frederick bersedia membantunya menghadapi musuh-musuhnya dari kalangan Bani Ayyub sendiri, sehingga Frederick nyaris menduduki dan sekaligus berkuasa di yerusaleM Yerusalem berada di bawah kekuasaan tentara salib sampai dengan tahun 1244 M., setelah itu kekuasaan salib direbut oleh Malik al-shalih Najamuddi al-Ayyubi atas bantuan pasukan Turki Khawarizmi yang berhasil meiarikan diri dari kekuasaan Jenghis Khan.

Perang Salib 8

Dengan direbutnya kota Yerusalem oleh Malik al- Shalih, pasukan salib kembali menyusun penyerangan terhadap wilayah lslaM Kali ini Louis IX, kaisar perancis, yang memimpin pasukan salib kedelapan. Mereka mendarat di Dimyat dengan mudah tanpa perlawanan yang beranti. Karena pada saat itu Sultan Malikal-shalih sedang menderita sakit keras sehingga disiplin tentara muslim merosot. Ketika pasukan Louis IX bergerak menuju ke Kairo melalui jalur sungai Nil, mereka mengalami kesulitan lantaran arus sungai mencapai ketinggiannya, dan mereka juga terserang oleh wabah penyakit, sehingga kekuatan salib dengan mudah dapat dihancurkan oleh pasukan Turan Syah, putra Ayyub.

Setelah berakhir perang salib ke delapan ini, pasukan Salib-Kristen berkali-kali berusaha membalas kekalahannya, namun selalu mengalami kegagalan.

3. Akibat Perang Salib

Perang salib yang berlangsung lebih kurang dua abad membawa beberapa akibat yang sangat berarti bagi perjalanan sejarah dunia. Perang salib ini menjadi penghubung bagi bangsa Eropa mengenali dunia lslam secara lebih dekau yang berarti kontak hubungan antara barat dan timur semakin dekat.

Kontak hubungan barat-timur ini mengawali terjadinya pertukaran ide antara kedua wilayah tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tata kehidupan masyarakat timur yang”maju menjadi daya dorong pertumbuhan intelektual bangsa barat, yakni Eropa. Hal ini sangat-besar andil dan peranannya dalam meahirkan era renaissance di Eropa.

Pasukan salib merupakan penyebar hasrat bangsa Eropa dalam bidang perdagangan dan pemiagaan terhadap bangsa-bangsa timur. Selama ini bangsa barat tidak mengenal kemajuan pemikiran bangsa timur.

Maka perang salib ini juga membawa akibat timbulnya kegiatan penyelidikan bangsa Eropa mengenai berbagai seni dan pengetahuan penting dan berbagai penemuan yang teiah dikenali ditimur.

Misalnya, kompas kelautan, kincir angin, dan lain-lain, Mereka juga menyelidiki sistem pertanian, dan yang lebih penting adalah mereka mengenali sistem industri timur yang telah maju. Ketika kembali ke negerinya, Eropa, mereka lantas mendirikan sistem pemasaran barang-barang produk timur.

Masyarakat barat semakin menyadari betapa pentingnya produk-produk tersebut. Hal ini menjadikan semakin pesatnya pertumbuhan kegiatan perdagangan antara timur dan barat. Kegiatan perdagangan ini semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan pelayaran di laut tengah.

Namun, pihak muslim yang semula menguasai jalur pelayaran di laut tengah kehilangan supremasinya ketika bangsa-bangsa Eropa menempuh rute pelayaran laut tengah secara bebas.

4. Runtuhnya Dinasti Abbasiyah

Ketika itu, selama periode perang salib, panglima dan pasukan muslim telah menunjukkan sikap mereka yang sangat menawan dan bijaksana. Mereka penuh kesabaran dalam berjuang dan gigih dalam pertahanan, pemaaf dan ksatria.

Sementara itu bersamaan dengan periode ini, kekhilafahan Abbasiyah di Bagdad tengah dilanda konflik politik intemal. Bahkan ketika kekuasaannya terancam oleh serangan pasukan salib, mereka sama sekali tidak mengambil sikap peduli.

Mereka tenang saja di istana Bagdad bermalas-malasan dan boros. Pola kehidupan sang khalifah yang demikian ini berlangsung terus-menerus sampai Bagdad ditundukkan oleh Hulagu Khan, cucu Jenghis Khan.

Hulagu dengan sangat mudah menghancurkan kota Bagdad dan membunuh Khalifah Abbasiyah yang terakhir, yakni al-Musta’si. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M yang menandai akhir masa kekuasaan dinasti Abbasiyah.
E. DRACULA, PEMBANTAI UMAT ISLAM DALAM PERANG SALIB

1. Membongkar Sebuah Kebohongan

Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi fiksi.

Bermula dari novel buah karya Bram Stoker yang berjudul Dracula, sosok nyatanya kemudian semakin dikaburkan lewat film-film seperti Dracula’s Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoorof of Dracula (1958), Nosferatu (1922)-yang dibuat ulang pada tahun 1979-dan film-film sejenis yang terus-menerus diproduksi.

Lantas, siapa sebenamya Dracula itu?

Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas secara tuntas. Dalam buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan pangeran Wallachia , keturunan Vlad Dracul.

Dalam uraian Hyphatia tersebut sosok Dracula tidak bisa dilepaskan dari menjelang periode akhir Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ottoman-sebagai wakil Islam-dan Kerajaan Honggaria-sebagai wakil Kristen-semakin memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling mengalahkan untuk merebutkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai, baik yang berada di Eropa maupun Asia . Puncak dari peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel- benteng Kristen-ke dalam penguasaan Kerajaan Turki Ottoman.

Dalam babakan Perang Salib di atas Dracula merupakan salah satu panglima pasukan Salib. Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantain terhadap umat Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara-yang cara-cara tersebut bisa dikatakan sangat biadab-yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula.

Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya dilancipkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut, kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika penyulaan berlangsung penulis mengutip pemaparan Hyphatia:

“Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai. Para prajurit melakukan perintah tersebut dengan cekatakan seolah robot yang telah dipograM Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pemah mereka alami.”

Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:

“Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajal.”

Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama, pembantaian yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya. Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot akan enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri.

Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania , Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan pasti akan diambil sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.

Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan siapa sebenamya Dracula. Seperti yang telah dipaparkan di atas, baik lewat karya fiksi maupun film, mereka berusaha agar jati diri dari sosok Dracula yang sebenamya tidak terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat-khususny a umat Islam sendiri-yang mengetahui tentang siapa sebenamya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan vampir yang haus darah.

Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah umum diketahui bahwa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak bisa dilepaskan dari dua benda, bawang putih dan salib. Konon kabamya hanya dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan. Menurut Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk menghapus pahlawan dari musuh mereka-pahlawan dari pihak Islam-dan sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka.

Siapa pahlawan yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mahmud II (di Barat dikenal sebagai Sultan Mehmed II). Sang Sultan merupakan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov.

Namun kenyataan ini berusaha dimungkiri oleh Barat. Mereka berusaha agar merekalah yang bisa mengalahkan Dracula. Maka diciptakanlah sebuah fiksi bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan oleh salib. Tujuan dari semua ini selain hendak mengaburkan peranan Sultan Mahmud II juga sekaligus untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling superior, yang bisa mengalahkan Dracula si Haus Darah. Dan, sekali lagi usaha Barat ini bisa dikatakan berhasil.

Selain yang telah dipaparkan di atas, buku “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna ini, juga memuat hal-hal yang selama tersembunyi sehingga belum banyak diketahui oleh masyarakat secara luas. Misalnya tentang kuburan Dracula yang sampai saat ini belum terungkap dengan jelas, keturunan Dracula, macam-macam penyiksaan Dracula dan sepak terjang Dracula yang lainnya.

Sebagai penutup tulisan ini penulis ingin menarik suatu kesimpulan bahwa suatu penjajahan sejarah tidak kalah berbahayanya dengan bentuk penjajahan yang lain-politik, ekonomi, budaya, dll. Penjajahan sejarah ini dilakukan secara halus dan sistematis, yang apabila tidak jeli maka kita akan terperangkap di dalamnya.

Oleh karena itu, sikap kritis terhadap sejarah merupakan hal yang amat dibutuhkan agar kita tidak terjerat dalam penjajahan sejarah. Sekiranya buku karya Hyphatia ini-walaupun masih merupakan langkah awal-bisa dijadikan pengingat agar kita selalu kritis terhadap sejarah karena temyata penjajahan sejarah itu begitu nyata ada di depan kita.

Wikipedia pun mengkonfirmasikan eksistensi historis Dracula yang membantai ribuan Muslim dengan cara menusuk/mensula.

F. SEPAK TERJANG TENTARA SALIB

Saat perang Salib, tentara Kristen, Jerman, Yahudi membantai orang Islam di jalan-jalan. Berbalik 180 derajat dengan perlakuan pasukan Islam terhadap pasukan Kristen. Simak akhlaq Salahuddin al-Ayyubi.

“Pemandangan mengagumkan akan terlihat. Beberapa orang lelaki kami memenggal kepala-kepala musuh; lainnya menembaki mereka dengan panah-panah, sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih lama dengan memasukkannya ke dalam api menyala.

Tumpukan kepala, tangan, dan kaki terlihat di jalan-jalan kota. Kami berjalan di atas mayat-mayat manusia dan kuda. Tapi ini hanya masalah kecil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Biara Sulaiman, tempat dimana ibadah keagamaan kini dinyanyikan kembali. Di sana, para pria berdarah-darah disuruh berlutut dan dibelenggu lehemya.”

1. Sepak Terjang Tentara Salib

Sampai abad ke-11 M, di bawah pemerintahan kaum Muslimin, Palestina merupakan kawasan yang tertib dan damai. Orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam hidup bersama. Kondisi ini tercipta sejak masa Khalifah Umar bin Khattab (638 M) yang berhasil merebut daerah ini dari kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Namun kedamaian itu seolah lenyap ditelan bumi begitu Tentara Salib datang melakukan invasi.

Ceritanya bermula ketika orang-orang kekhalifahan Turki Utsmani merebut Anatolia (Asia Kecil, sekarang termasuk wilayah Turki) dari kekuasaan Alexius I. Petinggi kaum Kristen itu segera minta tolong kepada Paus Urbanus II, guna merebut kembali wilayah itu dari cengkeraman kaum yang mereka sebut “orang kafir”.

Paus Urbanus II segera memutuskan untuk mengadakan ekspedisi besar-besaran yang ambisius (27 November 1095). Tekad itu makin membara setelah Paus menerima laporan bahwa Khalifah Abdul Hakim-yang menguasai Palestina saat itu-menaikkan pajak ziarah ke Palestina bagi orang-orang Kristen Eropa. “Ini perampokan! Oleh karena itu, tanah suci Palestina harus direbut kembali,” kata Paus.

Perang melawan kaum Muslimin diumumkan secara resmi pada tahun 1096 oleh Takhta Suci Roma. Paus juga mengirim surat ke semua raja di seluruh Eropa untuk ikut serta. Mereka dijanjikan kejayaan, kesejahteraan, emas, dan tanah di Palestina, serta surga bagi para ksatria yang mau berperang.

Paus juga meminta anggota Konsili Clermont di Prancis Selatan-terdiri atas para uskup, kepala biara, bangsawan, ksatria, dan rakyat sipil-untuk memberikan bantuan. Paus menyerukan agar bangsa Eropa yang bertikai segera bersatu padu untuk mengambil alih tanah suci Palestina. Hadirin menjawab dengan antusias, “Deus Vult!” (Tuhan menghendakinya!)

Dari pertemuan terbuka itu ditetapkan juga bahwa mereka akan pergi perang dengan memakai salib di pundak dan baju. Dari sinilah bermula sebutan Perang Salib (Crusade). Paus sendiri menyatakan ekspedisi ini sebagai “Perang Demi Salib” untuk merebut tanah suci.

Mobilisasi massa Paus menghasilkan sekitar 100.000 serdadu siap tempur. Anak-anak muda, bangsawan, petani, kaya dan miskin memenuhi panggilan Paus. Peter The Hermit dan Walter memimpin kaum miskin dan petani. Namun mereka dihancurkan oleh Pasukan Turki suku Seljuk di medan pertempuran Anatolia ketika perjalanan menuju Baitul Maqdis (Yerusalem).

Tentara Salib yang utama berasal dari Prancis, Jerman, dan Normandia (Prancis Selatan). Mereka dikomandani oleh Godfrey dan Raymond (dari Prancis), Bohemond dan Tancred (keduanya orang Normandia), dan Robert Baldwin dari Flanders (Belgia). Pasukan ini berhasil menaklukkan kaum Muslimin di medan perang Antakiyah (Syria) pada tanggal 3 Juni 1098.

Sepanjang perjalanan menuju Palestina, Tentara Salib membantai orang-orang Islam Tentara Jerman juga membunuhi orang-orang Yahudi. Rombongan besar ini akhimya sampai di Baitul Maqdis pada tahun 1099. Mereka langsung melancarkan pengepungan, dan tak lupa melakukan pembantaian. Sekitar lima minggu kemudian, tepatnya 15 Juli 1099, mereka berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum Muslimin. Kota ini akhimya dijadikan ibukota Kerajaan Katolik yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah.

2. Teladan Shalahuddin Al-Ayyubi

Pada tahun 1145-1147 pecah Perang Salib II. Namun perang besar-besaran terjadi pada Perang Salib III. Di pihak Kristen dipimpin Phillip Augustus dari Prancis dan Richard “Si Hati Singa” dari Inggris, sementara kaum Muslimin dipimpin Shalahuddin Al-Ayyubi.

Pada masa itu, Kekhalifahan Islam terpecah menjadi dua, yaitu Dinasti Fathimiyah di Kairo (bermazhab Syi’ah) dan Dinasti Seljuk yang berpusat di Turki (bermazhab Sunni). Kondisi ini membuat Shalahuddin prihatin. Menurutnya, Islam harus bersatu untuk melawan Eropa-Kristen yang juga bahu-membahu.

Pria keturunan Seljuk ini kebetulan mempunyai paman yang menjadi petinggi Dinasti Fathimiyyah. Melalui serangkaian lobi, akhimya Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menyatukan kedua kubu dengan damai.

Pekerjaan pertama selesai. Shalahuddin kini dihadapkan pada perilaku kaum Muslimin yang tampak loyo dan tak punya semangat jihad. Mereka dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Spirit perjuangan yang pemah dimiliki tokoh-tokoh terdahulu tak lagi membekas di hati.
Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallaM Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad.

Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya luar biasa. Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.

Salahuddin berhasil menghimpun pasukan yang terdiri atas para pemuda dari berbagai negeri Islam Pasukan ini kemudian berperang melawan Pasukan Salib di Hattin (dekat Acre, kini dikuasai Israel). Orang-orang Kristen bahkan akhimya terdesak dan terkurung di Baitul Maqdis. Kaum Muslimin meraih kemenangan (1187).

Dua pemimpin tentara Perang Salib, Reynald dari Chatillon (Prancis) dan Raja Guy, dibawa ke hadapan Salahuddin. Reynald akhimya dijatuhi hukuman mati karena terbukti memimpin pembantaian yang sangat keji kepada orang-orang Islam Namun Raja Guy dibebaskan karena tidak melakukan kekejaman yang serupa.

Tiga bulan setelah pertempuran Hattin, pada hari yang tepat sama ketika Nabi Muhammad diperjalankan dari Mekah ke Yerusalem dalam Isra’ Mi’raj, Salahuddin memasuki Baitul Maqdis. Kawasan ini akhimya bisa direbut kembali setelah 88 tahun berada dalam cengkeraman musuh.

Sejarawan Inggris, Karen Armstrong, menggambarkan, pada tanggal 2 Oktober 1187 itu, Shalahuddin dan tentaranya memasuki Baitul Maqdis sebagai penakluk yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang mulia. Tidak ada dendam untuk membalas pembantaian tahun 1099, seperti yang dianjurkan Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 127: “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaran itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.”

Permusuhan dihentikan dan Shalahuddin menghentikan pembunuhan. Ini sesuai dengan firman dalam Al-Qur`an: “Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap orang-orang yang zhalim.” (Al-Baqarah: 193).

Tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan. Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah. Shalahuddin bahkan menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Ia membebaskan banyak tawanan, meskipun menyebabkan keputusasaan bendaharawan negaranya yang telah lama menderita. Saudara lelakinya, Al-Malik Al-Adil bin Ayyub, juga sedih melihat penderitaan para tawanan sehingga dia meminta Salahuddin untuk membawa seribu orang di antara mereka dan membebaskannya saat itu juga.

Beberapa pemimpin Muslim sempat tersinggung karena orang-orang Kristen kaya melarikan diri dengan membawa harta benda, yang sebenamya bisa digunakan untuk menebus semua tawanan. [Uskup] Heraclius membayar tebusan dirinya sebesar sepuluh dinar seperti halnya tawanan lain, dan bahkan diberi pengawal pribadi untuk mempertahankan keselamatan harta bendanya selama perjalanan ke Tyre (Libanon).

Shalahuddin meminta agar semua orang Nasrani Latin (Katolik) meninggalkan Baitul Maqdis. Sementara kalangan Nasrani Ortodoks–bukan bagian dari Tentara Salib-tetap dibiarkan tinggal dan beribadah di kawasan itu.

Kaum Salib segera mendatangkan bala bantuan dari Eropa. Datanglah pasukan besar di bawah komando Phillip Augustus dan Richard “Si Hati Singa”.

Pada tahun 1194, Richard yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dalam sejarah Inggris, memerintahkan untuk menghukum mati 3000 orang Islam, yang kebanyakan di antaranya wanita-wanita dan anak-anak. Tragedi ini berlangsung di Kastil Acre. Meskipun orang-orang Islam menyaksikan kekejaman ini, mereka tidak pemah memilih cara yang sama.

Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin secara sembunyi-sembunyi berusaha mendatanginya. Ia mengendap-endap ke tenda Richard. Begitu tiba, bukannya membunuh, malah dengan ilmu kedokteran yang hebat Shalahudin mengobati Richard hingga akhirnya sembuh.

Richard terkesan dengan kebesaran hati Shalahuddin. Ia pun menawarkan damai dan berjanji akan menarik mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa. Mereka pun menandatangani perjanjian damai (1197). Dalam perjanjian itu, Shalahuddin membebaskan orang Kristen untuk mengunjungi Palestina, asal mereka datang dengan damai dan tidak membawa senjata. Selama delapan abad berikutnya, Palestina berada di bawah kendali kaum Muslimin.

Perang Salib IV berlangsung tahun 1204. Bukan antara Islam dan Kristen, melainkan antara Takhta Suci Katolik Roma dengan Takhta Kristen Ortodoks Romawi Timur di Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki).

Pada Perang Salib V berlangsung tahun 1218-1221. Orang-orang Kristen yang sudah bersatu berusaha menaklukkan Mesir yang merupakan pintu masuk ke Palestina. Tapi upaya ini gagal total.

Kaisar Jerman, Frederick II (1194-1250), mengobarkan Perang Salib VI, tapi tanpa pertempuran yang berarti. Ia lebih memilih berdialog dengan Sultan Mesir, Malik Al-Kamil, yang juga keponakan Shalahuddin. Dicapailah Kesepakatan Jaffa. Isinya, Baitul Maqdis tetap dikuasai oleh Muslim, tapi Betlehem (kota kelahiran Nabi Isa ‘alaihis-salaam) dan Nazareth (kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dikuasai orang Eropa-Kristen.
Dua Perang Salib terakhir (VII dan VIII) dikobarkan oleh Raja Prancis, Louis IX (1215-1270). Tahun 1248 Louis menyerbu Mesir tapi gagal dan ia menjadi tawanan. Prancis perlu menebus dengan emas yang sangat banyak untuk membebaskannya.

Tahun 1270 Louis mencoba membalas kekalahan itu dengan menyerang Tunisia. Namun pasukannya berhasil dikalahkan Sultan Dinasti Mamaluk, Bibars. Louis meninggal di medan perang.

Sampai di sini periode Perang Salib berakhir. Namun, beberapa sejarawan Katholik menganggap bahwa penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad II Al-Fatih dari Turki (1453) juga sebagai Perang Salib. Penaklukan Islam oleh Ratu Spanyol, Isabella (1492), juga dianggap Perang Salib.
G. LIKU-LIKU PERANG SALIB

Perang besar bemuansa keagamaan yang pemah terjadi dalam sejarah ialah Perang Salib. Sebutan tersebut merupakan terjemahan dari perkataan Crusade, penamaan yang diberikan orang Barat sendiri karena tujuan peperangan ini ialah merebut kota suci Yerusalem tempat Salib Suci disimpan.

Perang ini terjadi bukan satu dua kali, tetapi secara beruntun dalam enam gelombang. Rentang masa peperangan pun sangat lama, hampir dua abad, antara tahun 1096 hingga 1270 M Perang-perang kecil sering terjadi menyelingi jeda enam perang besar yang terjadi secara bergelombang itu.

Dampak Persang Salib luar biasa, baik bagi bangsa Eropa maupun terhadap kaum Muslimin. Selain kehancuran pranata sosial, ekonomi dan politik ketika perang berkecamuk, perang ini selama berabad-abad sangat mempengaruhi corak hubungan Dunia Barat dan Dunia Islam, yang dianggap merupakan “dunia yang selebihnya’ atau “yang lain” dilihat dari sudut pandang Barat. Penyair Jabra Ibrahim Jabra menggambarkan hubungan Barat dan Islam sebagai hubungan “cinta bercampur benci” yang tumpang tindih dan silang menyilang dari waktu ke waktu.

Dampak lain yang terus mempengaruhi pandangan Barat terhadap Islam ialah seperti dikemukakan G. H. Jansen dalam bukunya Militant Islam (1979): “Sungguh menjemukan dan menyakitkan apabila kita harus mengulangi setiap argumen licik para penulis polemis Kristen dan Barat, yang sama sekali tidak kristiani, terhadap Islam terutama terhadap pribadi Nabi Muhammad.

Menurut mereka pada hakikatnya Muhammad adalah seorang pelbegu (penyembah berhala) yang rendah, namun dengan pandainya memperoleh kekuasaan, menjaganya dengan cara berpura-pura menerima wahyu da menyebarkan agamanya dengan kekerasan dan mengizinkan pengikutnya melakukan praktik-praktik cabul seperti dilakukannya sendiri.” (h. 60).

Perang Salib I terjadi antara tahun 1096-1099 dengan kekalahan di pihak tentara Muslim, yang terutama diwakili oleh pasukan Bani Saljug, dinasti Turk yang baru saja menguasai Persia dan Asia Barat. Kekalahan tersebut menyebabkan tentara Salib dapat menduduki Yerusalem. Orang-orang Islam dan Yahudi yang menjadi penduduk Palestina kala itu digiring ke tempat penyembelihan dan yang selamat melarikan diri serta berpencaran ke banyak negeri di sekitamya. Pasukan Salib ketika itu didukung oleh 300.000 tentara reguler yang direkrut dari seluruh Eropa.

Perang Salib II terjadi antara 1147-1149, dan Perang Salib III antara 1189-1192. Perang Salib II tidak begitu seru karena kurang didukung oleh negara-negara lain di Eropa kecuali Perancis. Ketika Perang Salib III meletus, Damaskus (Syria sekarang) berada di bawah pemerintahan Bani Mamalik, sebuah dinasti Turk lain yang menyingkirkan Bani Saljug.

Bukan mudah bagi pasukan Mamalik menghadapi pasukan Salib yang jumlahnya besar, sebab dia harus menyingkirkan lebih dulu pasukan Bani Fatimiyah yang juga ingin merebut Yerusalem dan berkeinginan menjadi pusat penyebaran ajaran Ismailiyah.

Tetapi di bawah pimpingan Salahuddin al-Ayubi, dokter dan panglima perang keturunan suku Kurdi, tentara Fatimiyah dapat dihancurkan. Baru dia dapat menghadapi pasukan Salib.

Perang Salib IV terjadi antara 1195-1198. Perang Salib V antara 1201-1204. Perang Salib VI antara 1217-1228. Namun secara resmi perang ini dihentikan pada tahun 1270 dengan gencatan senjata menyeluruh dan perjanjian damai. Perang Salib VI berkobar di wilayah Syria dan Libanon. Pada waktu yang sama, negeri Islam lain di sebelah timur, yaitu wilayah Iraq, Iran, Azerbaijan.

Turkmenistan dan Uzbeskitan sekarang (dulu dua yang terakhir ini disebut Khwarizmi dan Transoxiana) diharu-biru oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Jengis Khan dan anak cucunya seperti Ogotai, Hulagu Khan, dan lain sebagainya. Tak mengherankan betapa beratnya perjuangan kaum Muslimin ketika itu. Dalam kenyataan kemudian terjalin konspirasi antara penguasa Mongol dan pasukan Salib untuk secara sistematis menghancurkan agama Islam.

Mengenai Perang Salib I, William K. Langer mengatakan bahwa salah satu sebab timbulnya Perang Salib I ialah: “Permintaan kaisar Byzantium untuk membalas kekalahannya dari tentara Saljug dalam Perang Manzikert pada tahun 1071 di Armenia, yang menyebabkan ditaklukkannya sebagian wilayah Anatolia/Asia Kecil oleh pasukan Muslimin.

Permintaan itu ditujukan kepada Paus Gregorius VII. Setelah bala bantuan datang dari berbagai negara Eropa, sebanyak 300.000 tentara reguler, Paus Gregorius VII mengubah bantuan militer itu menjadi Perang Suci (Perang Salib) melawan tentara Islam, yang dianggapnya kafir (Encyclopaedia of World History 1956:255).

Hasrat Byzantium untuk membalas kekalahan dalam Perang Manzikert itu ditambah lagi dengan berita-berita buruk yang disebarkan para peziarah Kristen ke Yerusalem setelah mereka pulang ke kampung halamannya. Mereka menyebarkan berita bahwa orang Kristen di Yerusalem dan Palestina banyak yang dianiaya dan disiksa oleh pasukan Daulah Saljug. Ini menimbulkan kemarahan kaisar Byzantium di Konstantinopel.

Berita pun segera tersebar ke seluruh daratan Eropa yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Pada masa itu pula terjadi pergolakan intemal dalam tubuh gereja Kristen/Katholik. Gereja Romawi dan Gereja Yunani Ortodoks saling bersaing dalam merebut kepemimpinan umat Kristen. Paus Gregorius (1075-1085) di Roma berkeinginan menjadikan Perang Salib itu sebagai upaya menyatukan Dunia Kristen.

Sementara itu tentara Salib sedang digodog, Paus Gregorius VII diganti oleh Paus Victor II dan Paus Victor II segera diganti pula oleh Paus Urbanus II (1088-1099). Ketika Paus Urbanus II naik tahta, muncul pula Paus tandingan berkedudukan di Auvergne, Perancis, yaitu Paus Clement III (1084-1100 M).

Kaisar Alexius dari Byzantium sementara meminta bantuan kepada Paus di Roma, juga menghimbau kepada seluruh pemeluk agama Kristen di Eropa. Di antara imbauannya itu berbunyi sbb. Bahwa barang siapa yang berani bergabung dengan tentara Salib, sebagai balas jasanya kelak akan dilimpahi kekayaan dan memperoleh wanita-wanita Yunani yang cantik jelita.

Imbauan itu disampaikan melalaui tahta suci Paus di Roma dan melalui gereja-gereja di seluruh Eropa. Namun semangat tentara Salib berkobar-kobar terutama disebabkan khotbah keliling seorang rahib, Peter the Hermit. Seraya menyampaikan pesan dari Paus Urbanus II, bahwa mereka yang bersedia menuju medan perang, akan mendapat pengampunan dosa, walaupun dahulunya dia seorang penyamun dan penjahat.

Penetapan keberangkatan tentara Salib I diputuskan pada tanggal 15 Agustus 1095. Segera pada permulaan tahun 1096 terjadi pertempuran besar-besaran di Anatolia dan Armenia. Mula-mula pertempuran dahsyat meletus di Nicae, sebuah kota di Selat Bosporus, kemudian merembet ke Dorylinea, Edessa dan Antiokia (dalam wilayah Armenia. Dari serbuan dilanjutkan ke Yerusalem, setelah pasukan Islam berhasil diluluhlantakkan.

Namun sebelum tentara Salib mencapai Yerusalem, terdengar kabar bahwa pasukan Daulah Fathimiyah dari Mesir menyerbu Yerusalem dan berhasil merebutnya dari tangan pasukan Saljug. Ini membuat ciut pasukan Salib. Sampai musim semi dan musim panas tahun 1098 tidak ada gerakan dari pasukan Salib. Gerakan menyerbu Yerusalem baru diputuskan pada bulan Mei 1099 atas kebijaksanaan Count Raymond.

Dengan kekuatan 1500 pasukan berkuda dan 10. 000 pasukan jalan kaki, mereka menyerbu YerusaleM Melalui pertempuran yang sengit pada akhimya Yerusalem dapat direbut dari pasukan Fathimiyah, yaitu pada bulan Juli 1099. Selama 40 hari kota itu dikepung pasukan Salib. Banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak.

Dalam buku Historian’s History (h. 352) misalnya ditulis: “Korban yang berlumuran darah dipersembahkan seakan binatang korban kepada Tuhan; perlawanan kecil sekalipun dari orang Islam, tanpa memandang usia dan jenis kelamin, menimbulkan kemarahan mereka yang luar biasa berang; tiga hari lamanya mereka hanyut dalam pembunuhan massal; dan tubuh-tubuh mayat yang terkapar itu menimbulkan penyakit menular.

Setelah tujuh puluh ribu orang Islam ditebas dengan pedang, dan orang-orang Yahudi yang malang dibakar dalam rumah-rumah ibadahnya, maka masih ada lagi kumpulan tawanan yang besar jumlahnya, yang karena kepentingan tertentu maupun karena kelelahan, pada akhimya dibiarkan saja. Dari sekian banyak pahlawan Perang Salib yang ganas itu, hanya tinggal Tancred saja yang masih memperlihatkan sedikit rasa kasihan.”

Setelah peristiwa itu status Yerusalem lantas dirubah menjadi kerajaan otonom yang diperintah oleh raja Baldwin I (1100-1118) dan dia digantikan oleh Baldwin II (1118-1131). Selama pemerintahan kedua raja ini terjadi beberapa peperangan susulan dalam skala terbatas antara tentara Salib dan tentara Islam Khususnya di wilayah-wilayah berdekatan dengan Yerusalem seperti Syria, Libanon, Armenia, Anatolia dan Georgia.

Di antara perang susulan ini terjadi pada tahun 1112 M, bertepatan dengan kesibukan pasukan Islam menghadapi pertempuran melawan suku-suku Kirgh yang ingin menaklukkan Armenia dan Kaukasus. Pasukan Salib menganggap bahwa pada saat itu sangat tepat untuk menundukkan pasukan Islam yang telah kembali menguasai Armenia. Tetapi perkiraan Raja Baldwin II keliru.

Di bawah pimpinan Amir Toghrukhin (1103-1128) pasukan Islam menggagalkan serangan pasukan Salib yang memasuki Antiokia. Malahan raja Baldwin II berhasil ditawan dan hanya dapat dibebaskan dengan uang tebusan dalam jumlah besar. Setelah peristiwa itu terjadi beberapa peperangan lain di wilayah Syria dan Anatolia antara pasukan Islam melawan pasukan ByzantiuM Pada waktu itu pasukan Islam diserang lagi oleh pasukan Salib yang dipimpin raja Baldwin II. Serangan ditujukan ke Aleppo dan Damaskus, namun sekali lagi pasukan Salib dikalahkan.

Perang Salib II berlangsung antara tahun 1147-1149 M Berbeda dengan Perang Salib I yang timbul secara spontan dan mendapat dukungan rakyat banyak, Perang Salib II hanya didukung oleh raja-raja dan pangeran-pangeran. Kebanyakan pasukan yang dikirim berasal dari tentara kerajan Perancis di bawah pimpinan Raja Louis VII (1137-1180) dan tentara kerajaan Jerman di bawah pimpinan Raja Conrad III (1138-1152 M). Rencana perang itu sendiri datang dari Paus Eugenius II (1145-1153 M).

Pasukan Perancis dan Jerman mengalami kekalahan telak di tangan pasukan Amir Mas`ud I. Sebagian pasukan Conrad III memang telah mencapai Damaskus, tetapi gagal menembus pertahanan tentara MusliM Conrad III sendiri jatuh sakit dan akhimya dipulangkan ke Jerman setelah dirawat di Konstantinopel. Sedangkan Pasukan Louis VII dipukul mundur oleh pasukan Nuruddin Zanki di Antiokia. Sebagian pasukannya turut berperang di Damaskus, tetapi mengalami kekalahan dan pada akhimya Raja Louis VII dan tentaranya kembali ke Perancis melalui jalan laut.

Perang Salib III (1189-1192) timbul disebabkan didudukinya kembali Yerusalem oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Sultan Salahuddin al-Ayubi , jenderal keturunan suku Kurdi yang legendaris. Uskup Agung William di Tyre, Paus Clement III (1187-1191) menyerukan raja-raja Eropa dan orang Kristen merebut kembali YerusaleM Dalam perang kali ini tentara Salib tidak berhasil merekrut tentara dalam jumlah besar dan mengalami kekalahan besar. Genjatan senjata diumumkan pada tahun 1192 dan raja Richard I yang memimpin pasukan Inggeris mengusulkan agar Amir Turan Syah, saudara Salahuddin al-Ayubi, menikahi saudarinya Putri Joanna.

Perang Salib IV (1195-1198) terjadi setelah wafatnya Sultan Salahuddin al-Ayyubi pada tahun 1193 dalam usia 80 tahun. Pergantian pimpinan pemerintahan di Syria, Palestina dan Mesir lebih jauh menghidupkan harapan Paus Calestine II (1191-1198) untuk merebut kembali YerusaleM Dia memerintahkan Ordo St John mengorganisasikan angkatan Perang Salib IV. Dalam perang ini kekalahan telak kembali menimpa pasukan Salib.

Perang Salib V (1201-1204) timbul atas rencana Paus Innocent III (1198-1216) untuk menyatukan Gereja Yunani Ortodoks ke dalam Gereja Romawi. Karena keuangan tidak cukup, Paus tidak dapat mengirim tentara dalam jumlah besar. Bahkan sebelum bertempur melawan pasukan Islam, pasukan Salib yang dipimpin oleh raja Venezia harus berperang melawan pasukan Hongaria dan juga dengan pasukan Kristen Byzantium di Konstantinopel. Perang Salib V memang tidak dimaksudkan untuk merebut Yerusalem, tetapi membasmi raja-raja Kristen yang dianggap menyebarkan bid’ah di kalangan penganut Nasrani.

Perang Salib VI terjadi antara tahun 1217 dan 1221 M Sasaran utamanya ialah untuk menaklukkan Mesir. Mengapa? Sebab jika Mesir dapat ditaklukkan maka penaklukan Yerusalem akan menjadi lebih mudah. Namun sekali lagi tentara Salib gagal menghancurkan pasukan Islam Pada tahun 1211 M kedua pihak yang berperang menandatangani perjanjian damai yang dikenal dengan nama Treaty of 1221 AD.

Tetapi sayang perjanjian ini dilanggar tidak lama kemudian, sehingga beberapa peperangan skala kecil meletus secara berkala sampai akhimya padam pada tahun 1270 M Ketika itu seluruh wilayah kekhalifatan Abbasiyah, yang meliputi Iran, Iraq, Uzbekistan, Turkmenistan, Azerbaijan, dan sekitamya telah dikuasai oleh penguasa Mongol keturunan Jengis Khan dan Hulagu Khan.

Terhentinya Perang Salib itu dimanfaatkan oleh penguasa Kristen untuk membangun konspirasi dengan penguasa Mongol dalam rangka menghancurkan dunia Islam Mereka menginginkan penguasa Mongol memeluk agama Kristen. Upaya ini pada mulanya berhasil, tetapi menjelang akhir abad ke-13 M penguasa dan bangsa Mongol memeluk agama Islam dan berbalik menjadi pelindung kebudayaan Islam.

Di lain hal kendati pasukan Salib mengalami kekalahan, mereka berhasil membawa pulang banyak khazanah Islam yang sangat berharga ke Eropa. Di antara khazanah itu ialah naskah dan buku-buku ilmu pengetahuan, filsafat, kesusastraan, dan kitab-kitab agama. Kitab-kitab itu dikaji dengan cermat dan yang dianggap penting diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin.

Kegiatan tersebut dua abad kemudian melahirkan apa yang kita kenal sebagai Renaissance. Di lain hal justru pasca Perang Salib dan penaklukan bangsa Mongol itulah agama Islam kian tersebar menjangkau wilayah-wilayah yang jauh lebih luas yang pemah dicapai sebelumnya. Misalnya ke Afrika Barat dan pedalaman benua itu, serta India, kepulauan Nusantara dan Cina Selatan yaitu Yunan di Timur.
H. HASIL PERANG SALIB

Perang Salib adalah perang agama yang terjadi selama hampir tiga abad sebagai reaksi umat Kristen di Eropa terhadap umat Islam di Asia yang dianggap sebagai pihak penyerang. Perang ini terjadi karena sejak tahun 632 sampai meletusnya Perang Salib sejumlah kota-kota penting dan tempat suci umat Kristen telah diduduki oleh umat Islam, seperti Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sicilia. Disebut Perang Salib karena ekspedisi militer Kristen mempergunakan salib sebagai simbol pemersatu untuk menunjukkan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci dan bertujuan untuk membebaskan kota suci Baitul Maqdis (Yerusalem) dari tangan orang-orang Islam (Dewan Redaksi, 1997:240)

Faktor Penyebab Terjadinya Perang Salib

Adapun yang menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya Perang Salib adalah faktor agama, politik, dan sosial ekonomi (Dewan Redaksi, 1997:240). Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dari faktor-faktor tersebut, penulis berusaha menjelaskan satu persatu dari setiap faktor itu.

1. Faktor Agama

Sejak Dinasti Seljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti Fatimiyah pada tahun 1070 M bertepatan pada tahun 471 H, pihak Kristen merasa tidak bebas lagi memunaikan ibadah ke sana. Hal ini disebabkan karena para penguasa Seljuk menetapkan sejumlah peraturan yang dianggap mempersulit mereka yang hendak melaksanakan ibadah ke Baitul Maqdis. Bahkan mereka yang pulang berziarah sering mengeluh karena mendapat perlakuan jelek dari orang-orang Seljuk yang fanatik. Umat Kristen merasa perlakuan para penguasa Dinasti Seljuk sangat berbeda dengan para penguasa Islam lainnya yang pemah menguasai kawasan itu sebelumnya (Dewan Redaksi, 1997:240).

Perlu diketahui, bahwa Dinasti Seljuk ialah dinasti yang pemah memerintah Kekhilafahan Abbasiyah setelah Dinasti Buwaih pada tahun 1055 M-1194 M (Yatim, 2003:50). Dinasti Seljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku Ghuz di wilayah Turkistan. Pada abad kedua, ketiga, dan keempat hijrah mereka pergi ke arah barat menuju Transoxiana dan Khurasan. Ketika itu mereka belum bersatu, dan dipersatukan oleh Seljuk ibn Tuqaq, karenanya mereka disebut orang-orang Seljuk (Yatim, 2003:73)

Termasuk juga faktor agama yaitu, adanya perasaan keagamaan yang kuat dikalangan umat Kristen. Mereka meyakini kekuatan gereja dan kemampuannya untuk menghapus dosa walaupun dosa itu setinggi langit (Al-Wakil,1998:165.

2. Faktor Politik

Kekalahan Bizantium -sejak 330 disebut Konstantinopel (Istambul)- di Manzikart (Malazkird atau Malasyird, Armenia) pada tahun 1071 M dan jatuhnya Asia Kecil ke bawah kekuasaan Seljuk, telah mendorong Kaisar Alexius I Commenus (Kaisar Konstantinopel) untuk meminta bantuan kepada Paus Urbanus II (1035-1099; menjadi Paus dari 1088 sampai 1099) dalam usahanya untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan Dinasti Seljuk. Paus Urbanus II bersedia membantu Bizantium karena janji Kaisar Alexius untuk tunduk di bawah kekuasaan Paus di Roma dan harapan untuk dapat mempersatukan gereja Yunani dan Roma (Dewan Redaksi, 1997:240). Oleh karena itu Paus Urbanus II berpidato kepada seluruh umat Kristen Eropa di Clermont pada tahun 1095 M untuk melakukan perang suci. Dia juga mengetahui berbagai kesuksesan Kristen di Spanyol, yang mencapai puncaknya dengan direbutnya Toledo, dan penaklukan di Sisilia (Watt, 1990:255).

Di lain pihak, kondisi kekuasaan Islam pada waktu itu sedang melemah, sehingga orang-orang Kristen di Eropa berani untuk ikut mengambil bagian dalam Perang Salib. Ketika itu Dinasti Seljuk di Asia Kecil sedang mengalami perpecahan, Dinasti Fatimiyah di Mesir dalam keadaan lumpuh, sementara kekuasaan Islam di Spanyol semakin goyah. Situasi semakin bertambah parah karena adanya pertentangan segitiga antara Khalifah Fatimiyah di Mesir, Khalifah Abbasiyah di Baghdad, dan Amir Umayyah di Cordoba yang memproklamasikan dirinya sebagai Khalifah. Situasi yang demikian mendorong penguasa-penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu-persatu daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti dinasti-dinasti kecil di Edessa (ar-Ruha’) dan Baitul Maqdis (Dewan Redaksi, 1997:240).

3. Faktor Sosial Ekonomi

Pedagang-pedagang besar yang berada di pantai timur Laut Tengah, terutama yang berada dikota Venezia, Genoa, dan Pisa, berambisi untuk menguasai sejumlah kota-kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan dagang mereka. Untuk itu mereka rela menanggung sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka apabila pihak Kristen Eropa memperoleh kemenangan. Hal itu dimungkinkan karena jalur Eropa akan bersambungt dengan rute-rute perdagangan di Timur melalui jalur strategis tersebut

Di samping itu, stratifikasi sosial masyarakat Eropa itu terdiri dari tiga kelompok, yaitu kaum gereja, kaum bangsawan serat kesatria, dan rakyat jelata. Meskipun kelompok yang terakhir ini merupakan mayoritas di dalam masyarakat, tetapi mereka menempati kelas yang paling rendah. Kehidupan mereka sangat tertindas dan terhina, mereka harus tunduk kepada para tuan tanah yang sering bertindak semena-semena dan mereka dibebani berbagai pajak serta sejumlah kewajiban lainnya. Oleh karena itu, ketika mareka dimobilisasi oleh pihak gereja untuk turut mengambil bagian dalam Perang Salib dengan janji akan diberikan kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik bila perang dapat dimenangkan, mereka menyambut seruan itu secara spontan dengan berduyun-duyun melibatkan diri dalam perang tersebut.

Bagaimana Perang Salib Dimulai

Paus Urbanus II bersemangat terhadap gagasan memerangi kaum Muslimin, apalagi kondisinya katika itu sangat tepat bagi Sri Paus untuk memompa semangat dan menuruti bisikan hatinya yang penuh dengan kedengkian dan kebencian itu. Kondisi ketika itu teringkas dalam poin-poin berikut:

1. Kelemahan Dinasti Seljuk pasca wafatnya Malik Syah, akibatnya negara Seljuk terpecah-pecah.

2. Tidak adanya pemimpin yang kuat yang menyatukan perpecahan umat Islam dan membentuk pasukan yang tangguh guna mengusir setiap lawan yang bermaksud jahat kepadanya.

3. Beberapa kabilah pesisir telah masuk agama Kristen, ini berarti membuka jalan antara Eropa dan negara-negara Timur

4. Penaklukan Qarsinah di laut tengah dan berdirinya republik-republik kuat dan kaya raya di Italia seperti Januh dan Bunduqiyah. Republik-republik tersebut memiliki angkatan laut yang kuat untuk melindungi keselamatan bisnisnya.

5. Kemenangan Sri Paus dalam mengendalikan para raja dan para gubemur di Eropa.

Karena kondisi-kondisi di atas, Sri Paus berani mengumumkan terang-terangan permusuhannya dan kebenciannya kepada kaum Muslimin. Ia menyerukan diselenggarakannya kongres tahunan yang dihadiri oleh seluruh sekte agama Kristen di Eropa Barat. Seruan Sri Paus disambut sebagian besar umat Kristiani yang dihadiri 225 uskup gereja-gereja Eropa. Sri Paus berpidato di hadapan mereka dan membakar sentimentil para hadirin. Ia jelaskan kondisi terakhir Baitul Maqdis dan mengusulkan pembebasannya dari tangan kaum Muslimin. Para peserta kongres menjawab dengan bodohnya: “Itulah sebenamya yang dikehendaki Allah!”. Sri Paus puas dengan jawaban para peserta kongres kemudian ia pasang salib di atas lengan para sukarelawan sebagai tanda bahwa perang ini adalah suci (Al-Wakil, 1998:171).

Maka mulai saat itulah genderang perang ditabuh, dan perjalanan perang ini memakan waktu yang cukup lama dengan tiga periodesasi.

A. Periode Pertama atau Periode penaklukan (1096-1144)
Jalinan kerja sama antara Kaisar Alexius I dan Paus Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat Kristen, terutama akibat pidato Paus Urbanus II pada Konsili Clermont pada tanggal 26 November 1095 M Pidatonya ini bergema ke seluruh penjuru Eropa yang mengakibatkan seluruh negara Kristen mempersiapkan berbagai bantuan untuk mengadakan penyerbuan. Gerakan ini merupakan gerakan spontanitas yang diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Gerakan ini dipimpin oleh Pierre I’Ermite, Sepanjang jalan menuju Kontanstantinopel, mereka membuat keonaran, melakukan perampokan, dan bahkan terjadi bentrokan dengan penduduk Hongaria dan Bizantium, akhimya dengan mudah pasukan Salib dapat dikalahkan oleh pasukan Dinasti Seljuk (Dewan Redaksi, 1997:241)

Pasukan Salib angkatan berikutnya dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond. Gerakan kali ini merupakan ekspedisi militer yang terorganisasi dan rapi, dan mereka memperoleh kemenangan yang besar dengan menaklukan Nicea pada tanggal 18 Juni 1097 M, dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan Latin II di Timur dengan Bohemond sebagai raja. Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis pada tanggal 15 Juli 1099 M dan mendirikan kerajaan latin III dengan rajanya, Godfrey. Selanjutnya mereka berturut-turut menguasai kota Akka pada tahun 1104 M, Tripoli tahun 1109 M dengan mendirikan kerajaan Latin IV dan rajanya Raymond, kemudian kota Tyre pada tahun 1124 M(Yatim, 2003:77) .

B. Periode Kedua atau Periode Reaksi Umat Islam (1144-1192)

Jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan Islam ke tangan kaum salib membangkitkan Dibwah kepemimpinannya, ia meneruskan cita-cita ayahnya untuk membebaskan negara-negara Islam di Timur dari cengkeraman kaum salib. Termasuk kesadaran kaum Muslimin untuk menghimpun kekuatan guna menghadapi mereka. Di bawah komando Imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak, berhasil menaklukan kembali Aleppo, Haminah, dan Edessa pada tahun 1144 M Namun ia wafat tahun 1146 M, dan digantikan oleh putranya Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut kota Damaskus tahun 1147, Antiochea pada tahun 1149 M, dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali (Yatim, 2003:78). juga ia berhasil membebaskan Mesir pada tahun 1169 M (Dewan Redaksi, 1997:242).
Keberhasilan kaum muslimin meraih berbagai kemenangan menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus, dan Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Pada tahun 1 174 M Nuruddib wafat, dan pimpinan perang dipegang oleh Shalah al-Din al-Ayyubiyah di Mesir pada tahun 1175 M Akhimya Shalah al-Din dapat merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M Dengan demikian kerajaan Latin di Yerusalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir(Yatim,2003:78).

Jatuhnya Yerusalem ke tangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard the Lion Hart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Perancis, yang bergerak pada tahun 1189 M.

Ekspedisi militer salib kali ini dibagi dalam beberapa divisi. Sebagian menempuh jalan darat dan yang lainnya menempuh jalur laut. Frederick yang memimpin divisi darat tewas tenggelam dalam penyeberangannya di sungai Armenia, dekat kota ar-Ruha’. Sebagian tentaranya kembali, kecuali beberapa orang yang terus melanjutkan perjalannya di bawah pimpinan putra Frederick. Adapun kedua divisi lainnya yang menempuh jalur laut bertemu di Sicilia. Karena terjadi kesalahpahaman, akhimya mereka meninggalkan Sicilia secara terpisah, Richard menuju Cyprus dan mendudukinya dan selanjutnya menuju Syam (Suriah). Adapun Philip langsung menuju Acre (Akka) dan berhasil merebutnya yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Akan tetapi mereka tidak berhasil memasuki Palestina.

Pada tanggal 2 Nofember 1192 M, dibuat perjanjian damai atau gencatan senjata antara tentara salib dengan Shalah al-Din yang disebut dengan Shulh al-Ramlah (Yatim,2003:78). Inti perjanjian damai tersebut adalah : daerah pedalaman akan menjadi milik umat Islam, dan umat Kristen yang akan ziarah ke Baitul Maqdis akan terjamin keamanannya, sedangkan daerah pesisir utara, Acre dan Jaffa berada di bawah kekuasaan tentara salib (Dewan Redaksi,1997:242).

C. Periode Ketiga atau Periode Kehancuran Pasukan Salib (1193-1291 M)

Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum Palestina, dengan harapan dapat bantuan orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil, membuat perjanjian dengan Frederick, yang isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyat, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina, dengan syarat Frederick menjamin keamanan kaum muslimin di sana, dan Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria.

Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum muslimin pada tahun1247 M, di masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Mesir dikuasai dinasti Mamalik -yang menggantikan posisi dinasti Ayyubiyah- pimpinan perang dipegang oleh Baybars dan Qolawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum muslimin pada tahun 1291 M(Yatim,2003:79).

Dalam buku Ensiklopedi Islam dinyatakan bahwa Perang Salib ketiga ini dikenal sebagai periode kehancuran pasukan Salib, hal ini disebabkan karena periode ini lebih disemangati ambisi politik untuk memperoleh kekuasaan dan material, bukan motivasi karena agama. Tujuan utama mereka untuk membebaskan Baitul Maqdis mereka lupakan. Hal ini dapat dilihat katika pasukan Salib yang semula dipersiapkan menyerang Mesir temyata membelokkan haluan menuju Konstantinopel. Kota ini dapat direbut dan dikuasai dengan Baldwin sebagai rajanya. Dia adalah raja Roma-Latin pertama yang berkuasa di Konstantinopel (Dewan Redaksi,1997:242).

Dampak Perang Salib Terhadap Peradaban Islam

Akibat adanya perang Salib ini, walaupun umat Islam berhasil mempertahankan daerah-daerahnya dari tentara Salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali, karena peperangan ini terjadi di wilayah Islam Di antaranya adalah kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad (Yatim,2003:79).

Meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam Perang Salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah yang tidak temilai harganya karena mereka dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah sedemikian majunya. Bahkan kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari Timur-Islam menyebabkan lahimya renaisans di Barat. Kebudayaan yang mereka bawa ke Barat terutama dalam bidang militer, seni, perindustian, perdagangan, pertanian, astronomi, kesehatan, dan kepribadian.

Dalam bidang militer, dunia Barat menemukan persenjataan dan teknik berperang yang belum pemah mereka temui sebelumnya di negerinya, seperti penggunaan bahan-bahan peledak untuk melontarkan peluru, pertarungan senjata dengan menunggang kuda, teknik melatih burung merpati untuk kepentingan informasi militer, dan penggunaan alat-alat rebana dan gendang untuk memberi semangat kepada pasukan militer di medan perang.

Dalam bidang perindustrian, mereka menemukan kain tenun dan peralatannya di dunia Islam, kemudian mereka bawa ke negerinya, seperti kain muslin, satin, dan damas. Mereka juga menemukan berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat mengharumkan ruangan.

Sistem pertanian yang sama sekali baru di dunia Barat mereka temukan di Timur-Islam, seperti model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka macam, termasuk penemuan gula.

Hubungan pemiagaan dengan Timur-Islam menyebabkan mereka menggunakan mata uang sebagai alat tukar barang, yang sebelumnya mereka menggunakan sistem barter. Ilmu astronomi berkembang pada abad ke-9 di dunia Islam telah pula mempengaruhi lahimya berbagai observatorium di dunia Barat. Selain itu juga mereka meniru rumah sakit dan tempat pemandian.

Yang tidak kurang pentingnya adalah bahwa sikap dan kepribadian umat Islam di Timur pada waktu itu telah memberikan pengaruh positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan di Eropa yang sebelumnya tidak mendapat perhatian.

V. Pengaruh Perang Salib Terhadap Kekhilafahan Bani Abbasiyah

Perang salib yang berlangsung selama tiga abad itu temyata memberikan pengaruh yang besar terhadap kekhilafahan Bani Abbasiyah. Di samping faktor-faktor intemal, Perang Salib menjadi faktor ekstemal yang menyebabkan khilafah Abbasiyah lemah dan akhimya hancur. Kekuatan politik umat Islam saat itu menjadi lemah, sehingga banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad (Yatim,2003:79).

Sebagaimana telah disebutkan, orang-orang Kristen Eropa terpanggil untuk ikut andil berperang setelah Paus Urbanus II (1088-1099 M) mengeluarkan fatwanya. Perang Salib ini juga membakar semangat perlawanan orang-orang Kristen yang berada di wilayah kekuasaan Islam (Yatim,2003:85).

Pengaruh Perang Salib juga terlihat dalam penyerangan tentara Mongol. Hulagu Khan panglima tentara Mongol sangat membenci Islam karena dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian. Tentara Mongol setelah menghancurleburkan pusat-pusat Islam, mereka ikut memperbaiki Yerusalem (Yatim,2003:85).

Kesimpulan

Dari berbagai uraian dan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan, yaitu :

Perang Salib adalah perang antara umat Islam dan umat Kristen dengan disebabkan beberapa faktor seperti, faktor agama, politik dan sosial ekonomi.

Perang Salib berlangsung sejak tahun 1096 sampai tahun 1291 M dengan tiga periode, periode pertama adalah periode penaklukan (1096-1144 M), periode kedua adalah periode reaksi umat Islam (1144-1192 M), dan periode ketiga adalah periode kehancuran pasukan Salib (1193-1291 M).

Perang Salib ini berdampak negatif kepada peradaban Islam, dengan kata lain menguntungkan pihak Kristen. Di antaranya, kekuatan politik umat Islam menjadi lemah, sementara pihak Kristen dengan adanya Perang Salib itu dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang saat itu sudah maju. Seperti, bidang militer, perindustrian, pertanian, perdagangan atau pemiagaan, dan termasuk juga dalam ilmu astronomi dan kesehatan.

Perang Salib termasuk faktor ekstemal kelemahan dan kehancuran kekhilafahan Bani Abbasiyah. Karena terjadinya Perang Salib yang berlangsung selama tiga abad itu menyebabkan kekuatan politik umat Islam menjadi lemah.


Ditulis dalam Uncategorized
« Laman SebelumnyaLaman Berikutnya »